Paparan Topik | Kendaraan Listrik

Kejuaraan Balap Mobil Formula E: Sejarah, Kompetisi, dan Regulasi

Kejuaraan balap mobil listrik merupakan salah satu upaya kampanye penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan masa depan dan ramah lingkungan. Jakarta E Prix atau Kejuaraan balap mobil Formula E di Jakarta menjadi momentum bangkitnya olahraga otomotif roda empat dan mendorong pangsa pasar mobil listrik di Indonesia.

KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan seusai mengumumkan Jakarta sebagai salah satu tuan rumah ajang balap Formula E di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (20/9/2019).

Fakta Singkat

  • Digagas pertama kali pada 2011 oleh Jean Todt (Presiden FIA) dan Alejandro Agag (Pendiri Formula E)
  • Balapan pertama baru digelar pada 2014 di Beijing, Tiongkok.
  • Formula E berstatus Kejuaraan Dunia pada 2020
  • Format musim kompetisi lintas tahun (2014–2015), (2015–2016), dan seterusnya
  • Hingga 2022 Formula E sudah diselenggarakan selama 8 musim.
  • Poin kejuaraan tiap seri diberikan kepada 10 pembalap yang finish dengan urutan poin 25, 18, 15, 12, 10, 8, 6, 4, 2, 1
  • Pabrikan mobil yang berkompetisi:
    BMW, Mercedes, Audi, Renault, Jaguar, Mahindra, Porsche, Nissan, DS E-Tense, Nio 333, dan Penske EV
  • Jakarta E-Prix 2022 pada 4 Juni 2022 merupakan seri ke-9 dari 16 seri musim kompetisi 2021–2022.
  • Jakarta E-Prix diselenggarakan di Kawasan Ancol, Jakarta dengan Panjang lintasan sirkuit 2,37 km.
  • Sirkuit Formula E di Jakarta merupakan lintasan sirkuit baru.

Website:
FIA Formula E

Jakarta E-Prix sudah cukup lama digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sejak 2019. Semula pergelaran Formula E di Jakarta akan digelar di Kawasan Monas. Sebagian lintasan trek balap pada rencana awalnya akan berada di dalam Kawasan Monas dan sebagian lagi di jalan raya di depan Kantor Gubernur DKI Jakarta di Kawasan Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Namun dengan berbagai pertimbangan dan disusul pandemi Covid-19, kejuaraan ini akhirnya ditunda dari rencana semula tahun 2020, 2021, dan akhirnya akan direalisasikan pada 4 Juni 2022. Namun, lokasi sirkuit tidak berada di kawasan jantung kota Jakarta atau Monas. Setelah melalui beragam pertimbangan lokasi, Kawasan Wisata Ancol di Jakarta Utara dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Jakarta E-Prix.

Sirkuit Jakarta E-Prix pun mulai dibangun pada awal tahun 2022 di Kawasan Ancol dan lintasan sirkuit selesai dibangun pada Mei 2022. Pengerjaan paddock atau garasi, tribun, dan fasilitas penunjang sirkuit lainnya dikerjakan menjelang digelarnya kejuaraan ini.

Infografis: Perjalanan Penyelenggaraan Formula E, Harian Kompas, Edisi: Kamis, 13 Februari  2020

Sejarah

Kejuaraan dunia FIA Formula E pada awalnya digagas oleh Presiden FIA, Jean Todt, politisi Alejandro Agag, politisi Antonio Tajani, dan aktor asal Italia Teo Teocoli saat makan malam di sebuah restoran Italia di Paris pada 3 Maret 2011.

Dalam pertemuan tersebut mereka bersepakat Tajani berkonsentrasi pada elektrifikasi industri mobil, mengurangi emisi karbon dioksida dan memperkenalkan sistem hibrida dan listrik. Agag mendukung proposal Todt lalu berdiskusi dengan FIA untuk mengatur kejuaraan tersebut. Agag mengatakan kepada Todt bahwa dia akan mengambil tugas itu karena pengalaman sebelumnya dalam menegosiasikan kontrak dengan stasiun televisi, sponsor dan pemasaran.

Seri pertama Formula E digelar pada 13 September 2014 di Sirkuit Zona Hijau Olimpiade Beijing, Tiongkok. Sirkuit ini mengitari zona hijau Olimpiade yang dulu dipakai untuk Olimpiade Musim Panas 2008.

Sirkuit Formula E di Beijing memiliki 20 tikungan dan mempunyai panjang 3,453 km. Pemilihan lokasi dan desain trek dilakukan oleh desainer Rodrigo Nunes bekerja sama dengan FIA, Formula E, Federasi Mobil dan Motor Tiongkok, manajemen zona hijau Olimpiade, dan Pemerintah Tiongkok. Pada seri pertama sekaligus pembuka kejuaraan di Beijing ini, kemenangan diraih oleh Luca Di Grassi dari Brasil yang juga mantan pebalap Formula 1. Pada akhir musim perdana Formula E 2014-2015, juara diraih oleh Nelson Piquet Junior (Jr.).

Setelah enam musim bergulir (2014 hingga 2020), Formula E mendapatkan predikat Kejuaraan Dunia dari FIA pada tahun 2020. Predikat ini menaikkan pamor dan gengsi sebuah kejuaraan.

Galeri Foto: Pembangunan Sirkuit Formula E Terus Dikebut

KOMPAS/PRIYOMBODO

Foto udara proyek pembangunan sirkuit Formula E di kawasan Pantai Karnaval Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, Minggu (15/5/2022). Konstruksi lintasan balap di sirkuit sepanjang 2,4 kilometer dan lebar 12 meter ini telah rampung 100 persen. Formula E akan digelar pada 4 Juni 2022.

Mobil yang digunakan

Berdasarkan laman FIA Formula E, pada empat musim pertama kejuaraan, Formula E menggunakan mobil balap listrik yang dibuat oleh Spark Racing Technology yang bernama Spark-Renault SRT 01E. Sasisnya didesain oleh Dallara, sistem baterai dibuat oleh Williams Advanced Engineering dan girboks dibuat oleh Hewland.

Michelin adalah pemasok ban resmi untuk kejuaraan ini. Untuk musim pertama, kejuaraan ini memesan 42 mobil listrik, dengan empat mobil tersedia untuk setiap tim dan dua lainnya untuk kepentingan tes.

Mobil Formula E pertama ini memiliki kekuatan sekitar 250 tenaga kuda (190 kW). Mobil ini mampu berakselerasi dari 0–100 km/h (0–62 mph) dalam 3 detik, dengan kecepatan maksimum 225 km/h (140 mph). Generator yang digunakan untuk mengisi ulang baterai ditenagai oleh gliserol, yang merupakan produk sampingan dari produksi bio-diesel.

Pada musim pertama, semua tim menggunakan motor listrik yang dikembangkan oleh McLaren. Tapi sejak musim kedua, pabrikan rangkaian tenaga dapat membuat motor listrik, inverter, girboks dan sistem pendingin secara mandiri; sasis dan baterai tetap sama. Ada 9 pabrikan yang membuat rangkaian tenaga untuk musim 2016–2017: ABT Schaeffler, Andretti Technologies, DS-Virgin, Jaguar, Mahindra, NextEV TCR, Penske, Renault, and Venturi.

Simak Video: Tiket Kelas Grandstand dan Circuit Festival Formula E Paling Banyak Diminati

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Pebalap Formula E dari Inggris yang tergabung dalam Tim Envision Virgin Racing, Sam Bird melaju kencang dengan mobilnya dalam ABB Formula E di Hongkong, Minggu (10/3/2019). Sam Bird akhirnya menjuarai balapan di Hongkong itu.

Memasuki musim 2018–2019, mobil Formula E generasi kedua (“Gen2”) diperkenalkan di musim dengan kemajuan teknologi yang signifikan dari generasi sebelumnya, menggunakan baterai 54 kWh dan tenaga naik dari 200 kW menjadi 250 kW dan kecepatan tertinggi naik sekitar 280 km/h (174 mph).

Kehadiran mobil generasi kedua ini juga mengakhiri pergantian mobil di tengah balapan atau tanpa perlu pitstop. Mobil ini dilengkapi dengan sistem pengereman Brembo, dipilih oleh Spark Racing Technology sebagai pemasok tunggal. Mobil baru ini juga dilengkapi dengan Halo, untuk melindungi kepala pembalap saat tabrakan atau dari benda yang terbang. Michelin tetap menjadi pemasok utama ban.

Seiring perkembangan teknologi kendaraan listrik, mobil generasi ketiga atau Gen3 rencananya akan diperkenalkan pada musim kesembilan Formula E (2022–2023). Tenaga mobil diperkirakan 350 kW saat kualifikasi dan 300 kW saat balapan, dengan total kapasitas regeneratif saat mengerem 600 kW, baik roda depan (250 kW) dan belakang (350 kW).

Baterai mobil Gen3 juga akan dirancang untuk menangani “flash-charging” dengan kecepatan hingga 800 kW, memungkinkan adanya pengisian ulang untuk pertama kalinya. Pada bulan Juli 2020 diumumkan bahwa sasis dan MGU as roda depan akan disuplai Spark Racing Technology, Baterai oleh Williams Advanced Engineering, dan ban oleh Hankook.

Baca juga: Sebulan Penyempurnaan Sirkuit Formula E

Sumber: Kanal Youtube Harian Kompas, 25 April 2022

Regulasi Kejuaraan

Berdasarkan dokumen regulasi kejuaraan Formula E 2021-2022 terdapat beberapa aturan regulasi kejuaraan Formula E, antara lain, poin kejuaraan pebalap dan poin tim, format kejuaraan, ketentuan penggunaan ban, pengisian daya ulang baterai mobil, dan lisensi pebalap.

Poin kejuaraan
Sepuluh pebalap yang finish terdepan dalam setiap lomba atau race akan mendapatkan perolehan poin sebagai berikut:

Posisi Finish Poin
1 25
2 18
3 15
4 12
5 10
6 8
7 6
8 4
9 2
10 1

Selain poin tersebut, pebalap yang berhasil meraih start terdepan saat lomba akan mendapatkan tambahan 3 poin, yang disebut Julius Baer Pole Position. Selain itu, masih ada tambahan poin bagi pebalap yang berhasil mencatatkan fastest lap alias menorehkan waktu tercepat saat lomba berlangsung. Poin tambahan tersebut sebesar 1 poin, namun tambahan poin ini akan diberikan jika pebalap masuk 10 besar finish saat lomba. Poin tambahan ini disebut TAG Heuer Fastest Lap in race.

Sumber: Kanal Youtube ABB Formula E

Format balapan

Terdapat beberapa sesi format balapan meliputi: shakedown, practice, qualifying, dan E-prix (race).

Shakedown

Pada hampir semua pergelaran E-Prix, sesi shakedown diadakan pada hari Jumat, sehari sebelum acara utama, tetapi ini tergantung pada kondisi trek. Misalnya, apakah pada hari Jumat jalan raya yang digunakan sudah siap. Pebalap menggunakan sesi ini untuk memeriksa sistem elektronik dan keandalan mobil, tetapi tidak untuk kinerja keseluruhan karena mobil berjalan pada kecepatan yang dikurangi. Daya maksimum tenaga baterai dibatasi hingga 110kW. Dalam regulasi saat ini, pada sesi shakedown dilakukan pemeriksaan meliputi tata letak dan layout sirkuit, trotoar, dan fitur dapat oleh FIA, dengan mempertimbangkan masukan dari banyak pihak termasuk pebalap dan tim.

Practice atau sesi latihan
Setiap acara memiliki dua sesi latihan atau sesi pembukaan 30 menit diikuti oleh sesi 30 menit selanjutnya. Pada sesi ini adalah pertama kalinya tim dan pembalap akan turun ke trek dalam kondisi waktu saat mereka merasakan trek dan beradaptasi dengan set-up atu setingan mobil. Dalam Jakarta E-Prix, sesi free practice dilakukan dua kali, free practice 1 dilanjutkan free practice 2.

Kualifikasi
Format kualifikasi baru untuk musim 2021–2022 memungkinkan tim dan pembalap terbaik untuk menunjukkan kecepatan dan skill mereka menunjukkan waktu tercepat satu putaran dari beberapa putaran yang ditempuh.

Setelah itu, sesi kualifikasi dibagi menjadi dua kelompok dari 11 pembalap berdasarkan posisi poin kejuaraan yang telah diraih. Pebalap berjuang memacu di 220kW untuk mengatur waktu putaran masing-masing dalam sesi 10 menit, dengan empat tercepat dari masing-masing maju ke tahap selanjutnya. Kedelapan orang tersebut kemudian akan berhadapan di perempat final, bersaing satu sama lain secara head to head dalam knock out di 250kW selama delapan besar ke semi-final dan ke final.

Pembalap pemenang duel terakhir mengambil Posisi Pole Julius Baer, ​​sementara runner-up menempati urutan kedua. Semifinalis akan berbaris ketiga dan keempat, perempat finalis antara kelima dan kedelapan, sesuai dengan waktu lap mereka.

Pebalap urutan kelima hingga ke-12 yang berkompetisi di grup polesitter akan mengisi posisi ganjil di grid. Pebalap yang sesuai dari grup lain akan diklasifikasikan dalam slot grid genap. Jadi, jika polesitter berasal dari Grup 1, pembalap peringkat kelima di Grup 1 akan berada di urutan kesembilan di grid awal dan pembalap peringkat kelima di Grup 2 menempati urutan ke-10 dan seterusnya. Power tenaga baterai maksimal saat pertarungan grup sebesar 220kW dan saat pertarungan perebutan pole position hingga 250kW.

Infografik: Format Kualifikasi Formula E

Race atau E-Prix
Balapan, atau E-Prix, dimulai dengan mobil tidak bergerak sampai lampu menyala hijau. Para pebalap berbaris di grid dummy, yakni jarak pendek di belakang grid yang sebenarnya dan perlahan-lahan masuk ke posisi untuk memulai balapan. E-Prix berlangsung selama 45 menit. Pada akhirnya, setelah 45 menit berlalu dan sang pemimpin telah melewati garis finis, masih ada satu putaran lagi hingga balapan selesai.

Diperkenalkan untuk musim 2018–2019 adalah Attack Mode, yang memungkinkan setiap pembalap mengambil tenaga ekstra dengan risiko mereka sendiri. Untuk mengaktifkan Attack Mode, pengemudi harus mempersenjatai mobil mereka, keluar dari jalur balap, dan melewati Zona Aktivasi.

Sebagai hasilnya karena mengambil jalur yang lebih lambat melalui tikungan, mereka akan dapat mengumpulkan daya tambahan 30kW. Pebalap yang mengamankan kecepatan ekstra, dapat menggunakannya untuk beberapa putaran saat mereka ingin balapan lebih keras, memberi mereka keunggulan untuk tetap terdepan dalam persaingan.

Selain itu, ada fanboost, yakni kesempatan bagi penonton untuk memengaruhi balapan. Lima pembalap yang menerima fanboost seperti yang penonton pilih, misalnya, oleh para penggemar, akan diberikan ledakan kekuatan yang signifikan. Fanboost ini dapat mereka gunakan dalam jendela lima detik selama paruh kedua balapan. Penonton dapat memilih fanboost untuk driver favorit mereka pada minggu sebelum, dan menjelang, hingga 15 menit sebelum balapan.

Simak: Fanboost

Mayoritas acara berlangsung selama satu hari untuk meminimalkan gangguan lalu lintas kota tuan rumah. Namun, jika memungkinkan, beberapa seri berlangsung hingga dua hari balapan dengan jumlah sesi dua kali lipat. Jika ada jadwal dobel race di satu seri, hanya satu sesi latihan 45 menit di hari kedua.

Sumber: Kanal Youtube ABB Formula E

Alokasi Penggunaan Ban
Michelin merupakan pemasok ban resmi Kejuaraan Dunia Formula E FIA. Setiap pebalap tidak dapat menggunakan lebih dari empat ban belakang baru dan empat ban depan baru untuk setiap acara. Itu berarti mereka harus membuat total dua set ban bertahan dari Shakedown sampai akhir balapan. Ban berukuran 18 inchi.

Pengisian ulang daya listrik
Pengisian mobil dilarang selama kualifikasi dan balapan, serta selama parc ferme dan scrutineering atau pemeriksaan kendaraan. Tim dapat mengisi daya mobil di antara sesi dan selama latihan.

Lisensi Pebalap
Sama seperti SIM atau Karti Izin Start (KIS), pebalap Formula E harus memenuhi syarat untuk berpartisipasi. Untuk mengikuti Kejuaraan Formula E FIA, pembalap harus mematuhi hal-hal berikut:

  • Pengemudi harus melakukan sesi pelatihan FIA khusus yang berfokus pada keselamatan listrik, fitur spesifik mobil Formula E yang sepenuhnya listrik, serta meninjau aspek teknis dan olahraga dari seri tersebut.
  • Pebalap harus mengumpulkan setidaknya 20 poin dalam tiga tahun terakhir, sehubungan dengan sistem poin FIA, yang digunakan untuk memenuhi syarat untuk Lisensi Super. Atau, pernah memegang Super Licence, atau pernah mengikuti setidaknya tiga event Kejuaraan Formula E FIA sebelumnya.
  • Juara dari musim sebelumnya secara otomatis memenuhi syarat untuk Lisensi Super tahun berikutnya.
  • Jika poin ini tidak terpenuhi, seorang pebalap yang dinilai oleh FIA telah secara konsisten menunjukkan kemampuan luar biasa dalam kategori kursi tunggal, tetapi dengan sedikit atau tanpa peluang untuk lolos, masih dapat berpartisipasi.

Jawara-jawara Formula E

Juara Dunia Formula E (Pebalap)

Musim Pebalap Tim Sasis-Rangkaian Tenaga
2014–2015 Nelson Piquet Jr. (Brasil) NEXTEV Team China Racing (Tiongkok) Spark-Renault SRT 01E
2015–2016 Sébastien Buemi (Swiss) Renault e.dams (Perancis) Spark-Renault Z.E 15
2016–2017 Lucas di Grassi (Brasil)  ABT Schaeffler Audi Sport (Jerman) Spark-ABT Schaeffler FE02
2017–2018 Jean-Éric Vergne (Perancis) ABT Schaeffler Audi Sport (Jerman) Spark-Renault Z.E 17
2018–2019 Jean-Éric Vergne (Prancis) DS Techeetah (Tiongkok) Spark-DS E-Tense FE19
2019–2020 António Félix da Costa (Portugal) DS Techeetah (Tiongkok) Spark-DS E-Tense FE20
2020–2021 Nyck de Vries (Belanda) Mercedes-EQ Formula E Team (Jerman) Spark-Mercedes-EQ Silver Arrow 02

Sumber: Laman Formula E

Kejuaraan Tim

Musim

Tim

Sasis-Rangkaian tenaga

2014–2015 Renault e.dams (Perancis) Spark-Renault SRT 01E
2015–2016 Renault e.dams (Perancis) Spark-Renault Z.E 15
2016–2017 Renault e.dams (Perancis) Spark-Renault Z.E 16
2017–2018 Audi Sport Abt Schaeffler (Jerman) Spark-Audi e-tron FE04
2018–2019 DS Techeetah (Tiongkok) Spark-DS E-Tense FE19
2019–2020 DS Techeetah (Tiongkok) Spark-DS E-Tense FE20
2020–2021 Mercedes-EQ Formula E Team (Jerman) Spark-Mercedes-EQ Silver Arrow 02

Sumber: Laman Formula E