Foto | Lebaran

Warkop DKI: Legenda Dunia Lawak Indonesia

Berangkat dari guyonan anak-anak kampus yang kritis, Warkop DKI mampu eksis di jagat hiburan Indonesia

KOMPAS/EDDY HASBY

Grup lawak Warkop pada BASF Award di Jakarta Convention Center (29/7/1994).

Warung Kopi (Warkop) DKI merupakan grup lawak legendaris yang pernah hadir menghibur masayarakat Indonesia.

Berbeda dengan grup-grup lawak lain sezamannya, Warkop DKI adalah satu-satunya grup lawak yang isi lawakannya dianggap intelek. Maklum saja, mereka semua kaum terdidik dari universitas terkenal yang aktif dengan kegiatan kampus, sesuatu yang langka waktu itu. Lelucon dan celetukan yang mereka lontarkan  cocok dengan selera anak-anak muda, kritis, usil, dan konyol.

Saat di atas panggung maupun dalam film, personel Warkop DKI yang terdiri dari Dono, Kasino dan Indro sering membawakan peran sebagai orang dari suku tertentu. Berbicara dengan dialek bahasa daerah yang kental. Karakter dan budaya masyarakat dari suatu suku bisa menjadi bahan lawakan yang segar, tanpa ada kesan sedikitpun melecehkan.

Kelebihan lain, ketiganya juga memiliki bakat menyanyi. Lawakan mereka sering kali diselingi nyanyian, dengan lagu yang syairnya berisi sindiran sosial atau dipelesetkan sehingga menjadi lagu jenaka

Grup produsen tawa ini terbentuk sekitar pertengahan tahun 1970-an dengan nama Warkop Prambors. Dengan formasi awal Kasino, Nanu, Rudy Badil, Dono, dan Indro. Kala itu, mereka rutin mengisi program bertajuk Obrolan Santai di Warung Kopi. Acara itu merupakan lawakan di Radio Prambors yang siaran setiap hari Jumat pukul 20.30 sampai 21.15.

Obrolan penuh humor di radio tersebut mendapat sambutan luar biasa dari para pendengar, khususnya kawula muda Jakarta. Dari sana, mereka akhirnya sering diundang tampil di berbagai panggung. Kemudian merambat ke rekaman kaset, dan membintangi film komedi, yang kemudian dikenal dengan sebutan, “film warkop”.

Di tengah melambungnya nama Warkop Prambors di dunia hiburan, pada tahun 1986, grup lawak ini mengambil keputusan untuk mengganti nama Warkop Prambors menjadi Warkop DKI. Hal itu dilakukan untuk menghindari royalti yang harus mereka bayar kepada Radio Prambors karena menggunakan namanya sebagai nama panggung. Singkatan DKI dibelakang Warkop artinya Dono, Kasino Indro. Karena dalam perjalananya hanya mereka bertiga yang konsisten melanjutkan grup ini.

Sejak tahun 1979 hingga 1994, sudah 34 film komedi mereka bintangi. Rata-rata dua judul film setiap tahun yang hadir menjelang perayaan lebaran dan tahun baru.

Mati suri industri perfilman Indonesia tak lantas membuat Warkop DKI kehilangan panggung. Tahun 1995 mereka mulai tampil menghibur masyarakat lewat serial sinetron komedi di televisi.

Di tengah tingginya minat masyarakat menonton sitkom Warkop DKI di layar kaca, penonton harus kehilangan Kasino. Pelawak yang dikenal dengan celetukan-celetukannya yang lucu itu meninggal dunia tahun 1997. Setelah empat tahun syuting sinetron tanpa Kasino, pada 2001, Dono yang bisa disebut sebagai maskot Warkop DKI juga harus menyusul sahabatnya menghadap Sang Kuasa. Sejak saat itu, tinggal Indro menjadi satu-satunya penjaga Warkop sampai sekarang.

KOMPAS/Suryopratomo

Personel Warkop DKI, Dono dan Kasino yang juga alumni Universitas Indonesia turut menghibur acara Lintas Masa Kampus Rawamangun (30/8/1987). Acara tersebut menandai kepindahan kampus UI Rawamangun ke Depok.

KOMPAS/Don Sabdono

Kasino dan Dono Warkop menghibur pada acara penutupan Pekan Apresiasi Film di Bali (11/8/1986). penampilannya membuat pengunjung yang jumlahnya sepuluh ribu lebih meledak dalam gelak tawa.

KOMPAS/Hasanuddin Assegaff 

Warkop DKI menjadi pembawa acara pergelaran musik dan lagu karya Nahum Situmorang di Plenary Hall Jakarta Convention Center (3/6/1994).

KOMPAS/Hikmat K 

Grup lawak Warkop DKI, dari kiri: Kasino, Dono dan Indro, tampil sebagai selingan dalam pergelaran Guruh Sukarnoputra di Bandung (3/7/1983).

KOMPAS/Efix Mulyadi

Pelawak Warkop Prambors, Kasino (kiri) dan Indro bernyanyi dan melucu saat tampil di panggung pertunjukan Delta Romeo Rock’n Country di Teater Terbuka TIM (17/41982).

KOMPAS/Julian Sihombing 

Trio Warkop DKI, dari kiri, Indro, Dono, dan Kasino menjadi pembawa acara pergelaran BASF Awards di Fine Art Theatre Jakarta International School, Jakarta Selatan (30/8/1991).

Foto lainnya dapat diakses melalui: https://data.kompas.id/