Paparan Topik | Bahan Pokok

Komoditas Telur: Sejarah, Manfaat, Produksi, Sentra Produksi, dan Perkembangan Harga

Harga telur di pekan terakhir bulan Agustus 2022 mencatatkan rekor termahal sepanjang sejarah. Satu kilogram telur harganya di atas Rp30.000. Padahal harga telur saat kebutuhan melonjak seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru jauh di bawah harga tersebut.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pedagang menyiapkan telur ayam ras pesanan pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (22/8/2022).Menurut pedagang setempat, harga komoditas ini telah naik dari Rp 29.000 per kilogram pada pekan lalu menjadi Rp 31.000 pada awal pekan ini.

Fakta Singkat

  • Konsumsi rata-rata telur per orang selama sebulan sebesar Rp15.690,00 atau setara dengan 9-10 butir telur.
  • Tiap tahun tak kurang dari 5 juta ton telur dihasilkan oleh peternak telur di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarat.
  • Kabupaten Blitar setiap hari memasok lebih dari 1.000 ton telur ayam atau 30 persen bagi kebutuhan telur nasional.
  • Tiongkok merupakan negara sentra produksi telur ayam ras terbesar di dunia (34 persen produksi telur sedunia)
  • Belanda merupakan negara pengekspor telur ayam terbesar di dunia dengan kontribusi sebesar 22,26 persen terhadap total ekspor telur ayam dunia.

Telur ayam merupakan komoditas pangan hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, selain daging ayam, daging sapi dan susu.  Selain harganya terjangkau, telur banyak digemari masyarakat karena kendungan nutrisinya terbilang lengkap yakni mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh.

Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik 2021, konsumsi rata-rata telur per orang selama sebulan sebesar Rp15.690 atau setara dengan 9-10 butir telur. Telur tersebut merupakan komoditas keempat yang paling banyak dikonsumsi penduduk Indonesia setelah beras, ikan, dan daging. Masyarakat mengonsumsi telur untuk memenuhi kebutuhan protein, asam animo, dan lemak yang sangat dibutuhkan bagi tubuh.

Tiap tahun tak kurang dari 5 juta ton telur dihasilkan oleh peternak telur di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarat. Terdapat lima provinsi sebagai sentra produksi yakni Jawa Timur yang menghasilkan telur terbesar nasional yakni 1,7 juta ton, kemudian Jawa Tengah (0,56 juta ton), Jawa Barat (0,54 juta ton), Sumatera Utara (0,55 juta ton), dan Sumatera Barat (0,3 juta ton) per tahun.

Di Jawa Timur, daerah penghasil telur terbesar yakni Kabupaten Blitar yang memasok 70 persen telur untuk Jawa Timur dan berkontribusi 30 persen terhadao pasokan telur nasional. Produksi telur di kabupaten itu sekitar 33 ribu ton per bulan. Sementara Kabupaten Kendal merupakan penghasil telur terbesar di Jawa Tengah dengan produksi mencapai 4 ribu ton per bulan dan memasok 21 persen terhadap produksi telur di Jateng.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pedagang menata telur ayam ras di kiosnya di Pasar Senen, Jakarta, Minggu (27/3/2022). Menjelang bulan puasa, harga telur pasar itu mulai merangkak naik menjadi Rp 24.000 per kilogram atau naik sekitar Rp 2.000 dari harga sebelumnya.

Sejarah

Sebagian besar produk telur ayam yang dikonsumsi sehari-hari dihasilkan oleh ayam petelur. Ada dua jenis telur ayam yang dihasilkan oleh ayam petelur, yaitu telur ayam streril dan telur ayam fertil. Telur ayam steril dihasilkan oleh ayam petelur tanpa dibuahi oleh ayam jantan, sedangkan telur fertil adalah telur ayam yang dibuahi oleh ayam jantan.

Telur ayam yang beredar di Indonesia umumnya merupakan telur steril yang tidak mengandung embrio, yang dihasilkan ayam petelur di peternakan ayam. Asal usul ayam petelur tak bisa lepas dari manusia prasejarah yang berhasil menjinakkan (domestikasi) hewan, salah satunya yakni ayam hutan merah yang memiliki nama latin Gallus gallus.

Ayam yang ada sekarang ini (Gallus gallus domesticus) merupakan hasil proses budidaya dari ayam hutan merah selama ribuan tahun.  Ayam-ayam modern ini memiliki bentuk fisik, warna bulu dan perilaku yang jauh berbeda dengan nenek moyangnya.

Selama ribuan tahun silam, manusia terus melakukan proses seleksi dan kawin silang untuk mendapatkan ayam dengan sifat-sifat unggul yang diinginkan, seperti: tumbuh cepat, jinak, berbulu indah, menghasilkan telur dan daging yang banyak, bersuara unik dan merdu atau memiliki fisik yang tangguh. Beberapa jenis ayam unggul itu antara lain Andalusia, Araucana, Rhode Island, Lohmann, dan Leghorn.

Pada tahun 1940-an, orang Indonesia mulai mengenal ayam unggul tersebut yang saat itu dipelihara oleh warga Belanda, sehingga diberi nama ayam Belanda atau ayam negeri. Pada perkembangan selanjutnya, ayam Belanda disebut ayam ras, sementara ayam liar yang dipelihara penduduk lokal disebut ayam kampung atau ayam buras. Ayam petelur yang pertama kali diternakkan di Indonesia adalah ayam ras petelur leghorn yang menjadi cikal bakal ayam petelur modern.

Dalam perkembangnya, jenis ayam petelur yang paling banyak dibudidayakan dan populer di kalangan peternak adalah jenis Lohmann Brown. Ayam ini berwarna coklat dan berukuran kecil dengan berat tidak lebih dari 2 kg. Ayam Lohmann atau biasa disebut ayam petelur coklat mulai dikembangkan sejak tahun 1959 dan kini banyak dipilih oleh peternak dunia.

Salah satu kelebihan ayam ini adalah kebutuhan konsumsi pakannya yang rendah, yaitu hanya sekitar 110 gram per ekor per hari. Produksi telur yang tinggi mencapai 280 butir per tahun dan kebutuhan pakan yang rendah menjadikan ayam ini banyak dipilih oleh peternak karena lebih menguntungkan.

Salah satu daerah sentra peternakan ayam petelur di Indonesia adalah Kabupaten Blitar yang  tiap hari memasok  lebih dari 1.000 ton telur ayam atau 30 persen bagi kebutuhan telur nasional. Blitar cocok untuk usaha peternakan karena jauh dari area industri dan lahannya subur yang cocok untuk pertanian dan peternakan. Peternakan ayam di daerah ini sudah ada sejak tahun 1970-an dan kini diusahakan oleh sekitar 7.500 peternak dan 436 perusahaan peternakan ayam.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pekerja menurunkan telur ayam yang didatangkan dari Bogor di Pasar PSPT, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (17/12/2021). Menjelang perayaan natal dan tahun baru, para pedagang mengaku harga kebutuhan pokok, seperti daging ayam, daging sapi, dan telur mulai naik. Harga telur sejak dua minggu terakhir ini beranjak naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Jenis Telur

Jenis telur ayam yang dihasilkan oleh ayam petelur bergantung pada pola budidayanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi jenis dari telur ayam adalah pakan ayam petelur. Jenis telur yang dihasilkan di peternakan ayam petelur antara lain:

  • Telur anorganik, berasal dari ayam petelur yang diberi pakan ternak. Sebagian besar dari telur ayam yang beredar di pasar Indonesia merupakan telur anorganik.
  • Telur organik, berasa dari ayam petelur yang diberi pakan dari bahan alami dan tanpa dicampur dengan pakan buatan atau penambahan hormon.
  • Telur dengan Omega-3, merupakan telur yang mengandung DHA, berasal dari ayam petelur yang diberi pakan tertentu agar kandungan dari telur yang dihasilkan mengandung Omega-3. Umumnya pakan dicampur dengan minyak ikan atau suplemen lainnya yang dapat meningkatkan kandungan DHA telur.
  • Telur ayam kampung, merupakan telur yang dihasilkan oleh ayam buras. Umumnya ayam kampung petelur diberikan pakan dan perawatan yang hampir sama seperti ayam ras petelur

Jenis Telur, Asal Ayam, dan Pakan

Jenis Telur

Asal Ayam

Pakan Ayam

Telur Anorganik

Ayam Petelur

Pakan ternak buatan.

Telur Organik

Ayam Petelur

Pakan bahan alami tanpa dicampuri pakan buatan atau hormon tambahan.

Telur Omega-3

Ayam Petelur

Ayam petelur yang diberi makan tertentu agar telur mengandung omega-3 dan DHA yang tinggi.

Telur Ayam Kampung

Ayam Buras/Kampung

Ayam kampung petelur diberi pakan hampir sama dengan ayam ras petelur.

Manfaat telur

Telur mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap, karena telur mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh, hanya kandungan vitamin C saja yang tidak ada di dalam telur.

Satu butir telur memiliki kandungan 75 kalori dengan 7 gram di antaranya protein. Tak hanya itu telur juga mengandung zat besi, beberapa mineral dan vitamin, serta mengandung 5 gram lemak. Tak heran jika telur menjadi salah satu sebagai sumber makanan sehat di seluruh dunia dan hampir semua orang menyukainya.

Selain kaya protein, telur memiliki kandungan kolesterol yang tinggi terutama di bagian kuning telur yakni sekitar 200 mg. Kolesterol ini diperlukan untuk memproduksi vitamin D dan getah lambung, melindungi sel syaraf serta menghasilkan berbagai hormon.

Selain itu, manfaat telur lainnya antara lain meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan otak, menurunkan berat badan, membuat kulit lebih sehat, dan meningkatkan kolesterol baik atau HDL.

Telur juga bisa menyehatkan mata berkat kandungan lutein dan zeaxanthin yang membantu mencegah degenerasi makula, yaitu penyakit yang menyebabkan kehilangan penglihatan pada orang tua, membantu menurunkan risiko penyakit jantung berkat kandungan kolin yang memecah asam amino homosistein yang dapat menyebabkan penyakit jantung, dan protein telur membantu memelihara dan memperbaiki jaringan otot.

Produksi dunia

Produksi telur ayam petelur di dunia tiap tahun terus meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan terhadap protein hewani dan pertambahan jumlah penduduk. Selama kurun waktu 1980 hingga 2013, populasi ayam petelur dunia rata-rata bertambah sebesar 2,71 persen per tahun. Seiring dengan itu, produksi telur juga terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,95 persen per tahun.

Selama lima tahun terakhir (2014-2018), produksi telur ayam ras dunia rata-rata tiap tahun sebesar 73,68 juta ton. Perkembangan produksi telur ayam ras dunia menunjukkan tren meningkat dari 70,1 juta ton pada 2014 menjadi 76,7 juta ton pada 2018 atau meningkat 9,2 persen dalam lima tahun terakhir.

Jika ditarik lebih jauh selama sepuluh tahun terakhir (2009-2018), produksi telur dunia tumbuh signifikan. Menurut data dari FAO, pada periode itu total produksi telur telah tumbuh 24 persen yakni dari 61,7 juta ton pada 2008 menjadi 76,7 juta ton pada 2018.

Tiongkok merupakan negara sentra produksi telur ayam ras terbesar di dunia. Berdasarkan laporan FAO, rata-rata produksi telur ayam ras per tahun mencapai 26,05 juta ton atau sekitar 34 persen produksi telur dunia.

Amerika Serikat berada di peringkat kedua sebagai negara produsen telur ayam ras terbesar dengan rata-rata produksi sebesar 6,11 juta ton atau 8,29 persen. Kemudian India yang berada di posisi ketiga dengan rata-rata produksi mencapai 4,62 juta ton (6,26 persen).

Posisi berikutnya ditempati Meksiko dengan rata-rata produksi telur ayam ras sebesar 2,72 juta ton (3,69 persen), kemudian Jepang dengan rata-rata produksi 2,56 juta ton (3,48 persen), Rusia 2,41 juta ton (3,27 persen), dan Brasil 2,4 juta ton ( 3,26 persen).

Indonesia menempati posisi kedelapan dengan rata-rata produksi telur ayam ras sebesar 1,45 juta ton  per tahun (1,97 persen). Turki berada di posisi ke-9 dengan rata-rata produksi sebesar 1,08 juta ton (1,47 persen).

Jika dilihat dari negara pengekspor telur, Belanda merupakan negara pengekspor telur ayam terbesar di dunia dengan kontribusi sebesar 22,26 persen terhadap total ekspor telur ayam dunia.  Negara kincir angin itu mendapatkan devisa tertinggi dari ekspor telur, selama periode 2008-2012 rata-rata mencapai sebesar 740.904 ribu dollar AS per tahun.

Produksi nasional

Perkembangan produksi telur ayam ras petelur sejak 1990 – 2017 berfluktuasi dan cenderung terus meningkat. Peningkatan produksi telur rata-rata sebesar 12,50 persen per tahun. Bahkan, pada periode lima tahun terakhir produksinya meningkat sebesar 21,39 persen atau 5,74 persen per tahun. Pertumbuhan di Jawa sebesar 22,71 persen dan di luar Jawa sebesar 20,24 persen.

Data terbaru menurut laporan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021, produksi telur ayam ras di Indonesia tiap tahun di atas 4,5 juta ton. Tahun 2017, tercatat produksinya sebesar 4,63 juta ton. Kemudian produksinya meningkat 1,19 persen menjadi 4,68 juta ton pada 2018, dilanjutkan naik 1,4 persen menjadi 4,75 juta ton pada 2019.

Tren peningkatan terus berlanjut hingga produksinya mencapai 5,16 juta ton pada 2021. Jumlah itu naik 0,28 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,14 juta ton.

Selama satu dekade terakhir, produksi telur ayam petelur belum pernah mengalami penurunan alias terus meningkat setiap tahun. Pada periode itu, kenaikan produksi telur ayam petelur tertinggi terjadi pada 2017 yang tumbuh tiga kali lipat, dari 1,5 juta ton di tahun 2016 menjadi 4,62 juta ton pada 2017. Sementara, kenaikan produksi telur ayam petelur paling rendah pada 2018 dan 2019 yang hanya tumbuh sebesar 1,39 persen.

Jawa Timur merupakan provinsi dengan produksi telur ayam ras terbanyak, yakni mencapai 1,67 juta ton di tahun 2021 atau menyumbang sepertiga produksi telur nasional. Diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 668,67 ribu ton dan Jawa Barat 573,01 ribu ton.

 

Jawa Timur konsisten menjadi daerah penghasil telur ayam terbesar di Indonesia dari tahun ke tahun berdasarkan data produksi telur ayam di Indonesia.  Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi terbesar yaitu 32,56 persen dengan rata-rata produksi sebesar 1,56 juta ton. Tahun 2021, Jawa Timur menjadi produsen utama ayam petelur paling besar yakni 1,67 juta ton.

Posisi kedua yakni Jawa Tengah dengan produksi telur ayam petelur sebesar 668.670 ton pada tahun 2021 atau berkontribusi 14 persen terhadap produksi nasional.  Kemudian, produksi telur ayam petelur di Jawa Barat sebesar 573.012 ton.

Provinsi ketiga produsen telur ayam terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat dengan kontribusi sebesar 12,88 persen dengan rata-rata produksi sebesar 615.672 ton. Tahun 2021, Jawa Barat memproduksi telur sebesar 573.012 ton.

Provinsi berikutnya Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Sumatera Selatan dan Bali dengan kontribusi masing-masing sebesar 9,94 persen, 5,07 persen, 4,77 persen, 3,61 persen dan 3,66 persen.  Produksi telur ayam petelur di Sumatera Utara dan Sumatera Barat tahun 2021 masing-masing sebanyak 489.975 ton dan 289.152 ton.

Moncernya produksi telur ayam ras per tahun berdasarkan data produksi telur ayam di Indonesia tak lepas dari banyaknya populasi ayam ras petelur. Berdasarkan rata-rata populasi ayam ras petelur pada periode tahun 2017- 2020, ada delapan provinsi sentra yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Sumatera Selatan dan Bali.

Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi terbesar yaitu 32,55 persen dengan rata-rata populasi sebesar 86,73 juta ekor ayam petelur. Provinsi kedua adalah Jawa Barat dengan kontribusi sebesar 12,89 persen dengan rata-rata populasi sebesar 34,34 juta ekor ayam petelur.

Provinsi berikutnya adalah Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Sumatera Selatan dan Bali dengan kontribusi masing-masing sebesar 11,23 persen, 9,97 persen, 5,06 persen, 4,77 persen, 3,57 persen dan 3,66 persen.

Jika dicermati lebih jauh, Kabupaten Blitar di Jawa Timur sejak lama dikenal sebagai sentra produksi telur nasional. Potensinya yang unggul di bidang peternakan membuat Kabupaten Blitar punya kontribusi besar terhadap pemenuhan protein hewani rakyat Indonesia khususnya Jawa Timur.

Kabupaten Blitar mampu memasok 70 persen telur untuk Jawa Timur dan berkontribusi 30 persen terhadap pasokan telur nasional. Pada 2020, total populasi ayam petelur di Kabupaten Blitar lebih dari 20 juta ekor dengan total produksi telur 1.150-1.200 ton/hari atau tak kurang dari 33 ribu ton per bulan.

Sementara Kabupaten Kendal merupakan penghasil telur terbesar di Jawa Tengah dengan produksi mencapai 4 ribu ton per bulan pada 2019 atau memasok 21 persen terhadap produksi telur di Jateng.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Rizal Ansori (41), peternak ayam petelur, memanen telur di kandang miliknya di kawasan Pengasinan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2022). Meroketnya harga telur di pasaran tidak serta merta meningkatkan pendapatan peternak ayam petelur. Menurut Rizal, meski harga jual telur di tingkat peternak di kisaran Rp 24.500 per kilogram, namun harga pakan saat ini juga melambung tinggi dari dibawah Rp 300.000 per sak (50 kg) menjadi Rp 360.000 per sak. Selain itu, bibit ayam petelur juga meroket dari Rp 55.000 per ekor menjadi Rp 90.000 per ekor. Rizal mengharapkan pemerintah mampu menjaga kestabilan harga telur dengan cara menurunkan harga pakan dan bibit.

Harga Telur

Selama hampir 40 tahun terakhir, harga telur ayam pada Agustus 2022 sudah melonjak hingga 30 kali lipat dibandingkan harga ayam tahun 1980-an. Harga telur ayam ras rata-rata pada tahun 1983 tercatat Rp 1.089/kg  dan kemudian menjadi Rp. 30.600/kg pada Agustus 2022.

Jika dicermati lebih jauh, lonjakan harga telur ayam ras tertinggi terjadi pada tahun 1998 yakni sebesar 422,91 persen atau meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 1997, harga telur Rp.2.838/kg menjadi Rp.14.841/kg di tahun 1998.

Periode 2013-2021, harga telur ayam ras mengalami kenaikan rata-rata sebesar 4,61 persen per tahun, sementara pada  periode 1983-2021, harganya meningkat rata-rata 11 persen per tahun.

Perkembangan harga telur terbaru terlihat pada harga rata-rata telur ayam ras pada Agustus 2022 yang mencapai di atas Rp 30.000 per kilogram atau tertinggi sepanjang sejarah.  Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan,  pada 30 Agustus 2022, harga telur ayam ras di pasar naik menjadi Rp 31.600 per kg. Harga tersebut naik sekitar 2 persen dibandingkan pekan sebelumnya yakni Rp 30.800 per kg. Namun, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, harga bulan Agustus tersebut melonjak sekitar 6 persen.

 

Lonjakan harga telur bahkan terjadi di luar Jawa, harga telur di Provinsi Papua misalnya nyaris menyentuh angka Rp 40.000 per kg, tepatnya Rp 39.689 per kg. Sementara harga di atas Rp 35.000 per kg juga tercatat di Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah, yakni masing-masing Rp 37.250 per kg, Rp 36.900 per kg, dan Rp 36.200 per kg.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pekerja memberikan pakan pada ayam petelur di Rumah Gizi, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/8/2022). Kenaikan harga terlur yang mencapai Rp 31.000 per kilogram tersebut disebabkan meningkatnya biaya produksi dan semakin tingginya permintaan pasar.

Harga telur di pulau Jawa juga mencatatkan harga tertinggi di bulan Agustus 2022. Di DKI Jakarta, harga telur ayam ras dipatok Rp 31.091 per kg. Sedangkan di Jawa Barat dan Banten, harga telur masing-masing mulai Rp 31.150 per kg dan Rp 31.000 per kg. Sementara harga di Jawa Tengah Rp 30.744 per kg, DI Yogyakarta Rp 29.875 per kg, dan  Jawa Timur sebesar Rp 29.578 per kg.

Kenaikan harga telur pada Agustus 2022 merupakan kelanjutan kenaikan harga bahan pokok, setelah sebelumnya terjadi kenaikan harga minyak goreng di awal tahun. Hal ini merupakan gambaran atau potret nyata tata kelola komoditas telur yang berdampak bagi masyarakat. Pemerintah memiliki andil agar harga telur tidak mengalami lonjakan sebab telur menjadi salah satu sumber protein bagi masyarakat luas. (LITBANG KOMPAS)