Paparan Topik | Piala Eropa

Piala Eropa: Sejarah dan Perebutan Raja Sepak Bola Eropa

Piala Eropa telah berlangsung sejak 1968. Perjalanan kejuaraan sepak bola antarnegara Eropa di bawah Union of European Football Associations (UEFA) dipenuhi kisah menarik dan kejutan. Laga Piala Eropa layak menjadi ajang meraih gelar Raja Sepak Bola Eropa.

KOMPAS/MH SAMSUL HADI

Pengunjung yang berada di zona suporter di Warsawa, Polandia, membeludak hingga ke luar gerbang. Mereka sebagian besar fans Polandia yang akan menyaksikan duel Polandia melawan Ceko pada laga terakhir penyisihan Grup A Piala Eropa 2012, Sabtu (16/6/2012). Polandia kalah 0-1 dari Ceko dan tersingkir dari Piala Eropa 2012. Acara menonton bareng itu menjadi pesta terakhir mereka.

Fakta Singkat

Lahirnya Kejuaraan Sepak Bola Eropa
Lahirnya kejuaraan yang disebut dengan European Nations Cup oleh negara-negara yang tergabung di UEFA tidak lepas dari peran Henry Delaunay.

Nama Resmi
Kejuaraan sepak bola Eropa antarnegara UEFA tahun 1968 resmi menggunakan nama The European Championship

Trofi Henry Delaunay
The European Championship Cup diberi nama Trofi Henry Delaunay yang diperebutkan tiap empat tahun.

Piala Eropa 1980
Italia ditunjuk menjadi tuan rumah pertandingan antar-delapan terbaik yang terbagi atas dua grup sekaligus otomatis lolos ke final

Piala Eropa 1988
Setelah 32 tahun, Belanda berhasil mengalahkan Jerman Barat

Piala Eropa 2020

  • Turnamen diadakan di 11 kota yang terletak di 11 negara anggota UEFA
  • Semula dijadwalkan 12 Juni 2020 – 12 Juli 2020.
  • Turnamen ditunda akibat pandemi COVID-19 di Eropa dan dijadwal ulang menjadi 11 Juni – 11 Juli 2021
  • Meskipun diselenggarakan pada tahun 2021, turnamen ini tetap menggunakan nama “UEFA Euro 2020”

UEFA
Union of European Football Associations

Henry Delaunay, menjadi sosok di balik hadirnya Piala Eropa. Sekjen Pengurus Sepak Bola Perancis tersebut melihat perlu menyatukan beragam turnamen di Eropa dalam satu liga gabungan se-Eropa. Saat ini sudah ada Kejuaraan Inggris yang hadir sejak 1883, Piala Nordic yang dimulai tahun 1924, serta Kejuaraan Eropa Tengah di Austria sejak 1927.

Delaunay merupakan salah satu sosok berpengaruh dalam persepakbolaan dunia dan Eropa. Bersama Jules Rimet, Delaunay ikut mendirikan Fédération Internationale de Football Association (FIFA) yang pada akhirnya menggelar Piala Dunia 1930 di Uruguay.

Demi mewujudkan turnamen antarnegara Eropa, Delaunay melobi berbagai negara Eropa Barat maupun Eropa Timur sejak 1950-an. Pada 15 Juni 1954, Delaunay ditunjuk menjadi wakil Perancis saat pembentukan asosiasi sepak bola nasional Eropa atau Union of European Football Associations (UEFA) yang juga digagas negara Belgia dan Italia. Sayangnya, Delaunay tutup usia sebelum kejuaraan sepak bola Eropa atau European Nations Cup yang pertama dilaksanakan tahun 1968.

Sebagai penghargaan atas perannya, trofi yang diperebutkan dalam Piala Eropa atau The European Championship Cup diberi nama Trofi Henry Delaunay. Trofi ini selanjutnya diperebutkan tiap empat tahun.

Laga perdana babak penyisihan kejuaran sepak bola Eropa atau European Nations Cup yang pertama digelar pada 28 September 1958 di Stadion Tsentralni Lenin, Moskwa, Uni Soviet. Pertandingan penyisihan pertama antara Uni Soviet melawan Hungaria. Babak penyisihan hingga perempat final menggunakan sistem gugur dua leg. Sementara itu, putaran final (semifinal dan final) dipusatkan di Perancis.

Namun, beberapa negara seperti Italia, Jerman Barat, maupun Inggris belum ikut serta. Dari 33 negara yang diundang, hanya 17 negara yang ikut serta di European National Cup tahun 1960. Saat turnamen dimulai di Perancis, jumlah rata-rata penonton di stadion hanya sekitar 10.000 orang. Final Uni Soviet – Yugoslavia di Stadion Parc des Princes di Paris, ditonton sekitar 17.000 orang. Kala itu, Uni Soviet mengalahkan Yugoslavia 2-1, melalui perpanjangan waktu. Kiper Uni Soviet, Lev Yashin menjadi bintang Piala Eropa 1960.

Partisipasi negara-negara di Eropa meningkat di perhelatan European National Cup kedua tahun 1964. Dari 33 negara yang diundang, ada 29 negara yang berpartisipasi. Spanyol ditunjuk sebagai tuan rumah untuk pertandingan semifinal dan final. Babak penyisihan diselenggarakan dengan sistem kandang dan tandang, sampai babak perempat final. Partai final antara Spanyol dan Uni Soviet, di Stadion Chamatin, Madrid, mencatat rekor jumlah penonton, 120.000 orang. Spanyol menang dengan skor 2-1 atas Spanyol.

KOMPAS/MH SAMSUL HADI

Sehari menjelang kick off Piala Eropa 2012, Kamis (7/6/2012), fan zone di kompleks Palace of Culture and Science, Warsawa, Polandia, sudah menghadirkan pesta berupa pertunjukan musik. Lebih dari 10.000 warga tumpah ruah di tempat tersebut.

Resmi sejak 1968

Kejuaraan sepak bola Eropa yang ketiga, pada tahun 1968, resmi disebut The European Championship, yang sebelumnya disebut European Nations Cup. Turnamen 1968 memakai sistem babak penyisihan grup (delapan grup) menggantikan sistem gugur di turmanen sebelumnya. Perubahan juga dilakukan pada putaran kualifikasi dengan memberlakukan format grup. Sementara, format empat besar dengan satu negara tuan rumah tetap dipakai. Tuan rumah baru dipilih setelah peserta empat besar diketahui.

Italia menjadi tuan rumah penyelenggaraan putaran final. Tiga stadion dipilih untuk mementaskan semifinal, perebutan tempat ketiga, serta final, yaitu Comunale di Florence, San Paolo di Napoli, dan Olimpico di Roma.

Selain diikuti 31 negara, untuk pertama kalinya juara dan finalis Piala Dunia 1966, Inggris dan Jerman Barat (Jerbar), ikut serta. Juara ketiga Piala Dunia 1966, yakni Portugal, Uni Soviet, Spanyol, Italia, Perancis, dan Belanda pun turut serta.

Sayangnya, Jerman Barat dan Belanda gagal di penyisihan grup. Sedangkan, Italia-Uni Soviet dan Yugoslavia-Inggris lolos ke babak final. Final Italia-Yugoslavia dilakukan dua kali, karena yang pertama berakhir dengan skor 1-1. Dalam final ulangan, dua hari setelah final pertama Italia menang 2-0.

Ketertarikan negara Eropa untuk turut serta di The European Championship bertambah pada perhelatan tahun 1972. Kejuaraan sepak bola Piala Eropa tahun 1972 diikuti 32 negara. Babak penyisihan dibagi menjadi delapan grup, masing-masing diisi empat negara. Belgia ditunjuk sebagai tuan rumah untuk partai semifinal dan final. Namun, Jerman Barat menjadi juara mengalahkan Uni Soviet dengan skor 3-0.

AFP/FRANCK FIFE

Penjaga gawang Bulgaria, Daniel Naumov memblok bola tendangan pemain Perancis pada pertandingan persahabatan sebagai pemanasan menjelang turnamen Piala Eropa 2020 di Stade De France, Saint-Denis, Paris, Rabu (9/6/2021) dini hari WIB.

Jerman-Belanda

Pertemuan di final antara Jerman Barat dan Belanda sempat diprediksi kembali terjadi pada Piala Eropa 1976, seperti yang terjadi di final Piala Dunia 1974. Jerman Barat adalah juara dunia 1974, juara Eropa 1972, dan para Bayern Muenchen yang merupakan inti tim nasional, menjuarai Piala Champions tiga kali berturut-turut (1974/1975/1976). Sedangkan Belanda dengan total football-nya, berada di posisi kedua Piala Dunia 1974, dan Ajax (inti tim nasional) meraih tiga kali juara Piala Champions (1971/1972/1973).

Keduanya masuk semi final, Belanda menghadapi Cekoslovakia dan Jerman Barat melawan Yugoslavia. Belanda lumpuh setelah dua pemainnya mendapat kartu merah sehingga harus menerima kekalahan 1-3 dari Cekoslovakia dalam perpanjangan waktu. Jerman Barat pun bernasib sial. Meski mengalahkan Yugoslavia 4-3 melalui perpanjangan waktu, Jerbar dikandaskan Cekoslovakia melalui adu pinalti 3-5 setelah skor bertahan 2-2 hingga akhir masa perpanjang waktu.

Piala Eropa 1980 ditandai dengan perubahan sistem penyelenggaraan. Selain sistem tuan rumah lolos otomatis, jumlah tim yang berlaga di putaran final juga berubah dari empat menjadi delapan tim. Kedelapan tim tersebut dibagi ke dalam empat grup, yang masing-masing pemuncak klasemen akan langsung memainkan pertandingan final. Perubahan sistem penyelenggaraan membuat tim Italia berhak langsung lolos ke putaran final, tanpa harus melalui babak kualifikasi setelah ditunjuk menjadi tuan rumah. Grup I terdiri atas Jerman Barat, Cekoslovakia, Belanda, dan Yunani. Sementara Grup II adalah Belgia, Italia, Inggris, dan Spanyol.

Namun, meski berlaga di hadapan pendukungnya sendiri, Italia hanya mampu mencapai semifinal setelah kalah adu penalti dari juara bertahan, Cekoslovakia, pada babak perebutan juara ketiga. Sementara itu, Jerman Barat berhasil balas dendam final Piala Eropa 1976 setelah melawan Cekoslovakia pada putaran final. Jerman Barat menang 1-0 atas Cekoslovakia.

Pada laga berikutnya, publik disajikan pertarungan Jerman dengan Belanda. Jerman berhasil mengalahkan Belanda 3-2 di Stadion San Paolo, 14 Juni 1980. Sekitar 50.000 penonton menyaksikan kedua tim memeragakan sepak bola menyerang. Jerman Barat kemudian lolos ke final di posisi pertama Grup I meski hanya bermain imbang tanpa gol melawan Yunani.

Belgia secara mengejutkan tampil sebagai juara di grup II. Sayangnya, Belgia tetap harus tunduk atas keperkasaan Jerman Barat pada partai final di Stadion Olimpico, 22 Juni 1980. Jerman Barat akhirnya menjadi juara di final setelah menundukkan Belgia 2-1 di final.

Keperkasaan Jerman Barat meredup di Piala Eropa 1984. Pada Piala Eropa 1984 di Perancis, terjadi revolusi taktik dengan lahirnya pola 3-5-2 yang diterapkan Perancis. Gagasan 3-5-2 bertujuan “menumpuk” dan menguasai lini tengah dengan lima gelandang. Caranya, dengan menarik satu atau dua bek menjadi lebih aktif membantu gelandang dan juga ikut menyerang. Perancis menjadi juara dengan mengalahkan Spanyol 2-1. Kemenangan itu juga dibaregi dengan penobatan Platini sebagai pemain terbaik dunia saat itu.

AFP/THILO SCHMUELGEN/POOL

Penonton yang menyaksikan laga persahabatan jelang Piala Eropa 2020 antara Jerman melawan Latvia di Merkur Spiel Arena, Jerman, Selasa (8/6/2021) dini hari WIB.

Milik Belanda

Jerman Barat terpilih sebagai tuan rumah Piala Eropa 1988. Delapan stadion dipilih untuk menggelar turnamen, yaitu Olympiastadion di Munich, Parkstadion di Gelsenkirchen, Volksparkstadion di Hamburg, Waldstadion di Frankfurt, Rheinstadion di Dusseldorf, Neckarstadion di Stuttgart, dan Mungersdorfer di Koln.

Namun, Piala Eropa 1988 di Jerman Barat menjadi milik Belanda. Belanda berhasil menyisihkan mental block para pemainnya yang selalu dikalahkan Jerman Barat selama 32 tahun. Belanda menang dengan skor 2-1 dalam perpanjangan waktu. Dalam final melawan Uni Soviet di Muenchen, Belanda memainkan taktik total football. Soviet menjadi bulan-bulanan tanpa perlawanan berarti.

Piala Eropa 1992 berlangsung di Swedia. Ditunjuknya Swedia sebagai tuan rumah Euro 1992 membuat tim nasional Swedia turut berkompetisi dalam kejuaraan ini untuk pertama kalinya. Perhelatan Piala Eropa 1992 juga diwarnai reunifikasi tim Jerman, terbentuknya tim pengganti tim Rusia yakni CIS (Perserikatan Negara-negara Merdeka), serta didepaknya Yugoslavia dari asosiasi sepak bola nasional Eropa (UEFA). Yugoslavia yang dalam babak penyisihan Grup 4 menjadi juara, digantikan Denmark yang uniknya justru menjadi juara di Piala Eropa 1992 itu. Denmark maju ke final setelah mengalahkan Belanda, juara bertahan dan favorit juara. Di final, secara mengejutkan Denmark mengalahkan Jerman dengan skor akhir 2-0.

KOMPAS/MH SAMSUL HADI

Pejalan kaki melintas di samping Stasiun Pusat Warsawa (Warszawa Centralna) yang berhias dengan atribut hajatan akbar Piala Eropa 2012, Selasa (5/6/2012). Ajang ini mulai digelar pada Jumat (8/6/2012) dengan laga pembuka tuan rumah Polandia versus Yunani di Stadion Nasional Warsawa, Polandia.

Pulang kampung

Tahun 1996, giliran Inggris menjadi tuan rumah. Negara yang mengklaim diri sebagai induknya sepak bola ini bahkan jauh-jauh hari meneriakkan slogan “football comes home”. Bukan apa-apa, sejak menjuarai Piala Dunia 1966, sepak bola Inggris tak pernah lagi menang di turnamen-turnamen akbar

Sayangnya, ambisi Inggris menyejajarkan diri dengan Jerman, Belanda, dan Italia tak terwujud. Inggris harus menyerah 5-6 dari Jerman lewat adu pinalti di partai final. Jerman menjuarai Piala Eropa untuk ketiga kalinya.

Malaikat kecil

Istilah “malaikat kecil” muncul di perhelatan Piala Eropa tahun 2000 yang digelar di dua negara yakni Belgia dan Belanda. Pelatih Belanda Frank Rijkaard pertama kali menyebutkan istilah “malaikat kecil”. Menurutnya, gawang Belanda diselamatkan malaikat kecil yang duduk di garis melintang batas akhir gawang tim Belanda. Malaikat kecil inilah yang menyebabkan gagalnya dua tembakan Ceko ketika berhadapan dengan Belanda di Stadion Arena, Amsterdam. Sehingga, Belanda menang 1-0 atas Ceko di partai pembukaan Grup D.

Namun, Italia melaju ke final tanpa bantuan malaikat kecil. Lawannya adalah juara dunia Perancis, yang sudah dibantu malaikat kecil di perempat final melawan Spanyol akibat kegagalan penalti Raul. Perancis juga ditolong malaikat kecil di semifinal ketika Zidane menjebol gawang Baia melalui penalti kontroversial.

Pada babak final saat beberapa detik lagi pertandingan usai, gawang Italia pun kebobolan. Skor Perancis melawan Italia menjadi seri 1-1. Perancis akhirnya menang 2-1 dalam perpanjangan waktu dan menjadi juara Piala Eropa tahun 2000.

KOMPAS/MH SAMSUL HADI

Para kameramen televisi merekam latihan resmi timnas Polandia menjelang laga pembuka Piala Eropa 2012 melawan Yunani di Stadion Nasional, Warsawa, Polandia, Kamis (7/6/2012).

Penuh kejutan

Piala Eropa 2004 selayaknya dikenang sebagai kejuaraan penuh kejutan. Portugal menjadi tuan rumah kejuaraan sepak bola antar negar Eropa (UEFA) ke-12 ini. Sehingga, Portugal memang diprediksi tampil di laga puncak karena berstatus sebagai tuan rumah, tidak demikian dengan Yunani. Yunani merupakan tim yang sebelumnya tidak pernah menang di turnamen besar yang pernah mereka ikuti baik Piala Eropa 1980 dan Piala Dunia 1994.

Namun, tim Yunani tampil dengan kekompakan luar biasa dengan disiplin yang kuat di lini pertahanan pada Piala Eropa 2002. Yunani mengandalkan serangan balik dan terbukti sejumlah tim pun berhasil mereka kalahkan.

Akhirnya, tuan rumah, Portugal yang tampil di final gagal menjadi juara. Sedangkan, tim Yunani, yang sebelumnya diremehkan, menjadi raja sepak bola Eropa tahun 2004. Negeri para dewa ini berhasil menundukkan tuan rumah Portugal dengan skor 1-0. Sementara Jerman, Italia, dan Spanyol menjadi korban babak penyisihan grup.

Namun, final Piala Eropa 2008 di Stadion Ernst Happel, Vienna, Austria, antara tim Jerman dan Spanyol menjadi final impian. Sejarah, tradisi, dan pengalaman bertanding pada partai puncak menjadi milik Jerman. Namun, penampilan meyakinkan selama Piala Eropa 2008 membuat Spanyol memiliki modal dan keyakinan tinggi untuk menang.

Bagi Spanyol, lolos ke final Piala Eropa 2008 menjadi final pertama sejak turnamen yang sama di Paris, Perancis, pada tahun 1984. Julukan “tim raksasa yang selalu sial” berhasil diruntuhkannya dengan gelar juara Piala Eropa 2008 setelah menundukkan Jerman 1-0.

Gelar Juara Eropa 2012 menegaskan dominasi Spanyol di dunia sepak bola. Betapa tidak, setelah merebut Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010, trofi Piala Eropa 2012 adalah hattrick yang diciptakan Spanyol.

Piala Eropa 2012 adalah Piala Eropa ketiga yang direbut Spanyol dan menyamai rekor Jerman. Rekor itu juga dilengkapi dengan fakta Spanyol merebut Piala Eropa dua kali berturut-turut dan menjadi pemenang final dengan skor terbesar. Hattrick ini terwujud setelah Spanyol mengalahkan Italia dengan skor 4-0 pada partai final Piala Eropa 2012 di Stadion Olimpiade, Kiev, Ukraina.

AFP/GETTY IMAGES/DAVID CANNON

Pemain Belanda Marco van Basten merayakan gol pertama ke gawang Inggris pada Piala Eropa 1988 di Dusseldorf, Jerman, 15 Juni 1988. Pada laga itu, Belanda menang dengan skor 3-1.

Rekor adu penalti

Ada hal menarik pada Piala Eropa 2016. Adu penalti antara Jerman-Italia pada partai perempat final Piala Eropa 2016 di Stade de Bordeaux, Perancis, memecahkan rekor.

Pada laga itu Jerman menang adu penalti dengan skor 6-5 atas Italia. Sebanyak 18 tendangan di adu penalti memecahkan rekor sebelumnya, yakni 17 tendangan di perebutan posisi ketiga Piala Eropa 1980. Saat itu, tuan rumah Italia kalah dalam adu penalti dari Cekoslowakia dengan skor akhir 8-9. Kekalahan Italia terjadi karena bek tengah Fulvio Collovati, gagal mengeksekusi penalti.

Menurut laman asosiasi sepak bola nasional Eropa atau Union of European Football Associations (UEFA), skor adu penalti 8-9 itu masih yang terbesar di Piala Eropa hingga 2012. Namun, jumlah tendangan penalti yang mencapai 18 kali pada laga Jerman melawan Italia di Piala Eropa 2016 akhirnya memecahkan rekor pertarungan Italia melawan Cekoslovakia yang bertahan 36 tahun.

Partai final di di Stade de France, Saint-Denis, Perancis, mempertemukan Portugal dengan tuan rumah Perancis. Portugal akhirnya berhasil membawa pulang Piala Eropa 2016 setelah mencetak satu-satunya gol ke gawang Perancis pada menit ke-109. (LITBANG KOMPAS)

Baca juga: Resep Kualitas Turnamen Piala Eropa

AFP/JOE KLAMAR

Tim Jerman melambaikan tangan kepada pendukungnya setelah memastikan kemenangan dan lolos dari penyisihan Grup B Piala Eropa 2008 di Stadion Ernst Happel, Austria, Senin (16/6/2008).

Referensi

Arsip Kompas
  • Sejarah Piala Eropa. Persaingan Jerman-Belanda, Perancis 1984, Dan Tentang Juara Baru Tahun 1996 Ini. Kompas, 10 Juni 1996, hal. 18
  • Piala Simbol Juara *Euro 2000. Kompas, 23 Juni 2000, hal. 43
  • Sejarah Piala Eropa *Euro 2004. Kompas, 7 Juni 2004, hal. 44
  • Sang Juara Bertahan dan Favorit Utama. Kompas, 25 Mei 2004, hal. 24
  • Sejarah untuk Yunani * Euro 2004. Kompas, 20 Juni 2004, hal. 38
  • Arogansi Si Jenderal Kecil * Euro 2004. Kompas, 30 Juni 2004, hal. 33
  • Sejarah Berulang dan Sejarah Baru *Euro 2004. Kompas, 3 Juli 2004, hal. 1
  • Himne untuk Kebebasan *Euro 2004. Kompas, 04 Juli 2004, hal. 37
  • Yunani Sudah Memulai Pesta Besar Olahraganya. Kompas, 6 Juli 2004, hal. 1
  • “Matador” Versus “Panser” * Spanyol Lolos ke Final, Pertama dalam 24 Tahun. KOMPAS, 28 Juni 2008, hal. 29­­
  • Final Euro 2008: Kekompakan Bawa Spanyol Jadi Juara. Kompas, 1 Juli 2008, hal. 1
  • “Hattrick” Spanyol * Piala Eropa 2012. Kompas(Extra), 2 Juli 2012, hal. 2
  • Bonjour: Penalti 6-5 Kalahkan 9-8 * Liputan Perancis 2016. Kompas, 4 Juli 2016, hal. 30
  • Piala Eropa 2016: Kolektivitas Tim Dorong Portugal Menjadi Juara * Perancis 2016. Kompas, 12 Juli 2016, hal. 1
Buku
  • Sepak Bola Piala Eropa 1996. Jakarta: Kompas
  • Paparan sepakbola Euro 2000. Jakarta: Kompas
  • Panduan Euro 2004. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Penulis: Rendra Sanjaya
Editor: Susanti Agustina