KOMPAS/DEFRI WERDIONO
H Sulaiman (72), salah satu petani tengah menunjukkan buah jeruk yang ranum di lahan miliknya di Dusun Selokerto, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (31/7/2018). Desa Selorejo yang berada di kaki Gunung Kawi merupakan salah satu sentra jeruk di Kabupaten Malang dan saat ini tengah panen raya.
Fakta Singkat
Komoditas Jeruk
- Buah jeruk adalah buah dari spesies Citrus dalam famili Rutaceae
- Buah jeruk manis (Citrus sinensis) tidak hanya identik saat perayaan Tahun Baru Imlek, namun buah ini juga banyak disajikan saat perayaan Natal
- Jeruk merupakan sumber Vitamin C yang melimpah
- Brasil menjadi negara sentra jeruk terbesar di dunia dengan produksi mencapai 16,7 juta ton pada 2020.
- Produksi jeruk di Indonesia mencapai 2,72 juta ton sepanjang 2022, meningkat 13,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 2,4 juta ton.
Buah jeruk manis (Citrus sinensis) tidak hanya identik saat perayaan Tahun Baru Imlek, namun buah ini juga banyak disajikan saat perayaan Natal. Jeruk menjadi buah khas Natal bermula dari cerita yang menyebutkan Santo Nicholas—yang dikenal sebagai Sinterklas—pada abad ke-19 sering meninggalkan jeruk di kaus kaki Natal.
Di Indonesia, jeruk tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga keperluan sosial dan ibadah bagi beberapa agama. Sebagai contoh, jeruk di altar sembahyang merupakan perwakilan doa untuk keberuntungan, kekayaan, kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan keluarga. Kemudian dari aspek sosial, jeruk sering dibeli sebagai buah tangan. Dalam bahasa sehari-hari, penyebutan “jeruk” atau “limau” sering kali berarti “jeruk keprok” atau “jeruk manis”.
Buah ini dikenal memiliki khasiat dan manfaat yang beragam, antara lain, sebagai bahan pangan, wewangian, maupun industri. Jeruk telah lama dikenal sebagai buah dengan vitamin C tinggi hingga 82,7 miligram, mengandung antioksidan dan serat, memiliki rasa manis yang segar, mudah didapat, serta harga yang relatif terjangkau oleh semua kalangan.
Tanaman ini banyak ditanam di Jawa Timur, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Hampir separuh produksi nasional diproduksi di wilayah tersebut. Indonesia menempati peringkat ke-8 sebagai negara penghasil jeruk terbesar dunia dengan produksi mencapai 2,5 juta ton pada 2018, dan meningkat menjadi 2,7 juta ton pada 2020.
Petani jeruk peras asal Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (5/7/2017) memanen jeruk di kebunnya. Harga jeruk di tingkat petani jatuh hingga hanya Rp5000 per kg dari sebelumnya bisa Rp7000 per kg pada masa panen raya jeruk kali ini. Akibatnya, sebagian petani jeruk memilih membiarkan jeruk menguning di kebun hingga mendapatkan harga beli yang bagus.
Sejarah
Pohon jeruk saat ini salah satu yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Buah yang rasanya manis sedikit asam itu adalah buah dari spesies Citrus dalam famili Rutaceae. Jeruk yang paling populer di dunia adalah Citrus sinensis yang juga disebut jeruk manis. Tanaman ini diperbanyak secara aseksual, yaitu melalui sistem cangkok, okulasi, dan setek. Jeruk biasa ditanam di dataran rendah (50 – 600 m).
Jeruk manis diperkirakan berasal dari wilayah yang meliputi Tiongkok Selatan, India Timur Laut, dan Myanmar. Penyebutan jeruk manis paling awal ditemukan dalam literatur Tiongkok pada 314 SM. Jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang diyakini pertama kali dibudidayakan di Tiongkok atau China. Tanaman ini kemudian menyebar dan ditanam di banyak negara.
Untuk meneliti asal-usul tanaman itu, ilmuwan pun kemudian memetakan genom lebih dari 50 varietas buah jeruk. Hasilnya, ilmuwan menemukan bahwa nenek moyang jeruk berasal dari pegunungan Himalaya, mencakup wilayah timur Assam, Myanmar utara, dan Yunnan bagian barat.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature terkait penyebaran jeruk mengungkapkan adanya perubahan iklim yang terjadi 6 – 8 juta tahun lalu menyebabkan perubahan besar yang memicu migrasi tanaman dan hewan dari daerah tersebut.
Pohon jeruk lantas menyebar dengan cepat ke Asia Tenggara hingga ke Australia, sekitar 4 juta tahun yang lalu. Dari migrasi massal ini, akhirnya memunculkan banyak varietas buah seperti saat ini. Hal ini dimungkinkan terjadi karena jeruk beradaptasi dengan habitat yang berbeda-beda.
Selain faktor alam, lahirnya varietas baru ini juga tak lepas dari campur tangan manusia pula. Hal itu ditunjukkan petani jeruk di Cina yang melakukan persilangan berbagai varietas sampai mendapatkan jeruk manis seperti yang makan hari ini.
Hingga tahun 2012, jeruk manis menyumbang sekitar 70 persen dari produksi citrus. Pada 2019, sekitar 79 juta ton jeruk ditanam di seluruh dunia. Brasil memproduksi jeruk terbanyak di dunia dengan kontribusi 29 persen diikuti oleh India dan China masing-masing berkontribusi 17 persen dan 13 persen.
Adapun produksi Jeruk Indonesia menurut FAO mencapai 2,7 juta ton per tahun dan berkontribusi sebanyak 5 persen dari produksi dunia. Sentranya ada di lima provinsi, yaitu di Jawa Timur, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Panen Jeruk Siam Banjar. Seorang buruh tani memetik jeruk siam banjar (Citrus reticulata) di kebun jeruk milik salah seorang warga Desa Karang Buah, Kecamatan Belawang, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kamis (25/8/2016). Saat ini, jeruk siam banjar sedang berada pada puncak musim panen dan dijual Rp4.500 per kilogram.
Jenis
Tanaman jeruk (Citrus sp) adalah tanaman tahunan yang berasal dari Asia, terutama China. Dalam dunia tumbuhan, tanaman jeruk (Citrus sp) diklasifikasikan dalam famili Rutaceae dan genus Citrus. Nama-nama lokal seperti Jeruk Siam, Jeruk Keprok, Jeruk Nipis, Jeruk Purut, Jeruk Bali, dan Jeruk Nambangan adalah beragam jenis jeruk lokal yang masuk dalam Citrus.
Di Indonesia, ada beberapa jenis yang banyak dibudidayakan dan mudah ditemukan di pasar, antara lain, jeruk pontianak, jeruk nipis, jeruk bali, jeruk keprok, dan jeruk palemo.
Jenis yang pertama adalah Jeruk Manis atau Sweet Orange (Citrus sinensis). Jenis ini yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia dan dunia, lebih dari separuh dari total produksi jeruk dunia. Karakteristik jenis pohon jeruk manis, bentuk buahnya bulat sampai agak bulat, kulit tebal sukar di kupas, dan rasanya manis. Kulit buahnya berwarna hijau kuning dan mengkilap jika sudah matang. Perbanyakannya dilakukan dengan cangkok dan okulasi.
Salah satu jenis jeruk manis yang paling banyak dikembangkan di Indonesia ialah Jeruk Siam Pontianak (Citrus suhuiensis). Jeruk siam mempunyai kulit buah yang tipis daripada jenis jeruk lain. Ciri lainnya, yaitu daging buah tidak memiliki rongga dan terdapat tingginya kandungan air, serta kulit buah dengan warna hijau kekuningan. Sekitar 70 – 80 persen petani Indonesia pengembangbiakan jeruk siam. Dengan sentra produksi berada di Sumatra Utara, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, serta Sulawesi Selatan.
Berikutnya Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia). Buah jeruk nipis mengandung banyak minyak atsiri. Memiliki daging buah dengan warna putih kehijauan, rasanya sangat asam dan memiliki Vitamin C yang tinggi. Perbanyakan dan perkembangbiakannya dapat dilakukan dengan biji, okulasi, atau cangkok.
Ciri-ciri jeruk nipis di antaranya memiliki bentuk lonjong atau bulat, agak runcing di bagian pucuk buah, berwarna hijau, dan juga kekuningan, sulit dibuka secara langsung karena kulitnya tebal, memiliki daging tebal dan tidak serabut bagian dalam, serta memiliki rasa asam atau tidak manis.
Kemudian jenis Jeruk Bali (Citrus maxima) yang memiliki ukuran buah besar, sekitar 1 – 2 kg per buah. Selain ukurannya besar, ciri lainnya adalah bentuknya yang bulat atau sedikit oval, berkulit tebal, buah berwarna putih sampai kemerahan, serta memiliki rasa manis dan sedikit kecut dengan sedikit rasa pahit. Jeruk bali juga biasa disebut jeruk pamelo. Produksinya mencapai 100 – 200 buah/pohon. Pohon jeruk pamelo yang unggulan Indonesia dapat ditemukan di Madiun dan Magetan, Jawa Timur, dan Pati, Jawa Tengah.
Jenis yang terakhir adalah Jeruk Keprok (Citrus reticulata) atau jeruk mandarin. Jeruk keprok memiliki ciri-ciri, antara lain, kulit buah berwarna kuning muda dan oranye, buahnya mengandung banyak air, memiliki rasa asam dan aroma khas. Di Indonesia, sentra produksi jeruk keprok dapat dijumpai di Batu, Jember, dan Banyuwangi di Jawa Timur, Garut di Jawa Barat, Timor Tengah Selatan di NTT, dan Bali.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Buah-buahan yang dijual di salah satu swalayan di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (22/9/13). Melemahnya rupiah terhadap dollar AS juga berimbas terhadap harga buah impor. Sejumlah buah yang masih diimpor antara lain apel, pir, jeruk, kiwi, dan anggur.
Manfaat
Buah jeruk memiliki keistimewaan yang tidak hanya menyenangkan untuk dinikmati, tetapi juga memberikan beragam manfaat yang penting bagi kesehatan tubuh dan melindunginya dari berbagai gangguan kesehatan.
Salah satu keistimewaan yang membuat jeruk begitu terkenal adalah kandungan vitamin C yang tinggi. Tidak hanya itu, jeruk juga mengandung nutrisi lainnya, termasuk vitamin A, karbohidrat, serat, protein, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, folat, dan kolin. Dengan mengonsumsi jeruk secara rutin, tubuh dapat meningkatkan sistem kekebalan untuk menjaga kesehatan yang optimal.
INFOGRAFIK: ALBERTUS ERWIN SUSANTO
Setidaknya ada sembilan manfaat mengonsumsi buah jeruk bagi kesehatan tubuh. Yang pertama adalah sebagai sumber Vitamin C yang melimpah. Vitamin C adalah antioksidan penting yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melawan radikal bebas, dan mempercepat proses penyembuhan. Mengonsumsi buah jeruk ini secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan melawan berbagai penyakit.
Manfaat berikutnya ialah meningkatkan kesehatan jantung. Tingginya kandungan serat pangan larut yang membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kandungan kaliumnya juga dapat membantu menjaga tekanan darah normal, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Manfaat lainnya adalah kaya senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, yang dapat menyebabkan penuaan dini dan berbagai penyakit degeneratif. Meningkatkan asupan buah jeruk dalam menu makanan dapat membantu menjaga kesehatan seluler dan memberikan manfaat antioksidan yang kuat.
Jeruk juga membantu pencernaan berkat kandungan serat makanan yang tinggi. Mengonsumsi buah jeruk secara teratur dapat meningkatkan kesehatan saluran pencernaan tubuh dan memastikan bahwa sistem pencernaan berfungsi optimal.
Vitamin C yang melimpah dapat membantu dalam produksi kolagen, protein yang penting untuk kulit yang sehat dan kencang. Mengonsumsi buah jeruk secara teratur dapat memberikan manfaat anti-aging dan membantu mencegah kerusakan kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari dan polusi. Kandungan tinggi vitamin C juga membantu memperkuat dan melindungi sistem kekebalan tubuh dari berbagai infeksi dan penyakit. Selain itu, vitamin C yang tinggi, memiliki kemampuan untuk menyembuhkan sariawan.
Manfaat terakhir, yakni mengatasi anemia atau rendahnya jumlah sel darah merah (hemoglobin) dalam tubuh, yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan kemampuan tubuh untuk mengangkut oksigen. Asam askorbat (vitamin C) dan asam sitrat memiliki manfaat penting, yakni meningkatkan penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan. Dengan demikian, mengonsumsi buah jeruk dapat mengurangi risiko terkena anemia karena dapat meningkatkan asupan zat besi dalam tubuh.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Karyawan kios buah memilah jeruk kintamani di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (3/7/2015). Saat panen raya seperti ini, harga jeruk di tingkat grosir Rp 8.500 per kilogram.
Produsen dunia
Buah jeruk menjadi salah satu buah paling populer di dunia karena memiliki beragam manfaat, seperti untuk kesehatan, wewangian, maupun untuk kebutuhan industri. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), Brasil menjadi negara sentra jeruk terbesar di dunia dengan produksi mencapai 16,7 juta ton pada 2020.
Penghasil jeruk terbesar berikutnya adalah India yang berada di urutan kedua dengan produksi jeruk 9,8 juta ton disusul China dengan produksi 7,2 juta ton, sementara Amerika Serikat berada di peringkat ke-4 dengan 4,7 juta ton.
Sementara data tahun 2018 yang juga dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), menenunjukkan, Brasil masih kokoh menjadi penguasa jeruk dunia. Produksi jeruk negeri samba tercatat sebesar 16,7 juta ton, jauh melampaui produksi negara-negara lain.
Posisi kedua diisi oleh Cina dengan total produksi 9,2 juta ton. India di posisi ketiga dengan produksi sebesar 88,3 juta ton. Amerika Serikat di posisi empat di bawah Brasil, Cina dan India. Produksi jeruk AS hanya sebesar 4,8 juta ton.
Sedangkan Indonesia baru masuk jajaran negara penghasil jeruk terbesar pada tahun 1996. Kala itu, Indonesia menempati peringkat ke-11 dengan produksi 1 juta ton. Kemudian produksi jeruk Indonesia terus meningkat seiring dibukanya lahan perkebunan baru di beberapa wilayah di Jawa Timur, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Data terakhir menunjukkan bahwa Indonesia berhasil menembus peringkat ke-8 sebagai negara penghasil jeruk terbesar dengan produksi mencapai 2,5 juta ton pada 2018, dan meningkat menjadi 2,7 juta ton pada 2020.
Grafik:
INFOGRAFIK: ALBERTUS ERWIN SUSANTO
Sementara itu, berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), produksi jeruk di dunia mencapai 49,01 juta ton pada 2021/2022. Jumlah tersebut meningkat 1,77 juta ton dibandingkan pada periode sebelumnya sebanyak 47,24 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16,91 juta ton di antaranya diproduksi di Brasil, sementara Amerika Serikat hanya menghasilkan 3,46 juta ton jeruk.
Sejak dekade ke-18, Brasil dan Amerika serikat menjadi negara penghasil jeruk terbesar dunia. Lahan yang luas, didukung dengan sumber daya manusia (SDM) serta penguasaan teknologi yang mumpuni membuat negara-negara tersebut sebagai penghasil jeruk yang besar.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pedagang menjual buah lokal di Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Senin (14/5/2012). Buah lokal tetap diminati di tengah serbuan sayur dan buah impor. Data Kementerian Perdagangan menyebutkan, pada tahun 2011, nilai total impor buah ke Indonesia sebesar 735 juta dollar AS. Jeruk bali dan jeruk madiun di Pasar Induk Tanah Tinggi tersebut dijual seharga Rp 1.500 hingga Rp 7.000 per buah, tergantung dari ukuran jeruk.
Produksi Nasional
Ratusan varietas jeruk ditanam dan tersebar di seluruh Indonesia. Badan Litbang Pertanian memiliki 271 jenis jeruk yang dikoleksi dari seluruh Indonesia dan introduksi dari luar negeri. Setidaknya, 74 jenis jeruk sudah dilepas sebagai varietas unggul di antarnya Keprok Batu 55 dari Batu, keprok Garut dari Jawa Barat, dan keprok Grabag dari Magelang.
Selain itu, ada juga keprok Pulung dari Ponorogo, keprok Tawangmangu dari Jawa Tengah, dan keprok SOE dari Nusa Tenggara Timur, keprok Tejakula dari Bali, keprok Madura, dan keprok Borneo Prima dari Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi jeruk di Indonesia mencapai 2,72 juta ton sepanjang 2022. Jumlah tersebut meningkat 13,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 2,4 juta ton. Melihat trennya, produksi jeruk di Indonesia berfluktuatif dan cenderung meningkat. Produksi jeruk pada tahun 2022 merupakan rekor terbesar dalam satu dekade terakhir.
Grafik:
INFOGRAFIK: ALBERTUS ERWIN SUSANTO
Berdasarkan wilayahnya, Jawa Timur menjadi produsen jeruk terbesar di Indonesia lantaran menghasilkan 1,19 juta ton pada 2022. Sumatera Utara menyusul di urutan kedua dengan produksi jeruk sebanyak 400.391 ton. Kemudian, Sumatera Barat mencatatkan produksi sebanyak 173.784 ton. Ada pula Bali yang menghasilkan jeruk sebanyak 136.554 ton pada tahun lalu.
Di Jawa Timur, jeruk banyak ditanam oleh petani buah di Malang, Jember, dan Banyuwangi. Tiga kabupaten itu berkontribusi lebih dari separuh produksi jeruk di Jatim. Tahun 2022, produksi jeruk di Banyuwangi tercatat tertinggi, yakni mencapai 0,38 juta ton, disusul Malang dan Jember masing-masing sebesar 0,33 juta ton dan 0,31 juta ton. Sementara di Sumatera Utara, jeruk banyak dibudidayakan petani di Simalungun dan Karo. Dua kabupaten itu tiap tahun menghasilkan 0,12 juta ton buah jeruk.
Referensi
- Pracaya. 2006. Jeruk Manis: Varietas, Budi Daya, dan Pasca-Panen, Jakarta: Penebar Swadaya.
- Sarwono, B. 1995. Jeruk dan Kerabatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
- https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/12/10/pemuliaan-tanaman-untuk-tingkatkan-kualitas-jeruk
- https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/10/19/perkuat-jeruk-indonesia-agar-bisa-bersaing-dengan-impor
- https://sains.kompas.com/read/2018/02/19/204500223/dari-mana-asal-muasal-jeruk-ilmuwan-kini-ungkap-tempat-kelahirannya
- https://www.kompas.com/sains/read/2023/08/19/153000823/4-manfaat-jeruk-untuk-kesehatan-
- https://www.kompas.com/sains/read/2023/08/19/110000423/kenapa-jeruk-baik-untuk-kesehatan-
Artikel terkait