KOMPAS/Kartono Ryadi
Apabila banyak orang merasa kagum dengan tim Kamerun setelah Piala Dunia 1990 lalu memang bukan merupakan hal yang mengherankan. Dengan dimotori pemain seperti Roger Milla (kanan), Kamerun mampu menyuguhkan suatu permainan menyerang yang sekarang in agak sulit didapati. Keberhasilan mereka untuk menjadi negeri Afrika pertama yang melangkah hingga perempat final merupakan bukti bahwa sepak bola yang mereka pertontontan adalah sepak bola kelas dunia.
Roger Milla pernah memperkuat tim Kamerun sebanyak tiga kali dalam putaran Piala Dunia, yaitu tahun 1982, 1990 dan 1994. Sosoknya semakin menjadi perhatian tatkala Milla membawa tim Afrika itu masuk dalam perempat final Piala Dunia 1990 di Italia. Kala itu, ia menyumbang empat gol dari tujuh gol bagi timnya
Namun sayang, di partai perempat final, melalui pertandingan dramatis, Kamerun harus mengakui keunggulan tim Inggris dengan skor 2-3. Meskipun tersandung di perempat final, banyak pihak yang memuji penampilan Kamerun. Keberhasilannya mencapai babak tersebut menjadikan Kamerun sebagai negara Afrika pertama yang masuk perempat final Piala Dunia. Bahkan ESPN memasukkan pertandingan Kamerun melawan Inggris tersebut dalam artikel “10 Best Moment of Italia 1990”
Lajunya tim berjulukan “The Indomitable Lion” menembus babak tersebut juga menjadi perhatian publik sepak bola tanah air, seakan mereka menemukan tim idola baru yang dijagokan di tengah dominasi tim-tim dari Eropa dan Amerika.
Atraksi Roger Milla ketika mengolah bola dan melesakkan ke gawang lawan juga selalu ditunggu para penggemar sepak bola. Selebrasinya yang unik dengan bergoyang pinggul di pojok lapangan setelah mencetak gol juga menjadi hiburan tersendiri.
Aksi goyang itu kemudian dilabeli dengan goyang makossa, merujuk pada jenis musik dan dansa paling populer di kawasan urban Kamerun. Melalui tayangan televisi yang ditonton ratusan juta pasangan mata, gaya selebrasi Roger Milla menyebar ke seluruh penjuru dunia. Gaya itu pun ditiru sebagai ritual merayakan gol. Di Indonesia pemain sepak bola profesional hingga anak-anak kecil yang bermain di kampung-kampung meniru gaya itu.
Seolah ada daya pikatnya, goyangan makossa ala Roger Milla telah menyihir dunia. Tak hanya menghibur, gaya Milla ini sebanding dengan prestasi yang dia toreh di Piala Dunia 1990. Atas penampilan gemilang tersebut Milla dinobatkan sebagai “ African Football of The Year”
Pada Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, Roger Milla yang lahir pada 20 Mei 1952 menjadi pemain tertua. Rekor tersebut baru pecah 20 tahun kemudian oleh kiper Kolombia, Faryd Modragon, yang bermain di Piala Dunia 2014 pada usia 43 tahun. Meskipun di putaran pertama Kamerun kalah telak 1-6 melawan Rusia dan gagal menuju babak berikutnya, satu-satunya gol Milla dalam pertandingan itu membuat singa tua itu kembali dinobatkan sebagi pemain tertua yang pernah mencetak gol.
Tahun 1995, Roger Milla yang sudah berusia 43 tahun bergabung dengan klub sepak bola Indonesia, yaitu Pelita Jaya dan Putra Samarinda. Bagi pemain penyerang ini, sepak bola bukan hanya permainan fisik tetapi juga kecerdasan. Terbukti meskipun tidak muda lagi pemain yang punya pengalaman bermain di liga Prancis ini berhasil mencetak 34 gol selama dua musim kompetisi di Liga Indonesia.
World Cup 1990 The Great Moments
Roger Milla saat menghadang bola dari kaki kiper Kolombia, Rene Higuita (tengah), dan membuat gol dalam babak kedua final Piala Dunia 1990 di Italia. Kamerun menang 2-1 atas Kolombia.
KOMPAS/Julian Sihombing/Eddy Hasby
Bintang sepak bola asal Kamerun, Roger Milla saat berlatih ketika baru bergabung dengan klub Pelita Jaya, Jakarta, Januari 1995.
KOMPAS/Julian Sihombing
Roger Milla menendang bola saat membela klubnya Pelita Jaya melawan Persiku Kudus di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Seletan (9/1/1995).
KOMPAS/Julian Sihombing
Penyerang Pelita Jaya asal Kamerun, Roger Milla, mengangkat tangannya setelah sundulannya gagal ditahan penjaga gawang Persiku Kudus, Agus Setiawan, dalam pertandingan sepak bola Liga Dunhill, (8/1/1995) di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Dengan gol itu, Pelita Jaya mencukur Persiku 5-0.
Foto lainnya dapat diakses melalui: https://data.kompas.id/
Klik foto untuk melihat sumber.
- “Roger Milla Memimpin Kamerun”. Kompas, 5 Juni 1982.
- “Kamerun Lolos”. Kompas, 15 Juni 1990.
- “Kamerun Menang”. Kompas, 24 Juni 1990.
- “Inggris Menghadapi Jerbar”. Kompas, 4 Juli 1990.
- “Goyangan Roger Milla Menyihir Dunia”. Kompas, 21 April 2006.
- “Keabadilan Tarian Goger Milla di Piala Dunia”. www.cnnindonesia, 23 April 2019.