Lembaga

PT Kereta Api Indonesia

Kereta api merupakan moda transportasi massal yang sudah beroperasi sejak pendudukan Belanda di tanah air. Status badan hukum, jumlah gerbong, dan layanan terus mengalami perubahan dan perkembangan. Hingga kini, kereta api masih menjadi primadona penggunanya sebagai alat transportasi antarkota, provinsi, dan komuter antar wilayah regional.

Fakta Singkat

Dibentuk
28 September 1945 (DKARI)

Direktur Utama PT KAI
Didiek Hartantyo (8 Mei 2020 – saat ini)

Badan Hukum PT KAI
• Jawatan Kereta Api (DKA) (1950-1963)
• Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) (1963-1971)
• Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) (1971-1991)
• Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) (1991-1998)
• PT Kereta Api Indonesia (Persero) (1998-sekarang)

Jenis Kereta
• Berdasarkan tarif: (eksekutif, ekonomi)
• Berdasarkan rute: jarak jauh antarprovinsi, KA Bandara, KA Wisata, KRL, MRT, LRT

Anak perusahaan:
• KAI Services (2003)
• KAI Bandara (2006)
• KAI Commuter (2008)
• KAI Wisata (2009)
• KAI Logistik (2009)
• KAI Properti (2009)
• PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015)

Transportasi Primadona

PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang selanjutnya disingkat sebagai KAI merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia.

Seiring dengan dinamika dunia usaha dan berkembangnya tuntutan pasar, saat ini KAI juga menyelenggarakan kegiatan usaha penunjang lainnya dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Diantaranya adalah pengelolaan terkait dengan jasa kereta api, pariwisata berbasis kereta api, restoran di kereta api atau di stasiun, termasuk jasa katering dan distribusi logistik.

Sebagai moda komuter, kereta api menjadi salah satu primadona bagi pekerja kantor antarwilayah dalam satu regional. Selain karena tarif tiket relatif terjangkau bagi para komuter, ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan menjadi tolok ukur para penumpang.

Sementara sebagai moda transportasi antarprovinsi, kereta api menjadi salah satu moda andalan penggunanya karena relatif tepat waktu baik jam keberangkatan maupun kedatangan di stasiun tujuan. Kemudahan pemesanan dan pembelian tiket perjalanan antarkota atau antarprovinsi secara daring merupakan salah satu keunggulan moda ini.

Hingga kini ketepatan waktu dan keberangkatan kereta api semakin presisi. Hal ini seiring dengan penambahan ruas rel kereta api atau rel ganda untuk menghindari antrean kereta selama dalam perjalanan maupun menjelang tiba di stasiun tujuan.

PT KAI secara bertahap mengubah jenis bahan bakar kereta api dari kereta api bermesin tenaga diesel menjadi kereta api tenaga listrik. Perubahan ini terutama untuk moda kereta komuter. Baru-baru ini pemerintah meluncurkan KRL tujuan Yogyakarta-Solo (PP) yang sebelumnya dikenal dengan kereta api Prameks bertenaga diesel menjadi tenaga listrik.

PT KAI didirikan berdasarkan akta tanggal 1 Juni 1999 No. 2 yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H.,Sp.N., Notaris di Jakarta, yang kemudian diperbaiki kembali dengan akta tanggal 13 September 1999 No. 14. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan tanggal 1 Oktober 1999 No. C-17171 HT.01.01. TH.99 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Januari 2000 No. 4 Tambahan No. 240/2000.

Sejarah

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Jalur Rel Ganda – Kereta penumpang melintas di jalur rel ganda di Desa Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (5/1/2016). Keberadaan jalur rel ganda membuat waktu tempuh antardaerah menggunakan kereta dapat dipersingkat.

Pada era pemerintahan Hindia Belanda tanggal 17 Juni 1864 dilakukan pembangunan pertama kali jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) pada saat kepemimpinan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele. Tahap selanjutnya, pada 8 April 1875 pemerintah Hindia Belanda melakukan pembangunan jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) dengan rute pertamanya yaitu Surabaya-Pasuruan-Malang.

Pembangunan jalur kereta api tersebut dilakukan oleh perusahaan swasta Naamlooza Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM). Kesuksesan NISM yang bekerja sama dengan SS menjadi ketertarikan para investor swata melakukan pembangunan jalur kereta api yakni seperti, Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad. SM), dan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Perkembangan pembangunan jalur kereta api diperluas di beberapa daerah Indonesia. Proses pembangunan jalur kereta api dilakukan di Aceh pada 1876, Sumatera Utara pada 1889, Sumatera Barat pada 1891, Sumatera Selatan pada 1914, dan Sulawesi pada 1922. Panjang jalur kereta dan trem di Indonesia hingga akhir 1928 dengan  total rel mencapai 7.464 km.

Pada era pemerintahan Jepang  badan usaha yang mengelola kereta api berubah menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Saat itu operasional kereta api hanya sebagai kepentingan perang saja. Kemudian pada masa ini juga dilakukan pembangunan jalur kereta api Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk kepentingan perang yaitu sebagai transportasi mengangkut batu bara sebagai bahan bakar mesin-mesin perang.

Setelah beberapa hari kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengambil alih Kantor Pusat Kereta Api di Bandung serta stasiun kereta api yang saat itu dikuasai pemerintah Jepang.

Pengambilalihan tersebut terjadi pada 28 September 1945 yang juga diperingati sebagai Hari Kereta Api Nasional. Saat itu pula pemerintah mendirikan Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).

Pada 1950 DKARI digabungkan dengan SS/VS dengan nama Djawatan Kereta Api (DKA). Kemudian berganti nama menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada 25 Mei 1950. Pada saat itu pemerintah memperkenalkan lambang Wahana Daya Pertiwi sebagai cerminan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa dan tanah air.

Pada tanggal 25 Mei 1963, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1963 untuk membentuk Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Selanjutnya, pada 15 September 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 1971, PNKA diubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Dengan status sebagai Perusahaan Negara dan Perusahaan Jawatan, saat itu Perusahaan beroperasi melayani masyarakat dengan dana subsidi dari Pemerintah.

Pengelolaan perkeretaapian kembali memulai babak baru ketika PJKA berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 1990. Pada tanggal 31 Juli 1995, Perumka meluncurkan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dengan merek Kereta Api Argo Bromo JS-950 dan dikembangkan menjadi Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek yang dioperasikan sejak tanggal 24 September 1997. Pengoperasian KA Argo Bromo Anggrek mengawali pengembangan KA merek Argo lainnya, seperti KA Argo Lawu, KA Argo Mulia, dan KA Argo Parahyangan.

Untuk mendorong Perumka menjadi perusahaan bisnis jasa, pada tanggal 3 Februari 1998 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Dengan status barunya, Perusahaan beroperasi sebagai lembaga bisnis yang berorientasi laba. Untuk tetap menjalankan sebagian misinya sebagai organisasi pelayanan publik, Pemerintah menyediakan dana Public Service Obligation (PSO).

Berdasarkan surat persetujuan Menteri Hukum dan bHAM RI No. AHU-AH.01-16788 tanggal 5 Oktober2009, Direksi PT Kereta Api (Persero)mengeluarkan Instruksi Direksi No. 16/OT.203/KA-2010 mengenai perubahan nama PT Kereta Api (Persero) menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terhitung tanggal 11 Mei 2010.

Pada bulan November 2017, KAI telah memasuki fase baru dalam mencari alternatif pembiayaan untuk ekspansi bisnisnya dengan menerbitkan obligasi untuk pertama kalinya sejak KAI didirikan pada tahun 1946.

Penerbitan Obligasi I Kereta Api Indonesia tahun 2017 mendapat sambutan besar dari masyarakat dan investor. Keberhasilan tersebut menjadi pendorong bagi KAI untuk bekerja lebih keras lagi untuk memenuhi harapan masyarakat terhadap kinerja dan kualitas layanan perusahaan.

Dalam perjalanannya pada 1 Agustus 2018 PT KAI untuk pertama kalinya berhasil menjalankan sistem transportasi kereta ringan atau light rail transit (LRT) di Indonesia yang secara komersial dioperasikan di Palembang, Sumatera Selatan yang memiliki jalur sepanjang 23,4 km dengan melewati 13 stasiun.

Sampai saat ini PT KAI telah memiliki anak perusahaan yakni, KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), serta PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).

Perusahaan Kereta Api di Indonesia dari Masa ke Masa

  • Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) (1864)
  • Staatssporwegen (SS) (1864)
  • Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) (1864)
  • Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) (1864)
  • Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad. SM) (1864)
  • Malang Stoomtram Maatschappij (MS) (1864)
  • Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM) (1864)
  • Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM) (1864)
  • Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM) (1864)
  • Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM) (1864)
  • Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS) (1864)
  • Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) (1864)
  • Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) (1864-1942)
  • Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api) (1942-1945)
  • Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI) (1945-1950)
  • Djawatan Kereta Api (DKA) (1950-1963)
  • Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) (1963-1971)
  • Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) (1971-1991)
  • Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) (1991-1998)
  • PT Kereta Api Indonesia (Persero) (1998-sekarang)

Visi dan Misi

Visi

“Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia”

Misi

  1. Menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital, serta berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
  2. Mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.
  3. Memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan melaksanakan pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi

Organisasi

  • Direktur Utama
  • Direktur Niaga
  • Direktur Operasi
  • Direktur Pengelolaan Prasarana
  • Direktur Pengelolaan Sarana
  • Direktur Keselamatan dan Keamanan
  • Direktur SDM dan Umum
  • Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha
  • Direktur Keuangan

Rute Kereta Api Penumpang

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Foto udara perawatan rutin lokomotif di Depo Lokomotif Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (29/4/2021). Perawatan rutin harian, mingguan dan bulanan hingga enam bulanan ini dilakukan agar lokomotif siap digunakan untuk menarik rangkaian kereta penumpang maupun kereta barang. Minimal dalam sehari lima buah lokomotif menjalani perawatan di depo terbesar di Indonesia ini. Depo lokomotif ini merupakan bagian dari proyek pembangunan jalur dwi ganda Manggarai-Cikarang. Depo ini sudah beroperasi pada Januari 2021. Karena adanya larangan mudik, calon penumpang kereta jarak jauh dari wilayah PT KAI Daop 1 Jakarta tidak bisa memesan tiket untuk perjalanan tgl 6-17 Mei. Calon penumpang masih bisa memesan untuk sampai tanggal 5 Mei, kemudian 18 Mei ke atas.

KA Eksekutif

  1. Argo Bromo Anggrek (Suraya Pasar Turi-Gambir)
  2. Argo Muria (Semarang Tawang-Gambir)
  3. Argo Sindoro (Semarang Tawang-Gambir)
  4. Agro Lawu (Solo Balapan-Gambir)
  5. Argo Dwipangga (Solo Balapan-Gambir)
  6. Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng)
  7. Argo Cheribon (Gambir-Cirebon)
  8. Argo Parahyangan (Bandung-Gambir)
  9. Sembrani (Surabaya Pasar Turi-Gambir)
  10. Gajayana (Malang-Gambir)
  11. Bangunkarta (Surabaya-Gubeng-Gambir via Semarang Tawang)
  12. Taksaka (Yogyakarta-Gambir)
  13. Bima (Gambir-Malang via Surabaya Gubeng)
  14. Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung)
  15. Purwojaya (Cilacap-Gambir via Kroya)
  16. Sribilah (Medan-Rantau Prapat)

KA Campuran (Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi)

  1. Argo Parahyangan (Bandung-Gambir serta Bandung-Kiaracondong (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  2. Pangandaran (Gambir-Banjar (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  3. Argo Cheribon (Pemalang-Gambir, Tegal-Gambir, serta Cirebon-Gambir(Eksekutif dan Ekonomi Plus)
  4. Ranggajati (Cirebon-Jember via Surabaya Gubeng(Eksekutif dan Bisnis)
  5. Sancaka (Surabaya Gubeng-Yogyakarta (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  6. Mutiara Timur (Ketapang-Surabaya Gubeng-Yogyakarta (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  7. Joglosemarketo (Yogyakarta-Solo-Semarang-Purwokerto melalui jalur melingkar (Eksekutif dan Ekonomi Plus)
  8. Lodaya (Solo Balapan-Bandung (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  9. Malabar (Malang-Bandung (Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi)
  10. Gumarang (Surabaya Pasarturi-Pasar Senen (Eksekutif dan Bisnis)
  11. Mutiara Selatan (Bandung-Surabaya Gubeng (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  12. Sawunggalih (Kutoarjo-Pasar Senen (Eksekutif dan Eknomi Premium)
  13. Harina (Bandung-Surabaya Pasarturi via Semarang Tawang (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  14. Malioboro Ekspres Fakultatif (Yogyakarta-Malang (Eksekutif dan Ekonomi Plus)
  15. Ciremai (Semarang Tawang-Bandung via Cikampek (Eksekutif dan Bisnis)
  16. Pangrango (Bogor-Sukabumi (Eksekutif dan Ekonomi)
  17. Fajar/Senja Utama Solo (Ps. Senen-Solo Balapan (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  18. Wijayakusuma (Cilacap-Ketapang via Surabaya Gubeng (Eksekutif dan Ekonomi Premium)
  19. Kamandaka (Purwokerto-Semarang Tawang (Eksekutif fan Ekonomi Plus)
  20. Sribilah (Medan-Rantau Prapat (Eksekutif dan Bisnis)
  21. Sindang Marga (Kertapatii-Lubukulinggau (Eksekutif dan Bisnis)
  22. Sriwijaya (Tanjungkarang-Kertapati (Eksekutif dan Eknomi Premium)
  23. Sancaka Utara Fakultatif (Surabaya Pasarturi-Kutoarjo via Gambringan-Gundih (Eksekutif dan Bisnis)
  24. Dharmawangsa (Surabaya Pasarturi-Ps. Senin (Eksekutif dan Ekonomi)
  25. Brantas (Blitar-PS. Senen (Eksekutif dann Ekonomi)
  26. Gaya Baru Malam Selatan (Surabaya Gubeng-PS. Senen (Eksekutif dan Ekonomi Plus Modif)
  27. Jayabaya (Ps. Senin-Malang via Surabaya Pasarturi (Eksekutif dan Ekonomi Plus)
  28. Bogowonto ( Lempunayan-PS. Senen (Eksekutif dan Ekonomi Plus)
  29. Gajah Wong (Lempuyangan-PS. Senen (Eksekutif dan Ekonomi Plus)
  30. Mataram (Solo Balapan-PS Senen (Eksekutif dan Bisnis)
  31. Singasari (Blitar-PS. Senen (Eksekutif dan Ekonomi pluss
  32. Fajar/Senja Utama Yogya (Yogyakrta-PS.Senen)
  33. Logawa (Purwokerto-Jemnber via Surabaya Gubeng (Bisnis dan Ekonomi)

KA Ekonomi

  1. Matarmaja (Malang-PS. Senen)
  2. Pasundan (Kiaracondong-Surabaya Gubeng)
  3. Sri Tanjung (Ketapang-Lempuyangan via Surabaya Gubeng)
  4. Tawang Jaya (Semarang Poncol-PS.Senen)
  5. Tawan Alun (Ketapang-Malang Kota Lama)
  6. Bengawan (Purwosari-PS. Senen)
  7. Progo (Lempuyangan-PS.Senen)
  8. Serayu (Purwokerto-PS.Senen)
  9. Tawang Jaya Premium (Semrang Tawang-PS.Senen)
  10. Sribilah Premium (Meda-Rantau Prapat)
  11. Kutojaya Utara (Kutoarjo-Jakarta Kota)
  12. Kutojaya Selatan (Kutoarjo-Kiaracondong)
  13. Kertajaya (Surabaya Pasarturi-PS.Senen)
  14. Kahuripan (Kiaracondong-Blitar)
  15. Putri Deli (Medan-Tanjung Balai)
  16. Siantar Ekspres (Medan-Siantar)
  17. Serelo (Kertapi-Lubuklinggau)
  18. Rajabasa (Tanjungkarang-Kertapi)
  19. Kuala Stabas (Tanjungkarang-Baturaja)
  20. Menoreh (Semarang Tawang-Jakarta Kota)
  21. Majapahit (Malang-PS.Senen)
  22. Maharani (Surabaya Pasarturi-Semarang Poncol)
  23. Ambarawa Ekspres (Semarang Poncol-Surabaya Pasarturi)
  24. Jaka Tingkir (Purwosari-PS.Senen)
  25. Jayakarta (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng)
  26. Tegal Ekspres (PS.Senen-Tegal)
  27. Kaligung (Semarang Poncol-Tegal/Brebes/Cirebon Prujakan)
  28. Blora Jaya (Semarang Poncol-Cepu)
  29. Galunggung (Kiaracondong-Tasikmalaya)

KA Lokal

  1. Kereta Api Siliwangi (Sukabumi-Cipatat)
  2. KRD Kertosono (Surabaya Pasarturi-Cepu dan Surabaya Kota-Ketosono)
  3. Penataran (Surabaya Kota-Blitar via Malang)
  4. Probowangi (Surabaya Gubeng-Ketapang)
  5. Rapih Dhoho (Surabaya Kota-Blitar via Kediri)
  6. Walahar Ekspres (Purwakarta-Cikarang)
  7. Lokal Merak (Merak-Rangkasbitung)
  8. Pandanwangi (Jember-Ketapang)
  9. Kereta Api Lokal Bandung Raya dan Kereta Api Lokal Cibatu (Purwakarta-Padalarang-Cicalengka-Cibatu)
  10. KRD Perintis Jenggala (Mojokerto-Tulangan-Sidoarjo)
  11. KA Lokal Cibatu (Cibatu-Purwakarta)
  12. Sibinuang (Padang-Naras)

Kereta Rel Listrik (KRL)

  1. KRL Jabodetabek/Commuter Line
  2. Kereta Api Prambanan Ekspres (Kutoarjo-Yogyakarta-Solo)
  3. Kereta Api Solo Ekspres (Kutoarjo-Yogyakarta-Solo)
  4. Kereta Api Kedung Sepur (Kutoarjo-Yogyakarta-Solo)
  5. Kereta Api Blora Jaya Ekspres (Semarang-Bojonegoro)
  6. Kereta Api Seminung (Tanjungkarang-Kota Bumi)
  7. Kereta Api Way Umpu (Tanjungkarang-Kota Bumi)
  8. Kereta Api Sri Lelawangsa (Medan-Binjai)

Kereta Bandara

  1. Kualanamu-Medan (PP)
  2. Soekarno Hatta-Manggarai (PP)
  3. Minangkabau-Padang
  4. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Palembang (PP)
  5. Adi Soemarmo – Solo Balapan – Klaten (PP)
  6. YIA Kulonprogro – Tugu Yogyakarta (proses pembangunan)

Kereta Wisata

PT Kereta Api Indonesia menyediakan layanan kereta wisata yang tarifnya disesuaikan dengan harga tiket tertinggi pada kereta yang dirangkaikan dengan kereta wisata tersebut. Gerbong kereta wisata diberi nama Nusantara, Bali, Toraja, Sumatra, Jawa, Imperial, dan Priority. Selain itu, di Ambarawa tersedia pula kereta wisata dengan lokomotif uap bergigi.

Di Solo, kereta wisata Punokawan jurusan Purwosari–Wonogiri menelusuri jalan Slamet Riyadi di Kota Solo. Adapun di Sumatra Selatan, tersedia kereta wisata yang diberi nama Kereta Sultan, sedangkan di Sumatra Barat tersedia pula kereta wisata yang bertujuan ke Lembah Anai dan Pantai Pariaman.

Kereta Angkutan Barang

  1. Petikemas
  2. Barang Curah Liquid/ Cair
  3. Barang Curah
  4. Barang Retail
  5. Barang Packaging

Perjalanan KA saat Pandemi

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Salah satu calon penumpang kereta api jarak jauh menggunakan layanan tes GeNose C-19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (19/3/2021). PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menyesuaikan tarif pemeriksaan GeNose C-19 di stasiun dari tarif semulai Rp 20.000 menjadi Rp 30.000. Penyesuaian tarif akan mulai diberlakukan pada Sabtu (20/3/2021). PT KAI juga menambah pelayanan pemeriksaan GeNose C-19 di 9 stasiun sehingga secara keseluruhaan saat ini terdapat 23 stasiun yang melayani pemeriksaan GeNose C-19 sebagai penapisan penumpang guna mencegah penularan Covid-19.

Sesuai dengan Surat Edaran Kemenhub No 4 tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalan Orang dengan Tranportasi Perkeretaapian dalam Masa Pandemi Covid-19 setiap penumpang yang ingin melakukan perjalan jarak jauh di Pulau Jawa dan Sumatera wajib menunjukan hasil negatif tes RT-PCR atau hasil nonreaktif rapid test antigen dengan maksimal 3×24 jam sebelum jam keberangkatan.

Hal tersebut sebagai antisipasi dalam pencegahan virus dan menghindari adanya kluster baru di trasnportasi umum Kereta Api. Dalam perkembangannya test GeNose dipergunakan sebagai syarat perjalanan menggunakan kereta api. Tes GeNose penumpang kereta api diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum jadwal keberangkatan KA.

Kemudian para penumpang yang sedang melakukan perjalanan jarak jauh diharuskan dalam kondisi sehat tanpa gejala dengan suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celcius. Penumpang wajib menggunakan masker masker medis, memakai face shield serta memakai pakaian lengan panjang. Ketika dalam kondisi perjalanan penumpang tidak diperbolehkan melakukan interaksi secara langsung atau via telepon.

Apabila di dapati penumpang yang menunjukkan adanya gejala covid-19 seperti demam, flu batuk, pilek, diare serta hilangnya indra penciuman atau tingginya suhu badan maka akan dilakukan penindakan dengan menurunkan penumpang di stasiun terdekat agar diperiksan lebih lanjut dan tidak boleh melanjutkan perjalanan.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Penumpang bebas memilih tempat duduk dengan tetap menjjaga jarak di dalam kereta bandara kelas premium sebelum keberangkatan dari Stasiun Manggarai, Jakarta, Sabtu (3/4/2021). PT Railink selaku operator kereta bandara meluncurkan layanan kereta bandara kelas premium dengan harga tiket lebih terjangkau dibandingkan kereta bandara eksekutif. Sebagai perbandingan kereta bandara premium dengan rute Stasiun Manggarai-Bandara Soekarno Hatta dikenakan tarif Rp 30.000 per orang lebih murah dari kereta bandara eksekutif dengan tarif Rp 70.000 per orang. Selain itu, untuk rute selain Bandara Soekarno-Hatta seperti Manggarai-BNI City-Bukit Duri-Batu Ceper dan sebaliknya hanya dikenakan tarif Rp 5000. Kereta bandara premium ini menggunakan konfigurasi bangku yang berhadapan seperti kereta komuter dan menjadi alternatif transportasi massal yang aman dan nyaman.

PT Kereta Commuter Indonesia

PT Kereta Commuter Indonesia merupakan salah satu anak perusahaan dari PT KAI yang bergerak dibidang perkeretaapian sebagai tranportasi penopang antar perkotaan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi) yang sebelumnya bernama PT KAI Commuter Jabodetabek(KCJ). KCI/KCJ dibentuk berdasarkan Inpres No 5 tahun 2008 serta Surat Menteri Negara BUMN No S-653/MBU/2008 pada 12 Agustus 2008.

KCI sebagai angkutan KA Commuter sebelumnya adalah Divisi Angkutan Perkotaan Jabodetabek oleh PT KAI (Persero)  dan terpisah dari PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta. Pelayanan di wilayah Jabodetabek berada di bawah PT KAI (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabodetabek sementara itu pelayanan KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah Jabodetabek berada di bawah PT KAI Daop 1 Jakarta.

KCI memiliki tugas pokok menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api komuter dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik (KRL) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi dan sekitarnya serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.

Angkutan KRl/Commuter Line sejak Tahun 2011 menyederhanakan rute menjadi lima rute utama dan melakukan modernisasi lainnya hingga saat ini seperti E-Ticketing, kereta khusus wanita,aplikasi KRL Access, pengoperasian KRL dengan Formasi 12 Kereta.

Sampai Desember 2019, KCI memiliki 1.100 unit KRL dan akan terus menambah armada, sepanjang tahun 2019 KCI telah menambah armada KRL sebanyak 168 unit karena permintaan penumpang yang selalu bertambah. Kemudian rata- rata jumlah pengguna KRL perhari mencapai 979.853 penggunan, KRL/Commuter Line melayani di 80 stasiun seluruh Jabodetabek, Banten serta Cikarang dengan jangkauan rute mencapai 418,5 km.

PT KAI (Persero) menugaskan KCI untuk mengoperasikan kereta api lokal di wilayah Daop 1 Jakarta dan Daop 6 Yogyakarta pada 1 Oktober 2020. Tahap awal KCI mengelola kereta api lokal KA Lokal Merak Jaya rute Rangkasbitung-Merak pp di wilayah Daop 1 Jakarta dan kemudian KA Prambanan Ekspres rute Kutoarjo-Yogyakarta-Solo Balapan pp di wilayah Daop 6 Yogyakarta.

Rute KRL/Commuter Line

  • Bogor/Depok-Manggarai-Jakarta Kota (PP) (Bogor-Jakarta Kota 54,812 KM)
  • Bogor/Depok-Tanah Abang Pasar Senen-Jatinegara (PP)
  • Rangkasbitung-Merak (PP) (Menggunakan KRD)
  • Cikarang-Bekasi-Jatinegara-Manggarai-Jakarta Kota (PP)
  • Rangkasbitung/Maja/Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang 9PP)
  • Tanggerang-Duri (PP)
  • Tanjung Priok-Jakarta Kota (PP)

Jarak Tempuh

  • Bogor-Jakarta : 54,812 km
  • Depok-Jakarta Kota : 32,682 km
  • Bogor-Jatinegara : 66,758 km
  • Depok-Jatinegara : 44,632 km
  • Cikarang-Jakarta Kota : 43,16 km
  • Maja-Tanah Abang : 55,629 km
  • Rangkasbitung-Tanah Abang : 72,769 km
  • Rangkasbitung-Merak : 67,406 km
  • Tanjung Priok-Jakarta Kota : 8,115 km
  • Nambo-Duri : 50,803 km
  • Tanggerang-Duri : 19,297 km

MRT

PT KAI (Persero) bersama dengan PT MRT Jakarta melakukan kerja sama dengan mendirikan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) yang didirikan pada 10 Desember 2019 sebagai Joint Venture. KAI memiliki saham sebesar 49% dan PT MRT Jakarta sebesar 51%. Didalamnya juga melakukan pengembangan potensi TOD di wilayah Jabodetabek.

Moda transportasi yang sudah diusung sejak 1982 untuk mengembangkan transportasi kawasan Jabodetabek sebagai salah satu bentuk penataan transportasi. Silih bergantinya Gubernur Jakarta beberapa kali periode kemudian pada era kepemimpinan Gubernur Soerjadi Soedirdja dibentuk UMP Saumaja (Sistem Angkutan Umum Massal Jakarra) pada April 1995 untuk merealisasikan proyek MRT namun berhenti karena terjadi krisis ekonomi pada 1998.

Proyek MRT ini berjalan dengan pergantian beberapa kali Gubernur Jakarta setelah masa Reformasi, Gubernur Sutiyoso (1997-2007) melakukan pengajuan kembali untuk merealisasikan proyek MRT setelah berhasil menghadirkan Transjakarta. Pergantian jabatan oleh Gubernur Fauzi Bowo periode 2007-2012 mendirikan PT MRT Jakarta pada 2008 dan dapat merealisasikan proyek MRT Tahap I Koridor Selatan-Utara yaitu Lebak Bulus-Bundaran HI dengan rute sepanjang 15,7 KM.

Pada saat era Gubernur DKI Joko Widodo pada 2013, pemerintah meneruskan proyek MRT yang masih terus dibangun sampai pada akhir tahun 2018 sebagai tahap akhir kereta bawah tanah pertama di Indonesia. Uji coba kereta MRT pada 12-24 Maret 2019 dengan 184.738 penumpang dan kemudian diresmikan pada 29 Maret 2019 oleh Presiden Joko Widodo yang sampai saat ini sudah beroperasional. Rute MRT Jakarta Fase 1 adalah Bundaran HI – Lebak Bulus. Kini sedang dilakukan pengembangan Fase 2 dengan rute Stasiun Kota – Halte Sarinah.

BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN

Presiden Joko Widodo menaiki kereta lintas listrik Yogyakarta-Solo dari Stasiun Yogyakarta seusai meresmikannya, Senin (1/3/2021). Perjalanan ditempuh sampai Stasiun Klaten dan kemudian, Presiden kembali ke ibukota dari Yogyakarta.

Jejak langkah PT KAI

  • 1864 : NISM membuka jalur kereta api Semarang-Surakarta
  • 1880 : pengembangan jalur kereta api di Pulau Jawa oleh VS, membangun jaringan   kereta api  di Sumatera yang dilakukan oleh DSM serta pengembangan transportasi kereta api di Batavia oleh SS
  • 1924 : SS mengoperasikan kereta listrik rute Tanjung Priok-Jatinegara (Meester Cornelis) di Batavia kemudian rute Batavia-Bogor (Zootenberg)
  • 1945 : Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih perusahaan dari Jepang
  • 1963-1991 : pembentukan Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), lalu berganti nama menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), kemudian berganti status menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka)
  • 1997 : Perumka meluncurkan Kereta Api Argo Bromo Anggrek sebagai kereta api kelas eksekutif
  • 1998 : Perumka berganti status menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
  • 2009 : Bertransformasi menjadi perusahaan jasa (sevice company) dengan adanya pembentukan Divisi Komersial
  • 2011 : Peluncuran logo baru sebaagai perwujudan tekad baru Perseroan untuk menjadi organisasi yang profesional dan modern
  • 2012 : Pemberlakuan sistem pemesanan tiket H-90 untuk kereta api komersial melalui Contact Center 121, agen tiket dan stasiun online, railcard, serta jaringan internet
  • 2013 : Pemberlakuan sistem e-ticketing kereta commuter line
  • 2014 : Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan KA Bandara pertama di Indonesia di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
  • 2016 : Penerapan Sistem Check-in & Boarding Pass, Pengoperasian Stasiun JICT, Tanjung Priok
  • 2017 : KAI resmi mencatatkan penerbitan Obligasi I PT Kereta Api Indonesia Tahun 2017 senilai Rp2 triliun di Bursa Efek Indonesia
  • 2018 : KAI meluncurkan KA Bandara Minangkabau, Peluncuran KA Luxury, Pengoperasian LRT pertama di Indonesia, LRT Sumatera Selatan
  • 2019 : KAI merilisi KA Pangandaran, LRT Terintegrasi dengan Trans Musi dan Damri, pembelian tiket seluruh KA Lokal melalu aplikasi KAI Access, KAI operasikan KA Bandara Internasional Yogyakarta, KAI luncurkan Kereta Sleeper Baru (Luxury 2), KAI terbitkan Obligasi II senilai 2 triliun, KAI gunakan energi surya pertama kali di Stasiun Batang
  • 2020 : Penandatanganan perjanjian pemegang saham dan perjanjian penataan stasiun terintegrasi antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan KAI, perpanjangan KA Bandara Adi Soemarmo sampai Stasiun Klaten.

Referensi