Paparan Topik | Piala Dunia

Piala Dunia: Sejarah, Trofi, Penyelenggara, Tuan Rumah, dan Format Kompetisi

Piala Dunia FIFA atau biasa disebut Piala Dunia merupakan kompetisi sepak bola antarnegara yang diikuti oleh tim nasional dari negara-negara anggota Federasi Sepak Bola Internasional (Fédération Internationale de Football Association) atau biasa disebut FIFA. Turnamen ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali dan diikuti 32 tim yang lolos di putaran final Piala Dunia.

KOMPAS/YULVIANUS HARJONO

Patung Vladimir Lenin berdiri di depan Stadion Luzhniki, arena pembukaan dan final Piala Dunia Rusia (12/7/2018).

Fakta Singkat

Piala Dunia

  • Pertama kali digelar di Uruguay pada 1930
  • Piala Dunia Qatar 2022 merupakan Piala Dunia ke-22 sejak 1930
  • Penyelenggara: Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA)

Sebanyak 8 negara pernah menjadi juara Piala Dunia

  • Brasil : 5 kali
  • Italia: 4 kali
  • Jerman: 4 kali
  • Argentina: 2 kali
  • Uruguay: 2 kali
  • Perancis: 2 kali
  • Inggris: 1 kali
  • Spanyol 1 kali

Sebanyak 19 negara menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Sejak pertama kali digelar di Uruguay pada 1930 hingga Qatar pada November 2022, kompetisi empat tahunan ini sudah sampai pada edisi ke-22. Sebanyak delapan negara pernah meraih supremasi tertinggi sepak bola sejagad ini. Kedelapan negara itu, yakni Brasil yang telah menjuarai Piala Dunia sebanyak lima kali, Italia dan Jerman masing-masing dengan empat gelar juara, kemudian Argentina, Uruguay dan Perancis peraih dua gelar juara, serta Inggris dan Spanyol dengan satu gelar juara.

Sepanjang 92 tahun penyelenggaraan Piala Dunia, hanya ada negara-negara dari dua konfederasi yang mampu menjadi juara dunia, yakni UEFA atau Eropa dan CONMEBOL atau Amerika Selatan. Belum ada satu pun negara-negara di konfederasi AFC (Asia), CAF (Afrika), CONCACAF (Amerika Utara, Amerika Tengah dan Karibia), dan OFC (Oseania) yang menjadi juara ajang empat tahunan itu.

Hingga Piala Dunia 2022, sudah 19 negara yang menjadi tuan rumah, lima negara di antaranya menjadi tuan rumah sebanyak dua kali, yakni Brasil, Italia, Perancis, Meksiko, dan Jerman. Adapun yang sekali menjadi tuan rumah, yakni Uruguay, Swiss, Swedia, Chile, Inggris, Argentina, Spanyol, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Afrika Selatan, Rusia, dan Qatar. Jepang dan Korea Selatan merupakan dua negara yang menjadi tuan rumah bersama pada Piala Dunia 2002 lalu.

Dari lima benua besar di dunia, yaitu Benua Asia, Benua Afrika, Benua Eropa, Benua Australia, dan Benua Amerika, hanya Australia yang belum pernah mengelar putaran final Piala Dunia yang pertandingannya digelar selama satu bulan.

Ajang Piala Dunia ini merupakan salah satu kompetisi olahraga yang paling banyak disaksikan di dunia, bahkan penontonnya melampaui ajang Olimpiade yang merupakan pesta olahraga terbesar dunia. Antusiasme penonton menyaksikan Piala Dunia itu tak bisa lepas dari cabang olahraga sepak bola memang paling populer dan banyak digemari oleh miliaran orang di jagad ini.

Sebagai gambaran, diperkirakan 3,6 juta orang dari di seluruh dunia menyaksikan langsung pertandingan di stadion pada Piala Dunia FIFA 1994 di Amerika Serikat, sementara tak kurang dari 3,3 juta orang menonton pertandingan di Piala Dunia 2006 di Jerman, dan Piala Dunia terakhir yang digelar di Rusia pada Juli 2018 ditonton oleh 3 juta orang.

KOMPAS/YULVIANUS HARJONO

Penampakkan Arena Cosmos, stadion Piala Dunia Rusia di Kota Samara yang menyerupai piring terbang (9/7/2018). Stadion yang menjadi simbol kedigdayaan program luar angkasa Rusia ini akan diwariskan ke klub lokal, Krylya Sovetov, seusai berakhirnya Piala Dunia 2018.

Sejarah

Sebelum terbentuk Federasi Sepak bola Internasional (FIFA), pertandingan sepak bola internasional pertama di dunia dimainkan di Glasgow pada tahun 1872 antara Skotlandia dengan Inggris. Setelah berkembang dan populer di luar Inggris, sepak bola mulai dipertandingkan sebagai olahraga tanpa medali dalam Olimpiade Musim Panas 1900 dan 1904. Dalam perkembangannya cabang itu kemudian menjadi pertandingan resmi dan memperebutkan medali pada Olimpiade 1908.

Setelah FIFA berdiri pada 22 Mei 1904 di Perancis, federasi ini menyelenggarakan turnamen sepak bola internasional antarnegara di luar program Olimpiade di Swiss pada 1906. Kompetisi itu merupakan kejuaraan sepak bola internasional awal yang diselenggarakan FIFA dan sejarah resmi FIFA menjelaskan kompetisi tersebut sebagai kompetisi yang gagal.

Berselang beberapa tahun kemudian, FIFA mengakui turnamen sepak bola di pesta Olimpiade sebagai “kejuaraan sepak bola dunia untuk amatir”, dan lantas mengambil tanggung jawab sebagai penyelenggara cabang tersebut.

Sikap FIFA ini membuka jalan bagi penyelenggaraan kompetisi sepak bola antarbenua pertama di dunia, yakni dalam Olimpiade 1920, yang diikuti oleh Mesir dan tiga belas tim Eropa. Di ajang tersebut medali emas sepak bola dimenangkan oleh Belgia. Kemudian Uruguay memenangkan dua turnamen Olimpiade berikutnya pada tahun 1924 dan 1928 dan membawa pulang medali emas. Ajang sepak bola olimpiade itu sekaligus menjadi kejuaraan dunia terbuka pertama dan dimulainya era profesional FIFA dalam mengelola sepak bola.

Didorong oleh kesuksesan turnamen sepak bola Olimpiade, FIFA yang dipimpin Jules Rimet lantas mencetuskan pertandingan sepak bola sebagai turnamen yang terpisah dari Olimpiade. Idenya digodok selama empat tahun. Kemudian pada Olimpiade Amsterdam 1928 dilakukan pemungutan suara. Ada 25 negara anggota FIFA yang setuju diadakan turnamen akbar antar negara yang terpisah dari Olimpiade, namun ada lima negara yang menolak.

Setahun kemudian pada Kongres FIFA di Barcelona yang digelar pada 1929, FIFA memutuskan kejuaraan dunia sepak bola diselenggarakan di Uruguay pada 1930. Menurut FIFA, Uruguay dipilih karena memiliki tradisi sepak bola yang kuat dan berhasil dua kali merebut medali emas Olimpiade secara berturut- turut (1924 dan 1928). Selain itu, ajang akbar yang bakal digelar 1930, bertepatan dengan kemerdekaan Uruguay yang ke-100.

Dalam pelaksanaannya, ajang Piala Dunia perdana itu menghadapi sejumlah kendala antara lain tim-tim Eropa tak satu pun yang berjanji mengikuti turnamen itu karena harus melakukan perjalanan panjang menyeberangi Samudera Atlantik untuk mencapai Uruguay. Selain itu, biaya transportasi juga mahal untuk mencapai Uruguay.

Berkat kerja keras Jules Rimet sebagai Presiden FIFA kala itu membujuk tim Belgia, Perancis, Rumania, dan Yugoslavia untuk berangkat ke Uruguay.  Akhirnya, kompetisi perdana ini diikuti oleh tiga belas negara yang melibatkan peserta dari dua benua yakni Amerika dan Eropa. Tujuh dari Amerika Selatan yakni  Argentina, Brasil, Bolivia, Chili, Uruguay, Paraguay, Peru, Empat dari Eropa yakni Belgia, Prancis, Rumania, dan Yugoslavia, serta dua dari Amerika Utara yakni Amerika Serikat dan Meksiko.

Jules Rimet membuka kompetisi Piala Dunia pertama yang bergulir pada 13 Juli 1930 di Stadion Centenario, Montevideo. Pembukaan pertandingan akbar ini mempertemukan tim Perancis melawan Meksiko. Di Piala Dunia pertama itu, Uruguay keluar sebagai negera yang pertama kali menjuarai kejuaraan itu setelah mengalahkan Argentina di babak final pada 30 Juli 1930 di depan 93.000 penonton di Stadion Centenario, Montevideo, dengan skor 4–2.

Piala Dunia perdana itu mencatatkan sejarah tersendiri yakni semua pertandingan berlangsung di satu kota yakni di Kota Montevideo dengan tiga stadion yang dimilikinya sebagai lokasi pertandingan. Tiga stadion yang digunakan itu yakni Stadion Centenario, Stadion Pocitos, dan Stadion Parque Central. Stadion Centenario merupakan stadion utama untuk turnamen disebut  yang kapasitas 90.000 orang dan stadion sepak bola terbesar di luar Kepulauan Inggris.

Empat tahun berselang, penyelenggaraan turnamen Piala Dunia yang digelar di Benua Eropa kembali menemui banyak kendala antara lain tim-tim peserta kesulitan untuk melakukan perjalanan antarbenua, serta peperangan. Beberapa tim Amerika Selatan tidak bersedia berangkat ke Eropa untuk mengikuti turnamen 1934 dan 1938, dan Brasil menjadi satu-satunya tim Amerika Selatan yang berkompetisi pada kedua ajang tersebut.

Turnamen sepak bola terbesar, Piala Dunia, untuk pertama kali batal digelar pada 1942, padahal Jerman sempat mengajukan diri kepada FIFA sebagai calon tuan rumah di tahun 1936. Turnamen batal digelar karena berkecamuk Perang Dunia II.

Empat tahun kemudian, Brasil yang juga mengajukan diri sebagai tuan rumah di ajang Piala Dunia 1946  gagal menggelar Piala Dunia keempat itu. Meski perang dunia usai, situasi dunia masih tidak aman untuk menggelar aktivitas kejuaraan berskala internasional.

Setelah jeda 12 tahun akibat Perang Dunia Kedua yang telah menghentikan semua aktivitas olahraga di seluruh dunia, akhirnya Piala Dunia digelar kembali pada tahun 1950. Keputusan itu merupakan hasil dari kongres yang dilaksanakan FIFA pada 1 Juli 1946 di Luxembourg, dengan salah satu agendanya menunjuk Brasil sebagai tuan rumah Piala Dunia 1950.

Piala Dunia edisi ke-4 itu hanya diikuti 13 peserta, padahal edisi sebelumnya diikuti 16 negara. Alasan politis membuat negera-negara di dunia enggan berpartisipasi di turnamen tersebut. Tercatat hanya tiga kawasan yang mengirimkan perwakilannya mengikuti Piala Dunia 1950 yakni Eropa, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Sepanjang sejarah penyelenggaraan Piala Dunia, Negara Inggris  yang menggelar pada tahun 1966 menjadi penyelenggara Piala Dunia FIFA pertama yang menampilkan maskot kejuaraan. Maskot itu adalah sosok kartun Willie, si singa jantan dengan baju bermotif bendera Inggris Raya, Union Jack.

Sementara Meksiko satu-satunya negara yang bukan disiapkan sejak semula untuk menjadi tuan rumah 1986. Meksiko ditetapkan menjadi tuan rumah karena FIFA memutuskan, calon sebelumnya yakni Kolombia, dinilai tidak memiliki stadion yang sesuai standar internasional.

Adapun tuan rumah kembar pada 2002, Jepang dan Korea Selatan, adalah (dua) negara pertama penyelenggara Piala Dunia di luar Benua Amerika dan Eropa. Keduanya juga menjadi tuan rumah bersama yang pertama dalam penyelenggaraan Piala Dunia. Pada 2010, Afrika Selatan menyusul Jepang-Korsel sebagai penyelenggara Piala Dunia FIFA, di luar Benua Eropa dan Amerika.

Qatar yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 merupakan negara Asia ketiga yang menjadi tuan rumah Piala Dunia, setelah Jepang dan Korea Selatan pada 2002. Piala Dunia di Qatar juga unik karena untuk pertama kalinya digelar di musim dingin, bukan di Juni-Juli seperti edisi-edisi sebelumnya.  Piala Dunia 2022 merupakan turnamen terakhir yang diikuti 32 tim nasional, karena FIFA telah menetapkan mulai Piala Dunia 2026 akan diikuti 48 tim.

Sepanjang 92 tahun Piala Dunia, Brasil tercatat menjadi pemegang juara dunia terbanyak dengan 5 kali menjadi kampiun, disusul Jerman dan Italia yang tercatat 4 kali menjadi kampiun.  Dari 21 kali edisi, belum pernah ada negara dari Asia dan Afrika yang berhasil mengangkat trofi Piala Dunia.

KOMPAS/AGUNG SETYAHADI

Ujung tombak tim nasional Belanda Robin Van Persie dan sayap serang Arjen Robben yang masing-masing mencetak dua gol saat Tim Oranye menundukan Spanyol 5-1 berlatih kebugaran di stadion Gavea milik klub Flamengo, Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu (14/6/2014).

Trofi Piala Dunia

Awal digelarnya Piala Dunia Tahun 1930, pemenang turmanen berhak membawa pulang Piala Jules Rimet (bahasa Prancis: Coupe Jules Rimet) sebagai trofi Piala Dunia secara bergilir sekaligus tanda kejayaan tim sepak bola negara pemenang.  Piala ini diberi nama menurut Presiden FIFA Jules Rimet yang mengagas turnamen itu dan memimpin federasi itu selama 33 tahun, dari 1921 hingga 1954.

Piala Jules Rimet berbentuk patung emas sebesar botol berbentuk bidadari yang mengembangkan tangan bersama sayapnya. Trofi Jules Rimet setinggi 30 centimeter ini didesain oleh pemahat asal Perancis, Abel Lafleur, dan awalnya diberi nama ”Victory”. Piala yang berbentuk bidadari bersayap ini kemudian berganti nama untuk menghormati presiden FIFA saat itu yakni Jules Rimet.

Di bawah patung itu tertulis nama-nama negara pemenang Piala Dunia. Trofi dengan balutan emas murni tersebut diperkirakan bernilai £30 ribu atau sekitar Rp 568 juta saat itu. Piala Jules Rimet sebagai tropy pemenang Piala Dunia terakhir diperebutkan pada Piala Dunia 1970.

Trofi tersebut kemudian berhak dimiliki selamanya oleh Brasil ketika mereka menjadi juara untuk ketiga kalinya tahun 1970. Piala ini disimpan di kantor Federasi Sepak Bola Brasil di Rio de Janeiro dalam sebuah tempat yang terbuat dari kaca tahan peluru.

Berikut negara yang pernah memenangi dan menyimpan Trofi Piala Dunia Jules Rimet

  • 1930: Uruguay
  • 1934: Italia
  • 1938: Italia
  • 1950: Uruguay
  • 1954: Jerman Barat
  • 1958: Brasil
  • 1962: Brasil
  • 1966: Inggris
  • 1970: Brasil

Dalam catatan sejarah, sudah dua kali trofi tersebut dicuri. Pencurian pertama terjadi di London, Inggris, pada 1966 dalam sebuah pameran di Central Hall, Westminster, London pada 1966. Saat itu, Jules Rimet hilang selama kurang lebih sepekan. Seekor anjing menemukan trofi tersebut di taman di pinggiran kota Beulah Hill, South Northwood, London Selatan, yang berjarak 12 kilometer dari Central Hall.

Berselang 17 tahun dari upaya pencurian pertama, trofi Julies Rimet kembali dicuri di Brasil. Brasil yang menjuarai Piala Dunia untuk kali ketiga pada 1970 berhak menyimpan trofi Jules Rimet. Namun pada 19 Desember 1983 kotak kaca tempat memajang trofi dibobol maling. Piala ini tak pernah ditemukan lagi dan Konfederasi Sepak Bola Brasil kemudian membuat tiruannya. Piala itu diduga dilelehkan untuk diambil emasnya.

Sejak Piala Jules Rimet disimpan di Brasil tahun 1970, trofi pengganti Kejuaraan Piala Dunia ialah Trofi Piala Dunia FIFA. Trofi baru dengan desain yang berbeda diperkenalkan oleh FIFA. Trofi yang diperebutkan sejak Piala Dunia 1974 hingga sekarang ini didesain artis dari Italia, Silvio Gazzaniga, setelah memenangi kompetisi yang terdiri atas 53 desain.

Trofi Piala Dunia FIFA memiliki tinggi 36,5 cm dan terbuat dari 6,175 kg emas 18 karat. Trofi ini menggambarkan figur dua atlet yang mengangkat dunia sebagai tanda kemenangan. Trofi tersebut memiliki dasar melingkar, diameter 13 cm, terbuat dari dua lapis perunggu. Trofi tersebut memiliki kata-kata Piala Dunia FIFA yang terukir di dasarnya. Trofi yang dibuat khusus oleh Silvio Gazzaniga itu diperkirakan bernilai sekitar 20 juta dollar AS atau sekitar Rp 280 miliar.

Setelah Piala Dunia FIFA 1994, sebuah piring ditambahkan ke bagian bawah piala di mana nama-nama negara pemenang diukir dalam urutan vertikal.  Tahun 2014, ukiran tersebut diubah dan nama-nama pemenang disusun ulang dalam spiral untuk mengakomodasi lebih banyak pemenang.

Tidak seperti trofi Jules Rimet, trofi Piala Dunia FIFA yang asli tidak dapat dibawa pulang oleh tim juara secara langsung. Artinya, trofi yang diangkat dan dibawa pulang oleh juara Piala Dunia sebenarnya hanya replika. Piala yang asli itu tetap disimpan dan dalam kepemilikan FIFA di FIFA Museum, Zurich, Swiss. Pemenang Piala Dunia dapat menyimpan replika Piala Dunia perunggu berlapis emas itu secara permanen.

AFP/PEDRO UGARTE

Pemain Spanyol mengangkat trofi kemenangan setelah final sepak bola Piala Dunia 2010 antara Belanda dan Spanyol pada 11 Juli 2010 di stadion Soccer City di Soweto, pinggiran kota Johannesburg. Spanyol merebut Piala Dunia 2010 dengan mengalahkan Belanda di final, 1-0.

Penyelenggara dan tuan rumah

Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) merupakan organisasi yang menyelenggarakan ajang empat tahunan itu. FIFA kemudian bekerja sama dengan panitia penyelenggara Piala Dunia di suatu negara yang ditunjuk sebagai tuan rumah.

Sejak ajang itu digelar sudah 19 negara yang menjadi tuan rumah, lima negara di antaranya telah menjadi tuan rumah sebanyak dua kali, yakni Brasil, Italia, Perancis, Meksiko, dan Jerman. Adapun yang sekali menjadi tuan rumah yakni Uruguay, Swiss, Swedia, Chile, Inggris, Argentina, Spanyol, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Afrika Selatan, Rusia, dan Qatar. Selain itu, ada juga dua negara yang menjadi tuan rumah bersama yakni Jepang dan Korea Selatan pada Piala Dunia 2002 lalu.

Daftar tuan rumah Piala Dunia sejak 1930-2022

Tahun Tuan Rumah Putaran final Juara
1930 Uruguay 13-30 Juli 1930 Uruguay
1934 Italia 27 Mei -10 Juni 1934 Italia
1938 Perancis 4 Juni – 19 Juni 1938 Italia
1942 Dibatalkan
1946 Dibatalkan
1950 Brasil 24 Juni – 19 Juli 1950 Uruguay
1954 Swiss 16 – 4 Juli 1954 Jerman Barat
1958 Swedia 8 Juni – 29 Juni 1958  Brasil
1962 Chile 30 Mei – 17 Juni 1962  Brasil
1966 Inggris 11 – 30 Juli 1966 Inggris
1970 Meksiko 31 Mei – 21 Juni 1970 Brasil
1974 Jerman Barat 22 Juni – 7 Juli 1974 Jerman Barat
1978 Argentina 1 Juni – 25 Juni 1978 Argentina
1982 Spanyol 13 Juni – 11 Juli 1982  Italia
1986 Meksiko 31 Mei – 29 Juni 1986 Argentina
1990 Italia 8 Juni – 8 Juli 1990 Jerman Barat
1994 Amerika Serikat 17 Juni – 17 Juli 1994 Brasil
1998 Perancis 10 Juni – 12 Juli 1998 Perancis
2002 Jepang, Korea Selatan 31 Mei – 30 Juni 2002 Brasil
2006 Jerman 9 Juni – 9 Juli 2006 Italia
2010 Afrika Selatan 11 Juni–11 Juli 2010 Spanyol
2014 Brasil 12 Juni – 13 Juli 2014 Jerman
2018 Rusia 14 Juni – 15 Juli 2018  Perancis
2022  Qatar 20 November – 18 Desember 2022  (akan berlangsung)

Sumber: Litbang Kompas/ERI, disarikan dari FIFA

Pada awalnya, tuan rumah Piala Dunia diselenggarakan oleh negara-negara yang dipilih melalui kongres FIFA. Pemilihan lokasi tuan rumah itu ditentukan di benua Amerika atau Eropa, sebagai dua pusat kekuatan utama sepak bola dunia. Karena dua benua itu yang berjarak sangat jauh dan perjalanannya menghabiskan waktu tiga minggu dengan kapal laut beberapa peserta tidak bisa hadir karena beda benua.

Sejak 1958, untuk menghindari peserta batal berlaga di ajang tersebut, FIFA lantas menerapkan pola tuan rumah bergiliran antara Eropa dan Amerika. Pola itu tetap digunakan hingga Piala Dunia FIFA 1998. Penentuan tuan rumah diputuskan oleh semua anggota FIFA, namun setelah 1970-an, FIFA mengubah voting penentuan tuan rumah Piala Dunia dengan mempersempit pada Komite Eksekutif FIFA yang memiliki 22 suara. Tuan rumah piala dunia biasanya sudah ditentukan dalam kongres tahunan FIFA di Swiss pada 4 tahun sebelum putaran final digelar.

Di ajang Piala Dunia FIFA 2002, untuk pertama kalinya diselenggarakan di benua Asia. Korea Selatan dan Jepang ditunjuk sebagai tuan rumah bersama. Piala Dunia itu merupakan satu-satunya turnamen yang digelar oleh lebih dari satu negara. Delapan tahun berselang, giliran benua Afirika yang dipercaya FIFA sebagai penyelenggara dan menunjuk Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.

Di ajang penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 yang diselenggarakan di Swiss pada Desember 2010, Rusia terpilih oleh anggota ekskutif  FIFA sebagai tuan rumah ajang Piala Dunia 2018, sementara Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Rusia mengalahkan Inggris dengan mendulang 13 suara dari 22 anggota Komite Eksekutif FIFA.

Sementara Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 setelah negara itu memenangkan pemungutan suara dari 22 anggota eksekutif FIFA pada 2010.  Qatar mengalahkan pesaing lainnya yaitu Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Jepang, dan Australia yang mengajukan diri sebagai tuan rumah.

Usai penentuan tuan rumah 2018 dan 2022 itu, federasi sepak bola internasional mendulang hujan kritik setelah memilih Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Banyak media-media internasional menyoroti sistem pemungutan suara penentuan tuan rumah Piala Dunia penuh korup, Jumlah pemilik voting terlalu kecil, mudah dimanipulasi, dan terlalu rahasia, dan tidak dikontrol.

Setelah itu Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) berjanji akan lebih terbuka dalam menyelenggarakan Piala Dunia 2026. Penentuan tuan rumah di Piala Dunia 2026 diputuskan di kongres tahunan FIFA yang digelar di Moskow Rusia pada Juni 2018.

Dalam pemungutan suara di kongres FIFA itu, tiga negara Amerika Utara yakni Amerika Serikat, Kanada , dan Meksiko mendapat 134 suara, sementara Maroko hanya 65 suara. Berbeda dengan proses pemungutan suara pada pemilihan tuan rumah Piala Dunia sebelumnya, kali ini FIFA menanggalkan asas kerahasiaan dan membuka proses pemungutan untuk disimak publik.

Dengan hasil ini untuk pertama kalinya Piala Dunia kembali ke Amerika Utara sejak 1994. Amerika Serikat tercatat akan menggelar 60 dari 80 pertandingan, sementara Meksiko dan Kanada masing-masing akan mendapat 10 pertandingan. Pada Piala Dunia 2026 jumlah negara peserta yang ikut berlaga juga ditambah menjadi 48 tim. Jika Kanada akan merasakan status tuan rumah untuk pertamakali dalam sejarah, Meksiko sudah pernah menggelar Piala Dunia pada 1986, dan AS pada 1994.

Federasi sepak bola dunia atau FIFA kemudian pada Juni 2022 mengumumkan kota-kota yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 di tiga negara tersebut. Sebanyak 16 kota sudah ditunjuk oleh FIFA. Banyaknya kota yang akan menjadi tuan rumah lantaran pada Piala Dunia 2026 akan menggunakan format baru, yakni 48 tim atau negara.

Amerika Serikat mendapat jatah tuan rumah paling banyak. Lokasi yang ditunjuk ialah Atlanta, Boston, Dallas, Houston, Kansas City, Los Angeles, Miami, New York/New Jersey, Philadelphia, San Francisco, dan Seattle. Sedangkan pertandingan di Kanada akan berlangsung di kota Toronto dan Vancouver. Sementara laga di Meksiko dijadwalkan berjalan di Guadalajara, Mexico City, dan Monterrey.

Di ajang Piala Dunia 2030, FIFA sudah membuka pendaftraran sebagai tuan rumah sejak Juni 2022. Pemilihan tuan rumah akan diputuskan pada konggres FIFA ke-74 pada Tahun 2024. Beberapa negara disebut-sebut bakal mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 yakni Arab Saudi, Uruguay, Argentina, Paraguay, Inggris, Maroko, Yunani, China, Korea, Jepang, Indonesia, dan Australia.

AFP/LLUIS GENE

Jutaan warga Spanyol tumpah ruah ke jalanan menyambut tim Spanyol yang diarak keliling kota Madrid, Spanyol, Senin (12/7/2010). Spanyol merebut Piala Dunia 2010 dengan mengalahkan Belanda di final, 1-0.

Format Kompetisi

Dalam semua ajang turnamen sepakbola yang digelar di bawah naungan FIFA menganut tiga sistem format pertandingan. Pertama, sistem gugur yakni melibatkan seluruh peserta pada awal turnamen. Peserta yang kalah akan langsung keluar dari turnamen, sehingga dalam putaran berikutnya banyak peserta akan berkurang hingga di putaran akhir hanya ada satu pertemuan untuk menentukan sang juara.

Kedua, sistem kompetisi yakni mempertemukan setiap peserta dengan peserta lainnya secara lengkap. Contohnya dalam suatu turnamen dengan delapan peserta, setiap peserta akan bertemu/bertanding dengan ketujuh peserta lainnya.  Adapun Ketiga, sistem kombinasi yang merupakan gabungan kedua sistem itu. Umumnya didahului oleh format setengah kompetisi dan dilanjutkan dengan sistem gugur untuk menentukan juaranya.

Di ajang Piala Dunia, semua negara-negara anggota FIFA (hingga tahun 2022 tercatat 211 negara anggota FIFA) awalnya mengikuti babak kualifikasi.  Babak kualifikasi diadakan oleh setiap konfederasi masing-masing kawasan. Tahap Kualifikasi Piala Dunia itu akan menentukan 31 dari 32 tim nasional sepak bola yang akan berlaga di putaran final Piala Dunia FIFA 2022, di mana tuan rumah akan otomatis lolos ke putaran final.

Sementara juara Piala Dunia pada edisi sebelumnya tetap harus mengikuti babak kualifikasi yang digelar konfederasi dimana negara pemenang bernaung. Aturan itu diterapkan sejak Piala Dunia 2002 yang digelar di Korea dan Jepang. Sebelumnya sejak 1930 atau 70 tahun Piala Dunia digelar, juara bertahan otomatis lolos ke babak putaran final di edisi berikutnya. Perancis yang kampiun di Piala Dunia 1998 adalah negara terakhir yang merasakan indahnya masuk Piala Dunia tanpa babak kualifikasi.

Sejak Piala Dunia 2006 hingga 2022, alokasi slot bagi 32 negara yang lolos ke putaran final berdasarkan masing-masing konfederasi diputuskan oleh Komite Eksekutif FIFA. Putusan yang ditetapkan pada kongres tahunan di Swiss itu yakni konfederasi AFC (Asia) mendapat alokasi 4 atau 5 negara yang lolos putaran final, kemudian CAF (Afrika) sebanyak 5 negara, CONCACAF (Amerika Utara, Amerika Tengah dan Karibia) yakni 3 atau 4 negara, CONMEBOL (Amerika Selatan) 4 atau 5 negara, OFC (Oseania) sebanyak 0 atau 1 negara, UEFA (Eropa) sebanyak 13 negara dan 1 slot untuk tuan rumah.

Format pada babak kualifikasi tergantung pada masing-masing konfederasi yang biasanya mengacu pada dua sistem yakni sistem liga, dimana terdapat lebih dari dua tim dalam satu grup yang bertanding dalam sistem “round-robin” kandang-dan-tandang, dan sistem gugur, dimana dua tim akan bermain kandang tandang dalam dua kali pertandingan.

Jumlah Penonton dan Pertandingan di Putaran Final Piala Dunia

Edisi Tuan Rumah Tahun Total penonton Jumlah pertandingan

Rata-rata

penonton

1 Uruguay 1930 590.549 18 32.808
2 Italia 1934 363.000 17 21.353
3 Prancis 1938 375.700 18 20.872
4 Brasil 1950 1.045.246 22 47.511
5 Swiss 1954 768.607 26 29.562
6 Swedia 1958 819.810 35 23.423
7 Chili 1962 893.172 32 27.912
8 Inggris 1966 1.563.135 32 48.848
9 Meksiko 1970 1.603.975 32 50.124
10 Jerman Barat 1974 1.865.753 38 49.099
11 Argentina 1978 1.545.791 38 40.679
12 Spanyol 1982 2.109.723 52 40.572
13 Meksiko 1986 2.394.031 52 46.039
14 Italia 1990 2.516.215 52 48.389
15 Amerika Serikat 1994 3.587.538 52 68.991
16 Prancis 1998 2.785.100 64 43.517
17 Korea Selatan dan Jepang 2002 2.705.197 64 42.269
18 Jerman 2006 3.359.439 64 52.491
19 Afrika Selatan 2010 3.178.856 64 49.670
20 Brasil 2014 3.429.873 64 53.592
21 Rusia 2018 3.031.768 64 47.371
22 Qatar 2022  – 64  –

Sumber: Litbang Kompas/ERI, disarikan dari FIFA

Sebagai contoh sistem kualifikasi di konfederasi AFC misalnya, ke-46 negara anggota AFC memasuki kualifikasi Piala Dunia 2022 yang melibatkan empat babak. Peringkat Dunia FIFA pada April 2019 digunakan untuk menentukan negara mana yang akan bersaing di babak pertama.

Di babak pertama sebanyak 12 tim (peringkat 35-46) akan bermain dengan sistem kendang dan tandang. Selanjutnya keenam pemenang maju ke babak kedua. Kemudian di babak kedua sebanyak 40 tim (peringkat 1-34 dan enam pemenang putaran pertama) dibagi menjadi tujuh grup yang terdiri dari lima tim, yang masing-masing tim dalam satu grup memainkan pertandingan kandang dan tandang.

Tujuh pemenang grup dan lima runner-up grup terbaik selanjutnya maju ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia FIFA. Di babak ketiga, 12 tim yang akan lolos dari babak kedua akan dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari enam tim untuk memainkan pertandingan round-robin kandang dan tandang. Dua tim teratas dari setiap grup akan lolos ke Piala Dunia, dan tim yang berada di posisi ketiga akan maju ke babak keempat.

Pada babak keempat, dua tim yang berada di posisi ketiga dari babak ketiga akan bermain sistem kandang dan tandang dengan dua leg. Pemenang akan maju ke babak play-off antar konfederasi untuk menentukan satu tim yang lolos ke putaran final. Jika tim dari Asia yang menang di babap play off maka wakil Asia ada 5 negara, sementara jika kalah, wakil dari Asia hanya 4 negara di putaran final.

Di putaran final yang berlangsung di Qatar 2022, ke-32 tim yang lolos kemudian dibagi dalam 8 grup (Grup A -Grup H) yang masing-masing berisi 4 tim.  Keempat tim dalam satu grup akan memainkan tiga pertandingan untuk menentukan dua tim teratas yang lolos ke babak 16 besar.

Sejak memasuki babak 16 besar diberlakukan sistem gugur yang hanya memainkan 1 pertandingan untuk menentukan pemenang. Di babak 16 besar peringkat pertama bakal bertemu dengan peringkat kedua di grup yang berbeda. Tim yang keluar sebagai pemenang di 16 besar kemudian lolos ke babak 8 besar atau perempat final. Pada babak perempatfinal, semifinal hingga final kembali mengunakan sistem gugur untuk menentukan tim pemenang. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Buku
  • The World Cup: The Complete History, Crouch, Terry, Aurum Press Limited, London, 2006
  • 100+ Fakta Unik Piala Dunia, Ginanjar, Asep, Penerbit Serambi, Jakarta, 2010
  • World Cup 1930-2010, Aczel, German, Penerbit Tiga Kelana, Jakarta, 2010
Arsip Kompas
  • Kilas Balik: Piala Dunia 1930, Berawal dari Rue Saint Honore, KOMPAS, 03 April 2006 Halaman: 032
  • Kilas Balik: Italia 1990, Rusaknya Keindahan Sepak Bola, KOMPAS, 16 April 2006 Halaman: 010
  • Sejarah Memihak Raksasa * Brasil 2014, KOMPAS, 07 Juli 2014 Halaman: 30
  • Romansa ”Garuda” di Puncak Dunia, KOMPAS, 23 Juli 2019 Halaman: 20
  • Piala Dunia 2026: FIFA Tetapkan 16 Kota Penyelenggara, KOMPAS, 18 Juni 2022 Halaman: 14