Foto | Pekan Olahraga Nasional

Jejak Perhelatan Akbar Olahraga se-Nusantara Pekan Olahraga Nasional

Gempita Pekan Olahraga Nasional menjadi tolok ukur kesiapan daerah menyelenggarakan pesta olahraga multi-event.

KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Pertunjukan kembang api memeriahkan pembukaan PON Aceh-Sumut 2024 di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Senin (9/9/2024). PON Aceh-Sumut dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan berlangsung hingga 20 September 2024.

Penyelenggaraan PON (Pekan Olahraga Nasional) 2024 bertepatan dengan Haornas (Hari Olahraga Nasional) yang setiap tahun diperingati pada tanggal 9 September. Makin terasa spesial lagi karena dalam ajang Paralimpiade Paris 2024, atlet cabang olahaga bulu tangkis mempersembahkan medali emas dan perolehan total medali kontingen Indonesia memecahkan rekor dengan 14 perolehan medali, perolehan yang lebih banyak dari ajang Paralimpiade sebelumnya.

PON atau Pekan Olahraga Nasional, adalah salah satu acara olahraga terbesar di Indonesia yang diadakan setiap empat tahun sekali. Acara ini menjadi panggung bagi para atlet terbaik dari berbagai provinsi di Indonesia untuk bersaing dalam beragam cabang olahraga.

Sejarah PON Indonesia telah melalui perjalanan yang panjang sejak pertama kali diselenggarakan hingga menjadi salah satu ajang olahraga paling prestisius di tanah air. 

PON pertama kali diselenggarakan di tahun 1948, saat Indonesia masih berjuang untuk meraih kemerdekaannya. Saat itu, acara olahraga ini dinamakan “Pekan Olahraga Perserikatan” dan menjadi bentuk perlawanan moral terhadap penjajahan Belanda yang masih berlangsung. PON pertama ini diadakan di Surakarta, Jawa Tengah.

Seiring dengan berjalannya waktu, PON berkembang dan menjadi ajang olahraga nasional yang lebih besar. Pada tahun 1951, PON diadakan di Yogyakarta dan memasukkan lebih banyak cabang olahraga dalam programnya. PON menjadi penting bagi pembinaan atlet Indonesia dan sebagai ajang persatuan seluruh provinsi di Indonesia.

Pada tahun 1959, PON menjadi ajang kompetisi resmi dan diadakan setiap empat tahun sekali. Kota-kota di seluruh Indonesia berlomba-lomba untuk menjadi tuan rumah PON, yang akan memberikan dorongan ekonomi dan pengembangan infrastruktur di daerah tersebut. Sejak saat itu, PON telah tumbuh menjadi sebuah ajang olahraga yang mendalam di hati masyarakat Indonesia.

Sejak digelar pertama kali pada 1948, pesta olahraga terbesar di Indonesia itu menghasilkan tiga provinsi yang menyandang predikat juara umum dan satu keresidenan (dahulu disebut karesidenan yakni bagian dari provinsi yang meliputi beberapa kabupaten).

Satu keresidenan itu adalah Surakarta atau Solo, sedangkan tiga provinsi tersebut, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Provinsi yang menjadi ibu kota negara itu terbanyak meraih juara, yakni 11 kali, bahkan mendominasi selama 8 kali berturut-turut pada masa Orde Baru.

Selain rekor-rekor baru tercipta, ajang PON juga melahirkan bintang-bintang lapangan yang mendulang banyak medali dan memecahkan rekor PON, rekornas, maupun rekor di tingkat Asia Tenggara dan Asia.

Pekan Olahraga Nasional 2024 disingkat PON XXI/PON Aceh-Sumut 2024 adalah penyelenggaraan ke-21 dari Pekan Olahraga Nasional (PON) yang merupakan ajang multi-olahraga nasional utama yang dijadwalkan berlangsung 9 – 20 September 2024.

PON XXI 2024 digelar di dua provinsi, yakni Aceh dan Sumatera Utara. Edisi Ini kali pertama PON dilaksanakan tuan rumah bersama. Pembukaan dilakukan pada 8 September di Aceh.

Pada 20 September, acara ini akan ditutup di Sumut. Sebanyak 35 cabang olahraga akan dipertandingkan di Sumut dan 33 cabang lainnya di Aceh.

Aceh sendiri baru pertama kali menjadi tuan rumah ajang olahraga multicabang terbesar di Indonesia itu. PON 2024 juga memperingati 20 tahun bencana tsunami Aceh dan Sumatera Utara, yang terjadi pada 26 Desember 2004.

KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Lifter asal Aceh, Nurul Akmal, tampil pada cabang angkat besi kelas +87 kilogram putri dalam PON Aceh-Sumut 2024 di GOR Seuramoe, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Selasa (10/9/2024). Nurul Akmal berhasil menyumbangkan medali emas untuk Aceh dan memecahkan rekor nasional yang dia cetak pada PON Papua 2021. Nurul mencatatkan total angkatan 248 kilogram dengan snatch 105 kilogram dan clean and jerk 143 kilogram.

PON ini merupakan keempat kalinya diadakan di Sumatera (sebelumnya Medan 1953, Palembang 2004, Pekanbaru 2012) dan pertama kali sejak 2012. Provinsi termuda, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan akan memulai debutnya di ajang PON XXI ini.

Jumlah atlet dan tim ofisial yang akan mengikuti PON di Aceh 10.709 orang, terdiri dari 7.134 orang atlet dan 3.575 orang tim ofisial. Selama di Aceh, mereka akan menginap di hotel atau homestay yang tersebar di 10 kabupaten/kota.

Dari sisi partisipasi, Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatera Utara 2024 akan dikenang dalam sejarah. Tidak hanya mempertandingkan lebih banyak cabang olahraga, jumlah atlet yang berpartisipasi pun lebih beragam. Sejumlah wilayah baru di Indonesia mengirimkan wakilnya, tidak terkecuali Ibu Kota Nusantara.

Pada edisi PON Papua, jumlah kontingen masih 34 provinsi. Dinamika politik dan pemerintahan di Indonesia turut mewarnai penyelenggaraan PON ke-21 di Aceh dan Sumut. Indonesia kini memiliki empat provinsi tambahan sehingga jumlah kontingen pada PON Aceh-Sumut 2024 ”membengkak” menjadi 38.

Hal yang membuat PON Aceh-Sumut 2024 lebih istimewa adalah kemunculan atlet-atlet dari Ibu Kota Nusantara (IKN). Wilayah baru ini lahir dari ambisi Presiden Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Sebagai wilayah baru, IKN pun berhak mengirimkan wakilnya di PON walau belum terdapat pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia daerah di sana. Menurut rencana, IKN nantinya akan memiliki pengurus KONI daerah tersendiri sebagaimana daerah lain. Untuk menandai debutnya, sebanyak 30 atlet IKN akan bersaing di PON pada 9-20 September 2024.

Berikut momen-momen PON sebelumnya

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Atlet loncat jauh Maluku, Rikwan Welerubu, beraksi di nomor loncat jauh PON XVIII di Stadion Atletik Kompleks Olah Raga Rumbai, Pekanbaru, Riau, (10/9/2012). Noval dari Sulawesi Tengah meraih medali emas di nomor tersebut. 
 

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Pelatih tim karate Jawa Barat, Endah Zubaidah, memeluk karateka Yulianti setelah Yulianti menjuarai nomor kata perseorangan putri PON XVIII di GOR Tribuana, Pekanbaru, Riau (10/9/2012).

PON Riau XVIII 2012

Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional mencatat penciptaan 137 rekor baru dalam PON Riau 2012, dengan 11 rekor nasional dan 1 rekor Asia.

Persiapan PON Riau dipanaskan dengan berbagai masalah di sekitar proses pembangunan infrastruktur yang meliputi 54 arena bagi 39 cabang olahraga. Biayanya konon mencapai sekitar Rp 4 triliun. Di dalam penyelenggaraannya diduga ada rekayasa pembengkakan sehingga KPK beraksi.

Prasarana, sarana, dan fasilitas pendukung yang dibangun dengan dana APBD Riau ternyata tak seluruhnya bisa tuntas ketika PON yang diikuti sekitar 7.000 atlet dari 33 kontingen provinsi ini dimulai. Beberapa masalah seperti atap stadion bocor atau sebagian ruangan tergenang air hujan, tembok di lapangan tembak yang terlalu lemah untuk menahan peluru nyasar.

Duel atlet anggar Sulsel, Muhammad Haerullah (kiri), dan atlet anggar Jateng, Ryan Pratama, dalam final anggar nomor degen perseorangan putra PON Jabar 2016 di Hotel Harris, Bandung (25/9/2016). Haerullah berak atas medali emas dengan kemenangan 13-10, sekaligus mempertahankan gelar juara yang diraih di PON Riau 2012. KOMPAS/PRIYOMBODO
Lifter Lisa Setiawati asal kontingen Kalimantan Timur lakukan angkatan 88 kilogram saat final cabang angkat besi perempuan dalam PON 2016 di Gymnasium Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (20/9/2016). KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet taekwondo Reni Oktauli Panjaitan dari Lampung terkena tendangan saat bertanding melawan Desyana Jayanti dari Jabar di babak semifinal kelas berat diatas 73 kilogram putri cabang taekwondo PON Jabar 2016 Gymnasium UPI, Bandung (25/9/2016). KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Pesenam Bali, AA Istri Candra Safitri, di balok keseimbangan dalam senam artistik beregu putri PON Jabar 2016 di Gymnasium Arcamanik, Bandung, Jabar (20/9/2016). Cabang senam memperebutkan dua medali emas pada nomor senam artistilk beregu. KOMPAS/PRIYOMBODO

PON Jabar XIX 2016

PON Jabar 2016 mempertandingkan 44 cabang olahraga, selama PON terpecahkan 89 rekor PON, 32 rekor nasional, satu rekor SEA Games, 26 rekor Asia, dan 5 rekor dunia. Jumlah pemecahan rekor ini lebih tinggi daripada PON Riau 2012 sebanyak 137 rekor baru.

Sejumlah atlet muda dari berbagai cabang prestasi, lanjut Lukman, akan disiapkan untuk menjadi atlet pelapis untuk bersaing di Asian Games 2018. Karena masih tertinggal dari negara lain, perlu ada upaya ekstra dalam dua tahun ke depan untuk menggenjot kualitas para atlet muda itu.

PON Jabar 2016 masih terjebak pada pertarungan gengsi daerah dan spirit kedaerahan yang terlalu dangkal. Selain mencederai nilai olahraga, munculnya peristiwa yang menodai sportivitas juga melupakan tujuan besar PON, yakni ajang pembinaan atlet berjenjang yang siap tanding di kancah internasional (Olimpiade).

Pasukan pengibar bendera membawa bendera kontingen PON Papua 2021 di Stadion Utama Lukas Enembe di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, pada upacara penutupan PON Papua 2021 (15/10/2021). Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Pemerintah menunjuk Aceh dan Sumatera Utara sebagai sebagai tuan rumah pelaksanaan PON XXI Tahun 2024. Ini menjadi sejarah baru dimana PON diselenggarakan secara bersama di dua provinsi yang berbeda. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Atlet Papua, Arnoldus Gawai Kaize, melakukan selebrasi seusai menjuarai dalam nomor lempar cakram PON Papua 2021 di Stadion Atletik Kompleks Olahraga Mimika, Timika, Kabupaten Mimika, Papua (13/10/2021). Ia meraih medali emas dengan catatan lemparan 49,78 meter. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet Bali, Ni Made Eppi Wilantika, beraksi dalam nomor loncat tinggi putri PON Papua 2021 di Stadion Atletik Kompleks Olahraga Mimika, Timika, Kabupaten Mimika, Papua (13/10/2021). Made Eppi meraih medali emas setelah membukukan loncatan setinggi 1,74 meter. Medali perak ditempati atlet Jawa Barat, Ika Puspa Dewi. Sementara perunggu diraih atlet DKI Jakarta, Nadia Anggraini. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet Sumbar Rafika Putra setelah meraih medali emas pada nomor lontar martil putra PON Papua 2021 di Stadion Atletik Komplek Olahraga Mimika, Kabupaten Mimika, Papua (10/10/2021). Rafika Putra meraih medali emas sekaligus memecahkan rekor PON setelah mencatatkan lemparan sejauh sejauh 54,05 meter. Medali perak diraih atlet Riau Denny Putra Yohanes dan medali perunggu diraih atlet Babel Tri Suhartomo. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Atlet Maluku Alvin Tehupeiory berbaring di lintasan seusai menjuarai perlombaan nomor lari gawang 400 meter putri cabang atletik PON Papua 2021 di Stadion Atletik Komplek Olahraga Mimika, Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua (10/10/2021). Atlet Maluku Alvin Tehupeiory menjuarai nomor perlombaan ini. Catatan waktu lari yang dihasilkannya 61,66 detik. Hasil ini membuahkan medali emas baginya. Medali perak diraih atlet Sumut Nurainun Br Perangin dan medali perunggu diraih atlet Papua Yunicke Herlin Anderi. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Lompatan penentu kemenangan atlet Jatim Teuku Tegar Abadi pada laga final nomor loncat tinggi galah cabang atletik PON Papua 2021 di Stadion Atletik Komplek Olahraga Mimika, Timika, Kabupaten Mimika, Papua (11/10/2021). Atlet Jatim Teuku Tegar Abadi menjuarai nomor ini dengan hasil loncatan tertinggi pada 5,15 meter. Selain menyabet emas, Teuku Tegar Abadi juga memecahkan rekor PON yang sebelumnya dipegang oleh atlet Nunung Jayadi dengan catatan rekor 5,10 meter. Medali perak diraih oleh atlet DKI Jakarta Frederik Saputra dan medali perunggu diraih oleh atlet Jatim Dedi Irawan. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

PON Papua XX 2021

Di tengah kekhawatiran penyelenggaraan ajang olahraga saat pandemi. Protokol kesehatan belum optimal diterapkan sehingga muncul kluster penularan Covid-19, tercatat 92 atlet dan ofisial yang tertular Covid-19.

Penerapan protokol kesehatan di pesta penutupan perlu menjadi perhatian khusus. Seperti terjadi sepanjang PON itu, protokol kesehatan merupakan salah satu hal yang kerap diabaikan. Semua terjadi akibat antusiasme tinggi warga yang tak diimbangi kemampuan aparat untuk mengendalikannya.

Terlepas dari soal protokol kesehatan yang belum maksimal, ihwal prestasi tak kalah penting dibahas. Kondisi pandemi Covid-19 tidak berpengaruh besar bagi atlet. Buktinya, pada PON Papua 2021 tercipta 65 rekor.

Semua rekor itu lahir dari tiga cabang, yakni angkat berat dan angkat besi, atletik, serta renang. Selama penyelenggaraan cabang atletik di Stadion Atletik Kompleks Olahraga Mimika, Timika, Kabupaten Mimika, 5-14 Oktober, ada 21 rekor yang terpecahkan, termasuk tiga rekor nasional yang terjadi di 13 nomor pertandingan. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Arsip Kompas
  • Tercipta 137 Rekor PON – Penutupan PON Berlangsung Gemerlap, Kompas, 21 September 2012 .
  • Catatan Olahraga: Menatap Masa Depan PON, Kompas, 21 September 2012
  • PON Riau: Meluas, Penolakan terhadap Empat Cabang Tambahan, Kompas, 16 Maret 2012
  • PON Jabar 2016: Saatnya Serius Menata Pembinaan Olahraga, Kompas, 30 September 2016
  • Tajuk Rencana: PON yang Jauh dari Ideal, Kompas, 30 September 2016
  • Tajuk Rencana: Wajah Pembinaan dalam PON 2021, Kompas, 15 Oktober 2021
  • Anomali Prestasi di Tengah Pandemi, Kompas, 15 Oktober 2021
  • Seremoni Penutupan: PON Papua Menyambut Akhir Kisah yang, Kompas, 15 Oktober 2021 

Foto lainnya dapat diakses melalui https://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.

Artikel terkait