Lembaga

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan milik negara (BUMN) di sektor industri transportasi udara. Dengan jumlah 210 armada, Garuda Indonesia menjangkau 48 rute domestik dan 22 rute internasional.

Fakta Singkat

Nama Perusahaan:

  • PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Tanggal Pendirian:

  • 31 Maret 1950

Bidang Usaha:

  • Jasa Angkutan Udara Niaga

Jenis/Badan Hukum Perusahaan:

  • Perusahaan Terbuka

Jumlah Armada:

  • 210 armada (31 Desember 2019)

Jumlah Destinasi Penerbangan:

  • 22 Internasional
  • 48 Domestik

Jumlah Pegawai

  • 878 Pegawai (31 Desember 2019)

Kepemilikan Saham:

  • Pemerintah RI (60,54%)
  • PT Trans Airways (25,62%)
  • Publik (13,84%)

Pencatatan di Bursa Efek Indonesia:

  • 11 Februari 2011

Kode Saham:

  • GIAA

Modal Dasar:

  • 30.000.000.000 saham dengan nilai nominal total Rp13.770.000.000.000,- atau masing-masing saham bernilai nominal Rp459,-

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

  • 886.576.254 saham dengan nilai nominal total Rp11.881.938.500.589,-

Dasar Hukum Pendirian:

  • Akta No. 137 tanggal 31 Maret 1950 disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950, diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia Serikat (R.I.S) No. 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No. 136.

Anak Perusahaan:

  • PT Aero Wisata
  • PT Sabre Travel Network Indonesia
  • PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk
  • PT Aero Systems Indonesia
  • PT Citilink Indonesia
  • PT Gapura Angkasa
  • Garuda Indonesia Holiday France

Slogan:

“The Airline of Indonesia”

Alamat Kantor Pusat:

Gedung Garuda Indonesia

Jl. Kebon Sirih No. 46A

Jakarta 10110, Indonesia

Situs Web:

www.garuda-indonesia.com

Contact Center:

(+62 804) 1 807 807 / (+62 21) 2351 9999

Maskapai Indonesia

Pada 26 Januari 2021 Garuda Indonesia (GA) memasuki 72 tahun berkiprah sebagai ‘flag carrier’ atau maskapai resmi pembawa bendera negara Republik Indonesia. Dalam perjalanan sebagai transportasi udara dalam penerbangan domestik dan internasional, puluhan prestasi dan penghargaan sudah diraih. Selain itu, dalam perjalanan kiprahnya Garuda Indonesia melakukan revitalisasi perusahaan, perbaikan layanan, perombakan manajemen, dan logo perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja dan performa.

Upaya meningkatkan performa Garuda Indonesia telah dilakukan sejak 1970-1980. Dirut Garuda Wiweko Soepono melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan Internasional. Wiweko yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar kedua se-Asia setelah Japan Airlines serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.

Pada tahun 1985, Garuda Indonesia dipimpin R.A.J Lumenta yang melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian Airways menjadi Garuda Indonesia. Selanjutnya memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada di Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute.

Sebagai maskapai yang mencerminkan karakter budaya bangsa, pada 2009 di bawah kepemimpinan Emirsyah Satar kembali melakukan restrukturisasi dan revitalisasi layanan maskapai Garuda Indonesia. Upaya tersebut dilakukan menyeluruh terhadap seluruh aspek maskapai. Upaya awal yang dilakukan yakni program transformasi bisnis dan pengembangan pembangunan korporasi Quantum Leap, melakukan berbagai penyegaran ulang kembali maskapai lewat seragam dan logo baru.

Budaya kerja yang sebelumnya sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat sistem yang ada menjadi tidak ramah dengan ide dan kreativitas yang berakibat pada terhambatnya performa kompetitivitas Garuda Indonesia dengan maskapai penerbangan lain. Oleh karena itu Garuda Indonesia mengubah budaya kerja yang mendukung munculnya ide kreatif dan professional dari karyawan agar dapat berkompetisi dengan maskapai lain.

Selanjutnya, pada 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA. Upaya ini sekaligus untuk meningkatkan modal bagi pengembangan bisnis perusahaan.

Sebagai langkah penting untuk mempersiapkan kehadirannya di kancah Internasional sekaligus fondasi dasar agar memiliki konektivitas yang luas dan menjangkau seluruh bagian didunia, pada 5 Maret 2014 Garuda Indonesia bergabung dengan Skyteam, salah satu aliansi penerbangan di dunia. Tiga aliansi maskapai penerbangan penumpang terbesar adalah SkyTeam, Star Alliance and Oneworld.

Pada 2013 – 2018, Garuda Indonesia GA terpilih sebagai Top 10 Global Airlines (10 Besar Maskapai Top Dunia) versi Skytrax. Pada periode yang bersamaan yakni 2014 – 2018 Garuda Indonesia menerima penghargaan ‘The World’s Best Cabin Crew (Awak Kabin Terbaik di Dunia)’ dari Skytrax selama lima tahun berturut-turut.

Salah satu tolok ukur kinerja perusahaan penerbangan adalah ketepatan waktu penerbangan. Maskapai Nasional Garuda Indonesia berhasil memperoleh pengakuan internasional sebagai “The Most Punctual Airline in the World” pada Punctuality League 2020 oleh lembaga pemeringkatan On Time Performance independen asal Inggris, OAG Flightview yang menilai kinerja tingkat ketepatan waktu maskapai dunia.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Punctuality League 2020, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan capaian tingkat ketepatan waktu tertinggi sebesar 95,01% dari 57,5 juta flight record penerbangan dunia selama tahun 2019 sekaligus menjadi maskapai dengan tingkat ketepatan waktu terbaik di Asia Pasifik.

Keunikan, ciri khas, dan keunggulan yang melegenda dari maskapai Garuda Indonesia adalah selalu membawa Indonesia ke dalam setiap penerbangan melalui berbagai touch points dalam konsep ‘Garuda Indonesia Experience’ yang didasarkan pada panca indra atau “5 senses” (sight, sound, scent, taste, dan touch), antara lain:

  • Menggunakan corak atau motif batik Indonesia di seragam awak kabin dan petugas lini depan, lounge atau ruang tunggu penumpang, dan kantor penjualan Garuda Indonesia
  • Mengaransemen lagu-lagu Indonesia dengan nama ‘The Sound of Indonesia’ dan memasangnya tidak hanya di pesawat sebagai pengantar sebelum terbang tetapi juga di kantor penjualan Garuda Indonesia
  • Menyiapkan secara khusus berbagai menu khas Indonesia untuk disajikan di atas pesawat
  • Mengutamakan ‘Indonesian Hospitality’ atau keramahtamahan Indonesia dalam setiap pelayanan

Sejarah

IPPHOS

Menteri Perhubungan Ir. Djuanda menerima pesawat yang baru untuk Garuda Indonesian Airways pada 29 September 1950.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa angkutan udara niaga. Anggaran dasar pendirian perusahaan berupa Akta No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dari Notaris Raden Kadiman, yang kemudian disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950. Bentuk Garuda Indonesia sebagai perusahaan negara kemudian berubah menjadi Persero pada tahun 1975 dengan dasar Akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975. Perubahan anggaran dasar kembali terjadi beberapa kali. Terakhir pada tanggal 17 Mei 2018, yaitu Akta No. 35 dari Notaris Aulia Taufani, S.H. M.Kn.

Eksistensi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak dapat dilepaskan dari sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Berdasarkan Konferensi Meja Bundar (KMB), pemerintah Belanda harus menyerahkan aset Hindia Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS). Salah satunya perusahaan maskapai bernama Koninklijke Luchtvaart Maatschappij – Inter-Insulair Bedrijf (KLM-IIB). KLM-IIB terbentuk setelah KLM mengambil alih perusahaan penerbangan swasta Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij (K.N.I.L.M) yang berdiri sejak tahun 1928 atau era pemerintahan Hindia Belanda.

Hasil KMB kemudian ditinjaklanjuti oleh pemerintah RIS dan KLM dengan merundingkan pembentukan perusahaan maskapai nasional pada 21 Desember 1949. KLM kemudian berganti nama menjadi Garuda Indonesian Airways (GIA). Direktur Utama pertama GIA adalah orang Belanda bernama Dr. E. Konijneburg. Sejak saat itu, Garuda Indonesia sempat mengalami empat kali perubahan nama Garuda Indonesia Airways N.V (31 Maret 1950), PT Garuda Indonesia Airways (4 Maret 1975), PT (Persero) Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia (4 April 1989), lalu PT Garuda Indonesia (Persero) (16 November 2010).

KOMPAS/PAT HENDRANTO

Peresmian pesawat jenis DC-9 oleh Presiden Soeharto. Pesawat yang dibeli dari Mc Donal Douglas, Long Beach California AS seharga 5.116.000 dollar AS, di Hangar Kemayoran, Jakarta Pusat Rabu (24/2/1971). Ini merupakan pesawat jenis DC-9 ketiga yang dibeli oleh perusahaan penerbangan nasional, PN Garuda.

Pesawat pertama Garuda Indonesia mengudara pada tahun 1946, namun baru beroperasi secara komersial pada tahun 1950. Sejak penerbangan perdana tersebut, Garuda Indonesia menjadi salah satu penggagas perkembangan industri penerbangan sampai mendapatkan berbagai penghargaan. Misalnya, pada 1982 Garuda Indonesia menginisiasi konsep Kokpit Hanya Dua Awak, salah satu perusahaan penerbangan terbesar di Asia pada 1984, serta diakui sebagai 10 Besar Maskapai Top Dunia versi Skytrax pada 2013, 2014, 2015, 2017, dan 2018. Sejak tahun 1985 hingga saat ini, Garuda Indonesia menggunakan logo “Simbol Burung Modern” dengan lima sayap, yang berarti komitmen untuk dapat terus melayani para penumpang terbang ke lima benua.

Per 31 Desember 2019, jumlah pegawai Perseroan dan entitas anak (bersama-sama disebut sebagai “Grup”) tercatat sebanyak 15.623 orang. Sementara untuk PT Garuda Indonesia Tbk sendiri, jumlah karyawan sebanyak 7.878 orang.

Sebagai bagian dari BUMN, saham Garuda Indonesia sebagian besar dimiliki oleh pemerintah (60,54%). Kemudian disusul oleh PT Trans Airways (25,62%) dan publik (13,84%). Angka tersebut merupakan proporsi saham pada per tahun 2019. Hingga tahun 2019, Garuda Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu PT Aero Wisata, PT Sabre Travel Network Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk, PT Aero Systems Indonesia, PT Citilink Indonesia, PT Gapura Angkasa, Garuda Indonesia Holiday France.

Bersama anak perusahaan, Garuda Indonesia mengelola dan mengembangkan kegiatan usaha utama dan pendukung. Kegiatan usaha utama mencakup jasa komersial penerbangan, reparasi dan pemeliharaan pesawat, serta jasa lainnya yang berkaitan dengan industri penerbangan. Mulai dari penunjang operasional, layanan sistem informasi, layanan pendidikan dan pelatihan, dan layanan kesehatan personil penerbangan. Sementara kegiatan usaha pendukung meliputi pergudangan, perkantoran, fasilitas pariwisata, serta penyewaan dan pengusahaan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan industri penerbangan.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Pesawat Boeing 747 milik maskapai Garuda Indonesia yang melayani rute internasional bersiap lepas landas di landas pacu Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (15/7/2009).  Uni Eropa telah mencabut larangan terbang bagi empat maskapai penerbangan Indonesia, termasuk maskapai nasional Garuda. Pencabutan larangan yang didasarkan pada perbaikan standar keselamatan terbang secara signifikan itu memungkinkan empat maskapai Indonesia untuk melayani kembali jasa penerbangan ke benua Eropa.

Nama Maskapai dari masa ke masa

Tahun Nama Maskapai Tanggal Efektif Akta
 

 

 

1950

 

 

 

Garuda Indonesia Airways N.V

31 Maret 1950 No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dibuat dihadapan Raden kadiman, Notaris di Jakarta, telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Serikat di Jakarta, telah disetujui oleh Menteri kehakiman Republik Indonesia Serikat dalam keputusannya tertanggal 31 Maret 1950 dengan No. j.A. 5/12/10, telah didaftarkan dalam buku register di kantor Pengadilan Negeri di jakarta di bawah No. 327 pada tanggal 24 April 1950, dan telah diumumkan dalam Berita Negara.
 

 

 

 

 

1975

 

 

 

 

PT Garuda Indonesia Airways

4 Maret 1975 Akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975 sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 42 tanggal 21 April 1975, dan kemudian diubah dengan Akta Perubahan No. 24 tanggal 12 Juni 1975, ketiganya dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A. 5/225/8 tertanggal 23 Juni 1975, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 1 Juli 1975 berturut-turut di bawah No. 2250, 2251, dan 2252, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68, tanggal 26 Agustus 1975, Tambahan No. 434.
 

 

1989

 

PT (Persero) Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia

4 April 1989 No. 3 tanggal 4 April 1989 dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-4163.HT.01.04.TH89 tanggal 3 Mei 1989, didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 919/1989 tanggal 16 Mei 1989, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 44 tanggal 2 Juni 1989, Tambahan No. 970.
 

2010

 

PT Garuda Indonesia (Persero)

16 November 2010 Akta No. 24 tanggal 16 November 2010 dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI melalui Keputusan No. AHU-54724.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 22 November 2010.

KOMPAS/LASTI KURNIA

Pramugari baru Garuda angkatan 368 belajar mengenal pesawat di Garuda Maintenance Facility, Bandara Soekarno- Hatta, Banten, Selasa ( 21/12/2010). Garuda terus menambah jumlah pramugari untuk mencapai target 1.000 orang pada 2011.

Jejak Langkah Garuda Indonesia

Tahun Peristiwa
1949 Penerbangan Perdana Garuda Indonesia
1955 Penerbangan haji pertama Garuda Indonesia ke Mekah
1976 Garuda Indonesia mulai mengoperasikan pesawat berbadan lebar pertamanya yaitu DC-10
1982 Garuda Indonesia menjadi penggagas konsep Kokpit Hanya Dua Awak (Forward-Facing Crew Cockpit) di dunia dengan Airbus A300-B4.
1984 Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai penerbangan terbesar di Asia yang mengoperasikan armada pesawat jet terbesar (termasuk Fokker 28)
1985 Garuda Indonesia mulai menggunakan logo “Simbol Burung Modern” yang masih digunakan hingga saat ini.
1994 Garuda Indonesia mulai mengoperasikan pesawat berbadan lebar terbesar pada tahun 1990-an yaitu Boeing 747-400
2008 Garuda Indonesia menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) yaitu sertifikasi keamanan dan keselamatan penerbangan global yang diakui secara internasional
2009 Program penyegaran merek identitas perusahaan yang dilakukan sejak 2009 merupakan elemen dari transformasi bisnis Garuda Indonesia yang sedang berlangsung. Garuda Indonesia memperkenalkan konsep layanan ‘Garuda Indonesia Experience’ dan menerapkannya pada pesawat baru termasuk pesawat Airbus A330-200 dan Boeing 737-800NG, yang dilengkapi dengan hiburan dalam penerbangan yaitu Audio Video on Demand (AVoD)
2010 Garuda Indonesia dinobatkan sebagai ‘4-Star Airline’ (Maskapai Bintang 4) dan “The World’s Most Improved Airline” (Maskapai Terbaik dari Segi Pengembangan Layanan) oleh Skytrax.
2011 Garuda Indonesia menjadi perusahaan terbuka dengan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2012 Garuda Indonesia mulai mengoperasikan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen baru yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar.
2013 Garuda Indonesia mulai mengoperasikan pesawat turboprop ATR 72-600 untuk meningkatkan konektivitas antara daerah-daerah terpencil di Indonesia. Garuda Indonesia menjadi maskapai pertama di Indonesia yang mengoperasikan Boeing 777-300ER, dan memperkenalkan layanan Kelas Satu.
2014 · Garuda Indonesia bergabung dengan aliansi global SkyTeam

· Garuda Indonesia secara resmi meluncurkan rute Jakarta ke London melalui Amsterdam, yang merupakan satu-satunya rute langsung dari Indonesia ke Eropa

2017 · Garuda Indonesia meluncurkan penerbangan Jakarta-London non-stop.
2013 – 2018 GA terpilih sebagai Top 10 Global Airlines (10 Besar Maskapai Top Dunia) versi Skytrax.
2014 – 2018 Garuda Indonesia menerima penghargaan ‘The World’s Best Cabin Crew (Awak Kabin Terbaik di Dunia)’ dari Skytrax selama lima tahun berturut-turut.
2019 Garuda Indonesia mendapat penghargaan sebagai dengan predikat The Best on Time Performance (OTP) di dunia. Sesuai dengan Airlline Guide Flight View pada 27 Juni 2019.
2017 – 2020 Penghargaan sebagai maskapai penerbangan terbaik di Indonesia versi situs perjalanan TripAdvisor.
2020 Masuk 20 besar maskapai penerbangan dunia dengan standar penerapan protokol kesehatan dan keamanan terbaik di masa pandemi oleh lembaga audit independen Safe Travel Barometer
2020 Garuda Indonesia meraih penghargaan dalam ajang BUMN Branding and Marketing Award 2020. Maskapai ini meraih 5 penghargaan sekaligus: “The Best Branding”, “Global Branding and Marketing Communication”, “Digital Marketing”, “Brand Identity”, “Special Appreciation: The Best CEO in Branding & Marketing Transformation”

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Garuda Indonesia TBK di Bapindo Plaza, Jakarta, Rabu (2/2/2011). Harga per lembar saham ditawarkan Rp 750. IPO juga dilakukan pada 4, 7, dan 8 Februari 2011

Logo Perusahaan

Makna Logo Garuda Indonesia Membawa Cita dan Asa:

“Dapat Terus Terbang Layani Penumpang ke Lima Benua”

  • Lima sayap pada logogram memiliki makna Garuda dapat terus terbang melayani
    penumpang menjelajah berbagai benua.
  • Warna biru tua merepresentasikan keagungan langit dan warna laut Indonesia sebagai negara kepulauan.
  • Warna hijau tosca merepresentasikan warna alam Indonesia.

Organisasi Perusahaan

Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama : Triawan Munaf
  • Wakil Komisaris Utama : Chairal Tanjung
  • Komisaris Independen : Elisa Lumbantoruan
  • Komisaris Independen : Zannuba Arifah CH.R (Yenny Wahid)
  • Komisaris : Peter Frans Gontha

Direksi

  • Direktur Utama : Irfan Setiaputra
  • Wakil Direktur Utama : Dony Oskaria
  • Direktur Operasi : Tumpal Manumpak Hutapea
  • Direktur Teknik : Rahmat Hanafi
  • Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan Teknologi Informasi: Ade R Susardi
  • Direktur Niaga dan Kargo :Mohammad R. Pahlevi
  • Direktur Human Capital :Aryaperwira Adileksana
  • Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Prasetio

KOMPAS/LASTI KURNIA

Dari kiri ke kanan; Komisaris Independen Garuda Indonesia Yenny Wahid, Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk Triawan Munaf, dan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra bergurau sebelum menyampaikan keterangan pers di kantor Garuda Indonesia, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Garuda Indonesia menyatakan saat ini sedang merancang sejumlah rencana untuk melunasi utang jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, dengan sejumlah opsi antara lain restrukturisasi, refinancing, hingga penjualan aset.

Direktur Utama Garuda Indonesia dari masa ke masa

  • E. Konijnenburg (1950–1954)
  • Soetoto (1954–1959)
  • Marsekal Iskandar (1959–1961)
  • Partono (1961–1965)
  • Soedarmono (1965–1968)
  • Wiweko Soepono (1968–1984)
  • A.J. Lumenta (1984–1988)
  • Moehamad Soeparno (1988–1992)
  • Wage Mulyono (1992–1995)
  • Soepandi (1995–1998)
  • Robby Djohan (1998–1999)
  • Abdul Gani (1999–2002)
  • Rudy Setyopurnomo (1999–2003)
  • Indra Setiawan (2002–2005)
  • Emirsyah Satar (2005–2014)
  • Muhammad Arif Wibowo (2014–2017)
  • Pahala Nugraha Mansury (2017–2018)
  • I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (2018–2019)
  • Fuad Rizal (Dirut Plt) (2019–2020)
  • Irfan Setiaputra (2020–sekarang)

Pangsa Pasar dan Pendapatan

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Garuda Terbang ke London Suasana di kabin penumpang pesawat Garuda Indonesia GA88 tujuan Jakarta-London sesaat setelah transit di Amsterdam, Belanda, untuk menuju Bandara Gatwick, London, Inggris, Rabu (10/9/2014). Sejak 8 September, Garuda Indonesia kembali membuka rute penerbangan Jakarta-London via Amsterdam dengan pesawat terbaru Boeing 777-300ER. Dengan frekuensi penerbangan Jakarta-London lima kali seminggu, Garuda Indonesia menjadi maskapai yang melayani rute langsung dari Indonesia ke Eropa.

Pertumbuhan industri penerbangan tahun 2019 mengalami peningkatan dan penurunan pada beberapa rute. Khususnya di Garuda Indonesia mengalami peningkatan pangsa pasar pada rute-rute domestik sebesar 2,08%, serta mengalami penurunan pada rute-rute internasional sebesar 2,19% jika dibandingkan dengan data tahun 2018. Garuda Indonesia Grup pada tahun 2019 terbang ke-22 (dua puluh dua) rute internasional dan 48 (empat puluh delapan) rute domestic dengan lebih dari 12 (dua belas) negara.

Pada tahun 2019 jumlah penumpang Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik (direct flight) mencapai 15,4 juta penumpang, turun sebesar 18,56% jika dibandingkan dengan jumlah penumpang pada tahun 2018 yang sebesar 18,91 juta penumpang.

Demikian pula dengan penerbangan internasional tahun 2019 yang mencapai 4,27 juta penumpang, turun sebesar 9,22% dibandingkan jumlah penumpang tahun 2018 yang sebesar 4,70 juta penumpang. Sedangkan Citilink memiliki jumlah penumpang sebesar 12,22 juta di tahun 2019, turun sebesar 17,58% dibandingkan dengan jumlah penumpang pada tahun 2018 sebesar 14,83 juta penumpang.

Secara menyeluruh Garuda Indonesia Group menerbangkan 31,89 juta penumpang di tahun 2019, turun sebesar 17,04% jika dibandingkan dengan jumlah penumpang pada tahun 2018 sebesar 38,44 juta penumpang. Penurunan jumlah penumpang ini sejalan dengan strategi Perseroan dengan melakukan penyesuaian kapasitas produksi saat meningkatnya tarif penerbangan di domestik. Penyesuaian tarif dipasar domestik menyebabkan penurunan jumlah penumpang namun memperbaiki kinerja keuangan Perseroan.

Di tengah kondisi pasar yang menurun pada tahun 2019, Perseroan meningkatkan pangsa pasar domestik sebesar 3,22% menjadi sebesar 42,40% dibandingkan tahun 2018. Garuda Indonesia Domestik memberikan kontribusi sebesar 29,14% sedangkan Citilink memberikan kontribusi sebesar 13,26%. Peningkatan pangsa pasar domestik terbesar berasal dari penerbangan area Jakarta, Medan dan Surabaya.

Sementara itu, pada pasar Internasional, Garuda Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 21,34% atau menurun sebesar 2,19% dibandingkan tahun 2018 Penurunan pangsa pasar internasional terbesar berasal dari penerbangan area Eropa, Cina Asia Tenggara sedangkan pangsa pasar pada penerbangan area Jepang & Korea dan Timur Tengah mengalami peningkatan.

Pendapatan usaha tahun 2019 mencapai USD4,57 miliar, meningkat 5,59% dibandingkan tahun 2018 yang mencapai USD4,33 miliar. Peningkatan pendapatan kemudian diikuti dengan peningkatan laba tahun berjalan 2019 yang mencapai USD6,46 juta, meningkat 102,82% dibandingkan tahun 2018 yang mencatatkan rugi sebesar USD228,89 juta.

Hal yang sama juga terlihat dari sisi aset dan ekuitas. Pada tahun 2019, Perseroan telah berhasil meningkatkan Aset dan Ekuitas. Aset tahun 2019 mencapai USD4,46 miliar meningkat 7,22% dibandingkan tahun 2018 yang mencapai USD4,16 miliar. Ekuitas tahun 2019 mencapai USD720,62 juta, meningkat 12,63% dibandingkan tahun 2018 yang mencapai USD639,81 juta.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Jajaran armada pesawat Garuda parkir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (23/6/2015). Untuk mengantisipasi arus mudik dan arus balik Lebaran, maskapai Garuda Indonesia menambah kapasitas menjadi sekitar 1,6 juta kursi. Jumlah tersebut naik 15 persen dari hari-hari biasa.

Armada

Total armada milik Garuda Indonesia per Desember 2019 mencapai 210 pesawat. Jumlah tersebut meliputi 105 pesawat narrow-body, 37 pesawat wide-body, serta 68 pesawat yang beroperasi di Citilink. Rata-rata usia pesawat adalah 7,54 tahun. Garuda Indonesia memiliki berbagai jenis pesawat sejak pertama kali mengudara.

Jenis Pesawat Periode Operasional
DC 3 Dakota 1949
DH Heron 1950-1966
CV-340 1950-1966
CV-440 1956-1966
Lockheed L -118 Electra 1961
Convair 990 A 1963
DC 8 1965
DC 9 1969-1989
Fokker 27 1969
Fokker 28 1971-2001
DC 10 1976-2004
Boeing 747-200 1980-2000
Airbus A300-B4 1982-2000
Boeing 737-300 1989-sekarang
Boeing 737-400 1989-2011
Boeing 737-500 1989-sekarang
MD 11 1991-1998
Boeing 747-400 1994-2017
Airbus A330-300 1996-sekarang
Boeing 737-800NG 2005-sekarang
Airbus A330-200 2009-sekarang
Bombardier CRJ1000 Next Gen 2012 – Februari 2021
Boeing 777-300ER 2013-sekarang
ATR72-600 2013-sekarang
Boeing 737 Max 8 2018 – Maret 2019
Airbus A330-900neo 2019-sekarang

Garuda Indonesia mengupayakan standarisasi armada untuk mempertahankan kualitas layanan dan menjaga eksistensi di industri transportasi. Lima jenis pesawat yang akan distandarisasi yaitu:

  • Rute jarak pendek dan regional:
  • Boeing B737-800NG
  • Bombardier CRJ1000 NextGen
  • Rute jarak menengah: Airbus A330-200/300/900neo
  • Rute jarak jauh: Boeing B777-300ER
  • Citilink: Airbus A320-200

Armada pesawat Garuda Indonesia secara konsisten mengalami penyegaran dan peremajaan demi kenyamanan perjalanan pelanggan.

KOMPAS/C WAHYU HARYO PS

Presiden Joko Widodo memilih menggunakan pesawat komersial untuk menghemat anggaran negara, saat melakukan kunjungan kerja ke daerah. Tampak Presiden Jokowi berada di kursi 44A pada penerbangan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 204 dari Jakarta menuju Yogyakarta, Selasa (9/12/2014), didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Kontrak Bombardier CRJ1000

Pada Februari 2021, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memutuskan melakukan pemutusan kontrak sewa Bombardier CRJ1000 secara sepihak. Perusahaan BUMN ini siap menanggung risiko bisnis akibat penghentian sewa kontrak pesawat Bomardier CRJ1000.

Setelah berulang kali mencoba negosiasi tanpa hasil, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menghentikan kontrak sewa Bombardier CRJ1000 dari Nordic Aviation Capital. Penghentian sepihak yang didukung Pemerintah RI itu diharapkan bisa menekan kerugian akibat penggunaan pesawat yang tidak sesuai kebutuhan pasar Indonesia itu. Kontrak pengadaan pesawat itu merugikan Garuda lebih dari 30 juta dollar AS atau Rp 419,67 miliar per tahun.

Dari 18 pesawat tipe Bombardier CRJ1000 yang dioperasikan Garuda, 12 pesawat dikontrak dari perusahaan penyewa pesawat Nordic Aviation Capital (NAC) di Denmark dengan skema sewa murni. Adapun enam pesawat dikontrak dari perusahaan asal Kanada, Export Development Canada EDC, dengan skema tersedia opsi membeli.

Pemutusan kontrak mulai 1 Februari 2021 tersebut enam tahun lebih cepat dari masa kontrak yang seharusnya jatuh tempo pada 2027. Pesawat yang dikontrak sejak 2011 itu diparkir di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, dengan status tidak digunakan lagi.

Dari tahun ke tahun biaya menyewa pesawat tersebut senilai 27 juta dollar AS. Penyewaan pesawat itu merugikan Garuda karena tidak sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia. (Kompas, 11 Februari 2021, “Rugikan Garuda, Kontrak Diputus”)

Dengan pemutusan kontak lebih awal pada dari Februari 2021, Garuda Indonesia bisa menyelamatkan lebih dari 220 juta dollar AS. Hal ini sebagai upaya untuk menghilangkan atau minimal mengurangi kerugian penggunaan pesawat ini di Garuda. Ditambah kondisi pandemi yang belum diketahui kapan berakhir, Garuda Indonesia tidak punya pilihan, selain secara profesional menghentikan kontrak ini.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN mendukung langkah Garuda untuk menghentikan kontrak. Langkah sepihak itu dinilai paling tepat untuk menyelamatkan uang perseroan dan negara dari kerugian terus-menerus.

Untuk memastikan konektivitas penerbangan tetap berlangsung, Garuda akan mengganti armada di rute penerbangan yang selama ini menggunakan 12 Bombardier CRJ1000 dengan armada Boeing 737-800 yang dimiliki Garuda.

KOMPAS/ARIS PRASETYO

Suasana kedatangan pesawat Garuda Indonesia yang terbang perdana dari Jakarta ke Banyuwangi, Jawa Timur, di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jumat (8/9/2017). Rute Jakarta-Banyuwangi tersedia setiap hari kecuali Kamis dan Minggu. Adapun jam keberangkatan dari Jakarta ke Banyuwangi pukul 14.15 dan dari Banyuwangi ke Jakarta pukul 17.10. Penerbangan tersebut akan memakan waktu selama 1 jam 40 menit. Tipe pesawat yang digunakan untuk rute ini adalah Bombardier CRJ1000 dengan kapasitas 96 penumpang.

Rute Penerbangan

Rute penerbangan Garuda Indonesia menjangkau lingkup dalam negeri (48 destinasi) dan luar negeri (22 destinasi). Berikut ini daftar rute domestik dan rute internasional Garuda Indonesia.

Rute Domestik

Rute Internasional

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury (tengah) didampingi Direktur Pelayanan Garuda Indonesia Nicodemus P Lampe (kiri) bersama para pramugari menerima penghargaan World’s Best Cabin Staff dari Skytrax di London, Inggris, Selasa (17/7/2018). Penghargaan ini merupakan yang kelima kali diraih Garuda Indonesia dan menjadi satu-satunya maskapai di dunia yang memenangi penghargaan itu lima kali berturut-turut.

Penerbangan pada masa pandemi Covid-19

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dengan mobilitas tinggi, Garuda Indonesia merespon Pandemi Covid-19 dengan sejumlah kebijakan. Tujuannya untuk menjaga stabilitas perusahaan sekaligus tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan konsumen.

Kebijakan-kebijakan Garuda Indonesia yaitu menyesuaikan kapasitas dan frekuensi atau menunda rute penerbangan, memberikan diskon untuk rute penerbangan tertentu, mengoptimalkan potensi layanan kargo dan charter, berkoordinasi dengan pemerintah, serta efisiensi biaya dan melakukan negosiasi ulang dengan vendor Garuda Indonesia Grup.

Penerbangan di masa awal pandemi tahun 2020 lalu frekuensi dan intensitasnya sangat sedikit. Bahkan, Garuda Indonesia pada 25 April 2020 – 31 Mei 2020 atau selama sebulan memutuskan penundaan penerbangan hampir ke semua rute domestik dan internasional. Hal tersebut dilakukan membatasi kemungkinan penyebaran Covid-19.

Rute domestik ditunda sampai 31 Mei 2020 Jakarta (seluruh rute domestik) Surabaya (seluruh rute domestik) Bandung (seluruh rute domestik) Makassar (seluruh rute domestik) Banjarmasin (seluruh rute domestik) Padang (seluruh rute domestik) Pekanbaru (seluruh rute domestik) Tarakan (seluruh rute domestik).

Rute domestik yang sebelumnya sudah ditunda sampai pemberitahuan selanjutnya: Denpasar – Timika – Denpasar Jayapura – Timika – Jayapura Jayapura – Biak – Jayapura Jayapura – Nabire – Jayapura Jayapura – Manokwari – Jayapura Jayapura – Sorong – Jayapura Nabire – Biak – Nabire Nabire – Timika – Nabire. Rute lain yang tidak dalam daftar tersebut masih beroperasi namun terdapat kemungkinan akan adanya pengurangan frekuensi atau tidak seluruh nomor penerbangan beroperasi penuh. Penundaan ini sebagai upaya mencegah meluasnya penyebaran Covid-19.

Kebijakan tersebut selanjutnya ditinjau kembali dengan mempertimbangkan beragam kepentingan transportasi untuk pencegahan Covid-19.  Maskapai nasional Garuda Indonesia kembali melayani operasional penerbangan mulai Kamis 7 Mei 2020. Layanan ini menindaklanjuti kebijakan pengendalian transportasi selama Ramadhan dan Idul Fitri 1441 H, yang mengacu pada ketentuan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 4 Tahun 2020.

Surat Edaran (SE) No 4/2020 tersebut tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Kriteria pengecualian melingkupi perjalanan orang yang bekerja pada lembaga pemerintah atau swasta yang menyelenggarakan pelayanan percepatan penanganan Covid-19, pelayanan pertahanan, keamanan, dan ketertiban umum serta pelayanan kesehatan.

Berikutnya pelayanan kebutuhan dasar, pelayanan pendukung layanan dasar, dan pelayanan fungsi ekonomi penting. Selain itu, perjalanan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat atau perjalanan orang yang anggota keluarga intinya (orangtua, suami/istri, anak, saudara kandung) sakit keras atau meninggal dunia.

Selanjutnya, dalam SE disebutkan juga mengenai pengecualian bagi repatriasi pekerja migran Indonesia, warga negara Indonesia, dan pelajar/mahasiswa yang berada di luar negeri. Serta pemulangan orang dengan alasan khusus oleh pemerintah sampai ke daerah asal, sesuai ketentuan yang berlaku.

Garuda Indonesia menerapkan prosedur penerimaan dan penyaringan (screening) ketat penumpang untuk layanan penerbangan yang dioperasikan. Hal ini antara lain melalui pemberlakuan ketentuan penyertaan surat keterangan sehat dan negatif Covid-19 dari rumah sakit.

Selain itu, penumpang dengan tujuan perjalanan dinas harus menunjukkan kartu identitas kantor dan surat tugas dari kantor serta menyertakan surat pernyataan tidak mudik atau surat keterangan tertulis alasan melakukan perjalanan. Penumpang wajib memenuhi kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan sesuai ketentuan protokol kesehatan yang berlaku.

EVENT KOMPAS

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Ifran Setiaputra menjadi penanggap dalam acara CEO After Lunch Discussion dengan tema “Rising in Pandemic Era”, Selasa (19/1/2021) yang digelar secara daring. Diskusi ini merupakan salah satu rangkaian acara Kompas100 CEO Forum.

Kebijakan Penerbangan 2021

Memasuki tahun 2021, Garuda Indonesia menyusun kebijakan operasional penerbangan selama masa Pandemi Covid-19 berdasarkan Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nomor 8 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Rute Kebijakan Dasar penetapan
 

 

 

 

 

Penerbangan Internasional

Keluar Indonesia Tersedia rute transit penerbangan tertentu dengan syarat berlaku, serta penundaan penerbangan pada rute tertentu hingga periode tertentu. Kebijakan negara tujuan yang dapat diakses di situs resmi pemerintah, kedutaan, dan otoritas terkait dari negara tujuan, atau laman resmi International Air Transport Association (IATA).
Masuk ke Indonesia · WNA dilarang memasuki wilayah Indonesia, dengan pengecualian

· WNI diperbolehkan memasuki wilayah Indonesia dengan syarat berlaku

Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 8 Tahun 2021
Penerbangan Domestik Dalam Negeri Diperbolehkan dengan syarat berlaku sesuai destinasi penerbangan. Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 7 Tahun 2021

Selain itu, terdapat beberapa tambahan kebijakan yang harus ditaati oleh para penumpang:

  1. Penumpang wajib menggunakan masker selama berada di area bandara dan selama masa penerbangan (di dalam pesawat), serta membawa kebutuhan sanitasi lainnya.
  2. Penumpang wajib mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan Elektronik (E-HAC) melalui situs resmi Kementerian Kesehatan RI atau aplikasi E-HAC yang tersedia di Play Store dan App Store.
  3. Penumpang wajib melakukan verifikasi dan validasi Surat Kesehatan secara manual di otoritas setempat atau secara elektronik melalui aplikasi E-HAC.
  4. Penumpang disarankan untuk mengunduh aplikasi PeduliLindungi pada ponsel masing-masing.

Garuda Indonesia juga memberikan feedback layanan tambahan kepada para penumpang yang mencakup:

  1. Mengubah layanan makanan dan hiburan di dalam pesawat, seperti menggunakan alat makan satu kali pakai atau meniadakan layanan yang dapat menjadi medium transmisi virus seperti: koran, bantal, selimut, dan lain-lain.
  2. Memastikan kebersihan pesawat dengan disinfeksi rutin armada secara menyeluruh serta melengkapi armada dengan High-efficiency particulate air (HEPA) filter untuk menyerap dan mengubah udara kotor agar dapat diterima oleh tubuh.
  3. Awak kabin melakukan tes kesehatan sebelum dan sesudah bertugas serta memakai masker dan sarung tangan selama bertugas, edukasi penumpang tentang protokol kesehatan, serta physical distancing.

Sebagai informasi kepada masyarakat dan calon penumpang, kebijakan operasional diperbarui secara berkala pada laman resmi Garuda Indonesia berdasarkan situasi dan kondisi terkini terkait perkembangan Pandemi Covid-19.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Penumpang antre menunjukkan aplikasi eHac untuk dipindai kode QR di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (22/1/2021). Kebijakan baru Kementerian Perhubungan yang tidak lagi membatasi keterisian pesawat membuat sebagian pengguna khawatir tertular virus. Salah satu yang diatur adalah soal pembatasan kapasitas maksimal 70 persen yang tidak diberlakukan lagi. Namun, syarat untuk naik pesawat diperketat sehingga risiko penularan diharapkan berkurang. Penumpang wajib menunjukkan keterangan hasil negatif tes PCR yang sampelnya diambil dalam kurun maksimal 3 x 24 jam. Sementara tes usap antigen harus diambil maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan. Selain itu, aturan baru mengimbau penumpang agar tidak berbicara searah atau dua arah menggunakan telepon atau langsung selama di pesawat. Penumpang dalam penerbangan kurang dari dua jam juga tak boleh makan di dalam pesawat, kecuali harus mengonsumsi obat-obatan.

Unit Bisnis Strategis

Garuda Sentra Medika Business Unit (SBU GSM)

Strategic Business Unit (SBU) GSM memiliki fungsi utama untuk memastikan setiap Cockpit Crew dan Cabin Crew (Air Crew) yang bertugas, berada dalam kondisi sehat sehingga keselamatan dalam penerbangan lebih terjamin. Dengan melaksanakan fungsi ini, diharapkan penumpang merasa aman untuk terbang bersama Garuda Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, GSM melaksanakan program-program pemeliharaan kesehatan bagi Air Crew sesuai ketentuan yang mengacu pada ketentuan ICAO Annex 9, Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 67 dan part 183 tentang pemeliharaan kesehatan oleh operator penerbangan.

Garuda Cargo Business Unit (SBU Cargo)

Cargo Business Unit / SBU Cargo melayani jasa transportasi udara, dengan menggunakan pesawat-pesawat yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Bersama dengan mitra-mitra yakni para Agen dan GSSA, SBU Cargo mengirimkan barang untuk wilayah domestik dan internasional. Selain itu SBU Cargo juga memberikan pelayanan kepada pengirim baik perusahaan maupun individual melalui agen, GSSA atau penjualan langsung.

Untuk memperluas cakupan pelayanan, SBU Cargo menjalin kerja sama dengan maskapai lain seperti Korean Airlines, Malaysian Airlines, China Airlines dan Turkish Airlines. Kota tujuan yang dilayani bersama dengan maskapai-maskapai tersebut berjumlah sekitar 50 kota di seluruh dunia.

Anak Perusahaan

PT Aerowisata

PT Aero Wisata merupakan salah satu anak perusahaan milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973. Bergerak di bidang usaha jasa penyediaan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saling kuat di bidang usaha pariwisata dan jasa pendukung angkutan udara dengan tujuan menjadi penyedia layanan terdepan pada industri hospitality dan wisata nasional.

Aerowisata memiliki lini bisnis perusahaan sebagai berikut:

  • Food Services merupakan lini bisnis Aerowisata yang melayani kebutuhan penerbangan domestik dan internasional (InFlight Catering Services) serta kebutuhan industrial catering dengan ragam pilihan sajian hidangan berkualitas tertinggi.
  • Hotels and Resorts Services merupakan lini bisnis Aerowisata yang menawarkan layanan akomodasi berstandar internasional melalui fasilitas hotel dan resort terbaik di lokasilokasi primer di Indonesia.
  • Travel and Leisure Services merupakan lini bisnis Aerowisata yang menyediakan layanan perjalanan setiap pelanggan.
  • Transportation Services merupakan lini bisnis Aerowisata yang menyediakan solusi terbaik di bidang transportasi.
PT Sabre Travel Network Indonesia

Sejarah PT Sabre Travel Network Indonesia dahulu Abacus Distribution Systems Indonesia) bermula dari persetujuan Menteri Telekomunikasi dan Menteri Keuangan atas skema kerja sama joint venture antara Garuda Indonesia dengan Abacus International. Atas persetujuan tersebut, Garuda Indonesia kemudian membentuk tim Mega CRS.

PT Abacus Distribution Systems Indonesia atau juga dikenal dengan Abacus Indonesia kemudian resmi terbentuk pada tanggal 1 Maret 1995. Pada Desember 2015, Sabre sebagai perusahaan penyedia teknologi untuk perjalanan dan industri pariwisata global terkemuka di dunia melakukan akuisisi atas Abacus, dengan demikian mengubah nama Abacus Indonesia menjadi Sabre Travel Network Indonesia atau Sabre Indonesia.

Kegiatan usaha Sabre Indonesia meliputi layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan peralatan komputer yang digunakan oleh agenagen perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis dalam sistem pemesanan tiket terkomputerisasi (computerized reservation systems/CRS) untuk agen-agen perjalanan. Saat ini, kepemilikan saham Sabre Indonesia dibagi atas PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar 95% dan Sabre Asia Paciic Pte. Ltd. (Sabre APAC) sebesar 5%. PT Sabre Travel Network Indonesia berkedudukan di Jakarta dan mengoperasikan tiga kantor cabang di Medan, Surabaya, dan Denpasar.

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) didirikan berdasarkan akta No. 93 tanggal 26 April 2002 sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No. 78 tanggal 27 September 2002.

Pendirian GMF ini dimaksudkan untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang jasa perawatan pesawat terbang, perawatan komponen dan kalibrasi, perawatan mesin untuk pesawat dan industri, pembuatan dan perawatan sarana pendukung, jasa engineering, jasa layanan material, logistik, pergudangan dan konsinyasi serta jasa konsultan, pelatihan dan penyediaan tenaga ahli di bidang perawatan pesawat, komponen dan mesin.

Saat ini, kepemilikan saham GMF dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar 99% dan PT Aero Wisata yang juga merupakan anak perusahaan Garuda Indonesia sebesar 1%

PT Aero Systems Indonesia (ASYST)

Aero Systems Indonesia (ASYST), sebelumnya dikenal dengan nama PT Lufthansa Systems Indonesia, didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2005. Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan industri lainnya. Saat ini, kepemilikan saham ASYST dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar 51% dan PT Aero Wisata sebesar 49%.

PT Citilink Indonesia

PT Citilink Indonesia (“Citilink”) merupakan sebuah upaya ekspansi oleh PT Garuda Indonesia agar bisa bersaing lebih agresif dalam penerbangan di segmen budget traveller.

Citilink merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah dengan visi menjadi menyediakan jasa angkutan udara komersial berjadwal, berbiaya murah dan mengutamakan keselamatan, serta menguntungkan.

Perusahaan ini didirikan berdasarkan Akta Notaris Natakusumah No. 01 tanggal 6 Januari 2009, berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan pengesahan dari Menkhumham No. AHU-14555.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 22 April 2009.

Dengan pengesahan tersebut, kepemilikan saham Citilink Indonesia saat didirikan adalah 67% milik PT Garuda Indonesia (Persero),tbk. (“Garuda”) dan 33% milik PT Aerowisata (“Aerowisata”).

Sebelumnya penerbangan yang dimiliki oleh Garuda Indonesia ini dikelola oleh SBU Citilink Indonesia yang beroperasi dengan AOC dari Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan Garuda Indonesia sejak Mei 2011.

Selanjutnya sesuai dengan Akta No. 23 tanggal 13 Januari 2012 mengenai perubahan setoran permodalan, dan Akta No. 91 tanggal 10 Agustus 2012 mengenai penyertaan tambahan modal berupa pesawat terbang, maka kepemilikan saham Citilink adalah 94,3% milik Garuda Indonesia dan 5,7% milik Aerowisata.

Dengan dimilikinya ijin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 pada tanggal 27 Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 pada tanggal 22 Juni 2012, Citilink mulai beroperasi secara independen tanggal 30 Juli 2012 dengan IATA flight code “QG”, ICAO designation “CTV” dan call sign “Supergreen”.

Hingga saat ini Citilink Indonesia telah menjadi maskapai LCC yang berkembang dengan pesat di Indonesia sejak pesawat A320 hadir sebagai salah satu armada yang dimiliki perusahaan.

PT Gapura Angkasa

PT Gapura Angkasa adalah perusahaan di bidang jasa ground handling yang didirikan pada tanggal  26 Januari 1998 atas perjanjian kerja sama antara tiga BUMN, yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Garuda Indonesia), PT Angkasa Pura I (Persero), dan PT Angkasa Pura II (Persero). Garuda Indonesia memiliki saham Gapura Angkasa sebesar 58,75%. Saat ini, Gapura Angkasa beroperasi di 57 Bandara Indonesia yang terdiri dari 31 kantor cabang (termasuk kantor cabang pergudangan di Bandara SoekarnoHatta) dan 26 Kantor Perwakilan.

Sebagai penyedia layanan  ‘ground handling’ di bandara yang independen, Gapura menawarkan iklim kompetisi yang lebih besar di bidang layanan ground handling lokal, melayani berbagai maskapai yang beroperasi di Indonesia dengan alternatif pilihan layanan darat yang berkualitas, meliputi layanan kargo & pergudangan, penumpang dan penanganan bagasi, operasi penerbangan serta pelayanan pesawat

Garuda Indonesia Holiday France

Garuda Indonesia Holiday France (GIHF) resmi didirikan dan terdaftar pada tanggal 23 Desember 2013 sebagai perusahaan terbatas (Société par Actions Simplifiée/ S.A.S.) yang memegang peranan sebagai Unit Bisnis Strategis (SBU) dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Saat ini, GIHF dimiliki sepenuhnya oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai pemegang saham tunggal dengan modal sejumlah €1.000.000 mewakili 1.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar €1 per saham.

GIHF resmi terdaftar dan dapat beroperasi di Perancis pada tanggal 26 Januari 2014 dengan bernomorkan 799 887 765 RCS Paris. Sebagai anak perusahaan Garuda Indonesia, kegiatan usaha GIHF meliputi agen wisata (tour & travel), penjualan tiket pesawat, serta sewa menyewa pesawat. GIHF memiliki misi untuk menyediakan ragam pilihan liburan terbaik dari berbagai penyedia layanan wisata terpilih untuk wisatawan dan korporasi yang berdomisili di Paris, Perancis.

Referensi