KOMPAS/PRIYOMBODO
Petani menikmati sarapan pagi bersama di area perkebunan di kawasan tujuan wisata sumber air Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (19/2/2018). Kawasan lereng gunung Slamet itu merupakan kawasan penghasil sayur dan buah.
Fakta Singkat
Hari Jadi
18 Mei 1601
Dasar Hukum
Undang-Undang No. 13/1950
Luas Wilayah
878,49 km2
Jumlah Penduduk
1.609.857 jiwa (2021)
Kepala Daerah
Bupati Umi Azizah
Wakil Bupati Sabilillah Ardie
Instansi terkait
Pemerintah Kabupaten Tegal
Tegal adalah salah satu kabupaten yang terletak di bagian barat laut Provinsi Jawa Tengah. Letaknya terhitung strategis, karena berada pada persimpangan jalur transportasi pantai utara laut Jawa (Jakarta-Semarang-Surabaya) dan jalur selatan (Jakarta-Purwokerto-Cilacap). Jalur ini sekaligus menjadi urat nadi perekonomian nasional.
Kabupaten Tegal dibentuk berdasarkan UU 13/1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Lingkup Propinsi Djawa Tengah. Pusat adminstrasinya berada di Slawi. Peresmian Slawi sebagai Ibu Kota Kabupaten Tegal bersamaan dengan pemindahan Kantor Pemerintahan Kabupaten Tegal ke Slawi pada tanggal 24 Januari 1989.
Sebelumnya, pada tahun 1986, terjadi pemecahan dan perubahan batas antara wilayah Kabupaten Tegal dan Kota Tegal berdasar pada PP 7/1986 tentang Perubahan Batas wilayah Kotamadya Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal.
Hari jadi Kabupaten Tegal ditetapkan pada tanggal 18 Mei 1601. Penetapan tanggal hari jadi itu didasarkan pada hari penobatan Ki Gede Sebayu yang diangkat menjadi Juru Demung atau penguasa lokal di tlatah Tegal dengan pangkat Tumenggung setingkat Bupati pada 18 Mei 1601.
Luas wilayah daerah ini 878,49 km2. Wilayah yang terbagi menjadi 18 kecamatan yang terdiri dari 281 desa dan 6 kelurahan ini, untuk periode 2019–2024, dipimpin oleh Bupati Umi Azizah dan Wakil Bupati Sabilillah Ardie.
Tegal dijuluki Jepang-nya Indonesia lantaran di beberapa kecamatan di Tegal terdapat sentra pembuatan logam. Julukan tersebut juga diberikan karena masyarakat Tegal dikenal handal di bidang industri logam untuk piranti perkapalan, pertanian, onderdil, hingga perhiasan.
Kabupaten Tegal dikenal pula dengan beragam seni dan budaya, termasuk tari-tarian. Yang paling dikenal adalah Tari Topeng Endel atau Tari Endel. Tarian ini hanya dilakukan oleh perempuan saja karena sifat dari tari topeng ini adalah genit, gemulai, terampil, dan berani.
Kabupaten Tegal memiliki visi untuk 2019–2024: “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tegal yang Sejahtera, Mandiri, Unggul, Berbudaya, dan Berakhlak Mulia”.
Adapun misinya ada lima, yakni mewujudkan pemerintahan yang bersih, terbuka, akuntabel, dan efektif melayani rakyat, memperkuat daya saing melalui pembangunan infrastruktur yang handal, berkualitas, dan terintegrasi serta berwawasan lingkungan, membangun perekonomian rakyat yang kokoh, maju, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Kemudian, meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan layanan bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menciptakan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman, tentram, dan nyaman dengan tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya serta kearifan lokal.
Sejarah pembentukan
Dalam buku Tegal dalam Lintasan Sejarah yang diterbitkan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, disebutkan cerita rakyat mengenai asal mula keberadaan Tegal mempunyai versi yang berbeda-beda.
Cerita yang berupa kisah, memaparkan bahwa awal kemunculan kata “tegal” erat kaitannya dengan tokoh masa lalu, yakni Pangeran Panggung sebagai pembuka (babad) daerah dan pemimpin awal tempat tersebut. Diceritakan bahwa pada masa pemerintahan Demak, daerah Tegal di bawah pimpinan Pangeran Panggung atau Raden Panggung yang kemudian juga disebut Mbah Panggung.
Cerita rakyat lainnya menuturkan bahwa Tegal berasal dari kata “Tetegal” yang artinya lahan pertanian kering (tegalan) yang dapat ditanami palawija. Daerah ini berkaitan dengan adanya seorang tokoh bernama Ki Gede Sebayu. Ia beserta pengikutnya dari Pajang mengembara ke arah barat mencari seorang bernama Ki Wanakusuma, anak Raden Panggung. Akhirnya Ki Gede Sebayu bertemu dengan Ki Wanakusuma di tetegal.
Di tempat tersebut, Ki Gede Sebayu bertempat tinggal dan berguru kepada Ki Wanakusuma. Ia kemudian menyiarkan agama Islam di tempat tersebut. Makin lama tempat itu ramai menjadi kota yang disebut Tegal.
Dalam perkembangannya, berita tentang keberhasilan Ki Gede Sebayu memajukan daerah Tegal kemudian terdengar oleh Panembangah Senapati di Mataram. Ki Gede Sebayu yang berpangkat juru demung kemudian mnerima pangkat sebagai demang dari Panembahan Senapati.
Berkat jasa-jasanya itu pula, maka pada tahun 1596, Ki Gede Sebayu diangkat sebagai adipati Tegal. Dalam catatan lainnya disebutkan bahwa sebelum pemerintahan Panembahan Senapati berakhir, Ki Gede Sebayu diangkat sebagai adipati Tegal secara definitif pada tanggal 18 Mei 1601. Sehingga dapat disebutkan bahwa penguasa pertama yang memegang pemerintahan tradisional di Tegal adalah Ki Gede Sebayu.
Sumber lain menyatakan, nama Tegal dipercaya berasal dari kata “Teteguall”. Sebutan yang diberikan seorang pedagang asal Portugis, yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500-an.
Kabupaten Tegal memiliki sejarah yang cukup panjang. Kabupaten Tegal memiliki sejarah yang dikaitkan dengan bidang agraris. Bahka sejarah keagrarisan di Kabupaten Tegal dipercaya telah ada sejak zaman Mataram Kuno.
Bukti-bukti tentang sejarah keagrarisan daerah ini tersebut dikuatkan dengan adanya artefak kuno dan Candi Bulus yang terletak di Dukuh Kejaksan, Desa Pedagangan, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal. Wilayah Kabupaten Tegal sebagian besar dikelilingi daerah pertanian yang sering dikaitkan dengan Kerajaan Pajang dan Mataram Islam yang memiliki daerah berbasis agraris.
Kabupaten Tegal juga diyakini telah ada sejak zaman Sultan Agung yang merupakan raja Mataram (1613–1645). Sultan Agung kemudian menyerahkan Tegal kepada Wirosuto yang merupakan paman dari Sultan Agung. Wirosuto juga dinobatkan sebagai Adipati Tegal oleh Sunan Amangkurat karena jasanya dalam melawan Trunojoyo, yang kemudian diberi gelar Arya Martoloyo. Adipati Tegal menguasai sepanjang Tegal hingga Losari. Setelah pemerintahan Amangkurat II di Mataram, Tegal di bawah Pangeran Adipati Anom.
KOMPAS/SIWI NURBIAJANTI
Bupati Tegal, Enthus Susmono memotong tumpeng, dalam acara Ruwat Bumi Obyek Wisata Pantai Purwahamba Indah di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (6/11/2014). Ruwat bumi yang merupakan tradisi tahunan tersebut dimaksudkan sebagai wujud syukur terhadap keberlangsungan kehidupan pada obyek wisata, sekaligus sebagai upaya merawat keberadaan bahasa Tegal, yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan ruwat bumi.
Sejak 1729 sampai 1898, Tegal sebagai karesidenan yang terdiri dari tiga kabupaten, yaitu Tegal, Pemalang, Brebes, dan ibu kotanya berada di Kota Tegal. Setiap kabupaten dipimpin oleh asisten residen. Sebagai residen yang pertama adalah J. Thierens, sedangkan yang terakhir adalah G.J.P Vallete.
Pada saat kolonialisme oleh Belanda, Kabupaten Tegal menjadi batu loncatan yang digunakan Mataram sebagai lumbung makanan untuk persiapan penyerangan ke Batavia di bawah kepemimpinan Sultan Agung. Meskipun pada akhirnya penyerangan tersebut gagal karena Belanda telah mencurigai gerak-gerik Mataram yang kemudian membumihanguskan Tegal terutama kapal-kapal yang memuat bahan makanan dan gunungan padi.
Pada era proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sebagian besar bahkan seluruh rakyat Indonesia merasakan kegembiraan yang gegap gempita dengan ekspresinya yang beragam. Bahkan peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945 dianggap sebagai revolusi.
Salah satu ekspresi rakyat Indonesia pada saat peristiwa pasca proklamasi kemerdekaan terjadi di tiga daerah di bawah Keresidenan Pekalongan, yakni Brebes, Tegal, Pemalang yang dikenal dengan nama Peristiwa Tiga Daerah. Daerah Tegal menjadi salah satu bagian dari peristiwa tersebut.
Sejarah mencatat, Peristiwa Tiga Daerah ini sebagai sejarah revolusi nasional. Peristiwa ini berlangsung dari Oktober hingga Desember 1945. Peristiwa Tiga Daerah ini lebih dikenal sebagai peristiwa pembantaian kepada oknum yang dianggap bekerja sama dengan penjajah, serta kepada orang-orang Indo, Manado, dan Ambon. Akhir dari Peristiwa Tiga Daerah ini adalah ditangkapnya para revolusioner tiga daerah tersebut karena dianggap melakukan tindakan radikalisme kiri.
Pada tahun 1942, Tegal menjadi kabupaten kembali. Kemudian berdasarkan UU 13/1950 tentang Pembentukan daerah Kabupaten/Kodya dalam Wilayah Jawa Tengah. Wilayah Tegal dibagi menjadi dua wilayah pemerintahan, yakni Kabupaten Tegal dan Kotamadya Tegal.
Selanjutnya dengan tebitnya UU 5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah, sebutan untuk kedua wilayah administratif adalah Kabupaten Tegal dan Kotamadya Tegal. Berdasarkan PP 2/1984, ibu kota Kabupaten Tegal dipindahkan ke Slawi.
KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI
Tradisi Tebu Temanten digelar di Pabrik Gula Pangka, Kelurahan Posong, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (4/5/2019). Tebu dari dua lahan tanam berbeda diarak di sekitar pabrik layaknya pengantin. Acara tersebut menandai dimulainya musim panen dan giling tebu.
Artikel Terkait
Geografis
Kabupaten Tegal terletak antara 108°57’6″ – 109°21’30” Bujur Timur dan 6°02’41” – 7°15’30” Lintang Selatan. Wilayah seluas 878,79 km persegi ini dibagian utara berbatasan dengan Kota Tegal dan Laut Jawa, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Pemalang, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas, dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Brebes.
Secara umum, topografi wilayah Kabupaten Tegal dapat dibagi menjadi tiga bagian. Bagian utara Kabupaten Tegal merupakan dataran rendah, sedangkan bagian selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet (3.428 meter). Di perbatasan Kabupaten Pemalang, terdapat rangkaian perbukitan terjal dan sungai besar yang mengalir, yaitu Kali Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu Gunung Slamet.
Kabupaten Tegal dikelilingi dan dibelah oleh dua sungai, yaitu Sungai Gung dan Kumisik. Selain itu, Kabupaten Tegal juga mempunyai Waduk Cacaban yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air di wilayah bagian timur.
Artikel Terkait
Pemerintahan
Dengan panjangnya sejarah yang tercatat mengenai Kabupaten Tegal, panjang pula deretan pemimpin Kabupaten Tegal dari masa ke masa. Dalam tulisan “Bupati Tegal dari Masa ke Masa, dari Jaman Mataram s/d Penjajahan Belanda” disebutkan nama-nama bupati yang pernah memerintah di Kabupaten Tegal.
Nama-nama bupati itu adalah Ki Gede Sebayu setingkat Juru Demung (1601–1620), Ki Gede Honggowono setingkat Juru Demung (1620–1625), Pangeran Adipati Arya Martoloyo (1625–1678), Tumenggung Sindurejo (1678–1679), Tumenggung Honggowono/Adipati Reksonegoro I (1679–1680), Tumenggung Secowijoyo (1680–1697), Tumenggung Secomenggolo (1697–1700), Raden Mas Tumenggung Tritonoto (1700–1702), Tumenggung Bodroyudho Secowardoyo I/Adipati Reksonegoro II (1702–1746), Tumenggung Bodroyudho Secowardoyo II/Adipati Reksonegoro III (1746–1776), Tumenggung Kartoyudho/Adipati Reksonegoro IV (1776–1800).
Kemudian diteruskan oleh Raden Mas Panji Haji Cokronegoro IV (1800–1816), Tumenggung Surenggono (1816), Tumenggung Surodiwongso/Tumenggung Suronegoro (1816–1819), Tumenggung Secomenggolo (1819–1821), Raden Mas Arya Haji Reksonegoro VI (1821–1857), Tumenggung Sosronegoro (1857–1858), Raden Mas Ronggo Surodipuro (1858–1862), Raden Tumenggung Widyoningrat (1862–1864), R. Tumenggung Panji Sosrokusumo (1864–1869), R.M. Ore/R.M.A. Reksonegoro VII (1869–18…), R.M. Kis/R.M.A. Reksonegoro VIII ) (… — 1903), R.M. Suyitno/R.M.A. Reksonegoro IX (1903–1929), R.M. Susmono/R.M.A. Reksonegoro X (1929–1935), J. Patih R. Subiyanto (1935–1937), R. Tumenggung Slamet Kertonegoro (1937–1942).
Selanjutnya pada masa penjajahan Jepang hingga sekarang, Kabupaten Tegal dipimpin Mr. Moh. Besar (1942–1944), Raden Sunaryo (1944–1945), Kyai Abu Sujai (1945–1946), Prawoto Sudibyo (1946–1948), R. Soeputro (1948–1949), R.M. Susmono Reksonegoro (1949–1950), R.M. Sumindro (1950–1955), R.M. Projosumarto (1955–1960), Sutoro (1960–1966), Pj. Munadi (1966), R. Sutarjo (1967), Letkol. R. Supandhi Yudodharmo (1967–1973), Letkol. R. Samino Sastrosuwignyo (1973–1977), Herman Sumarmo (Ymt) (1977–1978), Hasyim Dirjosubroto (1978–1989), H. Wienachto (1989–1991), Sudiatno (Ymt) (1991), H. Soetjipto (1991–1998), Setiawan Sadono (Plt) (1998–1999), Soediharto (1999–2004), Agus Riyanto (2004–2012), H.M. Heri Soelistyawan (2013), Haron Bagas Prakosa (Plt) (2013), Satrio Hidayat (Pj. Bupati) (2013–2014), Enthus Susmono (2014–2018), dan Umi Azizah (2019–2024).
Secara administratif, Kabupaten Tegal terbagi menjadi 18 kecamatan yang terdiri dari 281 desa dan 6 kelurahan. Ke-18 kecamatan tersebut adalah Margasari, Bumijawa, Bojong, Balapulang, Pagerbarang, Lebaksiu, Jatinegara, Kedungbanteng, Pangkah, Slawi, Dukuhwaru, Adiwerna, Dukuhturi, Talang, Tarub, Kramat, Suradadi, dan Warureja.
Untuk mendukung roda pemerintahan, pemerintah Kabupaten Tegal didukung oleh 8.130 Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2021. Sebesar 52,24 persen diantaranya PNS perempuan. Berdasarkan golongan, mayoritas PNS adalah golongan III sebesar 47,48 persen. Sementara itu, golongan IV sebesar 32,69 persen dan golongan II sekitar 19,16 persen, dan golongan I sebesar 0,66 persen. Adapun PNS yang berpendidikan di atas SLTA sebesar 81,99 persen, sedangkan yang berpendidikan SLTA kebawah sebesar 18,01 persen.
DOK HUMAS PEMKAB TEGAL
Bupati Tegal Umi Azizah (depan tengah) menyampaikan keterangan pers secara daring terkait satu pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pertama di Kabupaten Tegal, Senin (7/4/2020) malam.
Artikel Terkait
Politik
Peta politik di Kabupaten Tegal dalam tiga kali pemilihan umum legislatif menunjukkan dinamisnya partai politik dalam meraih simpati masyarakat. Hal itu tampak dari perolehan kursi partai politik (parpol) di DPRD Kabupaten Tegal.
Di Pemilu Legislatif 2009, PDI Perjuangan memperoleh kursi terbanyak di DPRD Kabupaten Tegal. Partai berlambang banteng moncong putih ini berhasil meraih 13 kursi. Di urutan berikutnya, PKB meraih delapan kursi, Golkar dan Demokrat enam kursi, PAN dan PKS lima kursi, dan PPP tiga kursi. Sedangkan Hanura, Gerindra, PKNU, dan Partai Buruh masih-masing memperoleh satu kursi.
Lima tahun kemudian, peta perolehan kursi di DPRD Kabupaten Tegal berubah. Di Pemilu kali ini, PKB berhasil memperoleh kursi terbanyak dengan 12 kursi. Sedangkan PDI Perjuangan berada di urutan kedua dengan 11 kursi. Kemudian berturut-turut Golkar enam kursi, Gerindra lima kursi, PPP empat kursi. Lalu Hanura, PKS, dan Demokrat sama-sama meraih tiga kursi, PAN dua kursi, serta Nasdem satu kursi.
Di Pemilu Legislatif 2019, PKB kembali meraih kursi terbanyak di DPRD Kabupaten Tegal. Kali ini perolehan kursinya mencapai 14 kursi atau naik dua kursi jika dibandingkan perolehan kursi pada Pemilu Legislatif 2014. Sedangkan PDI Perjuangan masih di urutan kedua dengan memperoleh 12 kursi. Kemudian disusul Gerindra memperoleh tujuh kursi, Golkar enam kursi, PPP tiga kursi, serta PKS dan Demokrat masing-masing dua kursi. Kemudian Nasdem, PAN, Hanura, dan Perindo sama-sama meraih satu kursi.
KOMPAS/VINA OKTAVIA
Ilustrasi Pemilu
Artikel Terkait
Kependudukan
Kabupaten Tegal merupakan salah satu kabupaten terpadat di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk sekitar 1.609.857 jiwa pada tahun 2021. Rinciannya, 815.615 jiwa penduduk laki-laki dan 794.242 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan 2020, penduduk Tegal tumbuh sebesar 1,08 persen. Sementara itu, angka rasio jenis kelamin tahun 2021 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 102,69.
Sebaran penduduk Kabupaten Tegal belum merata. Terbanyak berada di Kecamatan Adiwerna 130.786 jiwa, Kecamatan Kramat 119.815 jiwa dan Kecamatan Pangkah 114.166 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan sebaran penduduk terkecil adalah Kecamatan Kedungbanteng sebesar 45.070 jiwa.
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tegal pada tahun 2021 sebesar 1.832 jiwa per km². Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Talang dan Slawi sedangkan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Kedungbanteng.
Penduduk Kabupaten Tegal didominasi oleh generasi milenial yang sebanyak 26,66 persen dari total populasi. Disusul generasi Z sebanyak 25,96 persen dan generasi X sebanyak 21,16 persen. Generasi ini sebagian besar masuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Mayoritas penduduk di Kabupaten Tegal berasal dari suku Jawa. Di sisi bahasa, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat setempat menggunakan bahasa Jawa dengan dialek Tegal atau terkenal dengan Bahasa Ngapak.
Dialek ini tak hanya digunakan masyarakat Tegal, namun juga di daerah Brebes, Banyumas, hingga Kebumen. Meski pelafalan di tiap daerah berbeda, namun Bahasa Ngapak sudah menjadi ciri dan keunikan tersendiri untuk orang Tegal.
Mayoritas penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2021 beragama Islam, yaitu sebanyak 1.632.506 orang. Selebihnya sebanyak 4.398 orang beragama Kristen, 2.539 orang beragama Katolik, 291 orang beragama Hindu, 465 orang beragama Budha, dan 238 orang beragama lainnya.
Penduduk Kabupaten Tegal terbanyak bekerja di sektor pertanian. Menurut data BPS, tercatat 17,29 persen menggeluti lapangan kerja di sektor pertanian. Sektor lainnya yang diminati masyarakat adalah sektor perdagangan, industri pengolahan, dan jasa kemasyarakatan.
KOMPAS/SIWI NURBIAJANTI
Ki Sri Widodo Gunawan (40), dalang asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mementaskan wayang pring dengan lakon Rama Bhargawa, di hadapan siswa SMP Negeri 1 Bojong, Kabupaten Tegal, Senin (19/5/2015). Kegiatan yang diselenggarakan bersama dengan Yayasan Rumah Empu Yogyakarta tersebut merupakan awal dari kegiatan jelajah budaya ke sekolah, yang bertujuan menyosialisasikan dan mengembangkan budaya di sekolah-sekolah.
Indeks Pembangunan Manusia
68,79 (2021)
Angka Harapan Hidup
71,72 tahun (2021)
Harapan Lama Sekolah
12,89 tahun (2021)
Rata-rata Lama Sekolah
6,99 tahun (2021)
Pengeluaran per Kapita
Rp9,70 juta (2021)
Tingkat Pengangguran Terbuka
5,30 persen (2021)
Tingkat Kemiskinan
8,60 persen (2021)
Kesejahteraan
Kesejahteraan penduduk Kabupaten Tegal meningkat dari tahun ke tahun. Indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Tegal pada tahun 2021 tercatat sebesar 68,79. Tahun 2020, IPM Kabupaten Tegal tercatat sebesar 68,39. Pencapaian IPM ini masuk kategori sedang dan berada di peringkat ke-31 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Ditilik dari komponen pembentuknya, umur harapan hidup tercatat selama 71,72 tahun. Kemudian dari segi pendidikan, harapan lama sekolah selama 12,89 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah selama 6,99 tahun. Sementara pengeluaran per kapita sebesar Rp9,7 juta.
Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Tegal termasuk salah satu yang tertinggi di Jawa Tengah. Tercatat pada tahun 2021, tingkat penganggurannya sebesar 9,97 persen atau sebanyak 71.346 orang, naik sebesar 0,15 persen poin dibandingkan Agustus 2020 (9,82 persen). Peningkatan angka pengangguran tersebut tidak lepas dari efek pandemi yang menyebabkan menurunnya pendapatan rumah tangga di Kabupaten Tegal.
Sementara itu, penduduk miskin di Kabupaten Tegal pada tahun 2021 sebesar 8,60 persen, naik dibandingkan tahun 2020 sebesar 8,14 persen. Secara nominal, jumlahnya bertambah sebanyak 6,02 ribu orang yaitu dari 117,50 ribu orang menjadi 123,52 ribu orang.
KOMPAS/SIWI NURBIAJANTI
Para buruh di industri pengolahan logam, Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, sedang menyelesaikan pembuatan panci untuk menanak nasi, Selasa (1/9/2015). Sedikitnya keuntungan yang diperoleh dari industri tersebut berdampak terhadap rendahnya upah buruh dan sulitnya mempertahankan buruh.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Rp590,49 miliar (2021)
Dana Perimbangan
Rp2,11 triliun (2021)
Pendapatan Lain-lain
Rp154,18 miliar (2021)
Pertumbuhan Ekonomi
3,72 persen (2021)
PDRB Harga Berlaku
Rp37,33 triliun (2021)
PDRB per kapita
Rp23,21 juta/tahun (2021)
Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tegal menurut harga berlaku pada 2021 tercatat senilai Rp37,33 triliun. Struktur ekonomi kabupaten ini ditopang tiga kategori utama, yaitu industri pengolahan 35,80 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 14,92 persen serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 13 persen.
Di sektor industri pengolahan, Kabupaten Tegal memiliki beragam industri baik industri rumah tangga dan kecil hingga industri besar. Menurut hasil kegiatan Verifikasi Sentra Industri di Kabupaten Tegal tahun 2020, tercatat jumlah sentra industri di Kabupaten Tegal sebanyak 416 sentra.
Berdasarkan sebaran wilayah, sentra industri terbanyak berada di Kecamatan Talang (66 sentra), Balapulang (55 sentra, dan Tarub (48 sentra). Sementara sentra industri paling sedikit adalah Kecamatan Kramat (3 sentra), Lebaksiu (10 sentra, dan Margasari (10 sentra).
Menurut data yang dikeluarkan oleh FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion), potensi lokal di Kabupaten Tegal terdiri dari klaster batik dan konveksi, klaster hortikultura, klaster shuttle kock, dan klaster industri logam.
Khusus untuk industri logam, di Kabupaten Tegal sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan masih tetap bertahan hingga sekarang. Eksistensi industri logam Kabupaten Tegal bahkan telah tersebar hingga mancanegara sampai-sampai Kabupaten Tegal dijuluki sebagai Jepangnya Indonesia.
Hal ini merujuk pada industri logam rumahan yang berada di Kecamatan Adiwerna dan Talang. Industri peleburan dan perajin logam di Kecamatan Adiwerna terpusat di Desa Tembok Luwung, Kalimati, Adiwerna, dan Pesarean. Sementara di Kecamatan Talang tersebar di Desa Pesayangan, Talang, dan Kebasen. Produk yang diproduksi antara lain perkakas dapur, alat pertanian, produk otomotif, pertukangan, komponen mesin industri, dan lainnya.
Di sektor perdagangan, di Kabupaten Tegal terdapat 25 pasar umum/tradisional, 144 pasar swalayan, serta didukung oleh keberadaan 2 department store serta 2 pusat perbelanjaan.
KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI
Warga melebur logam menggunakan peralatan tradisional tanpa memakai alat perlindungan diri di rumahnya, Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (24/6/2021). Di Desa Pesarean ada sekitar 100 industri logam berskala rumahan yang menyuplai komponen kendaraan ke sejumlah bengkel. Di desa tersebut, sekitar 1.200 pekerja menggantungkan hidupnya pada industri logam.
Di bidang keuangan daerah, realisasi pendapatan Pemerintah Kabupaten Tegal tahun 2021 tercatat sebesar Rp2,86 triliun. Dari realisasi itu, terbesar masih berasal dari dana perimbangan sebesar Rp2,11 triliun. Kemudian pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp590,49 miliar dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp154,18 miliar.
Di sektor pariwisata, Kabupaten Tegal memiliki beragam objek wisata yang menarik. Ada Pemandian Air Panas Guci, yang terletak di Kecamatan Bumijawa di lereng Gunung Slamet, sekitar 30 km dari Kota Slawi.
Kemudian terdapat pula 10 air terjun di Guci, di antaranya adalah Pemandian Pancuran 13 dan Pancuran 7. Ada juga Gunung Batu di Desa Batuagung, Kecamatan Balapulang. Gunung ini merupakan salah satu tempat untuk menyaksikan keindahan alam Kabupaten Tegal yang terbentang dari selatan ke utara, dari barat ke timur.
Tempat wisata lainnya adalah Pantai Purwahamba Indah, Pantai Larangan Indah Waduk Cacaban, agrowisata Slutu Mlaku, Situs Manusia Purba Semedo, dan Monumen Perjuangan Gerakan Banteng Nasional.
Menurut data BPS, pada tahun 2021, tempat wisata yang paling banyak dikunjungi adalah Pemandian air panas Guci sebanyak 422.803 pengunjung, Pantai Purwahamba Indah 52.844 pengunjung, dan Waduk Cacaban 30.602 wisatawan (2020).
Selain wisata alam, di Kabupaten Tegal juga terdapat beragam kuliner khas, seperti blendung, rujak teplak, tahu upil, kupat glabed, nasi ponggol, rujak krupuk mie, dan kemronyos.
Adapun untuk akomodasi, di Kabupaten Tegal terdapat 41 hotel, yang terdiri dari tiga hotel bintang dan 38 hotel non bintang.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Sejumlah pengunjung berdiri di sekitar obyek wisata Tuk Mudal di sela-sela pembukaan Festival Bumijawa di Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (3/2/2018). Festival itu digelar untuk memperkenalkan lebih luas Desa Cempaka sebagai desa wisata, dengan obyek wisata andalan sumber mata air Tuk Mudal.
Artikel Terkait
Referensi
- “Kabupaten Tegal * Otonomi”, Kompas, 13 Februari 2001, hlm. 08
- “Terus Memacu Pendapatan * Otonomi”, Kompas, 13 Februari 2001, hlm. 08
- “Mewujudkan Kabupaten Tegal Berbasis Pertiwi”, Kompas Jawa Tengah, 18 Mei 2005, hlm. 01
- “HUT Ke-405 Kabupaten Tegal: Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dengan Berbasis Pertiwi”, Kompas Jawa Tengah, 18 Mei 2006, hlm. 06
- “HUT Ke-405 Kabupaten Tegal: Bergerak Maju Bersama Industri Agro dan Logam”, Kompas Jawa Tengah, 18 Mei 2006, hlm. 06
- “Wisata Alam: Menikmati Keindahan Waduk Cacaban Tegal* Jalan-Jalan”, Kompas Jawa Tengah, 09 Desember 2006, hlm. 08
- “HUT Ke-406 Kabupaten Tegal: Tegal Menuju Kabupaten Industri dan Perdagangan”, Kompas Jawa Tengah,18 Mei 2007, hlm. 09
- “HUT ke-406 Kabupaten Tegal: Tegal Menyiapkan Kultur Masyarakat”, Kompas Jawa Tengah,18 Mei 2007, hlm. 09
- “Pariwisata: Obyek Wisata Air Panas Guci Semakin Berkembang”, Kompas Jawa Tengah, 04 Februari 2008, hlm. 02
- “HUT Kabupaten Tegal: Membangun Citra Diri Melalui Peningkatan IPM”, Kompas Jawa Tengah, 19 Mei 2008, hlm. 09
- “Pesona Nusantara: Secuil Nuansa Surga di Guci Tegal”, Kompas, 16 Oktober 2012, hlm. 24
- “Meruwat Pantai, Menjaga Alam, dan Merawat Bahasa”, Kompas, 22 November 2014, hlm. 09
- “Fenomena Sosial: Bendera Putih, Lambaian Pengetuk Hati dari ”Wong Cilik”, Kompas, 04 Agustus 2021, hlm. 13
- “Ekonomi Kerakyatan: Simalakama Industri Logam Rakyat di Tegal”, Kompas, 08 September 2021, hlm. 11
- Zaenuddin HM. 2013. Asal-Usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe. Jakarta: Change
- Albiladiyah, S. Ilmi, dkk.. 2013. Tegal dalam Lintasan Sejarah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta
- Kabupaten Tegal Dalam Angka 2022, BPS Kabupaten Tegal
- Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2021, BPS Kabupaten Tegal
- Profil Industri Mikro dan Kecil Kabupaten Tegal 2020, BPS Kabupaten Tegal
- Direktori Sentra Industri Pengolahan Kabupaten Tegal 2020, BPS Kabupaten Tegal
- Statistik Daerah Kabupaten Tegal 2022, BPS Kabupaten Tegal
- Kemiskinan Kabupaten Tegal 2021, BPS Kabupaten Tegal
- Keadaan Ketenagakerjaan Kabupaten Tegal, BPS Kabupaten Tegal
- 7 Fakta Menarik Kabupaten Tegal, dari Asal-usul Nama, Bahasa Ngapak, hingga Warteg, laman Kompas.com
- UU 13/1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Tengah
- UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
- UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah
- PP 2/1984 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal ke Kota Slawi di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal
- PP 7/1986 tentang Perubahan Batas wilayah Kotamadya Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal.
- Perda Kabupaten Tegal Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tegal Tahun 2019-2024
Editor
Topan Yuniarto