Foto

Monumen Bersejarah di Indonesia

Berbicara mengenai arti sejarah, maka monumen bisa dikatakan sebagai salah satu hal yang tidak asing di telinga dan sering kita temui. Pada tiap sudut halaman yang mengelilingi monumen terdapat relief yang menggambarkan sejarah Indonesia.

KOMPAS/AGUS SETIAWAN

Monumen Bandung Lautan Api (BLA) di lapangan Tegallega Bandung, sekarang nampak lebih berwibawa setelah lahan seluas 13 hektar itu dibebaskan dari kekumuhan dan dijadikan hutan kota (25/10/1993). Walikota Ateng berupaya selama 10 tahun, agar lahan yang tadinya dipenuhi bangunan liar ini berubah menjadi sarana utulitas sekaligus landmark Bandung.

Monumen merupakan suatu jenis bangunan yang secara eksplisit dibuat untuk memperingati suatu peristiwa atau mengenang seseorang yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial tertentu.

Pembangunan monumen memiliki ukuran, bentuk dan latar belakang yang berbeda-beda. Pada umumnya monumen bertujuan untuk mengenang suatu peristiwa atau suatu orang yang dianggap penting dan berharga sehingga perlu selalu dikenang.

Penjagaan terhadap monumen bersejarah sebenarnya bisa menimbulkan banyak sisi positif. Monumen bisa membantu masyarakat mengingat fakta sejarah agar bisa menjadi semangat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, keberadaan monumen juga bisa dijadikan objek wisata menarik bila dipadukan dengan informasi dan penataan yang baik.

Berikut beberapa monumen bersejarah di Indonesia yang terekam dalam foto dan arsip Kompas.

Monumen Bandung Lautan Api

Lokasi: Bandung, Jawa Barat.

Monumen Bandung Lautan Api terletak di Lapangan Tegallega, kota Bandung, Jawa Barat. Monumen ini dibangun mulai dibangun sejak tahun 1985–1986. Desain monumen ini, dirancang oleh Drs. Sunarjo sebagai pemenang sayembara.

Monumen ini berdiri di lahan seluas 16 hektare. Biaya pembangunan monumen ini sebesar Rp4,65 miliar. Monumen Bandung Lautan Api setinggi 17 meter sebagai penanda peringatan peristiwa Bandung Lautan Api pada tanggal 24 Maret 1946 atas jasa para pejuang.

Sumber:
– “3 Milyar, Untuk Monumen Bandung Lautan Api”. (Kompas, 18 April 1992, hlm 14).
– “Untuk Bandung Lautan Api * Lensa Berita”. (Kompas, 19 April 2017, hlm 9).

Monumen PETA

Lokasi: Kota Blitar, Jawa Timur.

Pembangunan Monumen PETA merupakan prakarsa dari Pemda Tk II Kabupaten Blitar dengan sponsor Kodim 0808 Blitar. Peletakan batu pertama perwujudan pembangunan oleh Pangdam VIII/Brawijaya Jenderal Basuki Rahmat dan Gubernur Moch Wijono pada tanggal 15 Februari 1963. Tujuan pembangunan monumen ini, memperingati jasa-jasa pahlawan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) pada peristiwa pemberontakan PETA pada tanggal 4 Februari 1945.

Monumen PETA terletak di halaman gedung STM Negeri 1 Blitar. Gedung tersebut bekas Kesatrian Tentara PETA Dai Ni Daidan yang merupakan tempat pengemblengan dan mencetuskan kebangkitan perlawanan terhadap Jepang pada tanggal 14 Februari 1945.

Desain monumen menggambarkan patung seorang prajurit PETA dalam keadaan siaga, membawa sepucuk senapan dengan sangkur yang terhunus. Patung berdiri di atas gundukan berbentuk gunung yang mengeluarkan lahar dan ledakan api berwarna merah.

  • Sumber: Kartomiharjo, Prayoga. 1986. Monumen Perjuangan Jawa Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Lokasi: Kota Bandung, Jawa Barat.

Monumen Perjuangan Rakyat Jabar dibangun pada 1985. Arsitek yang merancang bangunan ini adalah Ir. Slamet Wirasonjaya MLA. Monumen ini diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1995 oleh Gubernur HR Nuriana. Lokasi bangunan berada di lokasi kediaman Gubernur Jendral.

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Gubernur HA Kunaefi pada tanggal 24 Maret 1985 dan disaksikan oleh Ketua DPRD Jabar HE Suratman. Tujuan monumen ini, sebagai lambang dan penghargaan jasa-jasa para pahlawan untuk menggugah jiwa para penerus yang dituangkan melalui relief-relief yang terdapat pada plaza monumen. Memperlihatkan budaya dan karakter daerah Sunda dengan alam semesta sebagai sumber inspirasi.

Monumen setinggi 17 meter dengan teras bidang sisi 8 budah dan garis tengah lingkaran plaza 45 meter. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun monumen tersebut kurang lebih Rp 8 miliar.

  • Sumber: “Monumen dalam Sisa Tapak “Slors””. (Kompas, 6 November 1995, hlm 14).

KOMPAS/HER SUGANDA

Dengan tinggi 17 meter, teras bidang sisi 8 buah dan garis tengah lingkaran plaza 45 meter, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat merupakan monumen paling dibanggakan yang dibangun di atas tapak yang direncanakan “Slors”. Tetapi pembangunannya juga paling lama dan biayanya paling besar (6/9/1995).

Monumen Palagan Ambarawa

Lokasi: Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah.

Monumen Palagan Ambarawa dibangun mengenang rentetan peristiwa kemerdekaan hingga pertempuran di Palagan Ambarawa pada 20 November — 15 Desember 1945. Pertempuran itu antara Sekutu dengan pejuang Indonesia.

Monumen ini, dibangun dimulai dengan peletakan batu pertama pada 15 Desember 1973 oleh Deputy KASAD Letjen Sayidiman. Lokasi pembangunan monumen di pusat kota Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah dilahan seluas 7.381 meter. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun sebesar 105 Juta. Pada 15 Desember 1974 Monumen Palagan Ambarawa diresmikan oleh Presiden Soeharto.

  • Sumber: “Monumen Palagan Ambarawa Melihat Strategi “Supit Udang” Kolonel Sudirman * Jalan-jalan”. (Kompas Jawa Tengah, 2 Desember 2005, hlm 8).

KOMPAS/TRI AGUNG KRISTANTO

Monumen tank yang terletak di depan kompleks Monumen Palagan Ambarawa, Kabupaten Semarang, sampai Selasa (26/8/2003) masih dalam kepungan bendera sejumlah partai politik. Sebagian bendera itu tampak lusuh dan sebagian lagi terlepas sehingga tinggal tiang bambunya yang mencongak berdiri. Kondisi itu membuat wajah monumen tersebut tampak kian buram dan kehilangan wibawa.

Monumen Yogya Kembali

Lokasi: Sleman, DI Yogyakarta.

Monumen Yogya Kembali (Monjali) berbentuk kerucut terpancung dengan lapisan keramik setinggi 31,8 meter, berlokasi di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Terletak di atas tanah 5,5 hektare yang menghabiskan biaya Rp5,5 miliar.

Monjali mulai dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau. Peletakan batu pertama oleh Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII dan selesai dibangun pada 6 Juli 1989. Monjali dibangun untuk memberikan penghargaan kepada para pejuang yang telah berjuang untuk kembalinya ibu kota RI yang waktu itu di Yogyakarta ke pangkuan Pemerintah RI. Monumen ini dikaitkan dengan Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letkol Soeharto.

Sumber:

  • “Grabha Graha Monumen Yogya Kembali Berubah Fungsi”. (Kompas, 5 Desember 1992, hlm 14).
  • “Hargasna Memilih Monumen Yogya Kembali”. (Kompas, 19 Juni 1995, hlm 14).
  • “Monumen Yogya Kembali Tambah Fasilitas”. (Kompas, 7 Juni 2004, hlm 3).

KOMPAS/THOMAS PUDJO WIDIJANTO

Monumen Yogya Kembali, Yogyakarta (29/6/1995).

Monumen Jalesveva Jayamahe

Lokasi: Kota Surabaya, Jawa Timur.

Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya) merupakan bangunan berupa patung perwira Angkatan Laut setinggi 30,6 meter, berdiri di atas lansan bangunan setinggi 30 meter. Ditempatkan di Kompleks TNI AL, Dermaga III Ujung, Surabaya, Jawa Timur. Patung perwira tersebut hasil karya seni pematung Nyman Nuarta.

Peletakan batu pertama pembangunan Monjaya pada 5 Desember 1990 oleh KSAL Laksamana (Purn) Muhamad Arifin. Dana pembiayaan keseluruhan mencapai Rp27 miliar. Berdirinya Monjaya ini sebagai bagian sejarah TNI AL perebutan Kaigun SE 21/24 Butai pada 3 Okotober 1945. Pengucapan sumpah para bahariawan Penataran Angkatan Laut (PAL) berbunyi, “Saya Rela dan Ikhlas mengorbankan Harta Benda Maupun Jiwa Raga untuk Nusa dan Bangsa”.

  • Sumber: “Presiden akan Resmikan: Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya”. (Kompas, 5 Desember 1996, hlm 9).

KOMPAS/KORANO NICOLASH LMS

Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya KSAL BARU – Kapal selam TNI-AL KRI Nanggala melepas Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh dan menyambut Laksamana Madya TNI Slamet Soebijanto seusai serah terima jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) di Pangkalan Komando Armada Timur, Surabaya (4/12/1996).

Monumen Pancasila Sakti

Lokasi: Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Monumen Pancasila Sakti dibangun atas prakarsa Presiden Soeharto pada awal pemerintahan. Tujuannya untuk mengenang perjuangan para Pahlawan Revolusi dalam mempertahankan ideologi Pancasila dari ancaman ideologi komunis. Masa pembangunan monumen ini sekitar hampir 5 tahun dimulai Agustus 1967 hingga Oktober 1972.

Peresmian monumen tersebut pada tanggal 1 Oktober 1973 oleh Presiden Soeharto. Monumen Pancasila Sakti berada di atas lahan seluas 14,6 hektare. Kompleks Monumen Pancasila Sakti terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan pertama adalah Museum Monumen Pancasila Sakti yang terleyak di Gedung Paseban. Museum tersebut diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981. Bangunan berikutnya adalah Museum Pengkhianatan PKI yang diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1992.

  • Sumber: Yulianto, Kresno dkk. 2013. Museum Tematik Indonesia. Direktoran Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

KOMPAS/JB SURATNO

Presiden dan Ny. Tien Soeharto didampingi Mendikbud Fuad Hassan, pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Selasa, 1 Oktober 1991.

Monumen Bom Bali

Lokasi: Legian, Kuta, Bali.

Monumen Bom Bali dibangun untuk memperingati tragedi bom bali pada 12 Oktober 2002, yang belakangan disebut sebagai Ground Zero. Proses peletakan batu pertama dimulainya pembangunan pada 8 September 2003 didahului dengan upacara Ngeruak yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Telabah, kemudian batu pertama ditanam oleh Wakil Bupati I Made Sumer.

Monumen itu di bangun dilahan seluas 137 meter, yang akan bertuliskan nama korban yang meninggal dunia dari 22 negara pada dinding granit hitam berukuran 3X1,9 meter. Lokasi pembangunan berada di Jalan Raya Legian, Kuta, Bali.

  • Sumber: “Jalan Ditutup dalam Peringatan Setahun Bom Bali”. (Kompas, 10 Oktober 2003, hlm 11).

KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO

Beberapa wisatawan Australia mengenang para korban bom Bali di Monumen Tragedi Kemanusiaan Peledakan Bom 12 Oktober 2002 (Ground Zero), Legian, Kuta, Bali, Rabu (12/10/2011). Peristiwa tragis yang terjadi sembilan tahun lalu itu menewaskan 202 orang yang sebagian besar adalah warga Australia, yaitu 88 orang.

Monumen Trisula

Lokasi: Blitar, Jawa Timur.

Monumen Trisula berlokasi di Desa Bakung Blitar Selatan, Jawa Timur. Peresmian monumen ini oleh Deputy KSAD Letjen M. Jasin pada tanggal 18 Desember 1972. Tujuan dari pembangunan monumen ini, peringatan dalam perjuangan G30S di Blitar Selatan karena pernah dijadikan basis pertahanan terakhir sisa-sisa Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada tahun 1965 partai ini diduga melakukan pengkhianatan terhadap Negara Kesatuan RI yang disebut Gerakan 30 September (G30S). Operasi Trisula pada tanggal 8 Juni – 30 Juli 1968. Operasi Trisula di Blitar Selatan tidak hanya menumpas tokoh PKI asal Jatim, tetapi juga gembong PKI pelarian dari Jakarta, Jabar, Jateng, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.

Mereka bersembunyi dan melakukan gerakan dengan mendirikan pos-pos perlindungan di bawah tanah yang dikenal dengan ruang bawah tanah (ruba). Dalam operasi di Blitar Selatan berhasil disita 40 pucuk senjata api dari berbagai jenis. Operasi Trisula dipimpin Letkol Witarmin. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun Monumen Trisula sebesar 7 juta.

  • Sumber: “Monumen Trisula untuk Pahlawan-Pahlawan Blitar Selatan”. (Kompas, 22 Desember 1972, hlm 2).

KOMPAS/ANWAR HUDIJONO

Monumen Trisula merupakan salah satu monumen bersejarah yang ada di Blitar Selatan (21/12/1972). Monumen ini dimaksudkan untum memperingati penumpasan PKI yang ada di daerah Bakung. Di sekitar monumen, terdapat rumah-rumah khas pedesaan yang dulu digunakan sebagai psuat komandi operasi Trisula.

Monumen Kresek

Lokasi: Madiun, Jawa Timur.

Monumen Kresek merupakan monumen sejarah bangsa di Desa Kresek, Kemacatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Monumen ini, dibangun oleh Pemerintah Daerah Madiun sebagai gambaran kegigihan anak bangsa melawan keganasan dan kekejaman pemberontak PKI di Madiun pada tahun 1948. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun monumen ini sebesar Rp332 juta. Monumen ini berdiri di areal seluas 9 hektare.

  • Sumber: “Monumen Sejarah di Desa Kresek”. (Kompas, 5 Okotober 1992, hlm 13).

KOMPAS/ABDUL LATHIF

Peristiwa keganasan PKI di Madiun diabadikan sebagai monumen ( 5/10/1992). Bukti sejarah sekaligus sebagai peringatan akan bahaya laten komunisme di Indonesia.

Monumen Yesus Memberkati

Lokasi: Manado, Sulawesi Utara.

Monumen Yesus Memberkati yang Kompleks Perumahan Citraland, Manado, Sulawesi Utara, dipastikan sebagai patung Yesus yang tertinggi di kawasan Asia. Patung setinggi 30 meter dan lebar 17 meter.

Monumen Yesus Memberkati dibangun di atas sebidang tanah dengan ketinggian 150 meter di atas permukaan laut. Untuk membangun patung yang menghadap ke Kantor Gubernur Sulut itu dibutuhkan 60 ton material yang terdiri dari 25 ton fiber dan 35 ton baja. Monumen mencatat sejarah penderitaan rakyat Manado  pada masa penjajahan Jepang 1942–1945. Peresmian monumen ini dihadiri, antara lain, oleh perancang patung Yesus Memberkati Ir Ciputra, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Sinyo Harry Sarundajang, Ketua Komisi I DPR Theo Sambuaga, Uskup Manado Yosep Suwatan, dan Wakil Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa Roy Tamaweol.

Desain Monumen Yesus Memberkati mengisahkan Yesus saat bangkit dari kematian yang kemudian memberkati murid-muridnya sebelum naik ke surga. Keberadaan Monumen bisa menjadi refleksi universal bahwa tempat ziarah religi itu juga bisa melahirkan perenungan sosial kepada masyarakat. Karena itulah, saat ziarah di tempat ini kita juga bisa menyaksikan sejarah sosial kemasyarakatan, bisa menyaksikan sebuah penderitaan hidup. Atas penderitaan itu manusia harus berusaha bagaimana menuju kepada kebangkitan.

Sumber:

  • “Wisata Religi Manado: Sejarah Penderitaan Rakyat Manado”. (Kompas, 16 April 2009, hlm 22).
  • “Ikon Kota: Patung Yesus di Manado Tertinggi di Asia”. (Kompas, 3 Desember 2007, hlm 4).

KOMPAS/REINHARD NAINGGOLAN

Patung Yesus Memberkati yang dibangun di Kompleks Perumahan Citraland, Manado, Sulawesi Utara, saat ini merupakan patung Yesus yang tertinggi di kawasan Asia. Sebelumnya rekor tersebut dipegang patung Yesus di Timor Leste. Tinggi patung ini 30 meter, dan lebar 17 meter. Kekhasan dari patung Yesus ini adalah dibangun dengan cara miring, dengan kemiringan 20 derajat. Minggu (2/12/2007) kemarin, peresmian patung yang dirancang khusus oleh pengusaha Ciputra ini dihadiri Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundajang.

Monumen Simpang Lima Gumul

Lokasi: Kediri, Jawa Timur.

Monumen Simpang Lima Gumul Monumen setinggi 25 meter dan luas bangunan 804 meter persegi. Monumen ini berada di area seluas 37 hektare. Desain monumen cenderung bergaya arsitektur L’Arch D’ Triomphe di Perancis yang melambangkan kejayaan dan kemakmuran bangsa dan negara.

Monumen Simpang Lima Gumul terpahat relief tentang kisah sejarah kediri tentang seni dan budaya. Terdapat empat patung merupai arca Ganesha di setiap sudut. Arca tersebut melambangkan dewa yang memiliki kecerdasan dan kebijakan yang mampu menyelesaikan segala rintangan. Ganesha sendiri merupakan lambang resmi Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Angka unik dari ukuran bangunan 25 dan 804 diambil dari hari jadi Kabupaten Kediri ,yakni 25 Maret 804 Masehi

  • Sumber: “Panorama: Menikmati Monumen Kediri Rasa Perancis”. (Kompas, 15 April 2015, hlm 23).

KOMPAS/BAMBANG SIGAP SUMANTRI

Pengunjung menikmati wisata Monumen Kediri di kawasan Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (10/2/2015). Monumen Kediri menjadi ikon wisata baru setelah Gunung Kelud dan petilasan Sri Aji Joyoboyo.

Monumen Husein Sastranegara

Lokasi: Bandung, Jawa Barat.

Monumen Komodor Muda Anumerta (Monumen Husein Sastranegara) ini berada di Jalan Pajajaran, Bandung, Jawa Barat. Bangunan setinggi 3.4 meter dan bobotnya 2 ton yang terbuat dari perunggu. Proses pembangunan monumen ini selama 180 hari dan menghabiskan biaya Rp5,3 juta.

Peresmian Monumen Husein Sastranegara pada tanggal 27 Januari 1990 oleh KSAU, Marsekal TNI Utomo. Tujuan pembangunan monumen ini adalah untuk menggugah prajurit di lingkungan TNI-AU, khususnya terhadap nilai sejarah patriotisme pejuang Husein Sastranegara. Komodor Muda Udara Husein Sastranegara, yang lahir di Cianjur, Jawa Barat yang gugur saat merebut teknologi penerbangan.

  • Sumber: “Diresmikan, Monumen Husein Sastranegara”. (Kompas, 23 Januari 1990, hlm 9).

Monumen Api Pancasila

Lokasi: Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Monumen Api Pancasila setinggi 1,5 meter, terpancang tegak diatas 5 kaki. Tiap telapak kaki terpasang masing-masing lambang Pancasila yang terbuat dari tembaga dan kuningan. Jarak kaki satu dengan yang lainnya 8 meter, sedangkan jarak poros tengah sampai kelima kaki 17 meter. Biaya pembangunan monumen ini sebesar Rp630 juta. Kontraktor yang mengerjakan pembangunan monumen ini dipercayakan pada Waskita Karya.

Plesteran semen alun-alun diwarnai putih, kuning, merah, coklat, dan hitam yang cat warnanya di datangkan dari Jepang. Lima warna tersebut, melambangkan warna kulit bangsa-bangsa yang ada di dunia. Tujuan pembangunan Monumen Api Pancasila untuk menerangi seluruh dunia dengan adanya nyala api Pancasila. Di puncak monumen terpasang api yang terbuat dari kristal yang khusus dipesan dari Jerman. Selain itu, terdapat 15 air mancur diantara kaki-kaki monumen.

  • Sumber: “Monumen Api Pancasila”. (Kompas, 19 April 1975, hlm 1).

KOMPAS/DUDY SUDIBYO

Monumen Api Pancasila di Taman Mini Indonesia Indah di lihat dari udara.