Paparan Topik | Bahan Pokok

Komoditas Bawang Putih: Sejarah, Manfaat, Produsen Dunia, Sentra Produksi, Konsumsi dan Impor Indonesia

Bawang putih merupakan salah satu rempah yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Selain sebagai bumbu masakan, bawang putih juga digunakan untuk pengobatan sejumlah penyakit. Namun, pemenuhan kebutuhan bawang putih hampir sepenuhnya berasal dari impor terutama dari China dan India.

KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI

Petani menunjukkan hasil panen bawang putih di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jateng, Rabu (2/9/2020). Panen yang dilakukan di lahan seluas 0,5 hektar itu menghasilkan 15 ton bawang putih. Petani memerlukan jaminan penyerapan bawang putih hasil panen.

Fakta Singkat

  • Bawang putih dimanfaatkan untuk bumbu masakan dan pengobatan.
  • Konsumsi bawang putih masyarakat Indonesia rata-rata 2,02 kg per kapita per tahun.
  • Produksi bawang putih lokal rata-rata 34.600 ton per tahun.
  • Sentra produksi bawang putih di Temanggung (Jawa Tengah), Lombok Timur (NTB), Mojokerto (Jawa Timur), dan Solok (Sumbar).
  • 95 persen kebutuhan nasional dipasok impor dari China dan India.
  • Impor bawang putih setiap tahun rata-rata 525.000 ton.

Bawang putih (Allium sativum) menjadi bumbu dapur utama bagi masakan khas Indonesia dan Asia. Selain menambah cita rasa dalam masakan, tanaman umbi-umbian ini juga memiliki segudang manfaat bagi kesehatan.

Manfaat dari bawang putih bagi kesehatan, antara lain, meredakan infeksi, radang, dan pilek. Bawang putih mengandung Allicin yang dipercaya ampuh membunuh organisme penyebab penyakit. Allicin juga dikenal sebagai senyawa yang mampu sebagai antimikroba, antijamur, dan antivirus.

Kebutuhan bawang putih nasional sebagian besar dimanfaatkan untuk bumbu masakan atau bahan rempah. Rata-rata konsumsi penduduk Indonesia tahun 2022 mencapai 2,02 kilogram per kapita per tahun.

Produksi bawang putih oleh petani setiap tahun sekitar 34.600 ton, hanya mampu memenuhi 5–10 persen dari kebutuhan nasional. Secara nasional, konsumsi bawang putih sekitar 500.000 ton per tahun. Sebagian besar kebutuhan, yakni sekitar 95 persen dipenuhi oleh bawang putih impor, khususnya dari China dan India.

Sentra produksi bawang putih di Indonesia terdapat di Temanggung dan Tegal di Jawa Tengah, Lombok Timur dan Bima di Nusa Tenggara Barat, Mojokerto di Jawa Timur, dan Solok di Sumatera Barat. Kecamatan Ngadirejo di Temanggung, Sembalun di Lombok Barat, serta Pacet di Mojokerto merupakan kecamatan sentra bawang putih nasional.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pekerja menyiapkan bawang putih untuk dikemas dalam kantong kemasan setengah kilogram di Toko Tani Indonesia Center, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (24/5/2018). Bawang putih di Toko Tani Indonesia dijual Rp 15.000 per kilogram. Toko Tani Indonesia menyediakan bahan pangan untuk menjaga distribusi pasokan pangan selama Ramadhan dengan harga lebih murah dari harga pasar.

Sejarah

Tanaman bawang putih (Allium sativum) yang banyak digunakan untuk bumbu masakan dan obat ini berasal dari Asia Tengah, yakni di wilayah China dan Jepang. Tak hanya di Asia Tengah, kekaisaran Romawi dan Yunani sebelum Masehi, memanfaatkan bawang putih sebagai bumbu masak dan obat alami.

Tanaman umbi-umbian ini kemudian menyebar dan menjadi bahan makanan di daerah sekitar Laut Tengah, serta bumbu umum di Asia, Afrika, dan Eropa. Dalam  catatan Mesir kuno, umbi ini digunakan baik sebagai campuran masakan maupun pengobatan.

Tanaman ini masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang China dan Arab di abad ke-19. Tanaman ini awalnya ditanam pesisir atau pantai, kemudian bawang putih masuk dan ditanam di daerah pedalaman dan akrab dengan kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia.

Bawang putih memiliki nama lokal yang beragam. Di Jawa, tanaman ini disebut brambang putih, sementara di wilayah Madura, tanaman umbi-umbian ini disebut bhawang pote, dan di Sunda disebut bawang bodas.

Di Minahasa bawang putih dikenal dengan nama lasuna moputih, sementara di Gorontalo disebut pia moputih. Adapun di Makasar dikenal dengan nama lasuna kebo, di Ternate dengan nama bawa bodudo, dan di Bali disebut kasuna.

Bawang putih berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan. Selain itu, umbi ini juga bermanfaat sebagai obat herbal untuk menyembuhkan banyak penyakit. Indonesia termasuk negara yang banyak memanfaatkan bawang putih untuk kebutuhan makanan dan industri makanan.

Sejumlah varietas bawang putih yang banyak dibudidayakan petani Indonesia, antara lain, lumbu kuning, lumbu hijau, lumbu putih, tawang mangu, ciwidey, sembalun, dan sanggah. Sebagian varietas itu masih bertahan dan ditanam petani, tetapi sebagian lagi telah lama hilang dari ladang dan kebun petani.

Pada tahun 1994–1995, Indonesia pernah mencapai swasembada bawang putih. Saat itu, produksi bawang putih mencapai 152 ribu ton dari luas tanam mencapai 21 ribu hektare. Namun, prestasi swasembada bawang putih tidak bertahan lama akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998. Sejak itu, Indonesia harus meliberalisasi pasar pangan, termasuk pasar bawang putih sehingga bawang putih impor mendominasi pasar dalam negeri hingga sekarang.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Memilah Bawang Putih – Sigit (16) memilah bawang putih yang dijualnya di lingkungan Pasar Jembatan Lima, jakarta, Jumat (14/9/2018). Meskipun nilai tukar rupiah terhadap dollarAS tertekan, namun harga bawang putih impor masih stabil di kisaran Rp 22.000 per kilogram karena banyaknya stok.

Manfaat

Bawang putih adalah umbi-umbian dengan nama latin Allium sativum. Tanaman ini masih termasuk dalam keluarga tanaman amarilis (Amaryllidaceae), dan bersaudara dengan daun bawang dan bawang merah.

Selain untuk menyedapkan masakan, bawang putih baik untuk menjaga kesehatan. Dalam satu buah bawang putih biasanya terdapat 1–10 siung. Setiap siungnya itu sendiri memiliki berat sekitar 6–8 gram.

Dalam tiap 100 gram umbi memiliki kandungan gizi, antara lain, 4 kalori,1 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,1 gram serat, 0,1 miligram mangan, 0,9 miligram vitamin C, kemudian 5,4 miligram kalsium, 0,4 mikrogram selenium, dan sederet antioksidan seperti flavonoid, oligosakarida, dan asam amino. Bawang putih juga mengandung senyawa sulfur aktif seperti allicin, allyl propyl disulfide, dialil disulfida, dan dialil trisulfida.

Kandungan kimia dari Allium sativum memiliki aktivitas biologi dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa organosulfur. Kandungan senyawa organosulfur ini, antara lain, alliin yang paling banyak terdapat dalam bawang putih.

Alliin bertanggung jawab pada bau dan cita rasa bawang putih, asam amino yang mengandung sulfur, dan digunakan sebagai prekusor allicin. Alliin dan senyawa sulfoksida yang lain segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat, seperti allicin, dengan bantuan enzim alliinase ketika bawang putih segar dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara langsung. Alliin memiliki potensi sebagai antibakteri.

Zat lainnya dalam bawang putih yang bermanfaat bagi pengobatan, yakni senyawa sulfur yang volatil seperti allicin. Allicin merupakan senyawa yang kurang stabil, adanya pengaruh air panas, oksigen udara, dan lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi menjadi senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida. Kemudian senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl sulfide (DAS) dan diallyl disulfide (DADS).

Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masak, umbi bawang putih bermanfaat untuk kesehatan, antara lain, menurunkan kolesterol, mengendalikan tekanan darah, menyehatkan jantung, menurunkan kolesterol dan tekanan darah, menurunkan risiko kanker, menjaga kesehatan otak, mengatasi jerawat, memperkuat tulang, melawan radang, pilek, dan batuk, mengatasi rambut rontok, serta detoksifikasi logam berat.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Tumpukan bawang putih impor di salah satu kios pedagang di pasar induk Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (6/5/2019). Harga bawang putih di pasar induk tersebut dijual pada kisaran harga Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per kilogram. Bawang putih termasuk komoditas pangan impor yang rawan dikorupsi dalam pengadaannya.

Produsen dunia

Menurut data Organisasi Badan Pangan Dunia (FAO), Tiongkok merupakan negara produsen bawang putih terbesar di dunia. Pada tahun 2020, negara tirai bambu itu  produksi bawang putih mencapai 20,7 juta ton, sementara tahun 2022, produksinya meningkat menjadi 23,3 juta ton.

India menempati urutan kedua sebagai negara penghasil bawang putih terbesar dunia dengan jumlah produksi sebanyak 2,9 juta ton pada tahun 2022. Sedangkan, Bangladesh dengan kapasitas produksi sebanyak 466,4 ribu ton menempati urutan ketiga. Negara produsen berikutnya, yakni Korea Selatan yang menghasilkan 387 ribu ton pada tahun 2022, kemudian Mesir 318 ribu ton, Spanyol sebanyak 271 ribu ton, dan Amerika Serikat 237 ribu ton.

Di wilayah Asia Tenggara, Myanmar merupakan produsen terbesar di kawasan itu dengan menghasilkan 200 ribu ton per tahun atau memberikan kontribusi 66,29 persen di ASEAN, kemudian Thailand berada di posisi kedua dengan rata-rata produksi bawang putih sebesar 73.654 ton atau 23,44 persen terhadap produksi bawang putih di kawasan itu.

Indonesia di posisi ke-3 dengan produksi rata-rata per tahun mencapai 23.431 ton dengan kontribusi 7,46 persen dari total produksi bawang putih ASEAN. Adapun, Filipina dan Timor Leste berada di bawah Indonesia dengan rata-rata produksi bawang putih berturut-turut 8.438 ton (2,69 persen) dan 411 ton (0,13 persen).

20 Negara Produsen Bawang Putih Dunia 2022

 Peringkat Negara  Produksi (ton)
1 China 23.305.888
2 India 2.910.000
3 Bangladesh 466.389
4 Korea Selatan 387.671
5 Mesir 318.800
6 Spanyol 271.350
7 Amerika Serikat 237.340
8 Algeria 223.311
9 Uzbekistan 216.272
10 Ukraina 215.070
11 Myanmar 208.908
12 Rusia 202.120
13 Ethiopia 152.595
14 Argentina 147.649
15 Brasil 131.523
16 Indonesia 88.817
17 Thailand 84.039
18 Peru 83.297
19 Mexico 82.91
20 Pakistan 75.342

Sumber: FAO 2023

KOMPAS/LASTI KURNIA

Bawang putih dijual di Pasar Slipi Jaya, Jakarta, Senin (17/2/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bawang putih sepanjang Januari 2020 mencapai USD 1,8 juta atau setara dengan 1.508 ton, jumlah ini turun 98 persen dari jumlah impor pada Desember 2019 sebanyak 106.894 ton atau senilai dengan USD 123,4 juta.

Produksi Nasional

Produksi bawang putih nasional tiap tahun cenderung meningkat. Sejak 2010 hingga 2019, produksi bawang putih lokal terus naik, dari 12.295 ton pada tahun 2010, lalu 14.749 ton tahun 2011, selanjutnya 15.766 ton tahun 2013, kemudian 20.293 ton tahun 2015, dan 20.531 ton pada tahun 2016.

Kemudian sempat turun di tahun 2017 dengan 19.510 ton dan melonjak lagi dua kali lipat atau 100 persen di tahun 2018 menjadi 39.302 ton. Puncaknya pada tahun 2019 yang produksinya mencapai 88.816 ton atau melonjak 125 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Tahun 2021, produksi bawang putih nasional mencapai 45.092 ton. Jumlah tersebut turun 44,9 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 81.805 ton. Tahun 2020, produksinya juga menurun 7,9 persen dibandingkan produksi tertinggi, yakni tahun 2019.

Ditinjau dari daerahnya, Jawa Tengah menjadi sentra bawang putih terbesar di Indonesia, dengan produksi mencapai 25.545 ton. Selanjutnya Nusa Tenggara Barat berada di urutan kedua dengan produksi bawang putih 9.223 ton, diikuti Jawa Timur sebanyak 4.220 ton, Sumatra Barat 1.839 ton, dan Bali 1.040 ton.

Meski menurun pada tahun 2021, produksi bawang putih cenderung meningkat sepanjang satu dekade terakhir. Produksi mencapai rekor tertingginya pada 2019, yakni mencapai 88.816 ton. Namun, produksi bawang putih lantas menurun pada 2020 dan kembali merosot pada tahun 2021.

Jawa Tengah menjadi provinsi yang paling banyak menghasilkan bawang putih, yakni 25.545 ton atau berkontribusi 56,65 persen dari total produksi bawah putih nasional pada 2021. Nusa Tenggara Barat menempati posisi kedua dengan produksi bawang putih mencapai 9.223 ton atau 20,45 persen. Kemudian, Jawa Timur memproduksi 4.220 ton bawang putih atau 9,36 persen.

Di Jawa Tengah, produsen bawang putih terbesar adalah Temanggung. Daerah ini memiliki lahan sangat luas yang diperkirakan total luas lahan yang dikhususkan untuk menanam bawang putih di Temanggung adalah sekitar 1.300 hektar.

Kecamatan Ngadirejo dan Tretep di Temanggung menjadi sentra produksi bawang putih, masing-masing memiliki lahan 200 hektare dan 500 hektare untuk penanaman komoditas itu. Pada 2021, produktivitas 1 hektare lahan di dua kecamatan itu bisa menghasilkan umbi bawang putih basah sebanyak 10 ton.

Sementara Jawa Timur sebagai sentra produksi terbesar kedua sentranya di Kabupaten Mojokerto. Sejak tahun 1974, Kecamatan Pacet sudah dikenal sebagai produsen bawang putih jenis lokal. Adapun jenis atau varietas dari bawang putih yang paling banyak ditanam di daerah ini adalah lumbu hijau.  Pada tahun 2020, hasil panen bawang putih dari daerah Pacet mencapai 1.300–1.500 ton.

Adapun di Nusa Tenggara Barat, sentra bawang putih terdapat di Kabupaten Lomok Timur dan Bima. Pada tahun 2021, produksi bawang putih di Lombok Timur mencapai 5.500 ton, sementara di Bima produksinya mencapai 3.629 ton. Di Lombok Timur, bawang putih banyak ditanam di Kecamatan Sembalun.

Untuk meningkatkan produksi bawang putih nasional, Kementan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), revisi atas Permentan No 86/2013 tentang RIPH. Dalam ketentuan itu, importir wajib memproduksi bawang putih di dalam negeri sebesar 5 persen dari kuota impor yang diizinkan dalam RIPH setahun.

Kewajiban baru bagi importir itu diharapkan meningkatkan daya saing bawang putih produksi dalam negeri. Selain itu, Kementan juga berupaya menggairahkan lagi penanaman komoditas bawang putih, terutama di daerah sentra seperti Temanggung dan Tegal (Jawa Tengah), Sembalun dan Bima (Nusa Tenggara Barat), Mojokerto (Jawa Timur) serta Solok (Sumatera Barat).

Perkembangan produksi bawang putih nasional

Tahun Produksi (ton)
2011 14.749
2012 17.638
2013 15.766
2014 16.894
2015 20.293
2016 21.150
2017 19.510
2018 39.302
2019 88.816
2020 81.805
2021 45.092

Sumber:BPS

Produksi Berdasarkan Provinsi 2021

No Nama Produksi (Ton)
1 Jawa Tengah 25.545
2 Nusa Tenggara Barat 9.223
3 Jawa Timur 4.220
4 Sumatra Barat 1.839
5 Bali 1.040
6 Jawa Barat 963
7 Sumatra Utara 805
8 Nusa Tenggara Timur 579
9 Bengkulu 252
10 Sulawesi Tengah 211

Sumber: BPS

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Uki (25) menata bawang putih dagangannya yang dijual di Pasar Jambu Dua, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/4/2022). Memasuki bulan puasa, bawang putih menjadi salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga. Saat ini harga bawang putih mencapai Rp 28.000 per kilogram, naik dari Rp 24.000 per kg sejak seminggu lalu.

Konsumsi

Produksi bawang putih nasional yang tiap tahun sekitar 80.000 ton tak mampu memenuhi kebutuhan bawang putih nasional. Tingginya konsumsi yang diikuti rendahnya produksi membuat pemerintah harus mengimpor bawang putih untuk mencukupi kebutuhan domestik setiap tahunnya.

Data Kementerian Pertanian mencatat konsumsi bawang putih masyarakat pada 2016 mencapai 465,1 ribu ton sementara produksi hanya sekitar 21.150 ton sehinga terjadi defisit 443.950 ribu ton. Pada 2017, konsumsi bawang putih nasional diperkirakan mencapai 482.190 ton sedangkan produksi hanya 20.460 ton sehingga terjadi defisit 461.740 ton.

Jika dicermati lebih jauh, era tahun 1986–1997, Indonesia pernah tercatat dalam sejarah mampu memenuhi kebutuhan bawang putih dari produksi dalam negeri. Puncaknya tahun 1995, produksi nasional mencapai 152 ribu ton dengan luas panen waktu itu 21.896 hektare.

Sementara data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilansir Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian menyebut angka konsumsi per kapita masyarakat terhadap bawang putih lokal periode 1993–1996 hanya 0,38 kg/kapita/tahun hingga 0,5 kg/kapita/tahun.

Dengan jumlah penduduk tahun 1995 sekitar 194,755 juta jiwa dan konsumsi per kapita 0,381 kg/kapita/tahun maka kebutuhan bawang putih lokal sebanyak 74.124 ton. Bahkan jika memakai perhitungan maksimal 0,5 kg/kapita/tahun, Indonesia hanya butuh sekitar 98 ribu ton. Pada periode itu, produksi bawang putih sudah mencapai di atas 100 ribu ton atau sudah mencapai swasembada bawang putih.

Meski demikian, setelah krisis ekonomi tahun 1998 dan membaiknya perekomian masyarakat seiring pemulihan ekonomi nasional, konsumsi bawang putih masyarakat Indonesia meningkat. Impor komoditas itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Sejak itu, bawang putih impor mendominasi kebutuhan bawang putih masyarakat Indonesia dan konsumsi pun meningkat pesat.

Berdasarkan catatan BPS, konsumsi bawang putih per kapita penduduk Indonesia tiap tahun cenderung meningkat. Tahun 2007, konsumsi per kapita tercatat 29 gram per minggu atau sekitar 1,5 kg per tahun. Dalam kurun 15 tahun, konsumsi per kapita itu meningkat menjadi 39 gram per minggu atau 2,02 kg per tahun pada tahun 2022.

Rata-rata Konsumsi Bawang Putih Per Kapita

Tahun

Per kapita per minggu

(100 gram)

Per kapita per tahun (kg)
2007 0,291 1,51
2008 0,33 1,71
2009 0,26 1,35
2010 0,26 1,35
2011 0,26 1,35
2012 0,31 1,60
2013 0,23 1,20
2014 0,30 1,56
2015 0,34 1,74
2016 0,34 1,76
2017 0,31 1,63
2018 0,33 1,72
2019 0,35 1,80
2020 0,32 1,66
2021 0,36 1,87
2022 0,39 2,01

Sumber: BPS

KOMPAS/KHAERUL ANWAR

Perempuan buruh tani Inak Romi dan (pakai topi) dan Inak Marhaeni, tengah menanam benih bawang putih di lahan seluas 6 are milik Mawadi, petani Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur, NTB, Rabu (24/5/2017). Atas jasanya, kedua ibu rumah tangga dibayar masing-masing Rp 50.000 per hari.

Impor

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat impor bawang putih Indonesia didominasi oleh China. Jumlah impor bawang putih Indonesia sekaligus membuat negara ini sebagai negara importir bawang putih terbesar di dunia. Tiap tahun Indonesia mengimpor lebih dari 500 ribu ton bawang putih yang sebagian besar didatangkan dari China.

Tiap tahun rata-rata impor bawang putih dari China ke Indonesia mencapai 507 ribu ton atau menyumbang 99 persen dari total impor bawang putih nasional. Sementara, sisanya berasal dari India, Taiwan, Amerika Serikat, dan Mesir. Proporsi impor bawang putih India 0,48 persen dengan rata-rata 2 ribu ton per tahun, Taiwan sebesar 0,07 persen dengan 365 ton, Amerika Serikat sebesar 0,05 persen dengan 242 ton, dan Mesir sebesar 0,01 persen dengan 51 ton.

Sejak enam tahun lalu, China secara konsisten megekspor bawang putih ke Indonesia dalam jumlah yang sangat besar. Pada 2015, bawang putih asal China sebesar 482 ribu ton, kemudian 2016 sebesar 445 ribu ton, 2017 sebesar 550 ribu ton, 2018 sebesar 585 ribu ton, dan 2019 sebesar 472 ribu ton.

Tingginya volume impor dari China tak bisa lepas dari negara itu merupakan produsen sekaligus eksportir bawang putih terbesar di dunia. Tercatat, 80 persen pasar ekspor bawang putih dunia dikuasai China dengan jumlah sebesar 1,7 juta ton setiap tahunnya.

Sekitar sepertiga  ekspor bawang putih China ditujukan ke Indonesia yang menjadi negara dengan importir bawang putih terbesar dunia dengan rata-rata tahunan mencapai 509 ribu ton. Selain Indonesia, Negara pengimpor bawang putih dunia yakni Vietnam sebesar 182 ribu ton per tahun, Brasil sebesar 165 ribu ton, Malaysia sebesar 165 ribu ton, dan Amerika Serikat sebesar 87 ribu ton.

Impor Bawang Putih Indonesia

Tahun Volume (ton)

Nilai

(juta dollar AS)

 2016 444.300 436,8
 2017 555.976 583,8
 2018 581.077 493,3
 2019 465.344 529,4
 2020 587.747 585,2

Sumber: BPS

Jika dirinci per tahun, impor bawang putih Indonesia pada 2014 mencapai 491.103 ton. Selanjutnya, sebanyak 479.941 ton bawang putih impor masuk ke Indonesia pada tahun 2015. Adapun di tahun 2016, Indonesia mengimpor 444.301 ton bawang putih. Pada 2017, Indonesia impor 549.767 ton bawang putih dan pada 2018 meningkat sebanyak 582.995 ton.

Besarnya impor tersebut membuat neraca perdagangan Indonesia untuk komoditas bawang putih selalu mengalami defisit, demikian juga mengenai tingkat ketersediaan bawang putih di Indonesia. Pada tahun 2020 saja, defisit ketersediaan bawang putih mencapai 393,65 ribu ton. Pada tahun berikutnya, yakni 2021 defisit meningkat dan diperkirakan terjadi kekurangan suplai bawang putih sebesar 408.020 ton.

Sementara menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume dan nilai impor bawang putih melonjak pada 2020. Tercatat, volume impor bawang putih mencapai 587,740 ton pada 2020. Volume ini naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 465,340 ton. Begitu pula dengan nilai impor bawang putih yang naik 10,53 persen pada tahun 2020. Tercatat, nilai impor bawang putih meningkat dari 529,96 juta dollar AS di 2019 menjadi 585,78 juta dollar AS pada 2020. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Buku
  • Penyembuhan dengan terapi bawang putih, Penulis Watanabe, Tadashi, Sumintadiredja, Sonson (tr.), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998
Arsip Kompas
  • Memaknai Krisis Bawang Putih, KOMPAS, 26 Maret 2013, Halaman: 6
  • Komoditas Pangan: Cerita Kelabu Bawang Putih, kompas, 15 Mei 2017, Halaman: 17
  • Komoditas Pangan: Jaga Asa Petani, KOMPAS, 26 Desember 2017, Halaman: 17