Paparan Topik | Sepak Bola Nasional

Naturalisasi Pemain PSSI: Regulasi, Sejarah, dan Pro-Kontra Timnas Sepak Bola Indonesia

Naturalisasi pemain timnas sepak bola menuai pro dan kontra. Meski terbukti mengangkat performa timnas, naturalisasi dianggap cara instan dan berpotensi memperkecil peluang pemain asli Indonesia bermain di level internasional.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Dua pemain sepak bola naturalisasi, Jordi Amat (kiri) dan Sandy Walsh, memegang bendera Merah Putih seusai pengambilan sumpah janji setia sebagai warga negara Indonesia di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Fakta Singkat

Penampilan Pemain Naturalisasi di Timnas

Pemain Asal Naturalisasi Penampilan
Arnold van der Vin Belanda 1952 15
Kim Jeffrey Kurniawan Jerman 2010 1
Cristian Gonzales Uruguay 2010 32
Tonnie Cusell Belanda 2011 2
Jhonny van Beukering Belanda 2011 2
Diego Michelis Belanda 2011 3
Greg Nwokolo Nigeria 2011 8
Stefano Lilipaly Belanda 2011 30
Victor Igbonefo Nigeria 2011 14
Raphael Maitimo Belanda 2012 13
Sergio van Dijk Belanda 2014 5
Bio Paulin Kamerun 2015 1
Ezra Walian Belanda 2017 9
Ilija Spasojevic Belanda 2017 7
Beto Goncalves Brasil 2018 12
Marc Klok Belanda 2020 19*
Sandy Walsh Belanda 2022 12*
Jordi Amat Spanyol 2022 16*
Shayne Pattynama Belanda 2023 7*
Ivar Jenner Belanda 2023 10*
Rafael Struick Belanda 2023 12*
Justin Hubner Belanda 2023 9*
Jay Idzes Belanda 2023 3*
Calvin Verdonk Belanda 2024 1*

*Hingga 12 Juni 2024
Sumber: Pemberitaan Kompas dan Laman www.transfermarkt.co.id, diolah Litbang Kompas/IGP

Program naturalisasi tim nasional sepak bola Indonesia menuai hasil dengan torehan sejarah untuk pertama kali lolos ke fase gugur Piala Asia 2023. Pencapaian ini disusul dengan langkah fenomenal timnas Indonesia U-23 yang berhasil menembus semifinal Piala Asia U-23 2024. Selain itu, timnas Indonesia juga untuk pertama kali berhasil menembus putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.

Rangkaian pencapaian ini dimulai sejak Menpora Zainudin Amali (2019–2023) dan Ketua Umum PSSI (2019–2023) Mochamad Iriawan, merestui program naturalisasi pada tahun 2020. Zainudin Amali kemudian melanjutkan menjadi Wakil Ketua Umum PSSI periode 2023–2027 mendampingi Erick Thohir. Empat tahun sejak program naturalisasi disetujui, sebanyak 14 pemain telah menjalani naturalisasi melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Program naturalisasi juga pernah dilakukan pada periode 2009–2013. Saat itu, program naturalisasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan klub, sehingga pemain yang dinaturalisasi bukan berdasarkan keinginan dan taktik pelatih timnas.

Pada program naturalisasi edisi kedua, tujuan naturalisasi lebih terarah. Pemain yang dinaturalisasi memiliki darah Indonesia atau memiliki garis keturunan yang pernah lahir di Indonesia dan menyasar kebutuhan pelatih timnas. Hasilnya, pemain naturalisasi edisi kedua berhasil mendongkrak kualitas permainan timnas.

Pemain Timnas Indonesia Jazy Idzes (kostum putih) berebut bola dengan kiper Filipina Kevin Ray Mendoza merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Filipina dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/6/2024). KOMPAS/RIZA FATHONI 

 

Meski dinilai berhasil, program naturalisasi menuai pro-kontra. Kekhawatiran muncul bila pemain naturalisasi tidak dibatasi dapat menghambat pembinaan pemain lokal. Anggota Komisi X DPR, Putra Nababan, mengusulkan dalam susunan skuad tim nasional Indonesia tetap memberikan kuota 60 persen pemain lokal. Usulan tersebut disampaikan dalam rapat kerja DPR dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (3/6/2024).

Usulan Putra Nababan mewakili aspirasi masyarakat kontra naturalisasi. Mereka berharap agar pemerintah tidak hanya berfokus pada cara instan naturalisasi pemain-pemain yang bermain di Eropa, tetapi juga mengedepankan program pembinaan usia dini di seluruh Tanah Air. Untuk saat ini pemain naturalisasi lebih unggul berkat fasilitas dan pembinaan ala Eropa. Diharapkan kedatangan pemain naturalisasi dapat memberikan pertukaran ilmu yang sepadan untuk perkembangan para pemain lokal.

Ikhtiar Mengangkat Prestasi, kompas.id, 10 Januari 2024.

Regulasi Naturalisasi

Naturalisasi bukan istilah khusus dalam sepak bola, melainkan istilah populer dari pewarganegaraan atau alih status dari WNA (Warga Negara Asing) menjadi WNI (Warga Negara Indonesia). Orang asing dapat mengajukan menjadi WNI dengan kriteria antara lain, permohonan WNA sendiri, perkawinan campur, orang asing yang berjasa atau alasan kepentingan negara, dan anak yang belum memiliki kewarganegaraan.

Pemain asing yang ingin bergabung dengan timnas Indonesia harus melalui syarat berdasarkan aturan Undang-undang NKRI dan ketentuan yang diberlakukan oleh FIFA. Permohonan status kewarganegaraan Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006.

Syarat-syarat naturalisasi tercantum dalam pasal 9 yang berisi, antara lain, berusia 18 tahun atau sudah kawin, sudah bertempat tinggal di wilayah NKRI paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut, dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945, dan sejumlah persyaratan lainnya.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Pemain tim nasional Indonesia, Irfan Bachdim, melampiaskan penyesalannya karena tidak bisa memanfaatkan peluang untuk menjebol pertahanan penjaga gawang tim Laos, Sengphachan Bounthisanh, dalam laga Piala AFF 2012 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (25/11/2012). Pertandingan berakhir imbang 2-2.

Selain jalur naturalisasi normal, seorang WNA bisa mendapat naturalisasi istimewa. Berdasarkan Pasal 20 UU Nomor 12 Tahun 2006, disebutkan bahwa orang asing yang telah berjasa kepada NKRI atau dengan alasan kepentingan negara, seorang WNA dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden melalui pertimbangan DPR.

Naturalisasi istimewa banyak dijumpai dalam naturalisasi atlet untuk memperkuat tim nasional. Kasus naturalisasi pemain sepak bola di Indonesia tergolong naturalisasi istimewa dengan tujuan mengharumkan nama bangsa. Namun, naturalisasi istimewa tidak diberikan bila WNA memiliki kewarganegaraan ganda.

Setelah menjadi WNI tidak semua pemain naturalisasi yang bermain di Indonesia bisa membela merah-putih. Melalui pasal 7 tentang akuisisi kewarganegaraan dari FIFA, terdapat sejumlah poin yang harus dipenuhi agar dapat membela tim nasional. Regulasi tersebut meliputi pemain lahir di Indonesia, ibu atau ayah kandung lahir di Indonesia, nenek atau kakek kandung lahir di Indonesia.

Pada poin terakhir terdapat ketentuan khusus agar negara atau asosiasi tidak melakukan naturalisasi secara instan, yakni pemain telah tinggal di negara Indonesia selama lima tahun saat usianya mencapai 18 tahun. Pemain yang tidak lahir dan keluarganya tidak ada kaitannya dengan Indonesia, maka pemain harus menunggu selama lima tahun untuk bisa bergabung dengan timnas. Syarat lain yang tak kalah penting, pemain belum pernah memperkuat timnas senior di negara asalnya.

Ikhtiar Mengangkat Prestasi, kompas.id, 10 Januari 2024.

Awal Naturalisasi

Naturalisasi pemain PSSI sudah dilakukan sejak tahun 1950-an. Arnold van der Vin, kiper keturunan Belanda merupakan pemain naturalisasi pertama timnas Indonesia. Arnold tercatat membela Indonesia untuk pertama kali pada 27 Juli 1952 dalam pertandingan melawan Nan Hua, tim asal Hong Kong.

Arnold lahir di Semarang pada tahun 1924 yang saat itu masih bernama Hindia Belanda. Sepanjang kariernya bersama timnas Indonesia, Arnold tercatat bermain 15 kali membela Indonesia dan turut bermain dalam pertandingan persahabatan melawan Yugoslavia pada tahun 1953. Karena kebijakan anti-Belanda, pada Asian Games 1954 Arnold sempat dilarang bermain.

Arnold memulai karier profesional di Persija Jakarta dan bermain pada kurun 1948–1954. Selama di Persija, Arnold tercatat menjuarai Piala Perserikatan pada tahun 1954. Selepas dari Persija Arnold, mulai berpetualang ke Belanda membela Fortuna ’54 (1954–1955), PSMS Medan (1955–1956), dan menutup karier di klub Penang Malaysia (1956–1961).

Naturalisasi pemain sempat dicanangkan PSSI pada era Nurdin Halid pada tahun 2000-an. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid pada tahun 2006 melontarkan wacana mendatangkan sejumlah pemain Brasil yang akan mengikuti seleksi pembentukan timnas Indonesia. Rencana tersebut ditentang banyak pihak dan mendapat komentar pedas dari mantan pemain dan pelatih timnas Sinyo Aliandoe. Menurut Sinyo, rencana itu menunjukkan PSSI tidak percaya diri dengan kompetisi sendiri.

Peter Withe, pelatih Indonesia periode 2004–2007, sempat memberikan lampu hijau bagi rencana program naturalisasi pemain untuk membentuk tim Piala Asia 2007. Namun, rencana itu tidak terealisasi seiring dipecatnya Withe sebelum Piala Asia 2007.

Isu naturalisasi terkubur hingga Indonesia gagal melaju ke Piala Asia 2011 dan menjadi juru kunci grup di babak kualifikasi. Momen ini digunakan Nurdin Halid untuk mengritik pasukan Benny Dollo yang menurutnya tak memiliki semangat juang saat dikalahkan Oman 1-2 pada 6 Januari 2010. Nurdin pun kembali melontarkan isu tak populer soal naturalisasi pemain untuk mendongkrak prestasi timnas Indonesia.

Gema naturalisasi kembali disuarakan melalui sejumlah pertandingan amal. Sejumlah pemain Belanda keturunan Indonesia turut meramaikan seperti Irfan Bachdim (SV Argon, Belanda), dan Raphael Maitimo yang berstatus free agent. Tercatat setidaknya ada tiga pertandingan amal di Surabaya dan Malang, Jawa Timur (4/8/2024, 12/11/2024, 12/11/2024) yang melibatkan 18 pemain keturunan.

Christian Gonzales menjadi penanda era naturalisasi di Indonesia. Penampilan Christian Gonzales cukup impresif, hingga tahun 2024 pemain dengan julukan “El Loco” ini masih belum tergeser sebagai pemain naturalisasi tersubur dengan torehan 13 gol dari 32 penampilan.

Christian Gonzales, striker kelahiran Uruguay, mendapat kewarganegaraan Indonesia pada usia 34 tahun pada 3 November 2010 setelah tujuh tahun bermain di Liga Indonesia. Bergabungnya Cristian Gonzales bersamaan dengan Irfan Bachdim pemain kelahiran Belanda yang memiliki darah campuran Indonesia-Belanda. Irfan tidak termasuk pemain naturalisasi karena memutuskan menjadi WNI sebelum usia 20 tahun.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Penyerang timnas Indonesia, Cristian Gonzales (tengah) dikepung dua pemain timnas Filipina, Robert James Dazo Gier (kiri) dan Anton Edward Del dalam semifinal Piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (19/12/2010). Gonzales menciptakan satu-satunya gol ke gawang Filipina, timnas Indonesia akan menghadapi timnas Malaysia dalam final tanggal 26 dan 29 Desember 2010.

Perkembangan Naturalisasi

Dari total 53 pemain naturalisasi, sebanyak 52 pemain dinaturalisasi sejak 2010 diawali oleh Cristian Gonzales dan Kim Jeffrey Kurniawan (adik ipar Irfan Bachdim). Tahun 2010 dapat disebut sebagai titik awal naturalisasi gelombang pertama karena sejumlah pemain menyusul naturalisasi Cristian dan Kim.

Naturalisasi gelombang pertama dapat dikategorikan dalam kurun 2010–2014. Pada periode ini tercatat sebanyak 12 pemain berhasil dinaturalisasi. Selain Cristian Gonzales, sejumlah nama rutin menjadi langganan timnas seperti Greg Nwokolo, Stefano Lilipaly, Victor Igbonefo, dan Raphael Maitimo. Setelah tahun 2014 jumlah pemain naturalisasi cukup banyak, tetapi tidak masif dan hanya segelintir nama yang menjadi langganan timnas seperti Ezra Walian (naturalisasi 2017), Ilija Spasojevic (naturalisasi 2017), dan Beto Goncalves (naturalisasi 2018).

Shin Tae Yong (STY) mulai melatih Indonesia pada 28 Desember 2019. Pada 5 Oktober 2020 Komisi III DPR menyetujui pemberian status naturalisasi bagi empat olahragawan asing, salah satunya Marc Klok yang memperkuat Persija Jakarta. Otomatis Marc Klok menjadi pemain naturalisasi pertama pada era STY.

Gelombang kedua naturalisasi baru terjadi setelah STY melatih Indonesia sekitar dua tahun. Pemain naturalisasi dipilih berdasarkan kebutuhan tim. Untuk menghadapi Piala AFF 2022 dan Piala Asia 2023, Jordi Amat dan Sandy Walsh dinaturalisasi pada 17 November 2022.

Setelah Jordi dan Sandy, sejumlah pemain menyusul naturalisasi mulai dari Shayne Pattynama (24/1/2023), Rafael Struick & Ivar Jenner (22/5/2023), Justin Hubner (6/12/2023), Jay Idzes (28/12/2023), Thom Haye & Ragnar Oratmangoen (18/1/2024), Nathan Tjoe-A-On (11/3/2024), Maarten Paes (30/4/2024), dan Calvin Verdonk (5/6/3034). Nama-nama ini masih akan bertambah seiring kebutuhan timnas, terlebih setelah berhasil lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Pemain Timnas Indonesia Thom Haye melakukan selebrasi setelah berhasil menjebol gawang Filipina dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Gol pembuka Timnas Indonesia itu lahir lewat tendangan jarak jauh Thom Haye pada menit ke-32. 

Sampai pertengahan 2024, Kementerian Pemuda dan Olahraga telah mendata hampir 400 pesepak bola diaspora Indonesia di luar negeri. Nama-nama terdiri dari pemain usia di bawah 17 tahun hingga usia 30 tahun yang masih memegang paspor Indonesia, dan yang masih memerlukan alih kewarganegaraan atau naturalisasi.

Di tengah derasnya gelombang naturalisasi dan tren positif pencapaian timnas, pro-kontra masih ada. Program naturalisasi tidak berbanding lurus dengan prestasi. Pembenahan mendasar masih harus dilakukan untuk membangun tim nasional sepak bola Indonesia. Prestasi timnas baru bisa dicapai bila fondasi pembentukan timnas dibenahi, seperti pembinaan pemain, dan penyelenggaraan kompetisi berkualitas. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Arsip Kompas
  • “Withe Buka Persaingan: PSSI Ingin Menaturalisasi Pemain Berdarah Indonesia di Liga Belanda”. Kompas, 2 November 2006, hlm. 30.
  • “Timnas U-23 Siapkan Gaya Eropa * Rencana Impor Pemain Brasil untuk Tim Nasional Dipertanyakan”. Kompas, 8 November 2006, hlm. 30.
  • “Indonesia Tersingkir”. Kompas, 7 Januari 2010, hlm. 30.
  • “Kolom Olahraga: Naturalisasi, Lupakan Saja!” Kompas, 29 Juli 2010, hlm. 15.
  • “Gemakan Kembali Isu Naturalisasi”. Kompas, 4 Agustus 2010, hlm. 30.
  • “Prioritas Pemain Asing”. Kompas, 5 Oktober 2010, hlm. 30.
  • “Pemain Keturunan Siap Bermain di Laga Amal”. Kompas, 7 Oktober 2010, hlm. 30.
  • “PSSI, Pemerintah, dan Naturalisasi”. Kompas, 21 Oktober 2010, hlm. 30.
  • “LPI: 18 Pemain Belanda Meriahkan Laga Amal”. Kompas, 5 November 2010, hlm. 31.
  • “Laga Amal LPI: Pemain Belanda Janjikan Laga Atraktif”. Kompas, 9 November 2010, hlm. 31.
  • “Tim Nasional Indonesia: Latihan Fisik, Menu Perdana Gonzales”. Kompas, 11 November 2010, hlm, 31.
  • “Terima Kasih ‘Merah Putih'”. Kompas, 2 Desember 2010, hlm. 31.
  • “Pemain Tim Nasional Seharusnya Bisa dari Semua Kompetisi. Kompas, 31 Desember 2010, hlm. 30.
  • “Liga Primer Indonesia: Irfan Tidak Pedulikan Ancaman PSSI”. Kompas, 5 Januari 2011, hlm. 30.
  • “Menakar Urgensi Program Naturalisasi”. Kompas, 3 Februari 2022, hlm. D.
  • “PSSI Diminta Selektif Terkait Naturalisasi”. Kompas, 11 Februari 2022, hlm. 14.
  • “‘Garuda Muda’ Berkembang Positif”. Kompas, 29 Juni 2022, hlm. 14.
  • “Naturalisasi Jordi dan Sandy Cermin Langkah Instan PSSI”. Kompas, 18 November 2022, hlm. 14.
  • “Tajuk Rencana: Naturalisasi Tanpa Benahi Fondasi”. Kompas, 19 November 2022, hlm. 6.
  • “Ujian terhadap Ketajaman Skuad ‘Garuda'”. Kompas, 26 Desember 2022, hlm. 15.
  • “Piala Asia 2023, Ujian Kemanjuran Program Naturalisasi”. Kompas, 9 Januari 2024, hlm. 13.
  • “Sebanyak Hampir 400 Pesepak Bola Diaspora Telah Terdata”. Kompas, 29 Februari 2024, hlm. 13.
Website
  • https://www.kompas.id/baca/olahraga/2024/06/04/sudah-14-pemain-dinaturalisasi-apakah-timnas-indonesia-perlu-batasi-pemain-lokal-dan-keturunan
  • https://www.kompas.id/baca/opini/2024/05/14/antara-natural-dan-naturalisasi
  • https://www.kompas.id/baca/olahraga/2024/03/19/menanti-kekuatan-penuh-timnas-indonesia
  • https://www.kompas.id/baca/kompas_multimedia/ikhtiar-mengangkat-prestasi
  • https://www.bolasport.com/read/312215274/bukan-cristian-gonzales-ini-pemain-naturalisasi-pertama-timnas-indonesia
  • https://www.bolasport.com/read/313596871/11-pemain-naturalisasi-yang-bela-timnas-indonesia-di-piala-aff-sejak-2010
  • https://www.antaranews.com/infografik/4143807/arnold-van-der-vin-pemain-naturalisasi-pertama-indonesia
  • https://digitalhub.fifa.com/m/ccab990abf45fcf6/original/ro8mje8vw98yp3rvfbmi-pdf.pdf
  • https://babel.kemenkumham.go.id/layanan/ahu/pewarganegaraan

Artikel terkait