Hari Senin, (2/8/2021) merupakan hari bahagia dan bersejarah bagi dunia olahraga Indonesia setelah pasangan ganda putri bulu tangkis Greysia Polii/Apriyani Rahayu merebut medali emas di Olimpiade Tokyo 2021 setelah mengalahkan pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, 21-19 dan 21-15 di Musashino Forest Sport Plaza, Chōfu, Tokyo, Jepang.
Keberhasilan ini cukup luar biasa, karena selain emas pertama bagi kontingen Indonesia juga karena nomor ganda putri termasuk yang jarang mencapai puncak prestasi di kejuaraan-kejuaran bergengsi.
Tercatat ganda putri Indonesia baru dua kali merebut gelar juara di All England, yaitu dari Minarni Sudaryanto/Retno Koestijah tahun 1968 dan Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna tahun 1979. Di ajang Piala Uber, yang merupakan kejuaraan dunia beregu putri yang diadakan setiap tiga tahun sekali sejak 1957, Indonesia juga baru tiga kali merebut gelar juara.
Galery Foto: Pebulu Tangkis Legendaris Indonesia
Tim Putri kita pertama menerima Piala Uber tahun 1975 saat menjadi tuan rumah di Jakarta. Dua ganda putri Indonesia, yakni Imelda Wiguna/Theresia Widiastuti dan Minarni/Regina Masli di final berhasil memenangkan pertandingan dengan membungkam tim dari Jepang yang sebelumnya tiga kali juara berturut-turut.
Sejak itu selama 19 tahun tim bulu tangkis putri Indonesia tak pernah juara lagi, Baru pada tahun 1994 dan 1996 kembali merebut Piala Uber. Semua itu tidak bisa lepas dari kegigihan pemain seperti, Susi Susanti di tunggal putri dan ganda putri Lili Tampi/Finarsih.
Galery Foto: Kenangan Indah Atlet Olimpiade indonesia
Setelah masa itu prestasi ganda putri bulu tangkis Indonesia kembali seperti paceklik di ajang bergengsi. Semoga kemenangan Greysia/Apriyani menjadi momentum kejayaan bulu tangkis ganda putri Indonesia. Berikut pasangan tangguh ganda putri bulu tangkis Indonesia pada era 1960 sampai akhir 1990-an.
Simak Video: Olimpiade Pertama Sekaligus Termanis untuk Apriyani Rahayu
KOMPAS/Kartono Ryadi
Ganda putri bulu tangkis Indonesia, Minarni Soedaryanto/Retno Kustiyah yang merupakan juara All England 1968.
KOMPAS/Kartono Ryadi
Pasangan ganda putri Imelda Wiguna/Theresia Widiastuti sedang bertanding untuk seleksi Piala Uber 1975 di Istora Senayan.
KOMPAS/Kartono Ryadi
Pasangan Minarni/Regina Masli dalam pertandingan seleksi menuju turnamen Piala Uber 1975 di Istora Senayan.
KOMPAS/Valens Doy
Regina Masli (menghadap lensa) dan Minarni bergembira setelah meraih kemenangan atas juara All England Takenaka (kanan) dan Aizawa pada kejuaraan Piala Uber 1975 .
KOMPAS/Kartono Ryadi
Dengan bangga Ny. Minarni Sudaryanto, seorang isteri dan ibu dari tiga anak menerima Piala Uber 1975 dari tangan Presiden IBF Stuart Wyatt.
KOMPAS/Kartono Ryadi
Ganda putri Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna dalam sebuah pertandingan. Pasangan tangguh ini merupakan juara Asian Games 1978 di Bangkok dan All England 1979.
KOMPAS/Kartono Ryadi
Ferawaty Fadjrin dan Imelda Wiguna
KOMPAS/Julian Sihombing
Lili Tampi mengembalikan bola sementara pasangannya, Finarsih, berjaga di belakang, dalam pertandingan bulu tangkis putaran final Piala Uber (14/51994) di Istora Senayan. Pasangan putri terbaik ini mengalahkan pasangan Swedia, Maria Bengstton dan Karolina Ericsson, 18-14, 15-4.
KOMPAS/Eddy Hasby
Pasangan bulutangkis ganda putri Indonesia, Finarsih (kiri) dan Lili Tampi (kanan), saat melawan pasangan kuat Denmark, Helene Kirkegaard/Rikke Olson, di Invitasi Bulu Tangkis Piala Dunia Indosiar di Istora Senayan Jakarta (14/9/1995).
Foto lainnya dapat diakses melalui http://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.