Daerah

Kota Dumai: “Kota Minyak” di Pesisir Pantai Timur Sumatera

Bermula dari sebuah dusun kecil di pesisir timur Provinsi Riau, Dumai kemudian menggeliat menjadi "mutiara" di Pantai Timur Sumatera. Kota ini juga dijuluki sebagai "Kota Minyak" karena berbagai komoditas seperti minyak bumi, gas alam, minyak sawit, dan minyak kelapa banyak dihasilkan di kota ini.

KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI

Dumai merupakan pelabuhan terbesar di Tanah Air untuk ekspor minyak sawit mentah (CPO). PT Pelindo I Dumai melayani ekspor sampai 6 juta ton, sementara pemain besar kelapa sawit memiliki pelabuhan CPO sendjri dengan kapasitas 7 juta ton. Tampak gambar, salah satu kapal yang sedang mengisi CPO di Pelabuhan Pelindo I Dumai, Kamis (19/10/2017).

Fakta Singkat

Hari Jadi 
27 April 1999

Dasar Hukum
Undang-Undang No.16/1999

Luas Wilayah
2.066,72 km2

Jumlah Penduduk
331.832 jiwa (2022)

Kepala Daerah
Wali Kota H. Paisal
Wakil Wali Kota H. Amris

Instansi terkait
Pemerintah Kota Dumai

Kota Dumai merupakan bagian dari Provinsi Riau, terletak sekitar 201 km dari Pekanbaru. Kota ini berada di pesisir pantai Pulau Sumatera sebelah timur. Kawasan Dumai memiliki lintas pelayaran dan perdagangan yang cukup padat.

Kota ini berawal dari sebuah dusun kecil di pesisir timur Provinsi Riau dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Dumai diresmikan sebagai kota pada 20 April 1999, dengan UU 16/1999. Sebelumnya, Dumai sempat menjadi kota administratif (kotif), di dalam Kabupaten Bengkalis berdasarkan PP 8/1979 tertanggal 11 April 1979.

Dumai adalah kota dengan wilayah administrasi terluas kedua di Indonesia berdasarkan statusnya sebagai kotamadya, setelah Kota Palangka Raya. Dengan luas wilayah 2.066,72 km persegi, kota ini terdiri dari tujuh kecamatan dan 36 kelurahan. Untuk periode 2021–2024, kota berpenduduk 331.832 jiwa ini dipimpin oleh Walikota H. Paisal dan Wakil Wali Kota H. Amris.

Dumai dikenal sebagai “Kota Minyak”. Pertambangan, pengolahan, pendistribusian, hingga ekspor minyak serta gas bumi menjadi andalan wilayah ini. Tak hanya itu, Dumai juga disokong dengan industri pengolahan minyak sawit (CPO).

Keunggulan Kota Dumai adalah letaknya yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka, sebuah “jalan tol” paling laris dan bernilai ekonomi paling tinggi di Asia. Posisi yang sama menempatkan Kota Dumai sebagai kota pelabuhan terdekat dengan Malaysia dan Singapura, setelah Batam.

Posisi strategis itu pula, yang membuat Dumai kerap diberi nama Mutiara Pantai Timur Sumatera. Hal itu disebabkan sejak tahun 1970-an Dumai menjadi kawasan penyedia jasa pengangkutan dan penyeberangan utama dari daerah-daerah pendukungnya, dari Sibolga, Sumatera Utara, hingga Lampung di Pulau Sumatera bagian selatan.

Selain strategis, lokasi Dumai juga terletak di dekat pantai dan menjadikan kota ini memiliki banyak wisata pantai yang menawan.

Dalam RPJMD Kota Dumai Tahun 2021–2026, kota ini memiliki visi: “Terwujudnya Dumai sebagai Kota Pelabuhan dan Industri yang Unggul dan Bertumpu pada Budaya Melayu”.

Adapun misinya adalah pertama, mengembangkan perekonomian  kota yang berdaya saing dan bertumpu pada kepelabuhanan dan industri. Kedua, mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berjati diri Melayu.

Kemudian, ketiga, mewujudkan infrastruktur wilayah yang berkualitas, dan keempat meningkatkan kualitas tata kelola kepemerintahan daerah yang baik.

Sejarah pembentukan

Dilansir dari buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe yang ditulis Zaenuddin HM dan dikutip dari website Pemerintah Kota Dumai, disebutkan asal mula Kota Dumai dimulai dari versi cerita tentang Puteri Tujuh yang telah turun-temurun diceritakan. Dalam kisah itu, disebutkan bahwa terdapat sebuah kerajaan bernama Sri Bunga Tanjung.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa Kerajaan Sri Bunga Tanjung merupakan kerajaan orang Bunian karena belum diketahui pasti bukti peninggalan sejarah baik istana maupun kaitannya dengan kerajaan lainnya yang berada di Provinsi Riau. Kerajaan ini dikisahkan memiliki puteri sebanyak tujuh orang.

Kawasan Kerajaan Sri Bunga Tanjung, yang pada waktu itu dipimpin oleh Ratu Cik Sima, raja perempuan yang memerintahkan Kerajaan Sri Bunga Tanjung. Dia memiliki tujuh orang puteri yang dikenal dengan sebutan puteri tujuh. Ketujuh puteri ini terkenal sangat cantik, namun yang paling cantik adalah puteri bungsu yang bernama Mayang Sari. Karena keindahan dan kecantikan Mayang Sari, ia juga dikenal dengan nama Mayang Mengurai.

Menurut cerita rakyat yang berkembang, suatu hari singgahlah di pelabuhan Sri Bunga Tanjung, laskar dari Kerajaan Empang Kuala. Pada suatu hari, pangeran dari kerajaan tersebut ingin menghirup udara segar dan ingin melihat keindahan alam daerah yang disinggahinya. Ia lalu pergi berjalan-jalan sambil menyamar sebagai rakyat biasa agar lebih leluasa berjalan. Para pegawai pun menyamar sebagai orang biasa dan bebas kemana-mana.

Ketika pengawal sampai di pinggir lubuk pemandian sarang umai, sejenis landak berbulu tegak dan keras seperti duri, mereka tertegun melihat gadis cantik. Mereka  segera memberitahukan hal itu kepada pangeran. Pangeran pun terpesona, “ya…umai…dumai, ya d’umai itu”, kata pangeran tergagap takjub.

Berasal dari ucapan pangeran itu, yang setiap saat mengatakan di lubuk umai. D’umai akhirnya bertaut menjadi Dumai, sehingga daerah ini pun bernama Dumai. Sejak peristiwa itu, masyarakat Dumai menyakini bahwa nama kota Dumai diambil dari kata “d’umai” yang selalu diucapkan Pangeran Empang Kuala ketika melihat kecantikan Puteri Mayang Sari atau Mayang Mengurai.

Nama Dumai menurut cerita rakyat tentang Puteri Tujuh, berasal dari kata di lubuk dan umai (sejenis binatang landak) yang mendiami lubuk tersebut. Kata “umai” sering diucapkan dengan cepat, lama kelamaan kata tersebut bertaut menjadi “d’umai” dan kemudian menjadi “Dumai”.

Dalam sejarahnya, pada tahun 1930-an, Dumai merupakan suatu dusun nelayan kecil yang terdiri atas beberapa rumah nelayan. Ketika Jepang mendatangkan kaum romusha atau pekerja paksa zaman penjajahan Jepang dari Jawa, penduduk kota Dumai bertambah.

Kota Dumai mengalami perubahan status dimulai dari tahun 1945–1959. Saat itu, Dumai hanya tercatat sebagai desa. Tahun 1959–1963, Dumai masuk dalam wilayah Kecamatan Rupat. Kota Dumai berpisah dari Kecamatan Rupat dan berubah status menjadi kawedanan pada tahun 1963–1964.

Status Dumai sebagai Kota Administratif diatur pada PP 8/1979 tertanggal 11 April 1979. Dumai merupakan kota administratif pertama di Sumatera dan ke-11 di Indonesia di bawah Kabupaten Daerah Tingkat (Dati) II Bengkalis.

Pada tahun 1999, Dumai berubah status menjadi Kotamadya berdasarkan UU 16/1999 tanggal 20 April 1999 Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 50, tambahan Lembaran Negara Nomor 3829, sehingga Kota Dumai menjadi Kotamadya Dati II Dumai.

Seiring perkembangan politik di Indonesia, Kotamadya Dumai berubah menjadi Kota Dumai yang diatur dalam UU 22/1999. Masa jabatan Wali Kota Dumai pertama dari tanggal 27 April 1999, sehingga tanggal 27 April dijadikan hari ulang tahun Kota Dumai.

KOMPAS/ANSEL DA LOPEZ

Kilang BBM Dumai– Presiden Soeharto di kilang bahan bakar minyak (BBM) Dumai, Kamis, 16 Februari 1984, saat meresmikan perluasan kilang itu.

Geografis

Secara geografis, Kota Dumai merupakan kota yang berada di Provinsi Riau. Kota ini terletak pada posisi antara 01º 23’00” — 01º 24’23” Lintang Utara 101º23’37”– 101º28’13” Bujur Timur.

Seluas 2.066,72 kilometer persegi, Kota Dumai berbatasan langsung dengan kawasan perairan laut di sebelah utara, yakni Selat Rupat. Kemudian, di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir.

Kondisi alam Kota Dumai terdiri dari dataran rendah di bagian utara. Sedangkan sebagian sebelah selatan merupakan dataran tinggi. Kota Dumai beriklim tropis dengan suhu udara pada tahun 2022 berkisar antara 20,5 0C — 35,8 0C dan terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Curah hujan terbanyak di Kota Dumai selama tahun 2022 terjadi pada bulan Agustus, yaitu 422,8 mm3, sedangkan yang terkecil terjadi pada bulan Januari, yaitu 61,4 mm3. Sementara itu, jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan September sebanyak 21 hari dan terkecil pada bulan Januari yaitu sebanyak 8 hari.

Kota Dumai memiliki 53 sungai yang dapat dilayari kapal pompong, sampan, dan perahu sampai jauh ke daerah hulu sungai. Hal ini menyebabkan berjamurnya pelabuhan-pelabuhan rakyat, selain pelabuhan resmi di Pelabuhan Dumai.

Sungai Buluala, Sungai Mesjid, dan Sungai Senepis merupakan sebagian dari 53 sungai yang memiliki kapasitas air tinggi sehingga layak untuk digunakan sebagai sumber industri penghasil air bersih dan minum. Ketiga sungai tersebut merupakan tiga sungai yang terpanjang.

KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI

Jalan Tol Pekanbaru Dumai masih menyisakan masalah pembebasan lahan. Namun pembangunan fisik sudah dilaksanakan sejak Desember 2016. Tampak gambar progres pembangunan jalan tol di Seksi I ruas Pekanbaru – Minas sepanjang 9,5 kilometer dilihat dari udara. Gambar diambil Selasa (19/9/2017).

Pemerintahan

Sejak ditetapkan menjadi kota otonom 1999, Kota Dumai telah dipimpin oleh delapan pemimpin daerah baik penjabat wali kota maupun wali kota.

Kedelapan pemimpin Dumai tersebut adalah H. Zainuddin Abdullah (27 April 1999 – 27 April 2000), H. Wan Syamsir Yus (27 April 2000 – 27 April 2005), H. Nasrun Effendi (28 April 2005 – 12 Agustus 2005), H. Zulkifli AS (12 Agustus 2005 – 12 Agustus 2010), H. Khairul Anwar (12 Agustus 2010 – 12 Agustus 2015), H. Arlizman Agus (12 Agustus 2015 – 17 Februari 2016), Zulkifli AS (12 Februari 2016 -12 Februari 2021), dan H. Paisal (26 Februari 2021-2024)

Secara administratif, Kota Dumai terdiri dari tujuh kecamatan dan dan 36 desa/kelurahan. Ketujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Bukit Kapur, Medang Kampai, Sungai Sembilan, Dumai Barat, Dumai Selatan, Dumai Timur, dan Dumai Kota.

Untuk mendukung jalannya roda pemerintahan, Pemerintah Kota Dumai didukung oleh 3.950 Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2022. Rinciannya, 1.269 PNS laki-laki dan 2.681 PNS perempuan.

Berdasarkan golongannya, PNS terbanyak di golongan III berjumlah 2.760 orang (69,87 persen). Kemudian golongan IV sebanyak 656 orang (16,61 persen), golongan II berjumlah 525 orang (13,29 persen), dan golongan I berjumlah 9 orang (0,23 persen).

DOKUMENTASI PEMKOT DUMAI

Wali Kota Dumai H Paisal ,SKM, MARS menerima audiensi Tim Smart City Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) dan Kompas Gramedia, bertempat di Pendopo Sri Bunga Tanjung, Rabu (24/7/2022)

Politik

Peta perpolitikan di Kota Dumai berlangsung dinamis. Hal itu terlihat dari perolehan kursi masing-masing partai politik dalam dua kali pemilihan umum legislatif. Dari 30 kursi yang tersedia, tidak ada partai politik yang mendominasi perolehan kursi di parlemen.

Di Pemilu Legislatif 2014, PDI Perjuangan berhasil meraih kursi terbanyak dengan lima kursi. Di urutan berikutnya Gerindra dan PAN mendapatkan empat kursi. Disusul Nasdem, Golkar, dan PKS masing-masing memperoleh tiga kursi, lalu PPP dan Demokrat sama-sama meraih dua kursi serta PKB, Hanura, PBB, PKPI sama-sama memperoleh satu kursi.

Di Pemilu Legislatif 2019, dari 30 anggota DPRD Kota Dumai, giliran Partai Demokrat yang berhasil meraih kursi terbanyak dengan lima kursi. Disusul PDI Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, dan PKS masing-masing memperoleh empat kursi. Sementara Gerindra, PAN, Golkar, dan PPP sama-sama meraih tiga kursi, sedangkan Hanura meraih satu kursi.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali melanjutkan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2019 di Gedung KPU Jakarta, Rabu (15/5/2019). Hari itu rencananya rekapitulasi digelar dengan membacakan hasil rekapitulasi tujuh provinsi. Ketujuh provinsi itu meliputi Jawa Tengah, NTB, Banten, Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Tenggara.

Kependudukan

Kota Dumai pada tahun 2022 dihuni oleh 331.832 jiwa yang terdiri dari 170.201 penduduk laki-laki dan 161.631 penduduk perempuan. Dibanding tahun 2021, jumlah penduduk Kota Dumai meningkat sebanyak 8.380 jiwa. Sementara rasio jenis kelamin penduduk Kota Dumai tercatat sebesar 105.

Kepadatan penduduk di Kota Dumai tahun 2022 tercatat mencapai 161 jiwa/km persegi. Angka kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Dumai Kota sebesar 7.695 jiwa/km persegi dan kepadatan terendah di Kecamatan Sungai Sembilan sebesar 32 jiwa/km persegi.

Kecamatan dengan penduduk terbanyak tahun 2022 adalah Dumai Timur dengan jumlah penduduk 72.106 jiwa (21,73 persen), sedangkan kecamatan dengan penduduk terendah adalah Medang Kampai dengan jumlah penduduk 18.512 jiwa (5,58 persen).

Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kota Dumai paling banyak berada pada kelompok umur 0-4 tahun dan paling sedikit pada kelompok umur 75 tahun ke atas, dengan jumlah masing-masing sebesar 34.761 jiwa dan 2.759 jiwa.

Adapun di bidang tenanga kerja, pada tahun 2022, BPS Kota Dumai mencatat dari 148.506 orang Angkatan Kerja (penduduk 15 tahun ke atas), 140.509 orang adalah Pekerja dan 7.997 orang adalah penganggur.

Sebagai wilayah urban, Kota Dumai dihuni oleh beragam etnis dan suku bangsa. Saat ini terdapat sedikitnya 16 suku bangsa yang hidup berdampingan di kota tersebut. Mereka terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Batak, Minang sebagai warga mayoritas, lalu suku Jawa, Tionghoa, dan Bugis. Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk penduduknya. Mereka saling berbaur satu sama lain dan hidup secara rukun, damai, dan harmonis.

KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI

Antrean kendaraan yang akan masuk ke kapal roro (roll on roll off) Dumai-Pulau Rupat, dengan latar belakang pelabuhan Pelindo Dumai. Dumai merupakan pintu utama ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) Sumatera.

Indeks Pembangunan Manusia
75,26 (2022)

Angka Harapan Hidup 
71,25 tahun (2022)

Harapan Lama Sekolah 
13,32 tahun (2022)

Rata-rata Lama Sekolah 
10,15 tahun (2022)

Pengeluaran per Kapita 
Rp 12,249 juta (2022)

Tingkat Pengangguran Terbuka
5,38 persen (2022)

Tingkat Kemiskinan
3,20 persen (2022)

Kesejahteraan

Penduduk Kota Dumai terus meningkat kesejahteraannya seperti tecermin dalam indeks pembangunan manusia (IPM). Pada 2022, IPM Dumai tercatat sebesar 75,26 atau tumbuh 0,86 persen dari tahun 2021 yang mencapai 74,40 persen. Dengan capaian IPM itu, Dumai masuk kategori tinggi dan IPM Dumai berada di atas IPM Provinsi Riau, yaitu sebesar 73,52.

Dari komponen pembentuk IPM, tercatat umur harapan hidup selama 71,25 tahun pada 2022. Kemudian harapan lama sekolah mencapai 13,32 tahun dan rata-rata lama sekolah mencapai 10,15 tahun. Untuk pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan mencapai Rp 12,249 per kapita per tahun.

Di sisi kesejahteraan penduduknya, tingkat pengangguran terbuka di Kota Dumai tercatat sebesar 5,38 persen atau sebanyak 7.997 jiwa pada 2022. Tahun sebelumnya  angka pengangguran tercatat 6,29 persen.

Kemudian persentase penduduk miskin pada tahun yang sama tercatat sebesar 3,20 persen atau sebanyak 10 ribu jiwa. Tahun sebelumnya, angka kemiskinannya sebesar 3,42 persen atau sebanyak 10,57 ribu jiwa.

KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI

Sosok Bidan Netti

Pendapatan Asli Daerah (PAD) 
Rp 463,98 miliar (2022)

Dana Perimbangan 
Rp 865,68 miliar (2022)

Pertumbuhan Ekonomi
6,36 persen (2022)

PDRB Harga Berlaku
Rp 36,22 triliun (2022)

PDRB per kapita
Rp 135,78 juta/tahun (2022)

Ekonomi

Produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Dumai pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp 36,22 triliun. Struktur perekonomiannya didominasi oleh industri pengolahan, yakni sebesar 61,80 persen. Kemudian disusul sektor perdagangan sebesar 14,09 persen, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan 5,44 persen. Adapun kategori lainnya masing-masing memberikan kontribusi dibawah 5 persen.

Terkenal dengan julukan “Kota Minyak”, Dumai memiliki beberapa industri pengolahan, antara lain pengilangan minyak bumi dan gas pengolahan minyak kelapa sawit. Tiga industri minyak yang turut serta memajukan Dumai adalah PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang dulunya bernama Caltex Pacific Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan dan ekspor minyak dan gas bumi.

Lalu, PT Pertamina yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pendistribusian minyak dan gas bumi dalam negeri. Yang ketiga adalah industri pengolahan minyak sawit (CPO) PT Bukit Kapur Reksa.

Dumai juga menjadi kota pelabuhan ekspor industri minyak bumi terbesar di Indonesia. Hampir seluruh hasil bumi Riau seperti minyak bumi, gas alam, minyak sawit crude palm oil (CPO), dan minyak kelapa diakumulasikan di kota ini.

Selain industri besar, terdapat pula beberapa industri kecil yang bergerak pada pengolahan hasil pertanian seperti Kelapa dibuat sebagai VCO minyak kelapa murni.

Kota Dumai telah mempunyai lima daerah industri yang strategis, yaitu Daerah Industri Dumai (KID) di Pelintung, Daerah Industri Lubuk Gaung, Daerah Industri Dock Yard, Daerah Industi Bukit Kapur, dan Daerah Industri di Bukit Timah.

Di sektor perdagangan, kawasan Dumai sangat strategis untuk dijadikan kawasan pengembangan perdagangan internasional, karena Dumai berada di kawasan lintas perdagangan internasional Selat Melaka.

KOMPAS/YUNI IKAWATI

Kilang Pertamina Dumai pada Mei 2019.

Di bidang keuangan daerah, realisasi pendapatan Pemerintah Kota Dumai tahun 2022 mencapai Rp 1,329 triliun. Kontribusi terbesar masih ditopang oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp 865,68 miliar sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkontribusi sebesar Rp 463,98 miliar.

Di sektor pariwisawata, Kota Dumai yang terletak di tepi pantai punya potensi pengembangan pariwisata seperti wisata alam, budaya, dan belanja. Data BPS Kota Dumai mencatat terdapat 21 tempat wisata alam, 7 wisata sejarah, 5 wisata agama, 3 wisata olahraga, 5 wisata kuliner, dan 5 wisata belanja.

Beberapa daerah wisata di antaranya kawasan konservasi di Kecamatan Sungai Sembilan, hutan wisata di Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur. Ada pula kawasan pantai Teluk Makmur di Kecamatan Medang Kampai dan Tasik Bunga Tujuh di Kecamatan Dumai Timur. Sebagai gerbang utama untuk memasuki Riau Daratan, banyak wisatawan mengunjungi Dumai lebih dulu.

Ada beberapa objek wisata yang menarik dalam perjalanan menuju Dumai, seperti adanya suku pedalaman yang dinamakan Suku Sakai, hutan tropis di sepanjang jalan, dan air sungai yang warnanya unik seperti warna teh. Selain itu juga dapat dilihat beratus pipa angguk yang mengangkat minyak dari perut bumi.

Dumai juga memiliki pantai yang indah seperti Pantai Pasir yang terletak di hulu Sungai Dumai. Ada juga Pantai Purnama yang punya pasir hitam yang lembut dan air pantai yang bersih. Lalu ada Danau Bunga Tujuh yang menyuguhkan pemandangan alam indah dan rindangnya pepohonan. Sementara untuk wisata kuliner, terdapat gulai udang, asam pedas patin, ikan baung, dan Gulai Asam Kuning.

Untuk mendukung beragam kegiatan, di Kota Dumai tersedia sembilan hotel berbintang serta 31 hotel melati.

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO

Kawasan hutan mangrove seluas 26 ha di Dumai, Riau ini diselamatkan dari perubahan fungsi bagi kawasan industri. Lahan yang telanjur terbuka ditanami kembali dengan mangrove dan digunakan untuk ekowisata masyarakat yang mendukung perekonomian langsung maupun meningkatkan hasil perikanan. Tampak suasana Bandar Bakau yang dikelola warga setempat, Sabtu (27/7/2019).

Referensi

Arsip Berita Kompas
  • “Kota Dumai * Otonomi daerah”, Kompas, 14 Mei 2003, hlm. 032
  • “Masih Memerlukan Trademark * Otonomi daerah”, Kompas, 14 Mei 2003, hlm. 032
  • “Pemerintah Kota Dumai Alokasikan * Kawasan Perlindungan Harimau Sumatera”, Kompas, 14 Oktober 2003, hlm. 30
  • “Pembangunan Manusia: Menanti Sepenuh Hati * Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015”, Kompas, 29 April 2015, hlm. 22
  • “Kota Dumai: Sebuah Asa di Timur Sumatera * Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015”, Kompas, 29 April 2015, hlm. 22
Buku dan Jurnal
  • Zaenuddin HM. 2013. Asal-Usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe. Jakarta: Change
  • Sarumaha, Margaretha Taniria. 2022. Sejarah Pelabuhan Kota Dumai. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Aturan Pendukung
  • UU 18/1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah
  • UU 5/1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
  • UU 16/1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai
  • UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
  • PP 8/1979 tentang Pembentukan Kota Administratif Dumai

Editor
Topan Yuniarto