Paparan Topik | Asian Games

Perjalanan Asian Games dan Prestasi Indonesia

China kembali berhasil menjadi juara umum pada Asian Games di Hangzhou pada 23 September - 8 Oktober 2023. Prestasi itu menempatkan China sebagai negara yang mendominasi ajang Asian Games untuk ke-11 kalinya secara berturut-turut.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pembukaan Asian Games Hangzhou 2022 di Stadion Utama Hangzhou, Kompleks Olahraga Olimpiade Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Sabtu (23/9/2023) malam. Kota Hangzhou bermandikan cahaya warna-warni dengan sentuhan visual tiga dimensi dan augmented reality (AR). Presiden China Xi Jinping hadir dalam Pembukaan Asian Games 2022 tersebut.

Fakta Singkat

  • Asian Games perdana digelar di New Delhi, India pada Maret 1951.
  • Asian Games edisi ke-19 di Hangzhou, China pada 23 September – 8 Oktober 2023.
  • Federasi Asian Games (AGF) menyelenggarakan Asian Games dari 1951 hingga 1978, sementara Dewan Olimpiade Asia (OCA) menyelenggarakan ajang itu sejak 1982 hingga sekarang.
  • Sembilan negara telah menjadi tuan rumah Asian Games, yakni Thailand, China, Jepang, India, Indonesia, Filipina, Iran, Qatar, dan Korea Selatan.
  • China adalah peraih terbanyak juara umum dengan 11 kali juara secara berturut-turut sejak Asian Games 1982, sementara Jepang menjuarai sebanyak 8 kali secara berturut-turut sejak 1951.
  • Prestasi terbaik Indonesia, yakni peringkat ke-2 pada Asian Games ke-4 tahun 1962 saat menjadi tuan rumah. Sementara medali terbanyak diraih saat Indonesia menjadi tuan rumah pada 2018 di posisi ke-4 dengan 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu.
  • Cabang andalan kontingen Indonesia yang berpotensi mendapat medali, yakni panjat tebing, bulu tangkis, menembak, panahan, dayung, sepak takraw, wushu, angkat besi, karate, tenis, dan taekwondo.

Asian Games adalah kejuaran multievent olahraga terbesar di Asia yang diadakan setiap empat tahun sekali. Pesta olahraga terbesar itu awalnya diselenggarakan oleh Asian Games Federation (AGF) sejak edisi perdana di New Delhi, India pada tahun 1951, hingga 1978 di Bangkok, Thailand. Kemudian sejak 1982, pesta olahraga ini diselenggarakan oleh Dewan Olimpiade Asia (OCA), hingga sekarang.

Sebanyak sembilan negara telah menjadi tuan rumah Asian Games, yakni Thailand, China, Jepang, India, Indonesia, Filipina, Iran, Qatar, dan Korea Selatan. Sebanyak 46 negara anggota OCA telah berpartisipasi dalam ajang tersebut, termasuk Israel, yang dikeluarkan dari anggota federasi itu pada 1982.

Hingga tahun 2023, ajang empat tahunan itu sudah diselenggarakan sebanyak 19 kali. China dan Jepang merupakan negara yang paling banyak meraih predikat juara umum. Negeri Tirai Bambu meraih juara umum sebanyak 11 kali, yakni sejak Asian Games 1982 hingga Asian Games 2023, sementara Negeri Sakura menjadi juara pada edisi perdana tahun 1951 hingga 1978. Adapun Korea Selatan tercatat sebagai negara yang paling banyak menduduki peringkat ke-2, yakni sebanyak 9 kali pada tahun 1966, 1970, 1986.1990, 1998, 2002, 2006, 2010, dan 2014.

Indonesia yang tak pernah absen berpartisipasi di ajang tersebut, prestasinya mengalami pasang surut. Peringkat tertinggi yang pernah diraih Indonesia, yakni peringkat ke-2 pada Asian Games ke-4 tahun 1962 yang digelar di Indonesia. Sementara di ajang ke-18 yang digelar di Jakarta-Palembang pada Oktober 2018, tuan rumah Indonesia berada di posisi ke-4 dengan 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Perolehan medali itu merupakan yang terbanyak sepanjang keikutsertaan Indonesia di ajang tersebut. 

Hingga penutupan Asian Games ke-19 di Hangzhou, China (8/10/2023), tuan rumah China dinobatkan sebagai juara umum dengan perolehan 201 emas, 111 perak, dan 71 perunggu.

Indonesia berada di peringkat ke-13, dengan 7 medali emas, 11 perak, dan 18 perunggu. Prestasi itu masih di bawah negara Asean lainnya, yakni Thailand yang duduk di peringkat ke-8 dengan 12 emas, 14 perak, dan 32 perunggu. Tiga peringkat teratas masih dikuasai China, Jepang, dan Korea Selatan.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Petembak Indonesia, Muhammad Sejahtera Dwi Putra meraih emas dalam nomor perseorangan running target mixed 10 meter putra Asian Games Hangzhou 2022 di Fuyang Yinhu Sports Centre, Hangzhou, China, Selasa (26/9/2023). Muhammad Sejahtera mendapatkan emas dengan perolehan total poin 378-11x, perak diraih petembak Korea Utara, Kwon Kwangil dengan poin 377-9x dan perunggu diraih petembak Korea Selatan, Jeong Youjin dengan poin 377-6x.

Sejarah

Asian Games awalnya merupakan ajang olahraga di wilayah Asia Kecil. Saat itu, kejuaraan tersebut bernama Far Eastern Championship Games dan ditujukan sebagai lambang kesatuan dan kerja sama antara tiga negara, yakni Kerajaan Jepang, Kepulauan Filipina, dan Republik China.

Far Eastern Championship Games pertama kali diselenggarakan di Manila, Filipina, pada 1913. Kemudian, beberapa negara Asia lainnya ikut berpastisipasi setelah edisi perdana tersebut digelar. Pada 1938, Far Eastern Championship Games dihentikan penyelenggaraannya karena Jepang menyerbu China dan aneksasi terhadap Filipina dan selanjutnya menjadi pemicu meluasnya Perang Dunia II ke wilayah Asia Pasifik.

Selepas Perang Dunia II, beberapa negara di Asia menyatakan merdeka dari jajahan negara lain. Negara-negara yang baru terbentuk itu pun ingin mengadakan sebuah kompetisi olahraga baru yang menampilkan rasa saling pengertian antarnegara Asia.

Selanjutnya pada Agustus 1948, pada saat Olimpiade di London, perwakilan India, Guru Dutt Sondhi mengusulkan kepada para pemimpin kontingen dari negara-negara Asia untuk mengadakan Asian Games. Seluruh perwakilan tersebut menyetujui usulan tersebut dengan pembentukan Federasi Atletik Asia.

Pada Februari 1949, federasi atletik Asia terbentuk dan menggunakan nama Federasi Asian Games (Asian Games Federation). Anggota feredasi kemudian menyepakati untuk mengadakan Asian Games pertama pada 1951 di New Delhi, ibu kota India. Mereka sepakat bahwa Asian Games akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Moto resmi kejuaraan itu adalah “Ever Onward” atau “Maju Terus,” yang diciptakan oleh Guru Dutt Sondhi.

Ajang perdana digelar di New Delhi, India dari tanggal 4–11 Maret 1951 dan diikuti oleh 11 negara peserta. Sebanyak 489 atlet berlaga pada 6 cabang olahraga yang dipertandingkan, yakni akuatik, atletik, basket, sepak bola, angkat berat, dan balap sepeda.

Jepang keluar sebagai juara umum edisi perdana dengan meraih 24 medali emas, 21 perak, dan 15 perunggu, sementara tuan rumah India di posisi ke-2 dengan 15 medali emas, 16 perak, dan 20 perunggu. Adapun Iran di peringkat ke-3 dengan 8 medali emas, 6 perak, dan 2 perunggu.

Setelah berjalan mulus selama tiga kali penyelenggaraan, menjelang Asian Games ke-4 yang digelar di Indonesia pada 1962, para anggota Federasi Asian Games terlibat konflik karena Taiwan dan Israel ingin berpartisipasi. Taiwan terlibat konflik dengan China, sementara Israel dengan negara-negara di Timur Tengah. Indonesia yang berstatus sebagai tuan rumah menentang keikutsertaan dua negara tersebut. Dua negara itu akhirnya batal terlibat di ajang empat tahunan itu.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (ketiga dari kiri) melesat memimpin kualifikasi heat ke-5 nomor 100 meter putra Asian Games Hangzhou 2022 di Hangzhou Olympic Sports Centre Stadium, China, Jumat (29/9/2023). Zohri mencatatkan waktu 10.22 detik.

Pada tahun 1970, Korea Selatan yang seharusnya menjadi tuan rumah edisi ke-6 membatalkan rencananya untuk menjadi tuan rumah Asian Games karena ancaman keamanan dari Korea Utara, dan penyelenggaraan Asian Games dipindahkan ke Bangkok dengan pendanaan dari Korea Selatan.

Menjelang edisi ke-7 pada tahun 1973, anggota Federasi kembali mengalami perselisihan setelah Amerika Serikat dan negara-negara lainnya mengakui keberadaan Republik Rakyat China dan negara-negara Arab menentang keterlibatan Israel.

Pada tahun 1977, Pakistan membatalkan rencananya sebagai tuan rumah Asian Games karena konflik yang terjadi antara Bangladesh dan Pakistan. Thailand menawarkan bantuan dan Asian Games kembali diadakan di Bangkok.

Rentetan perselisihan itu menyebabkan Dewan Olimpiade Nasional di Asia merevisi konstitusi Federasi Asian Games. Sebuah asosiasi baru, yang bernama Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia/OCA) pun dibentuk oleh perwakilan Dewan Olimpiade Nasional dari negara-negara Asia. Dewan Olimpiade Asia (OCA) secara resmi berdiri pada 5 Desember 1982 di New Delhi ketika Asian Games ke-9 yang merupakan Asian Games terakhir di bawah naungan Federasi Asian Games.

Setelah OCA terbentuk, Israel dikeluarkan dari OCA pada 1982 dan dilarang ikut serta Asian Games selamanya. Israel kemudian menjadi anggota Dewan Olimpiade Eropa.

Selanjutnya OCA resmi mengawasi penyelenggaraan Asian Games mulai tahun 1986 atau pada Asian Games edisi ke-10 di Seoul, Korea Selatan. Sebanyak 22 negara anggota OCA berpartisipasi dalam ajang empat tahunan yang diselenggarakan federasi tersebut.

Tahun 1994, OCA mengakui negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Kazakhstan, Kirgistan, Uzbekistan, Turkmenistan, dan Tajikistan. Semua negara tersebut pun selalu ikut berpartisipasi di setiap edisi Asian Games sampai saat ini karena negara-negara peserta Asian Games adalah seluruh negara Asia yang terdaftar dalam naungan OCA.

Cabang olahraga

Jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan di tiap Asian Games berbeda-beda. Pada edisi Asian Games pertama di India, dipertandingkan 7 cabang olahraga, yaitu akuatik, atletik, basket, sepak bola, angkat berat, dan balap sepeda.

Kemudian pada edisi ke-2 di Manila, Filipina dari 1 Mei 1954 hingga 9 Mei 1954, digelar 8 cabang, yaitu sama dengan edisi sebelumnya ditambah tinju dan menembak. Sementara pada edisi ke-3 di Tokyo, Jepang pada 24 Mei 1958 hingga 1 Juni 1958, digelar 13 cabang olahraga.

Grafik: 

 

Seiring berjalannya waktu, jumlah cabang pun mencapai puluhan cabang sesuai dengan cabang yang dilombakan di ajang Olimpiade musim panas. Jika awalnya hanya belasan cabang olahraga, kini berkembang menjadi puluhan cabang yang dipertandingkan di Asian Games. Tahun 1990 misalnya, di edisi ke-11 sudah dipertandingkan 27 cabang, kemudian sejak Asian Games edisi ke-17 tahun 2010, digelar 42 cabang olahraga.

Pada Asian Games terakhir, yakni edisi ke-19 yang digelar di Hangzhou, China, pada tanggal 23 September hingga 8 Oktober, digelar 40 cabang olahraga. Sebanyak 28 cabang olahraga di antaranya merupakan cabang olahraga inti yang dipertandingkan di Olimpiade. Sementara 12 cabang olahraga non-Olimpiade yang dipertandingkan, antara lain, renang perairan terbuka, senam ritmik, bisbol, softball, karate, panjat tebing, dan esports.

Berikut ini adalak ke-40 cabang olahraga di Asian Games ke-19 di Hangzhou, China.

  1. Akuatik (renang, renang perairan terbuka, polo air, renang indah, loncat indah)
  2. Panahan
  3. Atletik
  4. Bulu tangkis
  5. Bisbol/Sofbol
  6. Bola basket
  7. Tinju
  8. Kano/kayak (slalom, sprint)
  9. Kriket
  10. Balap Sepeda (BMX, MTB, road, track)
  11. Dance sport (breakdancing)
  12. Dragon boat
  13. Equestrian
  14. Anggar
  15. Sepak bola
  16. Golf
  17. Senam (trampolin, ritmik, artistik)
  18. Bola tangan
  19. Hoki
  20. Judo
  21. Kabaddi
  22. Martial arts (karate, kurash yuyitsu)
  23. Mind sports (catur, go, xiangi, bridge, esports)
  24. Modern pentathlon
  25. Roller sports (roller skating, skateboarding)
  26. Rowing
  27. Rugby
  28. Sailing
  29. Menembak
  30. Sepak takraw
  31. Sport climbing
  32. Squash
  33. Tenis meja
  34. Taekwondo
  35. Tenis (tenis, soft tennis)
  36. Triathlon
  37. Bola voli
  38. Angkat besi
  39. Gulat
  40. Wushu.

Kontingen Indonesia hanya mengikuti 31 cabang, yaitu Akuatik, Archery, Atletik, Bulu Tangkis, Bola Basket, Boxing, Canoe, Kriket, Cycling, Dragon Boat, Equestrian, Fencing, Sepak Bola, Golf, Hoki, Judo, Martial Art (Jujitsu, Karate, Kurash), Mind Sport (Bridge, Chess, Esport), Modern Pentathlon, Rowing, Sepak Takraw, Shooting, Skateboarding, Sport Climbing, Taekwondo, Tenis-Soft Tenis, Triathlon, Voli Pantai-Voli Indoor, Angkat Besi, Gulat, dan Wushu.

Cabang yang menjadi andalan Indonesia untuk medali adalah panjat tebing, bulu tangkis, menembak, panahan, dayung, sepak takraw, wushu, angkat besi, karate, tenis, dan taekwondo.

KOMPAS/KARTONO RYADI
Pemain bulu tangkis putra Indonesia menuai kejayaan di arena bulu tangkis Asian Games XII Hiroshima di Tsuru Memorial Gymnasium, Institut Teknologi Hiroshima dengan merebut medali emas nomor beregu putra. Gambar dari kiri Ardi B Wiranata, Hermawan Susanto, Rexy Mainaky, Ricky Subagja, Bambang Suprianto, Joko Suprianto, Hariyanto Arbi dan Rudi Gunawan.

Tuan Rumah

Sejak pertama kali digelar, sudah ada sembilan negara di Asia yang pernah menyelenggarakan ajang empat tahunan itu. Thailand adalah negara yang paling sering menjadi tuan rumah Asian Games, dengan penyelenggaraan pada tahun 1966, 1970, 1978, dan 1998. Semua gelaran tersebut berlokasi di Bangkok, dan jumlah atlet tertinggi tercatat pada tahun 1998, dengan total 6.554 atlet.

Kemudian China di posisi kedua dengan tiga kali menjadi tuan rumah Asian Games, yaitu Asian Games di Beijing pada tahun 1990, Asian Games Guangzhou pada tahun 2010, dan Asian Games ke-19 yang digelar pada pada tanggal 23 September — 8 Oktober 2023, di Hangzhou, China. Ajang ke-19 itu seharusnya digelar tahun 2022, namun diundur ke tahun 2023 karena masih pandemi Covid-19. 

Selain China, Korea Selatan juga pernah menjadi tuan rumah sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 1986 yang digelar di Seoul, Asian Games 2002 di Busan, dan Asian Games 2014 di Incheon.

Sementara Indonesia telah dua kali menjadi tuan rumah Asian Games, yaitu pada tahun 1962 di Jakarta dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Selain Indonesia, Negeri Sakura dan India juga pernah menjadi tuan rumah sebanyak dua kali. Jepang menjadi tuan rumah pada Asian Games 1958 di Tokyo, dan Asian Games 1994 di Hiroshima, sementara India menggelar Asian Games perdana tahun 1951 dan Asian Games 1982 yang keduanya digelar di ibu kota India, New Delhi.

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Adapun negara-negara yang pernah menjadi tuan rumah sekali, yakni Qatar, Iran, dan Filipina. Qatar yang terletak di Timur Tengah pernah menjadi tuan rumah pada Asian Games 2006 di Doha, sementara Filipina pada Asian Games ke-2 tahun 1958 di Manila, dan Iran menggelar ajang itu pada 1974 di Teheran.

Sementara pesta Olahraga Asia 2026 atau Asian Games ke-20 mendatang akan diselenggarakan di Nagoya, Jepang dari 18 September hingga 3 Oktober 2026. Nagoya akan menjadi kota ketiga di Jepang yang menjadi tuan rumah pesta olahraga ini, setelah Tokyo pada 1958 dan Hiroshima pada 1994. Dewan Olimpiade Asia (OCA) memilih Nagoya untuk menjadi tuan rumah pesta olahraga ini dalam sesi sidang umum tahunan mereka di Danang, Vietnam, pada 25 September 2016.

KOMPAS/KORANO NICOLASH LMS
Memborong tiga emas sekaligus yang dilakukan Tim Perahu Naga Putra Indonesia, mengejutkan tidak hanya tim lawan-lawannya, tetapi juga tuan rumah China yang merupakan tim paling kuat pada kategori putra maupun putri cabang ini, yang digelar di Zengcheng Dragon Boat Lake, Guangdong, China, Sabtu (20/11/2010).

Juara Umum

Asian Games edisi ke-19 kembali digelar pada 23 September — 8 Oktober 2023 di China. Turnamen olahraga paling bergengsi di Asia itu pertama kali berlangsung pada 1951. Sepanjang sejarahnya, hanya dua negara yang berhasil meraih juara umum di Asian Games, yakni China dan Jepang. Secara rinci, China telah menjadi juara umum Asian Games sebanyak 11kali, sementara Jepang meraih juara umum sebanyak delapan kali.

Negeri Tirai Bambu meriah juara umum secara berturut-turut sejak Asian Games ke-9 hingga ke-19. Kemenangan China terjadi pada 1982, 1986, 1990, 1994, 1998, 2002, 2006, 2010, 2014, 2018, dan 2023. Sementara, Negeri Sakura juga meraih delapan kali juara secara berturut-turut, yaitu sejak edisi perdana pada 1951, 1954, 1958, 1962, 1966, 1970, 1974, dan edisi ke-8 pada 1978.

Meski Korea Selatan tak pernah keluar sebagai juara umum, Negeri Ginseng ini tercatat sebagai negara terbanyak yang meraih juara kedua, yaitu 9 kali pada tahun 1966, 1970, 1986.1990, 1998, 2002, 2006, 2010, dan 2014.

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Dilihat dari total perolehan medali sepanjang Asian Games, Negeri Tirai Bambu tercatat paling banyak mengumpulkan 3.188 medali, 1.474 di antaranya medali emas. Berikutnya, Jepang dengan 3.054 medali, sebanyak 1.032 di antaranya medali emas, dan Korea Selatan dengan 2.235 medali (745 di antaranya medali emas).

Adapun Indonesia menduduki peringkat ke-10 dengan meraih 446 medali, rinciannya 91 medali emas, 120 medali perak, dan 235 medali perunggu. Peringkat tertinggi yang pernah diraih Indonesia adalah peringkat ke-2 pada Asian Games ke-4 tahun 1962 yang digelar di Indonesia. Sementara di ajang ke-18 yang digelar di Jakarta-Palembang pada Oktober 2018, tuan rumah Indonesia berada di posisi ke-4 dengan 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Perolehan medali itu terbanyak sepanjang keikutsertaan Indonesia di ajang tersebut. 

Grafik:

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Grafik:

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Grafik:

 

Infografik: Albertus Erwin Susanto

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Bendera Jepang yang akan menjadi tuan rumah Asian Games 2026 berkibar disamping bendera tuan rumah China dalam penutupan Asian Games Hangzhou 2022 di Stadion Utama Hangzhou, Kompleks Olahraga Olimpiade Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Minggu (8/10/2023) malam. 

Prestasi Indonesia

Indonesia tak pernah absen dalam pesta olahraga bangsa-bangsa Asia atau Asian Games. Pada Asian Games pertama tahun 1951, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-7 dari 11 negara peserta. Kontingen Indonesia menggondol 5 medali perunggu dari cabang atletik.

Empat tahun berikutnya, pesta olahraga bangsa Asia ini diselenggarakan di Manila, Filipina tahun 1954. Prestasi Indonesia di Asian Games jilid 2 ini justru menurun, hanya meraih 3 medali perunggu dan duduk di peringkat ke-11. Medali perunggu itu diraih dari cabang polo air, angkat besi, dan menembak. Perolehan medali kontingen Indonesia di Asian Games 1954 ini merupakan capaian terburuk sepanjang keikutsertaan Indonesia di Asian Games. 

Prestasi Indonesia di ajang ke-3 yang digelar di Tokyo, Jepang masih belum mampu meraih medali perak apalagi emas. Indonesia hanya meraih 6 medali perunggu di cabang atletik, renang, dan sepak bola. Indonesia masih berada di papan bawah, yakni di peringkat 14 dari 20 negara peserta.

Meski demikian, tim sepakbola Indonesia berhasil meraih prestasi di ajang ini dengan menduduki peringkat ke-3 dan meraih perunggu di AG tersebut. Medali perunggu itu satu-satunya medali yang diraih Indonesia dari ajang tersebut hingga saat ini.

Indonesia didapuk menjadi tuan rumah ajang Asian Games jilid IV yang digelar pada 24 Agustus hingga 4 September 1962 yang diikuti 16 negera Asia pada 13 cabang olahraga. Prestasi Indonesia di ajang empat tahunan itu terbilang mencengangkan dengan meraih total medali 77 dengan rincian 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu. Indonesia finis di urutan kedua setelah Jepang.

Dalam perkembangnya, jumlah medali emas Indonesia itu kemudian dikoreksi oleh Dewan Olimpiade Asia (OCA). Melalui situs resminya, OCA mencantumkan medali yang diraih Indonesia saat menjadi tuan rumah pertama kali adalah 51 medali dengan rincian 11 medali emas, 12 perak, dan 28 perunggu dan tetap di peringkat kedua. Hasil runner up tersebut merupakan capaian terbaik Indonesia selama 18 kali berlaga di ajang Asian Games.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Presiden joko Widodo mengalungkan medali emas kepada atlet taekwondo putri Indonesia, Rosmaniar Defia, setelah di final kelas individual pomsae wanita berhasil mengalahkan atlet taekwondo putri Iran di Balai Sidang, Senayan, Jakarta, Minggu (19/8/2018). Rosmaniar menyumbangkan emas Asian Games 2018 pertama bagi Indonesia.

Pada Ajang AG V yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 9 hingga 20 Desember 1966, prestasi Indonesia mengalami kemunduran dengan duduk diurutan ke-6, hanya meraih tujuh medali emas, empat perak, dan 10 perunggu.

Empat tahun kemudian, kompetisi olah raga terbesar di Asia ke-6 kembali diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 9–20 Desember 1970, Kontingen Merah Putih berhasil meraih 23 medali, yakni sembilan emas, tujuh perak, dan tujuh perunggu. Hasil ini mengantarkan Indonesia pada peringkat ke-4 dari 18 negara yang ikut serta.

Edisi ke-7 Asian Games yang digelar di Teheran, Iran pada 1–16 November 1974 terbilang mewah dan gemilang karena didukung kekayaan dan persiapan terbaik dari negara penyelenggara Kerajaan Iran di bawah Syah Reza Pahlevi. Pada akhir penyelenggaraan, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dengan meraih 15 emas, 14 perak, dan 17 perunggu.

Kemudian pada Asian Games 1978, Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-7 dari 25 negara peserta dengan meraih 8 medali emas, 7 perak, dan 18 perunggu. Empat medali emas disumbang dari cabang bulu tangkis dengan bintang lapangan adalah Liem Swie King, yang menyumbang dua medali emas di tunggal putra dan beregu putra.

Empat tahun kemudian, pada AG edisi ke-9 yang digelar di New Delhi, India pada 19 November — 4 Desember 1982, Indonesia berhasil naik satu peringkat dengan menduduki urutan ke-6 dengan empat emas, empat perak, dan tujuh perunggu. Cabang bulu tangkis dan tenis masing-masing menyumbang dua emas. Prestasi ini menempatkan Indonesia terbaik di jajaran negara-negara ASEAN yang sebelumnya kerap didominasi Thailand dan Filipina.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Kiper Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi tidak dapat menahan tendangan pemain Korea Utara, Yusong Kim dalam pertandingan babak penyisihan Gruf F sepak bola putra Asian Games Hangzhou 2022 di Stadion Timur Universitas Normal Zhejiang, China, Minggu (24/9/2023). Indonesia yang diwakili tim U-24 kalah 0-1 dari Korea Utara. Gol diciptakan oleh Yusong Kim pada menit ke-40.

Prestasi Indonesia kembali merosot tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya pada ajang AG ke-10 tahun 1986 yang digelar di Seoul, Korsel. Posisi Indonesia di peringkat ke-9 dari 27 negara peserta atau menurun tiga tingkat. Posisi Indonesia itu di bawah Filipina yang menempati posisi ke-6 dan Thailand yang menempati posisi ke-7.

Pada AG 1990, prestasi Indonesia kembali membaik dengan meraih tiga emas, enam perak, dan 21 perunggu. Indonesia di posisi ke-7 dari 37 negara peserta dan berada di urutan terdepan negara-negara Asia Tenggara. Berikutnya Thailand (peringkat ke-9), Malaysia (10), dan Filipina (13).

Pada edisi ke-11 ini, emas untuk Indonesia diraih dari cabang tenis di nomor ganda putri dan ganda campuran. Yayuk Basuki tercatat sebagai atlet Indonesia yang menjadi bintang di AG XI dengan menyumbang dua medali emas di cabang tenis. Adapun satu medali emas lainnya diraih petinju Pino Bahari yang menyumbang medali emas terakhir Indonesia pada Asian Games 1990 di kelas 75 kilogram.

Grafik:

Infografik: Albertus Erwin Susanto

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Kemeriahan penutupan Asian Games Hangzhou 2022 di Stadion Utama Hangzhou, Kompleks Olahraga Olimpiade Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Minggu (8/10/2023) malam. Dalam ajang pesta olahraga Asia edisi ke-19 itu Indonesia berada di urutan ke-13 dengan memperoleh 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu. Tuan rumah China memimpin dengan perolehan 201 emas, 111 perak dan 71 perunggu. Asian Games 2026 akan berlangsung di Aichi-Nagoya, Jepang.  

Saat AG XII di Hirosima, Jepang pada 1994, peringkat Indonesia turun di posisi ke-10 dari 42 negara peserta. Indonesia meraih total 26 medali dengan 3 emas, 12 perak, dan 13 perunggu. Tiga medali emas itu disumbang dari cabang bulu tangkis atas nama Haryanto Arbi di tunggal putra, Ricky Subagja dan Rexy Mainaky di ganda putra, serta beregu putra. Dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, prestasi Indonesia itu berada di peringkat ke-2 setelah Malaysia yang duduk di posisi ke-8.

Empat tahun kemudian, di ajang AG XIII di Bangkok, Thailand 1998, kontingen Indonesia berhasil menambah perolehan medali dibandingkan ajang sebelumya. Indonesia memperoleh enam medali emas, 10 perak, dan 11 perunggu. Meski jumlah medali emasnya meningkat, namun peringkat Indonesia turun satu peringkat, yakni di posisi ke-11 dari 42 negara peserta.

Pada Asian Games 2002 ke-14 di Busan, Korea Selatan, Indonesia hanya meraih empat medali emas, tujuh perak, dan 12 perunggu. Pada ajang pesta olahraga Asia ini, Indonesia hanya menempati urutan ke-14 dalam daftar peraihan medali di bawah Singapura dan Malaysia.

Empat tahun berikutnya, AG 2006, prestasi Indonesia kembali terpuruk, menyusul hasil buruk di Doha, Qatar. Indonesia hanya duduk di peringkat 22 dari 45 negara peserta. Peringkat di AG itu merupakan prestasi terburuk sepanjang keikutsertaan negeri ini di ajang tersebut. Indonesia hanya mampu memperoleh dua medali emas, 3 perak dan 15 perunggu. Dibandingkan negara ASEAN, peringkat Indonesia di bawah Thailand (peringkat 5), Malaysia (11), Singapura (12), Filipina (18), dan Vietnam (19). 

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pemain Timnas Voli Indonesia, Hendra Kurniawan (kedua dari kiri) melompat untuk smes ke arah pemain China dalam babak 12 besar Asian Games Hangzhou 2022 di Linping Sports Centre Gymnasium, Provinsi Zhijiang, China, Jumat (22/9/2023). Indonesia kalah 1-3 (17-25), (17-25), (25-23), (22-25).

Di AG 2010 di Guangzu, China, peringkat Indonesia membaik dengan menduduki peringkat ke-15. Indonesia mampu memperoleh empat emas, ditambah dengan sembilan medali perak dan 13 medali perunggu. Indonesia di bawah Thailand dan Malaysia.

Ajang AG XVII tahun 2014 di Inchoen Korea Selatan, prestasi Indonesia di tingkat Asia kembali merosot dua peringkat dan menduduki peringkat 17 dari 45 negara peserta. Indonesia meraih total 20 medali yang terdiri dari empat emas, lima perak, dan 11 perunggu. Medali emas diraih di cabang atletik, bulu tangkis, dan wushu. Prestasi Indonesia itu kalah dari tiga negara sesama negara se-Asia Tenggara, yakni Thailand yang berada di urutan kelima dengan total 47 medali, Malaysia di posisi 14 dengan 33 medali, dan Singapura pada urutan 15 dengan 24 medali.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Petembak Indonesia, Muhammad Sejahtera Dwi Putra mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia setelah menjuarai nomor 10 meter running target cabang menembak Asian Games Hangzhou 2022 di Fuyang Yinhu Sports Centre, Hangzhou, China, Senin (25/9/2023). Putra meraih total poin 578.

Tahun 2018, Indonesia kembali menjadi tuan rumah di pesta olah raga bangsa-bangsa untuk kedua kalinya dengan mempertandingkan 40 cabang olahraga yang digelar pada 18 Agustus sampai 2 September 2018. Kontingen Indonesia meraih total 98 medali dengan rincian 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Perolehan medali itu terbanyak sepanjang keikutsertaan Indonesia di ajang tersebut. 

Perolehan medali Indonesia itu tertinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Thailand yang pada ajang-ajang sebelumya kerap di atas Indonesia, kini di bawah Indonesia di peringkat ke-12, disusul Malaysia (14), Vietnam (17), Singapura (18), dan Filipina (19).

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Sementara di ajang Asian Games ke-19 yang digelar di Hangzhou, China pada Oktober 2023, prestasi Indonesi di posisi ke-13 dengan 7 medali emas, 11 perak, dan 18 perunggu. Prestasi itu meleset dari target Presiden Jokowi yang mengharapkan kontingen Indonesia masuk 10 besar Asian Games. Dibandingkan negara ASEAN lainnya, prestasi itu menempatkan Indonesia di peringkat kedua di bawah Thailand. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Arsip Kompas
  • “Sejarah: Asian Games dan Indonesia (1)”. Kompas, 9 November 2010.
  • “Sejarah: Asian Games dan Indonesia (2). Kompas, 10 November 2010.
  • “Sejarah: Asian Games dan Indonesia (3-Habis)”. Kompas, 11 November 2010.
  • “Indonesia Berburu Peringkat”. Kompas, 29 Januari 2014.
  • “Energi Asia Pukau Dunia”. Kompas, 19 Agustus 2018.
  • “Indonesia Energi Asia”. Kompas, 02 September 2018.
Buku
  • Harahap, Sorip. 1987. Asian Games I-X: Riwayat Singkat dan Perkembangannya. Jakarta: KONI Pusat.

 

Artikel terkait