PON I diselenggarakan di Kota Solo, Jawa Tengah pada tanggal 8-12 September 1948. Pekan olahraga tersebut disambut antusias meskipun situasi politik di Indonesia belum stabil. Pesertanya pun hanya berasal dari kota-kota di Pulau Jawa. Sukses penyelenggaraan PON I diikuti dengan diselenggarakan kembali PON II dengan DKI Jakarta sebagai tuan rumah. Selanjutnya PON III dan PON IV diselenggarakan di luar Pulau Jawa yaitu di Medan, Sumatera Utara dan di Makassar, Sulawesi Selatan. Hingga tahun 2016, PON telah diselenggarakan sebanyak 19 kali, meskipun pada saat penyelenggaraan PON VI akhirnya dibatalkan karena terjadi tragedi Gerakan 30 September 1965. Pada tahun 2021 ini, PON XX kembali akan diadakan dengan Papua sebagai tuan rumah. PON XX yang seharusnya diselenggarakan pada tahun 2020 sempat tertunda karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
Pekan Olahraga Nasional menjadi ajang bagi para atlet Indonesia unjuk prestasi. Para atlet berlomba-lomba untuk mempersembahkan medali bagi daerahnya masing-masing. Bukan hanya medali, akan tetapi menjadi kebanggaan tersendiri apabila para atlet bisa memecahkan rekor tertinggi suatu cabang olahraga. Tangis haru, tawa bahagia kerap menghiasi wajah sang atlet saat prestasi tersebut dapat tercapai.
Artikel Terkait
IPPHOS
Upacara penaikan bendera merah putih dan bendera PON pada pembukaan PON di Solo tanggal 9/8/1948.
KOMPAS/KARTONO RYADI
Pekan Olahraga Nasional VIII Sabtu sore (4/8/1973) dibuka resmi oleh Presiden. Upacara berlangsung megah dan mengesankan. Warna-warni pakaian olahragawan yang menjadikan suasana pembukaan itu bagaikan “pesta mode”, masih dimeriahkan dengan warna-warni peserta senam masal yang menari gemulai diiringi lagu2 daerah. Sedang kembang api yang mancur dari atap stadion, melayangnya 5000 balon mancawarni, menggelaparnya 1973 ekor burung Merpati dan berdentumnya meriam, menambah semaraknya suasana. Seratusribu penonton terbawa bergembira ria.
KOMPAS/IGNATIUS SUNITO
Bekas pelari tercepat Asia, Moh Sarengat – kini dokter pribadi Wakil Presiden – menyalakan Obor PON didampingi oleh “ratu bulutangkis” Minarni, kini pelatih dan ibu rumah tangga, dalam “general rehearsal” upacara pembukaan PON IX kemarin (21/7/1977). Cara ini meniru Olimpiade 1976 di Montreal.
KOMPAS/JIMMY S HARIANTO
Upacara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XI yang berlangsung meriah oleh Presiden Soeharto, di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Sabtu sore, 9 September 1985. Pesta olahraga nasional ini akan berlangsung sampai 20 September.
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING
Acara pembukaan PON XII 1989 Jakarta di Stadion Utama Senayan sebagai arena prestasi dan hiburan rakyat, tercermin dalam pertunjukan berbagai atraksi kesenian dan olahraga massal.
KOMPAS/JB SURATNO
GENDERANG KHATULISTIWA — Atraksi ini yang memeriahkan pembukaan Pekan Olahraga Nasional XIII yang dibuka Presiden Soeharto, Kamis (9/9/1993) sore di Stadion Utama Senayan. Disutradai Deddy Luthan (42), atraksi berupa gerakan tari yang secara keseluruhan melukiskan proses perjalanan pembangunan bangsa, dimulai pencak silat, diakhiri senam ritmik dan Jazz-robic. Tari-tarian mencakup unsur tari Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Betawi, dan Bali. Penata tari Elly Luthan (isteri Deddy) selaku koordinator atraksi tari dan kawan-kawan, menonjolkan tarian yang menggunakan kipas dan selendang.
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING
Pekan Olahraga Nasional (PON) XIV 1996, Senin (09/9/1996) di Stadion Utama Senayan yang dihadiri sekitar 80.000 penonton resmi dibuka oleh Presiden Soeharto. Ketua Umum PB PON XIV, Surjadi Soedirdja mengatakan, PON kali ini diikuti 4.862 atlet putra-putri mempertandingkan 35 cabang olahraga. Tampak gambar pengibaran bendera PON.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Sebanyak 500 anak dari berbagai sekolah dasar di Palembang tampil mengiringi lagu-lagu karya AT Mahmud sambil membentuk konfigurasi bertuliskan PON XVI 2004. Pesta olahraga tersebut dibuka secara resmi oleh Presiden Megawati Soekarnoputri hari Kamis (2/9/2004) di Palembang.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Atraksi terjun payung ikut menyemarakkan pembukaan PON XVII di Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (5/7/2008).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Atraksi budaya memeriahkan pembukaan Pekan Olahraga Nasional XVIII di Stadion Utama Riau, Pekanbaru, Selasa (11/9/2012). Acara ini dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ny Ani Yudhoyono.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pesta kembang api mewarnai acara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (17/9). Pesta olahraga nasional ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
Prestasi di Arena PON
KOMPAS/IGNATIUS SUNITO
Advent Bangun keluar sebagai juara I nomor Kumite atau perkelahian Karate PON-VIII 1973 di Jakarta.
KOMPAS/KARTONO RYADI
Rekor di Hari Terakhir — Mace Siahanenia, atlet putri dari NTT, tidak hanya badannya yang besar, tetapi juga prestasinya. Dalam final tolak peluru yang dilangsungkan menjelang penutupan PON IX di Stadion Utama Senayan, ia menolak pelurunya sejauh 11,22 meter, ini berarti pemecahan rekor nasional yang diciptakan oleh Hubertina Mebri dari Irja yang tercatat sejauh 10,93 meter. Dengan kemenangannya ini Mace merupakan satu-satunya atlit NTT yang meraih medali emas. Sebuah lagi rekor nasional dan tiga rekor PON dipecahkan pada pada hari terakhir perlombaan atletik yang berlangsung sebelum upacara penutupan PON IX, Rabu petang (3/8/1977). Dengan demikian, selama enam hari ditumbangkan sembilan rekor nasional dan 17 rekor PON.
KOMPAS/JB SURATNO
Tinju PON XI — Pertandingan tinju Pekan Olahraga Nasional (PON) XI Jakarta, Senin, 16 September 1985, antara petinju Adrianus Taroreh (Sulut), kanan, melawan Matheus Lawaherilla (Maluku). Matheus dipukul KO dalam 25 detik ronde pertama, rekor KO tercepat selama PON XI.
KOMPAS/JB SURATNO
LARI 10.000 METER — Dorkas Benuf (185, NTT) menciptakan rekor baru PON untuk lari 10.000 meter pada hari ketiga Pekan Olahraga Nasional (PON) XI Jakarta, Rabu, 11 September 1985. Menyusul di belakangnya Marlina (Sumsel), yang mencoba bertahan tapi akhirnya menggelatak kecapaian.
KOMPAS/KARTONO RYADI
SUMUT JUARA — Menjelang penutupan PON XII Sabtu (28/10/1989) malam, kegembiraan praktis menjadi milik Sumut ketika Iwan Karo-karo dan kawan-kawan mempertahankan gelar juara sepakbola PON XII dengan kemenangan 2-1 atas Jawa Timur di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Kemenangan diraih dalam suasana permainan keras dan menarik selama 120 menit setelah Sumut (celana hijau) tertinggal 0-1 di babak pertama. Pemain Sumut akhirnya meluapkan kegembiraan setelah memukul balik Jatim dan memenangkan pertarungan.
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING
Pelari nasional Mardi Lestari yang tampil mewakili daerahnya, Sumatera Utara, membuat kejutan luar biasa di Stadion Madya Senayan hari Jumat sore (20/10/1989). Ia melesat ke garis finis 100 meter bak anak panah dengan catatan waktu 10,20 detik. Tidak hanya rekornas 10,32 detik atas namanya saja yang tumbang, tapi juga rekor Asia atas nama Li Tao yang 10,26 detik. Sang juara mengangkat tangannya di garis finis, diikuti pelari Jateng Moh. Khadik Juntasi dan Eko Pambudi dari Jatim.
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING
Perenang puteri dari Jawa Barat, Catherine Surya, saat merebut medali emas nomor paling bergengsi, 100 meter gaya bebas, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIII Jakarta, Selasa, 14 September 1993, dengan catatan waktu 58,91 detik, sekaligus memecahkan rekor nasional.
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING
Richard Sam Bera, salah satu perenang andalan DKI Jakarta di PON XIV Jakarta, yang berhasil membuat satu rekor SEA Games di nomor 100 meter bebas. DKI Jakarta juara umum dengan total 14 medali emas di cabang renang, pada Minggu (15/9/1996).
KOMPAS/EDDY HASBY
Sutrisno Lampung mencatat prestasi spektakuler saat angkat barbel 186,5 kg untuk melampaui rekor dunia angkat berat PON XV di Gedung Marinir, Surabaya, Sabtu (24/6/2000). Sutrisno turun di kelas 60 kg melampaui rekor dunia angkatan bench press yang saat ini tercatat 186 kg atas nama Hiroyoki Isagawa dari Jepang. Rekor Asianya 185,5 kg juga tercatat atas nama Isagawa, sedangkan rekornasnya seberat 170 kg atas nama Sutrisno sendiri.
KOMPAS/DANU KUSWORO
Atlet senam DKI Jakarta, Jonathan M Sianturi mempersembahkan emas kedua bagi DKI Jakarta, setelah berhasil menjuarai cabang senam artistik putra dalam PON XVI di GOR Ranau, komplek Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Selasa (31/8/2004).
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Pembalap senior Nurhayati masih terlalu perkasa untuk diimbangi oleh para pembalap muda dalam PON XVII Kalimantan Timur. Di bawah derasnya guyuran hujan, Nurhayati kembali mengoleksi medali emas lewat nomor kriterium 30 KM di Jalan Wolter Monginsidi, Tenggarong, Kalimantan Timur, Kamis (10/7/08). Saat ini ia telah menyumbangkan tiga emas untuk kontingen Yogyakarta.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Ganda putra Jawa Tengah, Afiat Yuris Wirawan/Rendi Sugiarto, meluapkan sukacita setelah membungkam Muhammad Ulinuha/Ricky Kavanda Suwardi (Jawa Barat) pada final beregu putra bulu tangkis PON Riau 2012 di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Riau, Jumat (14/9/2012). Jateng unggul 3-1 dan meraih emas.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Tim estafet NTB, (dari kiri) Sapwaturrahman, Fadlin, Sudirman Hadi, dan Iswandi, merayakan medali emas yang mereka raih di nomor lari 4 x 100 meter estafet putra PON Jabar 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Minggu (25/9/2016). Tim estafet NTB meraih emas dengan catatan waktu terbaik 39,78 detik.
Foto lainnya dapat diakses melalui http://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.