Sumber: Litbang ”Kompas”, dari laman Kemensos dan pemberitaan ”Kompas”.
Artikel Terkait
Mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional tentu bukan tujuan utama para pejuang bangsa. Mereka dengan sukarela dan segenap jiwa raga terjun untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan. Pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, kedatangan penjajah di setiap wilayah Indonesia, tentu akan disambut dengan penolakan rakyat. Di situ akan muncul sosok-sosok pemimpin yang menggerakkan rakyat melakukan perlawanan. Tumbuhnya kesadaran akan kecintaannya terhadap tanah air, perjuangan untuk mengusir penjajah ditempuh dengan berbagai cara, bahkan tanpa peduli dengan keselamatan dan keamanan diri hingga harus bertaruh dengan nyawa.
Keberanian sosok-sosok inilah yang menggerakkan Pemerintah untuk memberikan penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada negara. Setiap tahun, pada peringatan Hari Pahlawan, Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional terhadap sosok pejuang yang memiliki jasa besar dan turut andil pada masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Di masa sekarang, setelah Indonesia bisa menikmati alam kemerdekaan, menilai sosok pahlawan tentu akan berbeda dengan pada masa perjuangan kemerdekaan dulu. Pahlawan di masa kini adalah sosok yang dapat memberikan andil mengisi kemerdekaan sesuai bidangnya masing-masing untuk dipersembahkan kepada negara sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap jasa pahlawan terdahulu.
Salah satu musuh terbesar bangsa Indonesia yang masih harus diperjuangkan adalah kemiskinan. Seusai upacara peringatan Hari Pahlawan tahun 2019 lalu, Presiden Joko Widodo mengajak bangsa Indonesia bersama-sama berjuang memberantas kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan kesenjangan. Upaya bersama itu akan menjadi salah satu cara menghargai jasa para pahlawan yang sudah merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (“Hari Pahlawan: Kemiskinan Musuh Bersama”, Kompas, 11 November 2019).
Hal itu terlihat jelas bahwa perjuangan bangsa Indonesia belum selesai. Masih dibutuhkan pahlawan-pahlawan bangsa yang memiliki keberanian dan semangat yang sama seperti pahlawan terdahulu untuk memberantas dan menghapus segala bentuk penjajahan dari bumi Indonesia menuju Indonesia yang berkemakmuran dan berkeadilan. Selamat Hari Pahlawan.
Berikut pejuang-pejuang Indonesia yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dari Pemerintah yang dirangkum dari Arsip Kompas dan beberapa sumber lainnya:
- Nama: Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani (Purworejo, 19 Juni 1922 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: Letjen TNI Anumerta Soeprapto (Purwokerto, 20 Juni 1920 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: Letjen TNI Anumerta MT Haryono (Surabaya, 20 Januari 1924 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: Letjen TNI Anumerta S Parman (Wonosobo, 4 Agustus 1918 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: Mayjen TNI Anumerta Sutoyo (Kebumen, 28 Agustus 1922 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: Letjen TNI Anumerta DI Panjaitan (Tapanuli, 9 Juni 1925 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: Kapten CZI Anumerta Pierre Tendean (Jakarta, 21 Februari 1939 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: AIP II Anumerta KS Tubun (Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Korban penembakan pada saat terjadi Gerakan 30 September
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 114/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Riwajat Singkat KS Tubun (Kompas, 18 Oktober 1965 halaman 2)
- Nama: Brigjen TNI Anumerta Katamso (Sragen, 5 Februari 1932 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Korban penculikan dan pembunuhan pada saat terjadi Gerakan 30 September di Yogyakarta
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965
Kol Katamso & Letkol Sugijono Djenazahnja Diketemukan (Kompas, 21 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: Kolonel Inf Anumerta Sugiyono (Gunung Kidul, 12 Agustus 1926 – 1 Oktober 1965)
Jasa: Korban penculikan dan pembunuhan pada saat terjadi Gerakan 30 September di Yogyakarta
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 118/KOTI/1965 tanggal 19 Oktober 1965
Kol Katamso & Letkol Sugijono Djenazahnja Diketemukan (Kompas, 21 Oktober 1965 halaman 1)
- Nama: Sutan Sjahrir (Padang Panjang, 5 Maret 1909 – 9 April 1966)
Jasa: Sjahrir berjasa besar dalam pergerakan nasional dan saat memimpin bangsa sebagai Perdana Menteri Kabinet di masa revolusi fisik.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 76/1966 yang berlaku mulai tanggal 9 April 1966.
St Sjahrir Pahlawan Nasional (Kompas, 15 April 1966 halaman 1)
- Nama: R Eddy Martadinata (Bandung, 29 Maret 1921 – 6 Oktober 1966)
Jasa: Menumpas pemberontakan anggota KNIL pimpinan Andi Aziz di Sulawesi Selatan dan Gestapu semasa jabatannya sebagai Menteri Panglima Angkatan Laut Republik Indonesia.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 220/1966 tanggal 7 Oktober 1966.
In Memoriam Laksamana Eddy Martadinata: Indonesia Kehilangan Puteranja jang Setia * Njanjian Terachir: Bunga Mawar dari Kajangan (Kompas, 8 Oktober 1966 halaman 1)
- Nama: Dewi Sartika (Bandung, 4 Desember 1884 – 11 September 1947)
Jasa: pejuang emansipasi wanita, memberikan Pendidikan bagi kaum wanita dan mendirikan Sekolah Istri
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 252/1966 tanggal 1 Desember 1966
Pahlawan Kemerdekaan Dewi Sartika (Kompas, 3 Desember 1966 halaman 1)
KOMPAS/JIMMY S HARIANTO
Upacara pembukaan selubung pigura lukisan Ny. Ageng Serang Nataprajan, yang namannya kini diabadikan untuk Gedung Wanita di Kuningan, Jakarta Selatan.
- Nama: Pangeran Antasari (1809 – 11 Oktober 1826)
Jasa: Pemimpin Perang Banjar melawan penjajah Belanda
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 06/TK/1968 tanggal 27 Maret 1968.
Pangeran Antasari Pahlawan Nasional (Kompas, 27 Mei 1968 halaman 2)
- Nama: Harun bin Said (Pulau Bawean, 4 April 1947 – 17 Oktober 1968)
Jasa: Sebagai sukarelawan anggota Dwikora, berhasil meledakkan sebuah bom di gedung kediaman “High Comissioner” Australia di Singapura pada waktu Pemerintah Orde Lama pra-Soeharto melakukan konfrontasi. Indonesia sedang bersengketa politik dengan Malaysia dan Singapura.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 050/TK/1968 tanggal 17 Oktober 1968
Upatjara Pemakaman Kedua Djenazah Pahlawan (Kompas, 21 Oktober 1968 halaman 1)
- Nama: Usman bin Hadji Moh Ali alias Janatin (Banyumas, 18 Maret 1943 – 17 Oktober 1968)
Jasa: Sebagai sukarelawan anggota Dwikora, berhasil meledakkan sebuah bom di gedung kediaman “High Comissioner” Australia di Singapura pada waktu Pemerintah Orde Lama pra-Soeharto melakukan konfrontasi. Indonesia sedang bersengketa politik dengan Malaysia dan Singapura.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 050/TK/1968 tanggal 17 Oktober 1968
Upatjara Pemakaman Kedua Djenazah Pahlawan (Kompas, 21 Oktober 1968 halaman 1)
- Nama: Maria Walanda Maramis (Minahasa, 1 Desember 1872 – 22 April 1924)
Jasa: Meningkatkan kedudukan wanita terutama di desa-desa mengenai tatakrama, budi pekerti, dan kepribadian. Maramis mendirikan perkumpulan PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya) pada tahun 1917.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 012/TK/1969 tanggal 20 Mei 1969
Pahlawan Wanita Nasional Ibu Maria Walanda Maramis (Kompas, 2 Desember 1975 halaman 12)
- Nama: Martha Christina Tiahahu (Maluku, 1800 – 2 Januari 1818)
Jasa: Bersama pahlawan Pattimura berjuang keras mengusir penjajah Belanda.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 012/TK/1969 tanggal 20 Mei 1969)
Pahlawan Nasional Martha Tiahahu (Kompas, 14 November 1969 halaman 2)
- Nama: WR Supratman (Purworejo, 19 Maret 1903 – 17 Agustus 1938)
Jasa: Menciptakan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dikumandangkan pada Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 016/TK/1971 tanggal 20 Mei 1971
Gelar Pahlawan Nasional untuk WR Supratman dan Njai A Dahlan (Kompas, 11 November 1971 halaman 1)
- Nama: Siti Walidah/Nyai A Dahlan (Yogyakarta, 1872 – 31 Mei 1946)
Jasa: Pergerakan pendidikan dan sosial di lingkungan Muhammadiyah dan Aisyiah.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 042/TK/1971 tanggal 22 September 1971
Gelar Pahlawan Nasional untuk WR Supratman dan Njai A Dahlan (Kompas, 11 November 1971 halaman 1)
- Nama: Abdulrachman Saleh (Jakarta, 1 Juli 1909 – 29 Juli 1947)
Jasa: Gugur dalam tugas pada tanggal 29 Juli 1947 ketika pesawat Dakota VT-CLA yang mereka awaki bersama awak dan penumpang lain ditembak jatuh oleh dua pesawat Kittyhawk Belanda di Dusun Ngoto.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 071/TK/1974 tanggal 9 November 1974
Gelar “Pahlawan Nasional” untuk 3 Orang (Kompas, 12 November 1974 halaman 1)
- Nama: Augustinus Adisucipto (Salatiga, 3 Juli 1916 – 29 Juli 1947)
Jasa: Gugur dalam tugas pada tanggal 29 Juli 1947 ketika pesawat Dakota VT-CLA yang mereka awaki bersama awak dan penumpang lain ditembak jatuh oleh dua pesawat Kittyhawk Belanda di Dusun Ngoto.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 071/TK/1974 tanggal 9 November 1974
Gelar “Pahlawan Nasional” untuk 3 Orang (Kompas, 12 November 1974 halaman 1)
- Nama: Teuku Nyak Arif (Banda Aceh, 17 Juli 1899 – 4 Mei 1946)
Jasa: pejuang politik yang berjasa dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia di Wilayah Aceh
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 071/TK/1974 tanggal 9 November 1974
Gelar “Pahlawan Nasional” untuk 3 Orang (Kompas, 12 November 1974 halaman 1)
- Nama: Nyi Ageng Serang (Serang, 1752 – 1828)
Jasa: Pejuang wanita yang ikut dalam pertempuran Perang Diponegoro.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 084/TK/1974 tanggal 13 Desember 1974
Wanita Harus Jadi Pasangan Sayap Bangsa Bersama Pria (Kompas, 26 Desember 1974 halaman 1)
- Nama: Rasuna Said (Sumbar, 14 September 1910 – 2 November 1965)
Jasa: Pejuang kemerdekaan sejak penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, dan berjasa pada masa sesudah kemerdekaan.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 084/TK/1974 tanggal 13 Desember 1974
Wanita Harus Jadi Pasangan Sayap Bangsa Bersama Pria (Kompas, 26 Desember 1974 halaman 1)
- Nama: Halim Perdanakusuma (Madura, 18 November 1922 – 14 Desember 1947)
Jasa: Gugur dalam kecelakaan pesawat RI-003 Avro Anson di Tanjung Hantu Perak, Malaysia. Penerbangan tersebut dalam rangka menjalankan tugas menembus blokade Belanda guna mencari bantuan dan mengusahakan keperluan bagi raykat di Sumatera yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan RI
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 063/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975
Gelar Pahlawan dan Anugerah Bintang untuk 18 Putra Indonesia (Kompas, 16 Agustus 1975 halaman 1)
- Nama: I Gusti Ngurah Rai (Bali, 9 Januari 1917 – 20 November 1946)
Jasa: Gugur dalam pertempuran Perang Puputan melawan penjajah Belanda
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 063/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975
Gelar Pahlawan dan Anugerah Bintang untuk 18 Putra Indonesia (Kompas, 16 Agustus 1975 halaman 1)
- Nama: Iswahjudi (Surabaya, 15 Juli 1918 – 14 Desember 1947)
Jasa: Gugur dalam kecelakaan pesawat RI-003 Avro Anson di Tanjung Hantu Perak, Malaysia. Penerbangan tersebut dalam rangka menjalankan tugas menembus blokade Belanda guna mencari bantuan dan mengusahakan keperluan bagi raykat di Sumatera yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan RI
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 063/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975
Gelar Pahlawan dan Anugerah Bintang untuk 18 Putra Indonesia (Kompas, 16 Agustus 1975 halaman 1)
- Nama: Soeprijadi (Trenggalek, 13 April 1923 – …)
Jasa: Tokoh pemberontak Tentara Pembela Tanah Air (PETA) Blitar pada masa pendudukan Jepang
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 063/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975
Gelar Pahlawan dan Anugerah Bintang untuk 18 Putra Indonesia (Kompas, 16 Agustus 1975 halaman 1)
- Nama: Sultan Agung (Yogyakarta, 1591 – 1645)
Jasa: Berhasil mempersatukan Pulau Jawa, termasuk daerah Jawa Timur, Madura, Cirebon, dan Priangan. Hanya Banten yang belum dapat dipersatukan karena mendapat rintangan besar dari VOC.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975
Tiga Pahlawan Nasional Diangkat (Kompas, 6 November 1975 halaman 1)
- Nama: Untung Surapati (Meninggal 5 November 1706)
Jasa: Memimpin perlawanan terhadap Belanda di Kartasura
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975
Tiga Pahlawan Nasional Diangkat (Kompas, 6 November 1975 halaman 1)
- Nama: Tengku Amir Hamzah (Sumut, 28 Februari 1911 – 20 Maret 1946)
Jasa: Kemampuannya untuk mengungkapkan kata-kata Melayu dalam puisi modern hingga menyegarkan dan puisinya kaya dengan bunyi bahasa.
Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975
Tiga Pahlawan Nasional Diangkat (Kompas, 6 November 1975 halaman 1)
KOMPAS/JB SURATNO
Pemerintah hari Sabtu (8/11/1986) menganugerahkan penghargaan Pahlawan Proklamator untuk bekas Presiden RI pertama, Dr Ir Soekarno almarhum dan bekas Wakil Presiden RI pertama, Dr Mohammad Hatta almarhum, serta gelar Pahlawan Nasional untuk Raden Panji Soeroso dan Radin Inten II. Presiden Soeharto bersama Ny. Tien kemudian menyalami Ny. Hartini Soekarno sebagai wakil ahli waris Bung Karno yang menerima penghargaan didampingi Guntur. Untuk Bung Hatta diterima Dr Sri Edi Swasono, untuk RP Soeroso diterima putranya, Dr MT Soeyono (keempat dari kiri) dan untuk Radin Inten II diterima putranya, Radin Inten (keenam).
- Nama: Soekarno (Surabaya, 6 Juni 1901 – Jakarta, 21 Juni 1970)
Jasa: Mendorong dan memimpin bangsa Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden pertama Republik Indonesia
Penganugerahan: Gelar Pahlawan Proklamator, dianugerahkan oleh Presiden Soeharto di Istana Negara, 8 November 1986 melalui Keputusan Presiden Nomor 81/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986. Pada 7 November 2012 Presiden Soekarno dikukuhkan kembali sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta.
Pemberian Gelar Pahlawan Proklamator: Nostalgia Setelah 19 Tahun (Kompas, 9 November 1986 halaman 1)
Penghargaan: Gelar Pahlawan untuk Soekarno dan Hatta (Kompas, 7 November 2012 halaman 2)
- Nama: Mohamad Hatta (Bukittinggi, 12 Agustus 1902 – Jakarta, 14 Maret 1980)
Jasa: Mendorong dan memimpin bangsa Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, Wakil Presiden pertama Republik Indonesia
Penganugerahan: Gelar Pahlawan Proklamator, dianugerahkan oleh Soeharto di Istana Negara, 8 November 1986 melalui Keputusan Presiden Nomor 81/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986. Pada 7 November 2012 Presiden Soekarno dikukuhkan kembali sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta.
Pemberian Gelar Pahlawan Proklamator: Nostalgia Setelah 19 Tahun (Kompas, 9 November 1986 halaman 1)
Penghargaan: Gelar Pahlawan untuk Soekarno dan Hatta (Kompas, 7 November 2012 halaman 2)
- Nama: Raden Panji Soeroso (Sidoarjo, 3 November 1893 – 16 Mei 1981)
Jasa: Aktif sebagai anggota Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Fraksi Nasional. Pernah menjabat sebagai penasihat Sutan Syahrir, Ketua Hokokai, dan wakil ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 82/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986 di Istana Negara, 8 November 1986
Pemberian Gelar Pahlawan Proklamator: Nostalgia Setelah 19 Tahun (Kompas, 9 November 1986 halaman 1)
- Nama: Radin Inten II (Lampung, 1934 – 5 Oktober 1856)
Jasa: Gigih mengorganisir dan memimpin perlawanan terhadap kaum kolonial Belanda di Lampung. Ia gugur dalam pertempuran karena disergap tentara Belanda.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 82/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986 di Istana Negara, 8 November 1986
Pemberian Gelar Pahlawan Proklamator: Nostalgia Setelah 19 Tahun (Kompas, 9 November 1986 halaman 1)
- Nama: Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa /Raden Mas Said) (Surakarta, 7 April 1725 – 23 Desember 1795)
Jasa: Berjuang selama 16 tahun (1741-1757) sejak Geger Pacinan melawan Kompeni (Belanda) dan Pakubuwono II, juga Perebutan Tahta Ketiga (1749-1757). Piwulang yang diajarkannya mengandung nilai-nilai etos bangsa.
Penganugerahan: Dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 1988 bedasar Surat Keputusan Presiden Nomor 048/TK/1988 tanggal 17 Agustus 1988
Pangeran Sambernyawa Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 1988 halaman 4)
- Nama: Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Yogyakarta, 12 April 1912 – Washington, D.C, 2 Oktober 1988)
Jasa: Melawan penjajah Belanda, pendudukan Jepang, pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia kedua, dan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 1990 melalui Keppres Nomor 053/TK/1990 tertanggal 30 Juli 1990.
Gelar Pahlawan Nasional untuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Kompas, 9 November 1990 halaman 1)
KOMPAS/JB SURATNO
BINTANG MAHAPUTRA ADIPRADANA/UTAMA – Presiden Soeharto hari Selasa (9/11/1993) menganugerahkan Bintang Mahaputra Adipradana/Utama kepada ahli waris dari Sultan Iskandar Muda (alm), I Gusti Ketut Jelantik (alm), Frans Kaisiepo (alm), Silas Papare (alm), Marthen Indey (alm), Ny. Juliana Djuanda (alm), serta Prof Dr Hamka (alm), di Istana Merdeka. Kepala Negara sedang mengalungkan medali Bintang Mahaputra Utama kepada Rusdi Hamka mewakili almarhum Prof Dr Hamka.
- Nama: Sultan Iskandar Muda (Perkasa Alam) (Aceh, 1593 – 27 Desember 1636)
Jasa: Berjuang melawan penjajah Portugis, Belanda dan Inggris di Sumatera dan Malaka tahun 1915-1929. Pernah menjadi raja termuda Kerajaan Aceh.
Penganugerahan: oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993.
Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
- Nama: I Gusti Ketut Jelantik (Bali, 1800 – 1849)
Jasa: Berjuang melawan penjajahan Belanda (1846- 1849), yaitu pada peristiwa Buleleng dan perang Jaga Raga di Bali.
Penganugerahan: oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993.
Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
- Nama: Frans Kaisiepo (Biak, 10 Oktober 1921 – Jayapura, 10 April 1979)
Jasa: Ditunjuk sebagai Gubernur Pertama Irian Jaya (sekarang Provinsi Papua Barat), berjasa dalam integrasi Irian Jaya dengan Indonesia.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993.
Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
Nama dan Peristiwa: Melengkapi jumlah 94 pahlawan nasional yg tercatat sampai tahun 1993, diusulkan lima calon pahlawan nasional (Kompas, 12 Agustus 1993 halaman 20)
- Nama: Silas Papare (Serui, 18 Desember 1918 – 7 Maret 1978)
Jasa: Membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM) untuk menghimpun kekuatan dan mengatur perjuangan membela dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945, ikut membentuk Provinsi Irian Barat di Jakarta sebagai pemerintah tandingan Pemerintah Belanda di Irian Barat, delegasi RI dalam perundingan untuk penandatanganan New York Agreement 1962 yang merupakan persetujuan pengembalian Irian ke tangan RI dari tangan Belanda.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993.
Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
- Nama: Marthen Indey (Jayapura, 16 Maret 1912 – 17 Juli 1986)
Jasa: Terlibat dalam usaha pengembalian Irian Barat ke tangan RI, menyampaikan Piagam Kota Baru pada 1962 kepada Presiden Soekarno yang menegaskan tekad penduduk Irian Jaya untuk tetap setia kepada RI, anggota MPRS mewakili Irian Jaya selama 1963 – 1968.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993.
Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
- Nama: Nuku Muhammad Amiruddin Kaicil Paparangan (Maluku, 1738 – 14 November 1805)
Jasa: Raja Kesultanan Tidore yang berkali-kali mengusir Belanda dari Maluku Utara.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 071/TK/1995, dianugerahkan juga Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana
Tiga Penerima Gelar Pahlawan Nasional *40 Lainnya Dianugerahi Bintang RI (Kompas, 10 November 1995 halaman 1)
- Nama: Tuanku Tambusai (Riau, 5 November 1784 – Negeri Sembilan, 12 November 1882)
Jasa: Ikut dalam arus Perang Padri (1821-1838) kemudian memimpin Perang Padri tahun 1832 dimana ia melawan pasukan Belanda, menghancurkan benteng Belanda Fort Amerongen, diberi julukan de padrische tigjer van Rokan oleh Belanda yang berarti harimau Padru dari Rokan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 071/TK/1995, dianugerahkan juga Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana.
Tiga Penerima Gelar Pahlawan Nasional *40 Lainnya Dianugerahi Bintang RI (Kompas, 10 November 1995 halaman 1)
Tuanku Tambusai: Putra Riau yang Menyerang Dua Penajajah *Box (Kompas, 8 November 1995 halaman 20)
- Nama: Syekh Yusuf Tajul Khalwati (Makassar, 3 Juli 1626 – Cape Town, 23 Mei 1699)
Jasa: Bergerilya melawan Kompeni Belanda di Jawa Barat, memimpin 5.000 pasukan dari suku Sunda, Melayu, Makasar, dan Bugis. Ia akhirnya ditangkap Belanda dan diasingkan di Cape Town, Afrika Selatan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 071/TK/1995, dianugerahkan juga Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana.
Tiga Penerima Gelar Pahlawan Nasional *40 Lainnya Dianugerahi Bintang RI (Kompas, 10 November 1995 halaman 1), Gelar Pahlawan Syekh Yusuf, Merupakan Kado Istimewa (Kompas, 10 November 1995 halaman 15)
Potret Seorang Pahlawan yang Nyaris Terlupakan * Tinjauan Buku: Syekh Yusuf Seorang Ulama, Sufi dan Pejuang (Kompas, 28 Februari 1995 halaman 16)
- Nama: Ny. Tien Soeharto (Siti Hartinah) (Jawa Tengah, 23 Agustus 1923 – Jakarta, 28 April 1996)
Jasa: Istri Soeharto, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan ia mendirikan TMII
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1996 di Istana Merdeka melalui Keppres No 60/TK/1996 tanggal 30 Juli 1996.
Gelar Pahlawan Untuk Ny Tien Soeharto (Kompas, 10 November 1996 halaman 1)
- Nama: Raja Haji Fisabilillah (Bintan, 1725 – Telukketapang, 18 Juni 1784)
Jasa: Diangkat sebagai Yamtuan (semacam Perdana Menteri) di tahun 1772, ia membangun Kerajaan Melayu sebagai negara terkaya di Asia Tenggara. Semasa hidupnya ia selalu menentang Belanda dan tidak pernah mau diajak berunding oleh Belanda. Selain masyarakat Riau, Raja Haji mengikutsertakan masyarakat Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Malaysia untuk melawan Belanda.
Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 1997 di Istana Merdeka melalui Keppres No. 072/TK/1997
Raja Haji, Pahlawan Bahari Abad Ke-18 * Box (Kompas, 9 Agustus 1996 halaman 24)
Pahlawan Nasional dari Riau: Raja Haji Fisabilillah (Kompas, 12 November 1997 halaman 1)
- Nama: H Adam Malik (Pematang Siantar, 22 Juli 1917 – Bandung, 5 September 1984)
Jasa: Mantan Wakil Presiden 1918 – 1983, berjuang melawan penjajah dan mempertahankan prinsip kemerdekaan, membawakan politik luar negeri bebas aktif, memperjuangkan integrasi Timor Timur, pembebasan Irian Barat dan merumuskan ASEAN
Penganugerahan: Oleh Presiden BJ Habibie ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Merdeka pada 9 November 1998 melalui Keputusan Presiden nomor 109/TK/1998.
Adam Malik Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1998 halaman 6)
- Nama: Tjilik Riwut (Kasongan, 2 Februari 1918 – Banjarmasin, 17 Agustus 1987)
Jasa: Mantan Gubernur Kalimantan Tengah 1957 – 1967 yang berandil besar dalam kemerdekaan Indonesia, mengangkat derajat suku Dayak, mempelopori pembangunan kota Palangkaraya, dan merintis pembangunan Kalimantan Tengah. Namanya diabadikan untuk Bandar Udara Palangkaraya oleh Menteri Perhubungan Ir Azwar Anas pada Hari Pahlawan 1988
Penganugerahan: Oleh Presiden BJ Habibie ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Merdeka pada 9 November 1998 melalui Keputusan Presiden nomor 109/TK/1998.
Adam Malik Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1998 halaman 6), Tjilik Riwut Diabadikan untuk Bandar Udara Palangkaraya (Kompas, 13 November 1998 halaman 13)
- Nama: L Maddukelleng (1700 – 1765)
Jasa: Mantan Sultan Pasir Kalimantan Timur, pernah menjadi Arung Matoa atau Raja Wajo Sulawesi Selatan 1726-1765, ia gencar melawan penjajah Belanda.
Penganugerahan: Oleh Presiden BJ Habibie ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Merdeka pada 9 November 1998 melalui Keputusan Presiden nomor 109/TK/1998. Ia juga menerima piagam Bintang Mahaputera Adipradana.
Adam Malik Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1998 halaman 6)
- Nama: Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin (Siak Sri Indrapura, 1 Desember 1893 – Riau, 23 April 1968)
Jasa: Mantan Sultan Siak Sri Indrapura Riau 1915-masa kemerdekaan. Ia melawan Belanda di Siak, membangun sekolah-sekolah, dan menyumbangkan hartanya untuk rakyat.
Penganugerahan: Oleh Presiden BJ Habibie ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Merdeka pada 9 November 1998 melalui Keputusan Presiden nomor 109/TK/1998. Ia juga menerima piagam Bintang Mahaputera Adipradana.
Adam Malik Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1998 halaman 6)
KOMPAS/JB SURATNO
Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri, Selasa (09 November 1999) di Istana Wakil Presiden-Jakarta, atas nama pemerintah, menganugerahkan gelar pahlawan nasional, disertai tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana, kepada tiga orang yakni Alm Prof Dr Hazairin SH (Mendagri tahun 1953-1955); alm H Ilyas Yacoub (Ketua DPRD Sumatera Tengah tahun 1950); dan alm Abdul kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan (tokoh pejuang dari Kalbar).
- Nama: Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan (Sintang, 1771 – Melawi, 1875)
Jasa: Tokoh pejuang dari Kalimantan Barat
Penganugerahan: Oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Wakil Presiden pada 9 November 1999 melalui Surat Keputusan Presiden nomor 114/TK/1999 tanggal 13 Oktober 1999, dianugerahkan juga tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana.
Pemerintah Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1999 halaman 6)
- Nama: Hazairin SH (Bukittinggi, 28 November 1906 – Jakarta, 11 Desember 1975)
Jasa: Ahli hukum adat Indonesia, guru besar hukum, juga penulis buku-buku hukum dan politik. Ia pernah menjabat sebagai Bupati Sibolga (1946), Residen Bengkulu (1950), Menteri Kehakiman dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo (1950-1953), dan Menteri Dalam Negeri (1953-1955). Di bidang akademik, ia menjabat sebagai Rektor Perguruan Tinggi Hukum Militer, pembina & ketua Yayasan Universitas Islam Jakarta, dan sekretaris Senat Guru Besar UI.
Penganugerahan: Oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Wakil Presiden pada 9 November 1999 melalui Surat Keputusan Presiden 074/TK/1999 tanggal 13 Agustus 1999, dianugerahkan juga tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana.
Pemerintah Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1999 halaman 6)
Prof. Dr. Hazairin SH Tutup-usia (Kompas, 12 Desember 1975 halaman 1)
- Nama: Ilyas Yacoub (Pesisir Selatan, Hindia Belanda, 14 Juni 1903 – Pesisir Selatan, Sumatra Barat, 1 Agustus 1958)
Jasa: Ketua DPRD Sumatera Tengah tahun 1950
Penganugerahan: Oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Wakil Presiden pada 9 November 1999 melalui Surat Keputusan Presiden 074/TK/1999 tanggal 13 Agustus 1999, dianugerahkan juga tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana
Pemerintah Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1999 halaman 6)
- Nama: Fatmawati (Bengkulu, 5 Februari 1923 – Kuala Lumpur, 14 Mei 1980)
Jasa: Menjahit bendera Merah-Putih Indonesia, Istri Presiden Soekarno
Penganugerahan: Oleh Presiden Abdurrahman Wahid ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 118/TK/2000.
Presiden Berikan Gelar Pahlawan kepada Fatmawati Soekarno (Kompas, 9 November 2000 halaman 11)
- Nama: Prof Mr RH Iwa Kusuma Sumantri (Ciamis, 31 Mei 1899 – 27 November 1971)
Jasa: Menteri Pertahanan pertama di Indonesia
Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetakan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002
Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
- Nama: Jenderal Besar Kehormatan Abdul Haris Nasution (Sumatera Utara, 3 Desember 1918 – Jakarta, 6 September 2000)
Jasa: Berjasa di TNI, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) tahun 1966-1972
Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002
Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
- Nama: Jenderal Kehormatan GPH Djati Kusumo (Surakarta, 1 Juli 1917 – Jakarta, 4 Juli 1992)
Jasa: Berjasa di TNI, Wakil Ketua DPA tahun 1978-1983
Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002
Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
- Nama: Andi Djemma (Palopo, 15 Januari 1901 – Makassar, 23 Februari 1965)
Jasa: Raja Luwu, Sulawesi Selatan, tahun 1935-1946
Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002
Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
- Nama: Pong Tiku alias Ne’baso (Rantepao, 1846 – Tana Toraja, 10 Juli 1907)
Jasa: Tokoh pejuang kemerdekaan Toraja
Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002
Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
- Nama: Haji Nani Wartabone (Gorontalo, 30 Januari 1907 – 3 Januari 1986)
Jasa: Pelopor pergerakan kemerdekaan dari Gorontalo, melawan Belanda dan Jepang, mendirikan dan menjadi sekretaris Jong Gorontalo di Surabaya, Jawa Timur, dan memimpin penumpasan pemberontakan Permesta di Gorontalo tahun 1958.
Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2003 di Istana Negara melalui Keppres No 085/TK/2003, 5 November 2003
Bing Slamet dan AA Navis Dapat Penghargaan (Kompas, 8 November 2003 halaman 11)
KOMPAS/JOHNNY TG
Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution di depan lukisan istrinya, Ny. Yohana Sunanti.
- Nama: Maskoen Soemadiredja (Bandung, 25 Mei 1907 – Jakarta, 4 Januari 1986)
Jasa: Tokoh pejuang yang membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pernah ditahan bersama Soekarno di penjara Banceuy dan penjara Sukamiskin, Jawa Barat.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004
Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
- Nama: Andi Mappanyukki (Sulawesi Selatan, 1885 – 18 April 1967)
Jasa: Raja Bone ke-32 yang dikenal menentang pemerintahan kolonial Belanda, pernah menolak tawaran pemerintah kolonial Belanda untuk dijadikan pejabat di Gowa Barat.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004
Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
- Nama: Raja Ali Haji (Selangor, 1808 – Pulau Penyengat, 1873)
Jasa: Tokoh bahasa melayu dan pencipta sajak Gurindam Dua Belas (1847)
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004
Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
- Nama: KH Ahmad Rifa’i (Wafat: 1870)
Jasa: Tokoh ulama tahun 1850 yang dikenal sebagai pejuang dan meninggal dunia dalam pengasingannya di Manado
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004
Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
- Nama: Gatot Mangkoepradja (Sumedang, 25 Desember 1898 – Bandung, 4 Oktober 1968)
Jasa: Tokoh pejuang yang secara konsisten melawan penjajahan Belanda, dikenal sebagai pemrakarsa pembentukan tentara sukarela Pembela Tanah Air, yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004
Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
- Nama: Ismail Marzuki (Batavia, 11 Mei 1914 – Jakarta, 25 Mei 1958)
Jasa: Tokoh seniman pencipta lagu bernuansa perjuangan yang dapat mendorong semangat untuk membela kemerdekaan, seperti Gugur Bunga, Indonesia Pusaka, dan Halo Halo Bandung
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004
Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING
GELAR PAHLAWAN NASIONAL – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan ucapan selamat kepada Rachmi Aziah, putri tunggal dari pencipta lagu Ismail Marzuki, yang mewakili ayahnya untuk menerima gelar Pahlawan Nasional dari negara, Rabu (10/11) di Istana Negara. Maskoen Soemadiredja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, Ahmad Rifa’i, dan Gatot Mangkoepradja juga menerima gelar Pahlawan Nasional.
- Nama: Bagindo Azizchan (Padang, 30 September 1910 – 19 Juli 1947)
Jasa: Menentang kehadiran Belanda yang membonceng Sekutu. Ia tetap mempertahankan pendirian delegasi RI di saat Belanda berpendirian bahwa tentara RI harus keluar garis demarkasi yang ditarik di antara pos-pos Belanda.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2005 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005. Ia juga menerima Bintang Mahaputra Adipradana.
FOTO: Anugerah Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2005 halaman 4)
Kilas Daerah: Bagindo Aziz Chan Jadi Pahlawan Nasional (Kompas, 8 November 2005 halaman 24)
- Nama: Kiras Bangun (Karo, 1852 – Batu Karang, 22 Oktober 1942)
Jasa: Berjuang melawan penjajah Belanda pada tahun 1901-1905, memimpin lebih dari 3.000-an warga Karo yang menolak Tanah Karo dijadikan kawasan perkebunan oleh Belanda, kepemimpinannya ditunjuk langsung oleh warga Karo.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2005 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005.
FOTO: Anugerah Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2005 halaman 4)
Masyarakat Karo agar Teladani Kiras Bangun * Falsafah Hidupnya Layak Jadi Panutan Masa Kini (Kompas, 26 November 2005 halaman 27)
- Nama: Andi Abdullah Bau Massepe (Massepe, 1918 – Pare-pare, 2 Februari 1947)
Jasa: Panglima TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2005 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005.
FOTO: Anugerah Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2005 halaman 4)
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING
ANUGERAH GELAR PAHLAWAN NASIONAL – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan plakat kepada Fatiha Aidilfitrini, mewakili ayahnya, Bagindo Azizchan, yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, Rabu (9/11/2005). Tiga orang lainnya, Kiras Bangun, Andi Abdullah Bau Massepe, dan Mayjen TNI (Purn) Tengku Rizal Nurdin juga menerima gelar Pahlawan Nasional.
- Nama: Sultan Hamengku Buwono I (1717 – 1792)
Jasa: Pelopor berdirinya Keraton Yogyakarta dan sultan pertama di Keraton Yogyakarta. Ia mencintai seni dan menghasilkan karya tari, antara lain Beksa Lawung, Beksa Sekar Medura, dan wayang wong.
Penganugerahan: Oleh pemerintah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2006 melalui Keppres No 005/TK/2006, 3 November 2006
Gelar Pahlawan Nasional untuk HB I * Dilakukan Tasyakuran di Makam Imogiri, Bantul (Kompas Jogja, 10 November 2006 halaman 5)
Foto: Menuju Makam Sultan HB I (Kompas, 10 November 2006 halaman 2)
- Nama: Mayjen (Purn) dr Adnan Kapau Gani (Desa Palembayan, 16 Septeber 1905 – Palembang, 23 Desember 1968)
Jasa: Perintis kemerdekaan, yang pada zaman revolusi fisik digelari the great smuggler oleh pihak sekutu karena keberaniannya menyelundupkan senjata untuk perjuangan. Ia aktif di organisasi Indonesia Muda, Gerindo, GAPI, PNI
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007.
Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1)
Langkan: Depsos Usulkan Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2007 halaman 12)
AK Gani Meninggal Dunia (Kompas, 28 Desember 1968 halaman 1)
- Nama: Dr Ide Anak Agung Gde Agung (Bali, 24 Juli 1921 – 22 April 1999)
Jasa: Tokoh politik Indonesia mendirikan dan menjadi penggerak utama pertemuan Musyawarah Federal di tahun 1948), berjasa dalam pelaksanaan diplomasi politik luar negeri Indonesia
Penganugerahan: Oleh Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007.
Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1)
- Nama: Mayjen (Purn) Prof Dr Moestopo (Kediri, 13 Juni 1913 – Bandung, 29 September 1986)
Jasa: Pejuang Jawa Timur yang memimpin pasukannya melawan penjajah
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007.
Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1)
- Nama: Brigjen (Anumerta) Ignatius Slamet Rijadi (Surakarta, 26 Juli 1927 – Kota Ambon, 4 November 1950)
Jasa: Pejuang dari Jawa Tengah yang ikut mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI dengan memimpin pemuda pejuang.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007.
Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1)
- Nama: Dr Mohammad Natsir (Solok, 17 Juli 1908 – Jakarta, 6 Februari 1993)
Jasa: Perdana Menteri RI Pertama (1950-1951), menyatakan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1950, “Mosi Integral” Natsir merupakan salah satu mosi paling bernilai dalam sejarah parlemen dan sejarah kontemporer Indonesia, salah satu penandatangan “Petisi 50” untuk mengoreksi kebijakan Presiden Soeharto.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2008 di Istana Negara, dianugerahkan juga Bintang Mahaputra Adipradana melalui Keputusan Presiden Nomor 041/TK/2008 tertanggal 6 November 2008.
Tiga Pahlawan Nasional * Natsir, Bung Tomo, dan Abdul Halim (Kompas, 8 November 2008, halaman 15)
- Nama: Mayor Jenderal (Purn) Soetomo atau Bung Tomo (Surabaya, 3 Oktober 1920 – Padang Arafah, 7 Oktober 1981)
Jasa: Melawan Belanda dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, salah satu tokoh pejuang kemerdekaan yang mendapat panggilan kehormatan “Bung” bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Sjahrir.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2008 di Istana Negara, dianugerahkan juga Bintang Mahaputra Adipradana melalui Keputusan Presiden Nomor 041/TK/2008 tertanggal 6 November 2008.
Tiga Pahlawan Nasional * Natsir, Bung Tomo, dan Abdul Halim (Kompas, 8 November 2008, halaman 15)
- Nama: KH Abdul Halim (Majalengka, 26 Juni 1887 – Majalengka, 7 Mei 1962)
Jasa: Mantan Ketua Umum Persatuan Umat Islam, memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan Indonesia, mempertahankan Indonesia dari agresi Belanda, dan memimpin penghadangan pergerakan militer Belanda di wilayah Karesidenan Cirebon.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2008 di Istana Negara, dianugerahkan juga Bintang Mahaputra Adipradana melalui Keputusan Presiden Nomor 041/TK/2008 tertanggal 6 November 2008.
Tiga Pahlawan Nasional * Natsir, Bung Tomo, dan Abdul Halim (Kompas, 8 November 2008, halaman 15)
- Nama: Laksamana Muda TNI (Purn) Jahja Daniel Dharma (John Lie)(Manado, 11 Maret 1911 – Jakarta, 28 Agustus 1988)
Jasa: Berjasa di Angkatan Laut, dengan kapalnya The Outlaw melakukan pengamanan pelayaran kapal bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, ikut aktif pula dalam penumpasan RMS di Maluku lalu PPRI/Permesta
Penganugerahan: oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2009 di Istana Negara, dianugerahkan juga bintang Mahaputera Adipradana melalui Keputusan Presiden Nomor 058/TK/2009.
Pahlawan: Tiga Orang Dapat Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2009 halaman 12)
- Nama: Herman Johannes (Rote, 28 Mei 1912 – Yogyakarta, 17 Oktober 1992)
Jasa: Rektor dan guru besar Universitas Gadjah Mada 1962-1966
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2009 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 058/TK/2009.
Pahlawan: Tiga Orang Dapat Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2009 halaman 12)
- Nama: Ahmad Subardjo (Karawang, 23 Maret 1896 – Jakarta, 15 Desember 1978)
Jasa: Menteri Luar Negeri periode 1945-1952, perumus naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tokoh yang mengambil inisiatif dan usaha dalam insiden Rengasdengklok
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2009 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 058/TK/2009.
Pahlawan: Tiga Orang Dapat Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2009 halaman 12)
- Nama: Syafruddin Prawiranegara (Banten, 18 Februari 1911 – Jakarta, 15 Februari 1989)
Jasa: Mantan Menteri Kemakmuran, ditunjuk menjadi Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 19 Desember 1948-13 Juli 1949 saat Bung Karno dan Hatta ditawan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011
Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
- Nama: Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) (Agam, 17 Februari 1908 – Jakarta, 24 Juli 1981)
Jasa: Tokoh Islam sekaligus sastrawan yang ikut bergerilya melawan Belanda, ia adalah penulis novel Di Bawah Lindungan Ka’bah.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011
Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
- Nama: Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono (Yogyakarta, 10 April 1900 – Jakarta, 1 Agustus 1986)
Jasa: pendiri Partai Katolik yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat parlemen (Volksraad), ia pernah beberapa kali menjabat sebagai menteri dan bergerilya di wilayah Jawa Tengah serta Jawa Timur pada Agresi Militer Belanda II.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011
Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
- Nama: KH Idham Chalid (Satui, 27 Agustus 1921 – Jakarta, 11 Juli 2010)
Jasa: Pejuang, ulama yang aktif di bidang pendidikan, politik, dan pemerintahan
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011
Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
- Nama: Sri Susuhunan Paku Buwono X (Surakarta, 29 November 1866 – Surakarta, 22 Februari 1939)
Jasa: Pejuang dan perintis yang mendorong tumbuhnya organisasi sosial dan politik pada masa awal pergerakan nasional kemerdekaan Indonesia
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011
Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
- Nama: Ki Sarmidi Mangunsarkoro (Surakarta, 23 Mei 1904 – Jakarta, 8 Juni 1957)
Jasa: Pejuang pendidikan nasional, menteri pendidikan nasional, tokoh Tamansiswa
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011
Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
- Nama: I Gusti Ketut Pudja (Singaraja, 19 Mei 1908 – Jakarta, 4 Mei 1977)
Jasa: Berperan dalam perumusan negara Indonesia melalui PPKI mewakili Sunda Kecil, hadir dalam perumusan naskah teks proklamasi
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011
Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
- Nama: KRT Radjiman Wedyodiningrat (Yogyakarta, 21 April 1879 – Ngawi, 20 September 1952)
Jasa: Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, mengendalikan perbedaan pendapat di antara anggota BPUPKI tentang dasar negara dan menyampaikan ide-ide kemerdekaan di masa pendudukan Jepang.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2013 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 68/TK/2013 tanggal 6 November 2013.
Hari Pahlawan: Ketua BPUPKI Jadi Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2013 halaman 2)
- Nama: Letjen (Purn) TB Simatupang (Sidikalang, 28 Januari 1920 – Jakarta, 1 Januari 1990)
Jasa: Ikut bergerilya ketika bertugas sebagai Kepala Staf Panglima Besar Jenderal Soedirman, pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Perang RI 1950-1954, ikut hadir dalam Konferensi Meja Bundar 1949 di Belanda.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2013 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 68/TK/2013 tanggal 6 November 2013
Hari Pahlawan: Ketua BPUPKI Jadi Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2013 halaman 2)
- Nama: Lambertus Nicodemus Palar (Rurukan, 5 Juni 1900 – Jakarta, 13 Februari 1981)
Jasa: Diplomat dari Sulawesi Utara yang berhasil mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memerintahkan Belanda mengadakan gencatan senjata dengan RI dan meyakinkan eksistensi Indonesia di PBB.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2013 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 68/TK/2013 tanggal 6 November 2013.
Hari Pahlawan: Ketua BPUPKI Jadi Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2013 halaman 2)
- Nama: KH Abdul Wahab Chasbullah (1888 – 29 Desember 1971)
Jasa: Salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, menyebarkan semangat kebangsaan di kalangan pesantren, memprakarsai Kongres Al-Islam (1923-1926) bersama tokoh Islam lainnya.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2014.
Pendiri NU Pahlawan Nasional * Anugerah buat Empat Tokoh (Kompas, 8 November 2014 halaman 11)
- Nama: Letnan Jenderal Djamin Ginting (Karo, 12 Januari 1921 – Ottawa, 21 Oktober 1974)
Jasa: Mempertahankan kemerdekaan di Sumatera Utara, memimpin perlawanan Front Tanah Karo saat Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947 dan Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1949, ia juga berperan dalam penumpasan PRRI di wilayah Sumatera.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2014.
Pendiri NU Pahlawan Nasional *Anugerah buat Empat Tokoh (Kompas, 8 November 2014 halaman 11)
- Nama: Sukarni Kartodiwirjo (Blitar, 14 Juli 1916 – Jakarta, 7 Mei 1971)
Jasa: Berperan dalam perumusan naskah proklamasi serta mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2014.
Pendiri NU Pahlawan Nasional *Anugerah buat Empat Tokoh (Kompas, 8 November 2014 halaman 11)
- Nama: Mayor Jenderal TKR HR Mohamad Mangoendiprojo (Wafat: Lampung, 13 Desember 1988)
Jasa: berjasa pada peristiwa revolusi di Surabaya, ia mendesak panglima pertahanan Jepang menyerahkan senjata dan merebut obyek-obyek vital di Surabaya pada 1945.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2014.
Pendiri NU Pahlawan Nasional *Anugerah buat Empat Tokoh (Kompas, 8 November 2014 halaman 11)
KOMPAS/RIZA FATHONI
Penganugerahan Gelar Pahlawan – Istri almarhum Letjen TNI Djamin Ginting, Likas Beru Tarigan (kiri) menerima ucapan selamat diantarnya dari Wakil Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Mayjen TNI Purn. Sukotjo Tjokroatmodjo (kedua dari kiri) setelah penganugerahan gelar pahlawan untuk mendiang suaminya oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/11/2014). Selain itu, tiga tokoh lain yaitu Sukarni Kartodiwirjo, KH Abdul Wahab Chasbullah dan Jenderal Mayor TKR HR Mohamad Mangoendiprojo juga menerima gelar pahlawan.
- Nama: Ki Bagus Hadikusumo (Yogyakarta, 24 November 1890 – Jakarta, 4 November 1954)
Jasa: Pemimpin Muhammadiyah pada 1942-1953, ia pernah tergabung dalam BPUPKI dan PPKI.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015
Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2)
Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
- Nama: I Gusti Ngurah Made Agung (Denpasar, 5 April 1876 – 20 September 1902)
Jasa: Raja Badung VII yang berperan penting dalam perang Puputan Badung melawan Belanda. Semasa hidupnya, Made Agung juga membuat karya sastra yang membangkitkan semangat perjuangan, di antaranya Geguritan Dharma Sasana, Geguritan Nengah Jimbaran, dan Kidung Loda.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015
Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2)
Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
- Nama: Komisaris Jenderal (Purn) Moehammad Jasin (Baubau, 9 Juni 1920 – Jakarta, 3 Mei 2012)
Jasa: pernah bergabung dalam satuan polisi istimewa di Surabaya. Pada pertempuran Surabaya 1945, Jasin memimpin pasukannya bertempur melawan tentara kolonial.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015
Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2)
Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
- Nama: Mas Isman (Bondowoso, 1 Januari 1924 – Surabaya, 12 Desember 1982)
Jasa: dikenal sebagai pejuang yang tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar di Jawa Timur. Isman juga pendiri Koperasi Simpan-Pinjam Gotong Royong tahun 1957, organisasi yang juga berperan atas lahirnya Golkar.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015
Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2)
Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
- Nama: Bernard Wilhelm Lapian (Kawangkoan, 30 Juni 1892 – Jakarta, 5 April 1977)
Jasa: pendiri surat kabar Fadjar Kemadjoean (1924-1928), yang kemudian menerbitkan surat kabar Semangat Hidoep (1940). Dua surat kabar tersebut berisi semangat mengobarkan perlawanan terhadap kaum kolonial. Ia juga mendeklarasikan berdirinya Kerapatan Gereja Protestan Minahasa yang dibuat sebagai bentuk perlawanan rakyat Minahasa terhadap penjajah yang bergerak lewat jalur keagamaan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015
Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2)
Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Ahli waris berfoto bersama usai Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional 2015 di Istana Negara, Kamis (5/11/2015). Kelima orang yang mendapat anugerah sebagai pahlawan nasional tersebut adalah Bernard Wilhem Lapian, Mas Isman, Moehammad Jasin, I Gusti Ngurah Made Agung, dan Ki Bagus Hadikusumo.
- Nama: KH Raden As’ad Syamsul Arifin (Mekkah, 1897 – Situbondo, 4 Agustus 1990)
Jasa: Memimpin dan melakukan perjuanan bersenjata atau perjuangan politik untuk mencapai, merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan bangsa.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2016 di Istana Negara berdasar Keppres Nomor 90/TK/Tahun 2016.
FOTO: Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2016 halaman 4)
- Nama: Laksamana Malahayati (Keumalahayati) (Kesultanan Aceh, 1550 – Kesultanan Aceh, 1615)
Jasa: Laksamana perempuan pertama dari Aceh yang memimpin armada laut untuk berperang melawan Belanda pada 1559, membentuk pasukan Inong Balee yang beranggotakan para janda prajurit Aceh. Di bawah komando nya, Inong Balee menewaskan penjajah Belanda, Cornelis de Houtman.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 di Istana Negara melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2017
Hari Pahlawan: Mencari Makna Pahlawan pada Zamannya (Kompas, 10 November 2017 halaman 1)
- Nama: Sultan Mahmud Riayat Syah (Hulu Riau, 24 Maret 1756 – Lingga, 12 Januari 1811)
Jasa: Menenggelamkan kapal Belanda, Malaka’s Walvaren, dan memenangi peperangan pada 1784.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 di Istana Negara melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2017
Hari Pahlawan: Mencari Makna Pahlawan pada Zamannya (Kompas, 10 November 2017 halaman 1)
- Nama: TGKH M Zainuddin Abdul Madjid (Lombok Timur, 5 Agustus 1898 – Lombok Timur, 21 Oktober 1997)
Jasa: Ulama pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Nusa Tenggara Barat, ia ikut berjuang mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 di Istana Negara melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2017
Hari Pahlawan: Mencari Makna Pahlawan pada Zamannya (Kompas, 10 November 2017 halaman 1)
- Nama: Lafran Pane (Padang, 5 Februari 1922 – Yogyakarta, 25 Januari 1991)
Jasa: Tokoh pergerakan pemuda Indonesia yang memprakarsai pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 1947. Bersama HMI, ia menentang keras gagasan Negara Islam Maridjan Kartosuwiryo, ia berjuang mempertahankan ideologi Pancasila dari kelompok-kelompok yang ingin mengubahnya.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 di Istana Negara melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2017
Hari Pahlawan: Mencari Makna Pahlawan pada Zamannya (Kompas, 10 November 2017 halaman 1
- Nama: Abdurrahman Baswedan (Surabaya, 11 September 1908 – Jakarta, 16 Maret 1986)
Jasa: Mendirikan Perkumpulan Arab Indonesia, yang kemudian menjadi Partai Arab Indonesia pada 1934, untuk mendorong integrasi keturunan Arab menjadi bangsa Indonesia. Pernah tergabung dalam BPUPKI dan turut merumuskan UUD 1945.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018
Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2)
Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
- Nama: Agung Hajjah Andi Depu (Mandar, 19 Agustus 1908 – Ujungpandang, 18 Juni 1985)
Jasa: Satu-satunya perempuan yang dianugerahi gelar pahlawan nasional tahun 2018, ia aktif di Jong Islamieten Bond, mendirikan badan kelaskaran KRIS Muda Mandar di Balanipa Mandar, Sulawesi Barat dan Fujinkai, wadah gerakan perempuan sebelum Indonesia merdeka.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018
Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2)
Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
- Nama: Depati Amir (Mendara, 1805 – Kupang, 28 September 1869)
Jasa: Melawan penjajah Belanda pada periode 1830-1851, ia melawan monopoli perdagangan timah yang menindas rakyat Bangka Belitung.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018
Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2)
Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
- Nama: Kasman Singodimedjo (Purworejo, 25 Februari 1904 – Jakarta, 25 Oktober 1982)
Jasa: Aktif dalam organisasi Muhammadiyah, membentuk Partai Islam Indonesia, serta bergabung dalam Jong Islamieten Bond. Saat memasukkan Piagam Jakarta dalam Pembukaan UUD 1945, ia mendorong dihapuskannya kalimat ”dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” dari sila pertama Pancasila sebagai bentuk toleransi terhadap kawasan Indonesia timur.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018
Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2), Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
- Nama: Pangeran Mohammad Noor (Martapura, 24 Juni 1901 – Jakarta, 15 Januari 1979)
Jasa: Gubernur pertama dan pejuang yang mempertahankan kemerdekaan Kalimantan Selatan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018
Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2)
Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
- Nama: Brigjen KH Syam’un (Wafat: Cilegon, 2 Maret 1949)
Jasa: Pejuang dari Banten yang ikut mengangkat senjata mengusir penjajah, ia bergabung dalam Pembela Tanah Air (Peta) bentukan Jepang. Setelah Indonesia merdeka, KH Syam’un pun menjadi Panglima TKR Divisi 1000/I.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018
Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2)
Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
KOMPAS/NINA SUSILO
Presiden Joko Widodo memberi selamat kepada Anies Baswedan yang juga Gubernur DKI Jakarta setelah penetapan Abdurrahman Baswedan, kakek Anies, sebagai pahlawan nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (8/11/2018). Dalam acara pemberian gelar tersebut, AR Baswedan diwakili putra bungsunya, dr Samhari Baswedan (kiri). Selain AR Baswedan, pemerintah juga menetapkan Agung Hajjah Andi Depu dari Sulawesi Barat, Depati Amir dari Bangka Belitung, Kasman Singodimedjo dari Jawa Tengah, Pangeran Mohammad Noor dari Kalimantan Selatan, dan Brigjen KH Syam’un dari Banten sebagai pahlawan nasional.
- Nama: Abdul Kahar Muzakkir (Yogyakarta, 16 April 1907 – Yogyakarta, 2 Desember 1973)
Jasa: Anggota BPUPKI/PPKI juga intelektual Muhammadiyah yang ikut merumuskan Pancasila bersama Panitia Sembilan lainnya.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019
Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
- Nama: M Masjkur (Malang, 30 Desember 1904 – 19 Desember 1994)
Jasa: Anggota BPUPKI/PPKI, tokoh Nahdlatul Ulama, pemimpin Barisan Sabilillah, pernah menjadi menteri agama di era pemerintahan Soekarno- M Hatta.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019
Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
- Nama: Alexander Andries Maramis (Manado, 20 Juni 1897 – Jakarta, 31 Juli 1977)
Jasa: Anggota BPUPKI/PPKI, Panitia Sembilan dan pernah menjadi menteri keuangan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019
Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
- Nama: Profesor Dr M Sardjito (Magetan, 13 Agustus 1889 – Yogyakarta, 5 Mei 1970)
Jasa: Guru Besar Emeritus Fakultas Kedokteran UGM yang berjasa di bidang kedokteran, kesehatan, dan pendidikan.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019
Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
- Nama: Sultan Himatayuddin Muhammad Saidi (Wafat: 1776)
Jasa: Sultan Buton yang melawan penjajah Belanda.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019
Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
- Nama: Rohana Koeddoes (Kota Gadang, 20 Desember 1884 – Jakarta, 17 Agustus 1972)
Jasa: Wartawan perempuan pertama dan Pemimpin Redaksi Soenting Melajoe, surat kabar perempuan yang terbit di Padang, Sumatera Barat.
Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007, dianugerahkan juga Bintang Jasa Utama. Pada 8 November 2019 di Istana Negara Presiden Joko Widodo mengukuhkan kembali Rohana sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120 Tahun 2019
Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
- Nama: Sultan Baabullah (Ternate, 10 Februari 1528 – Ternate, 25 Mei 1583)
Jasa: Sultan Ternate Ke-24, Berhasil mengalahkan Portugis dan mengusirnya dari Ternate
Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020
Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
- Nama: Machmud Singgirei Rumagesan (Sekar Kokas, 27 Desember 1885 – Jakarta, 5 Juli 1964)
Jasa: Raja di wilayah Sekar (Fakfak), Raja yang memperjuangkan Papua menjadi bagian dari negara Indonesia
Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020
Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
- Nama: Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (Bogor, 7 Juni 1908 – Jakarta, 24 Agustus 1993)
Jasa: Kapolri pertama, Peletak dasar kepolisian nasional yang profesional dan lebih modern.
Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020
Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
- Nama: Arnold Mononutu (Manado, 4 Desember 1896 – Jakarta, 5 September 1983)
Jasa: Tokoh pergerakan nasional
Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020
Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
- Nama: Sutan Mohammad Amin Nasution (Lho Nga Aceh, 22 Februari 1904 – Jakarta, 16 April 1993)
Jasa: Tokoh pergerakan nasional, Salah satu tokoh pemuda yang berikrar pada peristiwa Sumpah Pemuda. Beliau merupakan Gubernur Sumatera Utara yang pertama.
Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020
Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
- Nama: Raden Mattaher bin Pangeran Kusen bin Adi (1871 – 1907)
Jasa: Panglima perang kesultanan Jambi, Membangun pertahanan dan perlawanan terhadap Belanda
Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020
Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
- Nama: Usmar Ismail (Bukittinggi, 20 Maret 1921 – Jakarta, 2 Januari 1971)
Jasa: Pelopor perfilman nasional dan internasional yang membuat industri perfilman di Indonesia menjadi maju. Pada tahun 1944, mendirikan kelompok sandiwara Maya yang berperan menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan RI. Tahun 1950, mendirikan perusahaan film pribumi bernama N.V. Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) yang kemudian membuat film Darah dan Doa (the long march of Siliwangi) yang dianggap sebagai film Indonesia pertama. Hari pertama pengambilan gambarnya ditetapkan sebagai Hari Film Indonesia.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2021 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK/Tahun 2021 tanggal 25 Oktober 2021.
Hari Pahlawan: Jasa Pahlawan Diperingati dengan Khidmat (Kompas, 11 November 2021 halaman 2)
- Nama: Raden Aria Wangsakara (Sumedang, 1615-Tangerang, 15 Agustus 1681)
Jasa: Tokoh keagamaan, tokoh politik, dan pemimpin militer yang menjadi juru runding pada saat perang di Batavia antara Kesultanan Banten dan VOC yang menghasilkan kesepakatan penghentian perang.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2021 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK/Tahun 2021 tanggal 25 Oktober 2021.
Hari Pahlawan: Jasa Pahlawan Diperingati dengan Khidmat (Kompas, 11 November 2021 halaman 2)
- Nama: Tombolotutu (Moutong, Sulawesi Tengah,1857- Moutong, Sulawesi Tengah, 17 Februari 1901
Jasa: Tokoh yang menentang penindasan Belanda dan memperjuangkan hak-hak rakyat di Moutong. Menolak menandatangani “Lang Contract”, sebuah perjanjian yang diajukan Belanda karena dinilai merugikan masyarakat.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2021 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK/Tahun 2021 tanggal 25 Oktober 2021.
Hari Pahlawan: Jasa Pahlawan Diperingati dengan Khidmat (Kompas, 11 November 2021 halaman 2)
- Nama: Sultan Aji Muhammad Idris (Jembayan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 1667-Sulawesi Selatan, 1739)
Jasa: Tokoh pemersatu yang melakukan perubahan sistem pemerintahan menjadi kesultanan, menjalin hubungan dan menyatukan kekuatan dengan berbagai kesultanan untuk melawan VOC, dan mempersatukan kerajaan-kerajaan di wilayah Sulawesi Selatan terutama kerajaan-kerajaan Bugis seperti Wajo, Bone, dan Soppeng.
Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2021 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK/Tahun 2021 tanggal 25 Oktober 2021.
Hari Pahlawan: Jasa Pahlawan Diperingati dengan Khidmat (Kompas, 11 November 2021 halaman 2)
Sumber: Arsip Kompas
Referensi
- Eddy Soetrisno & Elizabeth Tara. 2001. Buku Pintar 100 Pahlawan Nasional dan Sejarah Perjuangannya. Jakarta: Ladang Pustaka dan Intimedia
- Tim Penyusun Bahtera Jaya. 1985. Album 97 Pahlawan Nasional. Jakarta: Bahtera Jaya