Lembaga

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merupakan lembaga di bawah PBB yang bertanggung jawab terhadap persoalan kesehatan publik internasional.

Fakta Singkat

Lembaga
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Kantor Pusat
Avenue Appia 20. 1211 Jenewa, Swiss
Telepon: +4122-7912111

Kepala Lembaga
Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (Dirjen, sejak 2017)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merupakan lembaga di bawah PBB yang bertanggung jawab terhadap persoalan kesehatan publik internasional. Organisasi ini didirikan pada 7 April 1948. Hari lahir ini diperingati sebagai Hari Kesehatan Dunia.

Setiap negara dapat menjadi anggota WHO tanpa kecuali. Negara anggota PBB yang ingin menjadi anggota WHO harus menandatangani atau menerima isi Konsititusi WHO.

WHO bekerja di seluruh dunia untuk mempromosikan kesehatan, menjaga keselamatan dunia, dan melayani mereka yang rentan. Saat ini, WHO memilliki 193 negara anggota. Organisasi ini memiliki enam kantor regional dan 149 kantor di tingkat negara. Sebagai lembaga dengan berbagai negara sebagai anggota, WHO menetapkan enam bahasa resmi, yakni Arab, China, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol.

Lembaga yang didukung oleh 700 pegawai di seluruh dunia ini bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai lembaga untuk mewujudkan kesehatan yang berkelanjutan bagi semua orang. Untuk menjalankan kegiatannya, WHO mendapatkan sokongan dana dari para negara anggota dan kontribusi dari para donatur sukarela.

Sejarah

Dalam Konferensi PBB di San Fransisco tahun 1945, disetujui pembentukan organisasi kesehatan internasional yang baru dan otonom. Konferensi tersebut awalnya tidak bertujuan untuk membahas persoalan kesehatan, tetapi lebih fokus pada perdamaian dunia dan keamanan bersama.

Tiga orang dokter yang sedang mengikuti konferensi tersebut, Dr. Szeming Sze dari China, Dr. de Paula Souza dari Brasil, dan Dr. Karl Evang dari Norwegia menyetujui pentingnya pembentukan organisasi kesehatan yang baru. Tiga negara, Norwegia, Brasil, China kemudian mengajukan proposal bersama agar diadakan konferensi umum untuk membahas pembentukan organisasi kesehatan internasional (John Farley, 2008:7).

Ide tersebut ditindaklanjuti dalam Konferensi Kesehatan Internasional di New York pada tahun 1946 dengan munculnya Konstitusi WHO.

Pada 7 April 1948, Konstitusi WHO mendapatkan dukungan yang cukup untuk diundangkan. Peristiwa tersebut diperingati sebagai hari lahir WHO. Selanjutnya, organisasi tersebut berhasil menggabungkan beberapa organisasi kesehatan internasional yang sudah ada sebelumnya, seperti Pan American Health Organisation (PAHO, 1902), L’Office International d’Hygiene Publique (OIHP, 1907), serta Organisasi Kesehatan Liga Bangsa-Bangsa (1919).

Pertemuan Majelis Kesehatan Dunia yang pertama diadakan pada musim panas tahun 1948 di Geneva. Pertemuan tersebut menghasilkan prioritas kegiatan organisasi terhadap persoalan malaria, TBC, penyakit kelamin, kesehatan ibu dan anak, sanitasi, serta nutrisi.

Sejak saat itu, WHO terlibat dalam berbagai kegiatan pencegahan dan kontrol penyakit dalam skala yang lebih luas, seperti kampanye umum melawan penyakit sipilis, kusta, maupun trakoma.

Menghadapi wabah Covid-19, sejak awal tahun 2020, WHO tampil memimpin dengan cara mengaktifkan tim manajemen tanggap darurat, melaporkan kepada publik, menerbitkan berbagai panduan, mengingatkan penyebaran virus, mengoordinasi para ilmuwan untuk mengadakan riset pengobatan dan vaksin, serta menyatakan status pandemi sebagai peringatan kewaspadaan tertinggi. WHO juga meminta setiap negara untuk siap menghadapi wabah, memberitahu hal-hal yang dapat dilakukan oleh tiap negara, mengulang-ulang ajakan untuk bertindak nyata, menyalurkan bantuan medis ke berbagai negara, hingga mendorong solidaritas bersama untuk memerangi virus.

Visi dan misi

AFP/FABRICE COFFRINI

Dari kiri Direktur Program Kedaruratan Kesehatan Dunia (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Pimpinan Teknis WHO Maria Van Kerkhove menghadiri konferensi pers harian tentang COVID-19 di Jenewa pada 11 Maret 2020. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan pada tanggal 11 Maret 2020, bahwa wabah virus korona jenis baru dapat dikategorikan sebagai pandemi.

WHO memiliki sembilan prinsip dalam pembentukannya, yakni:

  1. Kesehatan merupakan kondisi fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit.
  2. Menikmati standar kesehatan tertinggi yang dapat dicapai merupakan salah satu hak dasar bagi setiap manusia tanpa membedakan ras, agama, kepercayaan politik, maupun kondisi sosial dan ekonomi.
  3. Kesehatan semua orang merupakan dasar bagi pencapaian perdamaian dan keamanan serta tergantung pada kerja sama sepenuhnya dari tiap individu dan negara.
  4. Pencapaian tiap negara dalam promosi dan perlindungan kesehatan memberi manfaat bagi semua.
  5. Perkembangan yang tidak setara di berbagai negara dalam mempromosikan kesehatan dan pengendalian penyakit, terutama penyakit menular, merupakan bahaya bagi semua.
  6. Perkembangan anak yang sehat merupakan satu hal yang penting. Sedangkan kemampuan untuk hidup secara harmonis dalam lingkungan yang sedang berubah secara total merupakan hal yang penting bagi perkembangan tersebut.
  7. Penyebaran manfaat medis, psikologis, dan pengetahuan terkait seluas-luasnya terhadap semua orang merupakan hal penting bagi pencapaian kesehatan sepenuhnya.
  8. Pendapat yang tersampaikan dengan jelas serta kerja sama aktif sebagai bagian dari masyarakat merupakan hal yang paling penting dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
  9. Pemerintah bertanggung jawab atas kesehatan rakyatnya yang hanya dapat dipenuhi dengan penentuan ukuran kesehatan dan sosial yang memadai.

Sasaran kegiatan WHO adalah:

  • Manusia sepanjang hidupnya
  • Pencegahan penyakit tidak menular
  • Promosi kesehatan mental
  • Perubahan iklim di negara berkembang dan pulau kecil
  • Resistensi antimikroba
  • Penghapusan dan pemberantasan penyakit menular berdampak tinggi

REUTERS/DENIS BALIBOUSE

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Michael J. Ryan berbicara dalam konferensi perkembangan terbaru virus korona di Jenewa, Swiss, 29 Januari 2020.

Tugas dan fungsi

Fokus kegiatan WHO dapat dibagi dalam tiga hal, yakni layanan kesehatan universal, tanggap darurat kesehatan, serta kesehatan dan kesejahteraan. Hal itu dicapai dengan cara menjadi pemimpin di bidang kesehatan, menentukan agenda riset, menentukan norma dan standar kesehatan, serta memantau situasi kesehatan dunia.

Dalam upaya memantau situasi kesehatan dunia, WHO mengomunikasikan berbagai penyakit menular, seperti HIV, AIDS, Ebola, dan Malaria, serta penyakit tak menular seperti kanker, jantung, kardiovaskuler hingga persoalan kesehatan reproduksi.

Struktur organisasi

Majelis Kesehatan Dunia: terdiri dari utusan tiap anggota (negara)

Dewan Eksekutif: 34 orang yang dipilih tiap 3 tahun.

Sekretariat:

  • Direktur Jenderal: Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (sejak 2017)
  • Deputi Direktur Jenderal: Dr. Zsuzsanna Jakab (sejak 2019)
  • Kepala Staf: Dr. Bernhard Schwartländer (sejak 2017)
  • Direktur Eksekutif:
    • Hubungan Eksternal dan Pemerintahan: Jane Ellison
    • Program Gawat Darurat Kesehatan WHO: Dr. Michael Ryan
    • Kesehatan Universal: Dr. Peter Salama
    • Kepala Ilmuwan: Dr. Soumya Swaminathan
  • Asisten Dirjen: 14 orang
  • Direktur Regional:
    • Afrika: Dr. Matshidiso Rebecca Moeti (sejak 2015)
    • Amerika: Dr. Carissa F. Etienne (sejak 2012)
    • Asia Tenggara: Dr. Poonam Khetrapal Singh (sejak 2014)
    • Eropa: Dr. Hans Kluge (sejak 2020)
    • Mediterania Timur: Dr. Ahmed Al Madhari (sejak 2018)
    • Pasifik Timur: Dr. Takeshi Kasai (sejak 2019)

Alamat Kantor

Avenue Appia 20. 1211 Jenewa, Swiss
Telepon: +4122-7912111

Penulis: Mahatma Chryshna

Editor: Topan Yuniarto