KOMPAS/Ninok Leksono
Prototipe Pesawat CN-235 Tetuko PK-XNC buatan Nurtanio lepas landas untuk pertama kalinya di Lanuma Husein Sastranegara, Bandung, (30/12/1983).
Hampir 38 tahun yang lalu, pada bulan September 1983, Presiden Soeharto didampingi Menristek/Dirut Nurtanio BJ Habibie meresmikan prototipe pesawat Casa Nurtanio 2 mesin 35 penumpang atau CN-235 pertama produksi Indonesia. Suasana haru dan bangga pun mengiringi pengelindingan keluar (roll out) pesawat rancangan anak bangsa tersebut dari hanggar PT Nurtanio, Bandung, Sabtu (10/09/1983).
Pembuatan pesawat CN 235 adalah hasil kerja sama perusahaan pesawat terbang Spanyol Construcciones Aeronautica SA (CASA) dengan PT Nurtanio. Rancangan dasar pesawat ini adalah 40 persen untuk angkutan pulang pergi (computer) dan 60 persen lainnya digunakan untuk keperluan serba guna, seperti angkutan barang dan militer.
Partisipasi Indonesia dalam kerja sama ini adalah 50:50, yang meliputi permodalan, produksi hingga pemasaran. Dalam proses produksi, Indonesia membuat rancangan dan pembuatan bagian belakang, ekor dan bagian luar sayap sedangkan CASA membuat kokpit, badan bagian depan dan bagian dalam sayap.
KOMPAS/DJ Pamoedji
Dirjen Perhubungan Udara Soegiri (kanan) dan Menteri Muda Penerbangan Sipil Spanyol, Fernando Pina, hari Selasa siang, 19 Mei 1981 di Jakarta menandatangani “memorandum of understanding” pembuatan pesawat tipe CN-235. Pesawat tersebut akan diproduksi bersama oleh PT Nurtanio di Bandung dan perusahaan industri pesawat terbang Spanyol, Casa
Pesawat CN 235 bermesin turboprop CT-7 buatan General Electric (Amerika Serikat) yang dapat hemat bahan bakar sebanyak 15 persen dibandingkan mesin lain dengan kemampuan sama. Mesin CT7 ini adalah mesin yang sangat terjamin serta dapat dipercaya bersadarkan latar belakang mesin GE T700/CT7-2 yang sudah mencapai lebih dari satu juta jam terbang.
Pesawat yang dirancang untuk lepas landas dan mendarat di landasan pendek ini merupakan pengembangan dari pesawat C 212 Aviocar yang telah diproduksi CASA di Spanyol dan PT Nurtanio di Bandung atas dasar lisensi CASA.
Presiden Soeharto dalam upacara peresmian memberi nama “Tetuko” pada pesawat CN 235 pertama. Tetuko ialah nama tokoh wayang Raden Gatotkaca sewaktu bayi yang digembleng di Kawah Candradimuka. Presiden sebelum membuka selubung nama “Tetuko” merestui pesawat dengan mengucurkan air bunga dari dalam kendi pada hidung pesawat. Penyiraman itu bagai menyiramkan “banyu gege” pada jabang bayi “Tetuko” agar Ia cepat besar dan banyak produksinya..
Foto lainnya dapat diakses melalui http://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.
Kompas, 10 Mei 1981, hal 3. CASA dan Nurtanio Rampungkan Rancangan Dasar Pesawat CN-235.
Kompas, 20 Mei 1981, hal 2. Ditandatangani Persetujuan Pembuatan Pesawat CN-235.
Kompas, 3 September 1983, hal 12. Prototipe CN-235 Siap Dimunculkan Pekan Depan.
Kompas, 11 September 1983, hal 1. Penggelindingan CN-235 ke luar dari hanggar “Tetuko” muncul dari kawah Nurtanio