Lembaga

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)

Perjalanan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam mengelola sepak bola nasional mengalami pasang surut, dinamika kepengurusan, konflik penyelenggaraan kompetisi, hingga menerima sanksi dari Fédération Internationale de Football Association (FIFA). Meski demikian, kompetisi sepak bola nasional yang diselenggarakan PSSI selalu ditunggu-tunggu fans atau penggemar sepak bola.

Fakta Singkat

Berdiri
19 April 1930

Pimpinan PSSI Pertama
Soeratin Sosrosoegondo (1930–1040)

Pimpinan PSSI

  • Mochamad Iriawan November 2019 – Februari 2023
  • Erick Thohir Februari 2023 – sekarang

Bergabung dengan organisasi sepak bola:

  • FIFA, pada tahun 1952
  • AFC, pada tahun 1954

Sebagai induk organisasi sepak bola nasional, peran dan kiprah PSSI sangat penting dalam memajukan kompetisi sepak bola di tanah air maupun menyiapkan tim nasional untuk bertanding di kancah event regional dan internasional.

Namun, perjalanan PSSI dalam mengawal prestasi tim nasional dan menjalankan roda kompetisi di dalam negeri tidak semulus yang diharapkan masyarakat. Kepentingan politis dan bisnis kerap mendera organisasi ini, bahkan lembaga ini pernah mendapatkan sanksi dari FIFA.

Kredibilitas lembaga PSSI kerap dipertaruhkan di mancanegara terkait beragam kemelut yang melanda kepengurusan PSSI maupun sengkarut tata kelola pembinaan olah raga dan penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochammad Iriawan memberikan sambutan saat Peluncuran Shopee Liga I 2020 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (24/2/2020)

Sejarah

Pada era Penjajahan Belanda tanggal 19 April 1930 dibentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta. Sepanjang perjalannnya hingga lima tahun setelah Kemerdekaan Indonesia, PSSI tidak terlepas dari politisi bangsa secara langsung atau pun tidak dalam menentang penjajahan dengan strategi menanamkan jiwa-jiwa nasionalisme para pemuda Indonesia.

PSSI didirikan oleh Soeratin Sosrosoegondo seorang Insinyur sipil lulusan Heckelenburg, Jerman pada 1927. Soeratin banyak aktif dalam bidang pergerakan serta gemar bermain sepak bola. Kemudian pada 28 Oktober 1928 ia menghadiri pertemuan para pemuda Indonesia (Sumpah Pemuda) dan melihat sepak bola sebagai sarana terbaik untuk menyamai nasionalisme para pemuda saat itu, sebagai tindakan menetang Penjajahan Belanda.

Soeratin mengadakan pertemuan-pertemuan dengan para tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan secara kontak pribadi untuk menghindari sergapan Polisi Belanda. Saat melakukan pertemuan di hotel kecil, Binnenhof, Jakarta dengan Soeri ketua Voetbalbond Indonesische Jakarta (VIJ) dan pengurus lainnya, kemudian dimunculkan gagasan perlunya dibentuk organisasi persepak bolaan kebangsaan dimatangkan.

Pematangan gagasan dilakukan di kota Bandung, Yogyakarta dan Solo bersama dengan tokoh pergerakan nasional, yakni Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno dan lainnya.

Pada 19 April 1930 diadakan pertemuan terbuka dan berkumpulnya perwakilan-perwakilan VIJ dari beberapa kota seperti Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Persatuan Sepak bola Mataram (PSM), Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Indonesiasche Voetbal Bond Magelang, Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB).

Dari pertemuan inilah yang melahirkan PSSI yang diketuai oleh Soeratin. Setelah dibentuk PSSI melahirkan “stridij program”, yaitu program perjuangan seperti yang dilakukai partai dan ormas yang ada saat itu. Kemudian setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II yang selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antarperserikatan, yaitu “Steden Tournooi” pada tahun 1931 di Surakarta.

Makin maraknya rakyat pesepak bola di setiap sudut jalan atau tempat di mana kompetisi I perserikatan diadakan, maka Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari yang diresmikan pada Oktober 1933 sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepak Bola Kebangsaan” yang digerakan oleh PSSI.

Soeratin kembali menggagas pembentukan badan olahraga nasional agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Pada tahun 1938 resmi didirikan Ikatan Sport Indonesia (ISI) yang selanjutnya diselenggarakan Pekan Olahraga di Solo pada 15–22 Oktober 1938.

Pada tahun 1936 NIVB milik Belanda berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie). Hal ini dikarenakan kekuatan dan kesatuan PSSI yang terus bertambah. Kemudian, dirintislah kerja sama dengan PSSI.

Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938 namun pemainnya bukan dari PSSI melainkan NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi/Tionghoa. Hal ini sebagai aksi protes Soeratin ingin sesuai dengan perjanjian kerja sama dengan diadakannya pertandingan antara NIVU dan PSSI, yakni “Gentelemen’s Agreement” yang sudah ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Yogyakarta.

Pada era penjajahan Jepang di Indonesia menyebabkan PSSI menjadi pasif dalam berkompetisi karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai yang merupakan badan keolahragaan buatan Jepang. PSSI kemudian masuk menjadi bagian dari Gelora pada tahun 1944 dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta tahun 1949.

Perjalanannya yang panjang PSSI terus berkembang dan mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi serta organisasinya. Dalam perkembangannya saat ini PSSI telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Berikut adalah kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri:

  • Divisi utama yang diikuti oleh klub sepak bola dengan pemain yang berstatus nonamatir
  • Divisi satu yang diikuti oleh klub sepak bola dengan pemain yang berstatus nonamatir
  • Divisi dua yang diikuti oleh klub sepak bola dengan pemain yang berstatus nonamatir
  • Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepak bola dengan pemain yang berstatus amatir
  • Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepak bola dengan pemain:
  • Dibawah usia 15 tahun (U-15)
  • Dibawah usia 17 tahun (U-17)
  • Dibawah usia 19 tahun (U-19)
  • Dibawah usia 23 tahun (U-23)
  • Sepak bola Wanita
  • Futsal

PSSI juga mewadahi pertanding dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepak bola, pengurus cabang, pengurus daerah yang tercatat dalam kegiatan tahuan PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan Pekan Olahraga Nasional (PON), Pertandingan lainnya yang mengikut sertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI.

Tingkat kepengurusan PSSI sudah sampai pada tingkat daerah seluruh Indonesia. Pada 1 November 1952 PSSI menjadi anggota FIFA saat kongres FIFA di Helsinki. Setelah penerimaan anggota PSSI juga diterima menjadi anggota Asian Football Confederation (AFC), PSSI juga menjadi pelopor pembentukan Asean Football Federation (AFF) saat di pimpin oleh Kardono yang juga sempat menjabat menjadi Wakil Presiden AFF saat itu.

Pada 2 Februari 1953 PSSI disahkan menjadi organisasi berbadan hukum sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I No. J.A.5/11/6. PSSI merupakan satu-satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita negara sejak delapan tahun setelah kemerdekaan Indonesia.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Plt Ketua Umum PSSI Iwan Budianto dan Sekertaris Jendral PSSI Ratu Tisha Destria beserta seluruh komite eksekutif menggelar konferensi pers seusai Kongres Luar Biasa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (27/7/2019). Selain membahas statuta PSSI, Konggres Luar Biasa yang berlangsung tertutup ini juga melakukan penetapan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP).

Ketua PSSI dari Masa ke Masa

  1. Soeratin Sosrosoegondo 1930 – 1940
  2. Artono Martosoewignyo 1941 – 1949
  3. Maladi 1950 – 1959
  4. Abdul Wahab Djojohadikoesoemo 1960 – 1964
  5. Maulwi Saelan 1964 – 1967
  6. Kosasih Poerwanegara 1967 – 1974
  7. Bardosono 1975 – 1977
  8. Ali Sadikin 1977 – 1981
  9. Sjarnoebi Said 1982 – 1983
  10. Kardono 1983 – 1991
  11. Azwar Anas 1991 – 1999
  12. Agum Gumelar 1999 – 2003
  13. Nurdin Halid 2003 – 2011
  14. Djohar Arifin Husin 2011 – 2015
  15. La Nyalla Mattalitti 2015 – 2016
  16. Edy Rahmayadi 2016 – Januari 2019
  17. Joko Driyono Januari – Maret 2019
  18. Iwan Budianto Maret – November 2019
  19. Mochamad Iriawan November 2019 – Februari 2023
  20. Erick Thohir Februari 2023 – sekarang

DOKUMENTASI KEMENPORA

Konferensi pers oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kiri kedua) dan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (di mimbar) membahas izin Liga 1 dan Liga 2 musim 2021/2022 dan rencana pelatnas jangka panjang timnas U-23 untuk SEA Games 2021 Vietnam maupun U-19 untuk Piala Dunia U-20 2023 Indonesia di Jakarta, Selasa (2/2/2021). Setelah menghentikan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 musim 2020/2021 karena pandemi Covid-19, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI menyiapkan dokumen permohonan izin yang baru kepada kepolisian untuk menggelar kompetisi Liga 1 dan Liga 2 musim 2021/2022. PSSI optimistis bisa mendapatkan izin dari kepolisian karena mereka telah menyiapkan dokumen dengan lebih detail, terutama mengenai protokol kesehatan selama kompetisi bergulir.

Artikel Terkait

Tugas dan Fungsi

Tugas

Mengatur dan mengoordinasikan seluruh kompetisi dan turnamen, baik pada tingkat nasional maupun pertandingan-pertandingan lainnya yang diselenggarakan di Indonesia.

  • Membentuk tim nasional yang berkualitas dan berprestasi baik pada pertandingan regional atau pun internasional
  • Mengembangkan konsep sepak bola yang maju, modern dan profesional dan mencegah segala tindakan yang akan merusak nilai-nilai sportivitas dan prinsip fair play
  • Melakukan segala upaya untuk mencegah serta menentang penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang dalam persepakbolaan nasional
  • Mencari sumber-sumber pendanaan yang sah untuk menunjang program kerja dan melindungi semua hak komersial dan investaris yang merupakan aset milik PSSI

Fungsi

  • Mengembangkan serta mempromosikan sepak bola secara terus-menerus, mengatur dan mengawasinya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semangat fair play, kesatuan, pendidikan, budaya dan nilai-nilai kemanusiaan terutama melalui program pengembangan pemain usia muda
  • Menyelenggarakan kompetisi sepak bola dengan segala bentuk pada tingkat nasional, dengan menentukan dengan tepat, sebagaimana dibutuhkan, wilayah kewenangan yang diakui dari pelbagai kompetisi yang dibentuk
  • Menyusun peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan dan juga memastikan penegakannya
  • Mematuhi dan mencegah segala pelanggaran Statuta, peraturan-peraturan, instruksi-instruksi dan keputusan FIFA, AFC dan PSSI serta Laws of the Game dan memastikan bahwa seluruh hal tersebut dipatuhi oleh seluruh anggota
  • Mencegah semua metode atau praktek yang dapat membahayakan integritas pertandingan atau kompetisi atau menyebabkan penyalahgunaan dari sepak bola
  • Mengendalikan dan mengawasi semua bentuk pertandingan sepak bola yang berlangsung di dalam wilayah PSSI
  • Memelihara hubungan internasional di bidang olahraga yang berhubungan dengan sepak bola dalam segala bentuk
  • Menjadi tuan rumah bagi kompetisi pada level internasional serta level-level lainnya

KOMPAS/PRIYOMBODO

Suporter Indonesia membentangkan bendera merah putih berukuran besar saat Timnas sepak bola Indonesia U-22 mengalahkan Filipina 3-0 tepat di laga penyisihan Grup B Sea Games Kuala Lumpur 2017 di Stadion Shah Alam, Selangor, Malaysia, Kamis (17/8/2017) malam.

Organisasi

  • Ketua Umum
  • Wakil Ketua Umum I
  • Wakil Ketua Umum II
  • Sekretaris Jenderal
  • Wakil Sekretaris Jenderal
  • Anggota Eksekutif Komite

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Letjen. (purn) Marciano Norman (kanan) memukul gong disaksikan Deputi IV Menpora Yuni Poerwati (kedua dari kanan), plt Ketua Umum PSSI Iwan Budianto (kedua dari kiri), dan Delegasi FIFA Sanjeevan Balasingam (kiri) saat membuka Kongres Luar Biasa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (27/7/2019). Selain membahas statuta PSSI, Konggres Luar Biasa yang berlangsung tertutup ini juga melakukan penetapan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP).

Prestasi Timnas Indonesia

Referensi

Laman Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia

Artikel Terkait