Paparan Topik | Lebaran

Komoditas Kurma: Sejarah, Jenis, Manfaat, Produksi, dan Impor Indonesia

Kurma merupakan buah khas Ramadhan. Buah asli Timur Tengah ini sebenarnya bisa dijumpai di luar bulan Ramadhan, namun masyarakat Indonesia lebih banyak mengonsumsi kurma saat Ramadhan.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pegawai toko oleh-oleh haji dan umrah sedang memilih buah kurma pesanan pelanggan di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (15/3/2024). Pedagang mengaku penjualan kurma di awal bulan puasa ini meningkat hingga 50 persen dibanding hari-hari biasa. Buah kurma dijual dengan rentang harga Rp40 ribu hingga Rp300 ribu per kilogram, tergantung jenis kurmanya.

Fakta Singkat

Komoditas Kurma

  • Kurma sudah dibudidayakan sejak 4.000 SM.
  • Kurma diperkirakan berasal dari Timur Tengah di wilayah Teluk Persia (kini Irak).
  • Produksi kurma sedunia per tahun sekitar 9,7 juta ton.
  • Mesir, Arab Saudi, Iran, dan Algeria (Aljazair) penghasil kurma terbesar dunia dengan lebih dari 1 juta ton per tahun.
  • Hampir semua kurma di Indonesia diimpor dari negara penghasil kurma dunia.
  • Kurma bisa tumbuh di Indonesia, namun produksinya sangat kecil dan dalam bentuk buah segar,
  • Wilayah Indonesia yang memiliki perkebunan kurma, antara lain, di Aceh, Riau, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
  • Impor kurma Indonesia tahun 2023 sebesar 56,7 ribu ton senilai 80,52 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,26 triliun.
  • Impor kurma 2024 hingga Februari mencapai 18,67 ribu ton senilai 30,84 juta dollar AS atau setara Rp 480,30 miliar.
  • Sebagian besar kurma Indonesia berasal dari Tunisia, Mesir, Iran, dan Arab Saudi.

Buah kurma kerap menjadi menu wajib bagi umat Islam di bulan suci Ramadhan. Pada bulan tersebut, buah yang rasanya manis ini umumnya banyak dikonsumsi untuk berbuka puasa. Kegemaran umat Muslim mengonsumsi kurma tidak lepas dari buah itu yang disebut sebagai salah satu makanan favorit Nabi Muhammad SAW saat berbuka puasa. Tak heran bila umat Islam mengonsumsi kurma saat berbuka puasa untuk mengikuti ajaran Rasulullah.

Selain itu, kurma banyak dikonsumsi saat buka puasa juga karena kandungan gizinya cocok dimakan saat perut kosong. Saat berpuasa, seseorang akan turun kadar gula darahnya, hingga energinya terkuras.  Kurma yang tinggi gula dan mudah dicerna sangat ideal mengembalikan energi tubuh yang terkuras saat puasa. Kurma juga mengandung banyak serat, magnesium, potasium, dan zat besi yang memberikan nutrisi penting bagi tubuh.

Meski bisa tumbuh di Indonesia, kurma yang dikonsumsi masyarakat selama bulan Ramadhan merupakan produk impor dari negara-negara di Timur Tengah dan Afrika. Tiap tahun impor kurma Indonesia rata-rata mencapai 40 ribu ton dengan nilai tak kurang dari 60 juta dollar AS atau setara hampir Rp 1 trilun.

Tahun 2022, impor kurma Indonesia berasal dari 26 negara. Mesir sebagai importir kurma terbesar Indonesia diikuti oleh Tunisia dan Uni Emirat Arab (UEA). Sementara tahun 2023, total impor kurma Indonesia sebesar 56,7 ribu ton, senilai 80,52 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,26 triliun. 

Indonesia kembali mengimpor kurma menjelang Ramadhan-Lebaran 2024. Pada Januari 2024, impor sebesar 13,65 juta dollar AS atau sekitar Rp 213,25 miliar, sementara Februari 2024 mencapai 17,18 juta dollar AS atau setara dengan Rp 268, 4 miliar. Sebagian besar kurma berasal dari Tunisia, Mesir, Iran, dan Arab Saudi.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Pembeli memilih kurma yang dijual pedagang di Pasar Tanah Abang Blok C, Jakarta, Jumat (8/3/2024). Salah seorang pedagang mengaku omzet penjualannya naik hingga 100 persen dari hari biasa. Saat ini dalam sehari ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 10 juta. Sedangkan pada hari biasa ia mendapatkan omzet Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per hari. Peningkatan penjualan itu mulai terasa sejak pertengahan Februari 2024.

Sejarah

Kurma yang memiliki nama Latin Phoenix dactylifera adalah jenis tanaman palem (Arecaceae). Nama spesies dactylifera berasal dari Yunani kuno, dáktulos. Sementara nama ilmiahnya (Phoenix dactylifera) berasal dari bahasa Yunani “Phoenix daktulos” yang berarti “jari (daktulos) yang berwarna merah-keunguan (phoenix)”.

Tanaman kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun silam. Kurma diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah dibudidayakan sejak zaman Mesopotamia kuno hingga prasejarah Mesir. Tanaman ini kemungkinan dibudidayakan sejak awal 4.000 SM. Pada masa itu, kurma digunakan untuk pembangunan kuil dewa bulan dekat Ur di Irak Selatan – Mesopotamia.

Bukti lebih lanjut mengenai budidaya kuno kurma terdapat di Lembah Nil Mesir di mana kurma digunakan sebagai simbol satu tahun dalam hieroglif Mesir dan daun palemnya sebagai simbol satu bulan. Namun, budaya kurma baru menjadi penting di Mesir setelah di Irak sekitar 3000 – 2000 SM. Bukti lainnya, yakni penelitian arkeologi terhadap peninggalan sejarah kuno bangsa Sumeria, Akadian, dan Babilonia. Penggunaan kurma untuk tujuan pengobatan, selain sebagai makanan, telah didokumentasikan.

Selanjutnya, penyebaran kurma dan budidayanya terjadi selama berabad-abad yang lalu mengikuti dua arah yang berbeda, yakni yang pertama dimulai dari Mesopatamia hingga Iran, hingga mencapai Lembah Indus dan Pakistan; kemudian penyebaran yang kedua dimulai dari Mesir menuju Libya, negara Maghreb dan Sahel, kemudian menyebar ke Afrika.

Kurma diperkenalkan di Meksiko dan California, di sekitar Mission San Ignacio, oleh bangsa Spanyol pada tahun 1765, kemudian menyebar ke wilayah Amerika Selatan. Pada awal abad kesembilan belas, kurma diperkenalkan ke bagian barat Amerika Utara (Gurun Colorado, Gurun Atacama dan wilayah lainnya). Dalam perkembangannya, kurma juga dibudidayakan di Amerika Serikat pada bagian selatan California, Arizona, dan bagian selatan Florida.

Tahun 1970, produksi kurma dunia mencapai 1,88 juta ton yang dihasilkan dari luas panen kebun kurma mencapai 265.000 hektare yang sebagian besar di Asia dan Afrika. Hingga tahun 1996, jumlah pohon Kurma di dunia sekitar 100 juta pohon, tersebar di 30 negara, dan menghasilkan antara 2,5 hingga 4 juta ton buah kurma per tahun.  Jika melihat sebaran wilayah, Asia berada di posisi pertama dengan 60 juta pohon kurma. Di Asia kurma banyak ditanam di Arab Saudi, Bahrain, UEA, Iran, Irak, Kuwait, Oman, Pakistan, Turkmenistan, Yaman.

Selanjutnya, kurma banyak ditanam di Benua Afrika dengan populasi sekitar 32,5 juta pohon kurma yang tersebar di Algeria/Aljazair, Mesir, Libya, Mali, Maroko, Mauritania, Niger, Somalia, Sudan, Chad, dan Tunisia. Pohon kurma juga tumbuh baik di Meksiko dan Amerika yang memiliki 600.000 pohon kurma, diikuti oleh Eropa (Spanyol) dengan 32.000 pohon, dan Australia dengan 30.000 pohon.

Berselang 25 tahun, populasi pohon kurma bertambah lebih dua kali lipat menjadi sekitar 200 juta pohon dalam luasan lenih dari satu juta hektare. Tahun 2007, produksi buah kurma dunia sudah mencapai lebih dari 7 juta ton, dengan Mesir, Iran, Arab Saudi, dan Algaria atau Alzajair sebagai penghasil kurma terbesar dunia. Empat negara itu mampu menghasilkan buah kurma di atas 1 juta ton per tahun atau berkontribusi separuh produksi dunia.

Tahun 2021, Mesir masih tetap penghasil kurma terbesar dunia. Negara ini memproduksi sebanyak 1,74 juta ton kurma sepanjang 2021. Selanjutnya, Arab Saudi menempati peringkat kedua negara produsen kurma dunia dengan menghasilkan 1,56 juta ton kurma. Iran dan Algeria menyusul dengan produksi kurma masing-masing sebanyak 1,3 juta ton dan 1,18 juta ton.

KOMPAS/ABUN SANDA

Taman di Dubai yang dilengkapi pohon kurma (19/12/2006). Semua warga setempat diajak ikut merawat dan menghargai jenis tanaman ini.

Manfaat Kurma

Buah yang dihasilkan oleh pohon kurma dikenal sebagai buah kurma. Bentuk buahnya lonjong-silinder dengan panjang 3 – 7 cm, berdiameter 2 – 3 cm dan ketika masih muda warnanya merah cerah ke kuning terang, tergantung dari jenisnya.

Kurma memiliki biji tunggal yang ukuran panjangnya sekitar 2 – 2,5 cm dan tebalnya 6 – 8 mm. Buah kurma dikelompokkan menjadi tiga golongan utama: lunak (contohnya “Barhee”, “Halaw”, “Khadrawy”, “Medjool”), semi-kering (contohnya “Dayri”, “Deglet Noor”, “Zahidi”) dan kering (contohnya “Thoory”). Jenis buah ini tergantung pada kandungan glukosa, fruktosa, dan sukrosa.

Pohon kurma merupakan tanaman jenis dioecious, yaitu memiliki tanaman jantan dan betina yang hidup secara terpisah. Dalam satu areal perkebunan, satu tanaman jantan bisa menyerbuki hingga 100 tanaman betina.

Pohon kurma dapat berbuah setelah ditanam selama 4 sampai 7 tahun dan bisa dipanen ketika telah berusia 7 sampai 10 tahun. Pohon kurma yang telah dewasa bisa menghasilkan 80 – 120 kg (176 – 264 lb) buah kurma pada setiap musim panennya.

Sementara tingkat kematangan buah dikelompokkan dalam tiga tahap. Tahap khalal atau setengah matang dan memiliki rasa yang renyah, bisa dicampurkan ke dalam salad. Tahap rutab atau setengah matang dan memiliki konsistensi krim. Kurma pada tahap ini dapat digunakan untuk mempermanis sirup, pasta, saus, dan anggur.

Terakhir, tahap tamr atau saat buah sudah matang sepenuhnya dan rasa manisnya mencapai puncak, membuatnya memiliki rasa karamel yang unik. Tahap tamr adalah buah kurma yang paling sering ditemui di pasaran. Kurma tamr juga seringkali dikenal sebagai kurma kering. Warnanya telah berubah menjadi coklat atau kehitaman dan dapat disimpan dalam jangka panjang karena kadar airnya sudah betul-betul menurun.

Tak hanya sebagai sumber energi, kurma juga memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam 100 gram buah kurma, terkandung sekitar 280 kalori dan aneka nutrisi seperti:

  • 2 – 2,5 gram protein
  • 75 gram karbohidrat
  • 65 gram gula
  • 7 – 8 gram serat
  • 65 miligram kalsium
  • 650 miligram kalium
  • 1 mg zat besi
  • 0,5 miligram zinc
  • 150 IU vitamin A

Buah kurma juga mengandung asam folat, vitamin B, vitamin K, mangan, dan beragam jenis antioksidan, termasuk lutein dan flavonoid. Dengan hanya 1 mg sodium per 100 g, kurma adalah makanan yang baik bagi mereka yang menjalani diet rendah sodium. Kandungan zat besi sebesar 3 mg per 100g hampir sepertiga dari Angka Kecukupan Gizi untuk pria dewasa. Selain itu, kurma merupakan sumber vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), dan B7 (asam nikotinat yang juga disebut niasin).

Buah kurma juga merupakan sumber zat besi, kalium dan kalsium yang baik, dengan kandungan natrium dan lemak yang sangat rendah. Selain itu, kandungan klorin, fosfor, tembaga, magnesium, silicon, dan belerang dalam jumlah sedang juga ditemukan dalam buah kurma. Buah kurma sangat kaya akan mineral seperti fosfor dan magnesium.

Dengan tingginya nilai gizi pada kurma, buah asli Timur Tengah ini memiliki sejumlah bermanfaat bagi kesehatan. Yang pertama adalah sebagai sumber energi instan, termasuk bagi pasien yang mengalami hipoglikemia atau kadar gula rendah. Kandungan gula pada kurma dapat dengan mudah dicerna dan masuk kedalam aliran darah.

Manfaat lain kurma adalah baik untuk melancarkan pencernaan serta buang air besar karena tingginya serat. Kurma juga mengandung asam amino yang bermanfaat untuk menstimulasi pencernaan makanan dan membuat pencernaan lebih efisien, yang berarti lebih banyak nutrisi akan diserap oleh sistem pencernaan dan memasuki tubuh untuk penggunaan yang benar.

Buah kurma mengandung mineral seperti, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium, bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang. Selain itu, terdapat juga sekitar 140 miligram kandungan potasium di dalam kurma yang bisa meningkatkan kepadatan tulang dengan mengurangi jumlah kalsium yang dibuang oleh ginjal.

Buah kurma juga baik untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Ini karena kurma banyak mengandung nutrisi yang penting untuk kesehatan tubuh ibu hamil dan tumbuh kembang janin, seperti vitamin, mineral, serat, protein, karbohidrat, dan antioksidan.

Kurma juga bisa berkontribusi untuk menjaga kekebalan tubuh karena mengandung anti-oksidan yang berfungsi untuk mencegah peradangan serta radikal bebas. Ada tiga jenis antioksidan paling potensial dalam kurma. Yang pertama Flavonoid yang ampuh untuk menurunkan inflamasi dan berpotensi menurunkan risiko diabetes, Alzheimer, dan beberapa jenis kanker. Kemudian Karotenoid, terbukti mendukung kesehatan jantung dan menurunkan risiko gangguan mata. Yang terakhir asam fenolat, dikenal dengan sifat antiinflamasi sehingga menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung.

INFOGRAFIK: ALBERTUS ERWIN SUSANTO

Jenis Kurma

Meski Indonesia bukan produsen kurma, setiap bulan Ramadhan buah kurma biasanya membanjiri toko-toko ritel dan pasar-pasar yang ada di Indonesia. Rasanya yang manis serta nutrisinya yang tinggi menjadikannya buah yang berasal dari pohon palem ini cocok untuk berpuasa puasa.

Buah yang sudah lama dikonsumsi selama lebih dari 6.000 tahun ini memiliki puluhan jenis, namun ada belasan jenis yang popular dan disukai masyarakat dunia. Jenis-jenis yang populer itu, antara lain, Mendjool, Deglet Noor, Ajwa, Barhi, Hallawi, Sukari, dan Khudri.

Kurma Medjool adalah salah satu jenis kurma yang paling digemari karena rasanya yang manis dan ukurannya yang besar. Medjool dikenal sebagai “Ratu Kurma” karena ukurannya yang besar dan kerap dijadikan bagian dari diet yang sehat, karena kandungan kalsium dan zat besinya yang tinggi. Kurma Medjool juga mengandung lebih banyak gula dan serat yang baik untuk pencernaan.

Kurma asal Maroko ini biasanya dijual dalam keadaan kering, dan lebih lembut dan lengket dibandingkan dengan jenis kurma lainnya. Dahulu kurma medjool dikenal sebagai makanan para raja karena hanya dapat dikonsumsi oleh kaum bangsawan. Namun, sekarang kurma medjool banyak dibudidayakan di negara-negara beriklim hangat dan didistribusikan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Kurma Deglet Noor adalah jenis kurma yang terkenal karena teksturnya yang kaku, sehingga mudah digunakan dalam memasak. Jenis kurma ini dapat digunakan dalam banyak resep, mulai dari hidangan mewah hingga produk bakery atau masakan tradisional. Kurma Deglet Noor bisa berwarna kuning atau amber, serta memiliki daging yang kaku dan setengah kering, sangat cocok untuk membuat gula kurma, sirup, dan bisa digunakan dalam kue karena teksturnya yang konsisten.

Kurma Ajwa terkenal di Timur Tengah, khususnya di Arab Saudi. Ajwa berwarna hitam keunguan, berbentuk bulat, dan bertesktur keras. Rasa Ajwa mirip dengan cokelat, amber, dan karamel. Kurma Ajwa lebih kecil dan kurang manis dibandingkan dengan kurma Medjool. Namun, Ajwa bisa memaniskan kopi hitam atau dimakan dengan beberapa potong cokelat sebagai cemilan.

Kurma Ajwa juga cukup mudah ditemukan di pasar-pasar dan toko-toko ritel yang ada di Indonesia. Banyak orang menyebut kurma Ajwa sebagai varian kurma terbaik yang pernah ada, serta konon merupakan jenis kurma pertama yang dibudidayakan oleh Nabi Muhammad SAW sehingga biasa disebut kurma nabi. Warnanya cokelat tua kehitaman dengan rasa manis dan tekstur yang lembut.

Kurma Barhi termasuk dalam kelompok kurma yang lembut. Keunikan dari kurma ini adalah dapat dikonsumsi pada ketiga tahap pematangan. Tahap khalal atau setengah matang dan memiliki rasa yang renyah, bisa dicampurkan ke dalam salad. Tahap rutab atau setengah matang dan memiliki konsistensi krim. Kurma pada tahap ini dapat digunakan untuk mempermanis sirup, pasta, saus, dan anggur. Terakhir, tahap tamr atau saat buah sudah matang sepenuhnya dan rasa manisnya mencapai puncak, membuatnya memiliki rasa karamel yang unik.

Berbeda dengan kebanyakan kurma yang berwarna cokelat kehitaman, kurma barhi berwarna kuning cerah. Bentuknya yang bundar membuatnya sekilas tampak seperti buah duku atau lengkeng. Kurma Barhi memiliki tekstur rasa yang renyah dan manis seperti karamel.

Seperti kurma lain pada umumnya, kurma Barhi juga mengandung berbagai nutrisi, seperti serat, zat besi, kalium, vitamin B dan antioksidan. Meski dibudidayakan di Arab Saudi, varietas kurma barhi terbaik berada di Basra, Irak.

Kurma Halawi juga berasal dari Irak dan dibudidayakan di California pada awal abad ke-20. Nama “halawi” berasal dari bahasa Arab yang artinya “manis”. Kurma ini memang manis, dengan rasa seperti mentega dan karamel. Kurma Halawi berwarna seperti madu, kulitnya tipis, dan bentuknya memanjang oval. Kurma Halawi termasuk varietas kurma semi-kering, dan kadang-kadang digunakan ketika belum sepenuhnya matang, lebih keras, dan kurang manis.

Kurma Sukkari adalah jenis buah kurma asli Arab Saudi yang hanya tumbuh di wilayah Al Qassim. Kurma ini terkenal sebagai “kurma kerajaan” karena rasanya yang sangat lezat dan teksturnya yang istimewa. Rasanya sangat manis dan lembut seperti madu dengan warna coklat muda. Kurma Sukkari sering dimakan saat berbuka puasa selama Ramadan.

Kata “sukkari” atau dalam bahasa Arab sukkar sendiri berarti “gula”, sehingga sudah jelas mengapa kurma ini dinamai demikian. Kurma sukkari bertekstur renyah dan memiliki citarasa manis legit dan tekstur yang lembut, sehingga kerap dijadikan topping hidangan penutup, isian roti, campuran kue atau bahkan dijus dan dijadikan salad buah. Kurma sukkari biasanya banyak dijual di Indonesia menjelang Bulan Ramadhan.

Kurma Khudri berukuran lebih kecil dari kurma lainnya. Kurma ini memiliki warna kemerahan, putih, atau hitam serta tekstur yang lembut dan kenyal. Kurma merah Khudri yang manis adalah jenis yang paling umum dan banyak digunakan. Kurma hitam memiliki kandungan zat besi lebih banyak dan rasa sedikit pahit. Sementara, kurma putih memiliki rasa yang lembut dan halus. Kurma khudri termasuk salah satu kurma yang paling banyak diekspor karena kesegarannya yang bisa bertahan lama.

Jenis kurma lainnya yang populer, antara lain, Khalas, Ambara, dan Zahidi. Kurma Khalas berwarna coklat keemasan dengan kulit yang tebal. Kurma khalas juga dijuluki sebagai “superfood” karena dianggap memiliki banyak kelebihan, antara lain, dapat melancarkan saluran pencernaan, membantu penyerapan kolesterol jahat hingga membantu mengatur tekanan darah. Kurma Ambara memiliki daging buah yang tebal dan lembut, sementara kurma Zahidi memiliki daging buah yang renyah dan sering digunakan untuk bahan baku pembuatan ekstrak kurma.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Suparyoto (65) menggunakan plastik untuk melindungi buah kurma jenis KL-1 dari serangan hama di kebunnya yang terletak di Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (1/4/2023). Selain sebagai tempat pembibitan dan produksi buah kurma, tempat itu juga menjadi sarana edukasi tentang budi daya lima jenis pohon kurma yang cocok untuk dibudidayakan di iklim tropis. Bibit pohon kurma dijual dengan harga berkisar Rp 50.000 – Rp 350.000 per batang sedangkan harga buah kurma muda saat ini berkisar Rp 250.000 per kilogram.

Produsen dunia

Berdasarkan data Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO), mayoritas produsen kurma berasal dari negara-negara Timur Tengah. Buah kurma dapat tumbuh subur lantaran di wilayah tersebut memiliki tipe lahan yang kering dan tandus.

Laporan FAO mencatat, Mesir merupakan produsen kurma terbesar di dunia. Negara ini memproduksi sebanyak 1,74 juta ton kurma sepanjang 2021. Selanjutnya, Arab Saudi menempati peringkat kedua negara produsen kurma dunia dengan menghasilkan 1,56 juta ton kurma. Iran dan Algeria menyusul dengan produksi kurma masing-masing sebanyak 1,3 juta ton dan 1,18 juta ton.

Setahun kemudian, Badan Pangan Dunia (FAO) kembali mencatat produksi kurma dunia pada tahun 2022 mencapai 9,75 juta ton dari luas panen mencapai 1,2 juta hektare, naik dari angka produksi global tahun sebelumnya. Sebagian besar kurma yang dihasilkan pada tahun itu berasal dari kawasan Timur Tengah. Mesir, Arab Saudi, Iran, dan Algaria atau Aljazair merupakan negara-negara penghasil kurma utama di dunia.

Mesir sebagai penghasil terbesar kurma dunia, tiap tahun mampu memproduksi sekitar 1,5 juta ton kurma. Mesir memiliki 15 juta pohon kurma yang tersebar di seluruh penjuru wilayahnya terutama di sepanjang Sungai Nil dan wilayah hulu. Varietas utama yang banyak membudidayakan Deglet Noor dan Zaghloul.

Produksi kurma memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Mesir, dan menghasilkan pendapatan serta menyediakan lapangan kerja. Mesir mengekspor Kurma ke Maroko, Indonesia, dan Malaysia. 

Sementara Arab Saudi sebagai produsen terbesar kedua kebanyakan menanam jenis kurma Ajwa, Al Khunaizi, Khalasah, Medjool, dan Rotab. Arab Saudi tercatat memproduksi sekitar 1,3 juta ton kurma per tahun. Arab mengekspor sekitar 8,8 persen dari total produksi kurmanya ke negara-negara di berbagai belahan dunia. Negara pengimpor kurma dari Arab Saudi didominasi oleh negara Jordania sekitar 19 persen dan Yaman sekitar 17 persen serta Kuwait sebesar 15 persen.

Iran tercatat sebagai penghasil terbesar ketiga dunia. Kurma asal Iran biasanya jenis kurma Mazafati, Piarom, dan Zahedi. Iran memproduksi sekitar 1,2 juta ton kurma per tahun. Iran mengekspor sekitar 7,7 persen dari total kurma yang dihasilkan ke berbagai negara. Negara pengimpor kurma dari Iran paling besar adalah India sebesar 16 persen dan Malaysia sekitar 11 persen. Rusia juga ternyata mengimpor kurma dari Iran sebesar 9,9 persen.

Produsen terbesar keempat dunia, yakni Algeria atau Aljazair. Negara ini umumnya menghasilkan kurma jenis Thoory, Deglet Noor, dan Iteema. Algeria mampu menghasilkan 1 juta ton kurma setiap tahunnya. Sebagian produksinya diimpor ke sejumlah negara di Asia dan Eropa. Ekspor kurma berkontribusi terhadap perekonomian di sektor pertanian Algeria.

Selanjutnya, Irak merupakan produsen terbesar kelima dunia. Irak adalah salah satu negara penghasil kurma tertua di dunia dengan perolehan panen sebanyak 750.225 ton per tahun. Kurma Barhi dan Khalas merupakan jenis terpopuler di negara itu yang banyak diekspor di berbagai negara.

Uni Emirat Arab juga masuk 10 besar produsen kurma dunia. Sentranya di wilayah Al Ain, yang membudidayakan beragam varietas kurma dan merupakan produsen terkemuka di wilayah teluk. Negara itu tiap tahun menyelenggarakan festival kurma yang merayakan pentingnya kurma secara tradisi budaya dan ekonomi. Jenis kurma Ajwa dari UEA selalu jadi incaran bagi para peminatnya di berbagai negara, kurma ini diyakini mempunyai berbagai khasiat untuk kesehatan.

Grafik:

 

INFOGRAFIK: ALBERTUS ERWIN SUSANTO

Kurma di Indonesia

Di Indonesia, kurma termasuk salah satu komoditas binaan Ditjen Hortikultura. Hal ini sesuai dengan Permentan Nomor 151/Kpts/PD.310/9/2006 tentang jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Propinsi Riau menjadi salah satu lokasi penanaman kurma yang memiliki iklim menyerupai negara asalnya. Umumnya pohon tersebut ditanam di halaman masjid-masjid di provinsi itu, salha satunya di Mesjid Raya An- Nur, Pekanbaru. Penanaman buah yang berasal dari Teluk Persia ini sudah dimulai sejak tahun 2006 dan jumlahnya berkisar 14 pohon.

Tahun 2016 pohon kurma di halaman mesjid raya An Nur bertambah lagi sebanyak 56 batang dengan varietas Barhere, Ajwa, Khalas dan Sukkari, Shishi Nabu Saif, Ultana, Luiu, L1, Deglet Noor. Benih diperoleh dari hasil perbanyakan biji serta kultur jaringan.  Beberapa tanaman di halaman mesjid telah berbuah dengan umur buah sekitar 120 hari.

Selain di Masjid Raya Riau, sejumlah petani di provinsi itu juga menanam pohon kurma di kebun-kebun mereka.  Petani kurma di Riau bergabung dalam satu asosiasi Perkumpulan Penggiat Kurma Indonesia (Indonesia Date Palm Association / IDPA).

Petani yang tergabung dalam IDPA memperoleh pohon kurma dari anakan ataupun kultur jaringan. ya Perbanyakan melalui benih anakan diperoleh dari tanaman induk, namun tidak semua tanaman induk menghasilkan anakan. Perbanyakan benih yang terakhir berasal dari kultur jaringan. Perbanyakan melalui kultur jaringan menghasilkan varietas yang jauh lebih unggul daripada benih asal atau biji anakan.

Hingga saat ini benih kurma bermutu asal kultur jaringan masih impor. Importasi benih kurma ini telah dilakukan oleh perusahaan dari beberapa negara seperti Inggris, Perancis. Prosedur dan proses pemasukan benih kurma dari negara luar ke wilayah Indonesia pada prinsipnya sama dengan tanaman hortikultura lainnya.

Selain Riau, kebun kurma juga ada di Aceh, Jawa Timur, dan DIY. Di Jawa Timur, kebun kurma ada di di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Ratusan pohon kurma ditanam di areal seluas 3,7 hektar di kecamatan tersebut. Sementara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kebun kurma ada di Berbah, Sleman yang memiliki 5.000 pohon.

Adapun di Provinsi Aceh, kebun kurma ada di kawasan Barbate milik Haji Syukri Syafii di Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Tak kurang dari 10.000 pohon kurma di tanam di kawasan tersebut, dan sebagian pohonnya sudah berbuah.

Sejumlah daerah seperti di Riau, Jawa Timur dan Aceh sudah menghasilkan buah kurma, namun volumenya masih kecil yakni hanya ratusan kilogram. Panen buah kurma di Indonesia berbeda dengan panen buah di negara asalnya. Buah kurma di Indonesia hanya bisa dijadikan sebagai buah segar yang dapat dipanen pada umur 150 hari. Sementara itu di negara asalnya, panen biasanya dilakukan pada umur 200 hari sehingga menjadi kurma dengan tekstur kering dan warna hitam atau coklat.

Salah satu penyebab terjadinya perbedaan waktu panen dikarenakan Indonesia memiliki kelembaban yang tinggi. Di Indonesia, kurma yang dibiarkan sampai umur 200 hari akan busuk dan tidak layak lagi dikonsumsi.

Grafik:

 

INFOGRAFIK: ALBERTUS ERWIN SUSANTO

Impor Kurma Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia telah mengimpor kurma untuk kebutuhan Ramadan senilai 30,84 juta  dollar AS atau setara Rp 480,30 miliar dalam periode Januari-Februari 2024.  Nilai impor itu  turun 26,32 persen dibanding periode Januari-Februari 2023 yang mencapai  41,86 juta dollar AS atau sekitar Rp 651,92 miliar.

Secara volume, impor kurma pada periode Januari-Februari 2024 tercatat seberat 18,67 ribu ton atau turun 28,20 persen dibanding Januari-Februari tahun lalu yang mencapai 26,02 ribu ton.

Menjelang awal Ramadan 2024, nilai impor kurma terbesar berasal dari Tunisia, yakni sebanyak 29,66 persen dari total impor kurma pada periode tersebut yakni senilai 9,15 juta dollar AS atau sekitar Rp 142,50 miliar.

Berikutnya impor kurma dari Mesir ( 28,35 persen)  senilai 8,74 juta dollar AS ( (Rp 136,11 miliar), Iran (9,3 persen) senilai 2,87 juta dollar AS (Rp 44,69 miliar), dan Arab Saudi (8,61 persen) sebesar 2,66 juta dollar AS (Rp 41,42 miliar). Selain empat Negara penghasil kurma itu,  impor kurma Indonesia juga berasal dari negara-negara produsen lainnya dengan nilai gabungan 7,42 juta dollar AS atau Rp 115,55 miliar.

Grafik:

 

INFOGRAFIK: ALBERTUS ERWIN SUSANTO

Meski demikian. nilai impor kurma tercatat mengalami peningkatan baik secara nilai maupun volume pada Februari 2024 atau satu bulan menjelang Ramadan 2024. Nilai impor kurma pada Fabruari 2024 mencapai 17,18 juta dollar AS atau meningkat sebesar 25,77 persen dibandingkan Januari 2024 sebesar 13,66 juta dollar AS, Secara volume, impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebanyak 11,24 ribu ton meningkat 51,28 persen dibangkan Januari 2024  senilai 7,43 ribu ton.

Jika dicermati lebih jauh, impor kurma tiap tahun cenderung meningkat. Pada tahun 2022 impor kurma Indonesia mencapai angka 61,35 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 86,26 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. Angka ini naik 22,38 persen dibandingkan tahun 2021.

Sementara dalam satu decade terakhir, impor terendah pada tahun 2019 yakni sebesar 16.000 ton senilai 62,3 juta dollar AS, dan tertinggi pada 2022 yang mencapai  61.350 ton senilai 86,2 juta dollar AS. (LITBANG KOMPAS)