KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Presiden Joko Widodo membuka Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem di Jakarta, Senin (21/9/2015). Selain Presiden, berdiri di podium adalah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Majelis Tinggi Partai Nasdem Jan Darmadi, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Enggartiasto Lukito. Agenda raker antara lain konsolidasi dan pembekalan bagi 255 bakal calon kepala daerah dalam pemilihan umum serempak Desember 2015.
Fakta Singkat
Partai NasDem
Didirikan
1 Februari 2011
Dideklarasikan
26 Juli 2011
Ditetapkan:
11 November 2011 Partai NasDem ditetapkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai badan hukum dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal pendirian Partai NasDem.
Pemilu 2019:
Perolehan Suara Sah: 12.661.792 suara
Persentase Suara Sah: 9,05 persen
Kursi di DPR: 59 kursi
Asas:
Pancasila
Ciri:
Partai NasDem bercirikan Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia
Ketua Umum:
Surya Paloh
(2019-2024)
Laman internet:
Nasdem.id
Sejarah
Partai Nasdem berawal dari pendirian sebuah organisasi kemasyarakatan yaitu Nasdem pada 1 Februari 2010. Ormas Nasdem muncul saat dinamika politik meningkat. Dalam kurun waktu yang cukup singkat, ormas Nasdem menjadi wadah tempat bergabungnya para kader partai politik sebelumnya.
Tokoh sentral Ormas Nasdem yakni Surya Paloh yang mengagaskan “Restorasi Indonesia” sebagai gerakan perubahan, hal ini sejalan dengan gagasan sebagian publik yang menginginkan adanya perubahan.
Saat NasDem masih berupa ormas, terdapat dua inisiator yang merupakan kader dan petinggi Golkar yaitu Surya Paloh dan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Deklarator ormas Nasdem terdiri dari tokoh partai politik, agama, budayawan, aktivis mahasiswa serta kepemudaan. Sebanyak 45 tokoh yang turut serta dalam penandatangan pendirian ormas Nasdem.
Di sejumlah daerah, beberapa kader aktif partai politik beralih menjadi anggota Nasdem. Seperti misalnya di Kepulauan Riau sebanyak 70 persen mantan kader aktif PAN beralih ke Nasdem. Hal ini menimbulkan kekhawatiran partai politik terkait dengan masuknya sejumlah kader partai ke dalam ormas Nasdem.
Setahun setelah Ormas Nasdem dideklarasikan pada 2010, Ormas Nasdem berubah menjadi Partai Nasdem yang dideklarasikan pada 27 Juli 2011 dihadiri oleh beberapa petinggi partai politik lain seperti, Taufiq Kiemas Ketua DPP PDI-P, Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok, serta dua mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla.
Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai NasDem disebutkan Partai ini bernama Partai NasDem didirikan berdasarkan akta notaris pada tanggal 1 Februari 2011 di Jakarta.
Disebutkan pula Partai NasDem didaftarkan pada Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 27 Juli 2011. Kemudian, Partai NasDem ditetapkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai badan hukum pada tanggal 11 November Tahun 2011 dan ditetapkan sebagai tanggal pendirian Partai NasDem.
Pada awal dideklarasikan, Partai Nasdem terus menerima anggota baru dari berbagai kalangan, mulai dari mantan kader partai politik lain, aktivis kepemudaan, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, kaum profesional, pengusaha dan juga warga biasa.
Salah satu yang bergabung ialah CEO jaringan televisi MNC grup Hary Tanoesoedibjo pada 9 Oktober 2011 dan memegang jabatan sebagai Ketua Dewan Pakar. Bergabungnya Hary Tanoe semakin memperkuat basis finansial Partai Nasdem dalam membangun mesin politik partai baru. Namun kemudian Hary Tanoesoedibjo mengambil haluan politik lain yakni mendirikan Partai Perindo (Partai Persatuan Indonesia).
Partai Nasdem membentuk beberapa organisasi sayap partai sebagai kaki-kaki mesin politiknya dibeberapa sektor seperti, Garda Wanita Malahayati (sektor perempuan), Petani Nasional Demokrat (sektor petani), Gerakan Massa Buruh Nasional Demokrat (sektor buruh), Garda Pemuda Nasional Demokrat (sektor pemuda), Liga Mahasiswa Nasional Demokrat (sektor mahasiswa) dan juga mendirikan lembaga bantuan hukum yaitu Bahu Nasdem (Badan Advokasi Hukum Nasional Demokrat).
Partai Nasdem merupakan pemain baru pada Pemilu 2014, tidak sampai tiga tahun dari awal didirikan Partai Nasdem mampu lolos seleksi dari administrasi serta faktual Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehingga bisa menjadi peserta Pemilu 2014. Partai Nasdem menjadi satu-satunya yang lolos verifikasi dari 18 partai baru lainnya.
Kiprahnya sebagai partai politik baru, Partai Nasdem tidak terlepas dari konflik internal yang mewarnai perjalanannya. Isu perpecahan internal sudah terjadi pada saat diadakannya Kongres I Partai Nasdem pada 25-26 Januari 2013 di Jakarta.
Didalamnya terdapat pertentangan antarpendukung, seperti kelompok Hary Tanoe yang bersebrangan pendapat dengan kelompok Surya Paloh. Dikabarkan pada saat itu, beberapa waktu sebelum Kongres I, Surya Paloh melakukan pemecatan terhadap Saiful Haq selaku Sekretaris Jenderal Garda Pemuda Nasdem.
Setelah pemecatan tersebut, Hary Tanoe mengundurkan diri dari Nasdem secara resmi pada 21 Januari 2013, hal ini menjadikan Nasdem banyak kehilangan basis finansial dalam menopang mesin partai. Terdapat juga beberapa kader Partai Nasdem yang memutuskan untuk keluar dari keanggotaan.
Kecenderungan Partai Nasdem yang akan memusatkan pada sosok Surya Paloh dan menjadikannya Ketua Umum Partai Nasdem menjadi penyebab inti penolakan oleh sejumlah kelompok di dalam partai dari hasil Kongres I Partai Nasdem.
Para pendukung Surya Paloh menganggap bahwa posisi Surya Paloh sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai dan komposisi pengurus di tangan kaum muda seperti sebelumnya, merupakan format yang sudah sesuai dengan gagasan perubahan Nasdem.
Namun sebaliknya, menyerahkan jabatan ketua umum kepada Surya Paloh serta menyerahkan pemilihan pengurus sepenuhnya, menjadikan gagasan perubahan hanya seperti retorika belaka.
Di samping dinamika internal yang terus terjadi, terdapat kader-kader baru yang bergabung dengan Nasdem seperti Enggartiasto mantan kader Golkar, pengacara OC Kaligis, dan 43 orang aktivis 1998.
Kongres I Partai Nasdem mengeluarkan keputusan dengan menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem period 2013-2018 yang menggantikan Patrice Rio Capella.
Keputusan tersebut diambil saat sidang pleno tanggal 25 Januari 2013 dengan dukungan dari seluruh 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), 497 Dewan Pimpinan Daerah (DPD), serta empat organisasi sayap (Gerakan Massa Buruh, Liga Mahasiswa, Badan Advokasi Hukum, serta Petani Nasdem) yang bersatu mendukung Surya Paloh sebagai nakhoda Partai Nasdem selama lima tahun.
Kongres I itu dihadiri oleh 66 orang yang mewakili 33 DPW, 994 orang mewakili DPD, sembilang orang mewakili Majelis Tinggi serta dua orang anggota Dewan Pakar. Kongres juga dihadiri 800 peninjau dari seluruh Indonesia. Kongres memberikan mandat terhadap Surya Paloh dalam menetapkan strategis serta kebijakan guna memenangi Pemilu 2014 dan rekrutmen calon legislatif.
Pada hasil Pemilu Legislatif, Partai Nasdem tidak berhasil mencapai tiga besar pemenang pemilu dan masuk 10 besar partai yang berhasil lolos parliamentary threshold dan mendudukkan wakilnya di kursi DPR.
Dari hasil tersebut Partai Nasdem tidak dapat mengajukan capresnya sendiri, sehingga pada Pemilu 2014 Nasdem memutuskan untuk mendukung Jokowi-Jusuf Kalla bersama dengan PDI-P, PKB, Hanura, dan PKP Indonesia.
Dukungan Partai Nasdem kepada Jokowi-Jusuf Kalla karena melihat adanya kesamaan paltform PDI-P maupun Jokowi. Di dalam koalisi tersebut Partai Nasdem tetap bisa bersikap sebagai lokomotif perubahan dan tetap menjalankan “politik gagasan” Restorasi Indonesia. Alasan lainnya dilatarbelakangi karena Jusuf Kalla ditunjuk oleh Jokowi sebagai wakilnya, Jusuf Kalla telah lama menjadi kawan politik Surya Paloh, seperti saat Jusuf Kalla merebutkan jabatan Ketua Umum Golkar dan Surya Paloh mendukung penuh. Sebelumnya pada Pemilu 2009, Surya Paloh saat bersama Golkar memberi dukungan kepada pasangan Jusuf Kalla-Wiranto.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh saat menikmati makan pagi bersama di Beranda Belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/11/2016). Hari itu presiden melanjutkan konsolidasi politiknya dengan bertemu dengan sejumlah pimpinan partai politik di Indonesia.
Ideologi, Strategi, dan Program Partai
Partai Nasdem berasaskan Pancasila. Dalam Anggaran Dasar disebutkan bahwa Partai Nasdem memiliki tujuan dalam mewujudkan masyarakat yang berdemokratis, berkeadilan dan berkedaulatan. Landasan pendirian Partai Nasdem adalah nasionalisme dengan tiga tujuan, yaitu merdeka sebagai negara dan bangsa, berdaulat secara ekonomi serta bermartabat dalam budaya.
Pertama, dalam mencapai tujuan sebagai Negara bangsa yang merdeka, Partai Nasdem membangun Politik Demokratis Berkeadilan. Nasdem akan menciptakan tata ulang demokrasi yang bisa membuka partisipasi politik rakyat dengan melakukan pembukaan akses terhadap masyarakat secara keseluruhan. Berikut cara penataan ulang yang dilakukan seperti, mengembangkan model pendidikan kewarganegaraan yang memperkuat karakter bangsa, mengubah sistem pemilihan umum menjadi lebih efisien, memantapkan reformasi birokrasi untuk menciptakan sistem pelayanan masyarakat, serta melakukan reformasi hukum dengan menjadikan konstitusi atau UUD 1945 sebagai politik kebangsaan.
Kedua, untuk mencapai bangsa yang berdaulat secara ekonomi yakni berupaya dengan tatanan demokrasi ekonomi akan tercipta partisipasi dan akses masyarakat dalam kehidupan ekonomi negara, termasuk didalamnya distribusi ekonomi yang adil dan merata sehingga dapat mensejahterakan seluruh masyarakat.
Ketiga, mencita-citakan terciptanya kondisi bermartabat dalam kebudayaan. Partai Nasdem menyatakan bahwa perlunya menjadikan budaya gotong royong sebagai karakter bangsa. Dibutuhkan sistem yang menjamin terlaksananya sistem pendidikan nasional yang terstruktur dan menjamin hak memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu Partai Nasdem juga menyatakan perlunya menyelenggarakan pendidikan kewarganegaran yang dapat meciptakan solidaritas serta soliditas nasional.
Partai Nasdem menyatakan dirinya memiliki sejumlah fungsi sebagai partai politik, berikut adalah fungsi tersebut :
- Memperkuat kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
- Mewujudkan negara kesejahteraan sesuai mandat konstitusi
- Mengembangkan kehidupan politik kebangsaan yang demokratis, partisipatif dan beradab
- Menciptakan tatanan perekonomian dengan prinsip Demokrasi Ekonomi
- Menegakan keadilan sosial dan kedaulatan hukum
- Memenuhi hak asasi manusia dan hak warga Negara Indonesia
- Mengembangkan kepribadian bangsa yang luhur dan kehidupan sosial budaya yang egaliter berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Partai Nasdem secara gamblang menyatakan Gerakan Perubahan sebagai inti perjuangan perjuangan partai. Gerakan perubahan yang dimaksud adalah Restorasi Indonesia yang dijabarkan oleh Surya Paloh pada Tahun 2004 dalam Konvensi Calon Presiden Partai Golkar.
Gagasan tersebut mendapatkan momentum pertama kali pada tahun 2009 saat sejumlah aktivis berkumpul untuk membentuk organisasi kemasyarakatan (ormas) Nasional Demokrat. saat itu keinginan untuk membangun sebuah blok gerakan perubahan terus menguat. Restorasi Indonesia merupakan pilihan metode dalam menerjemahkan Gerakan Perubahan yang akan dijalankan Partai Nasdem.
Metode Restorasi dipilih sebagai koreksi terhadap dua metode pergerakan yang lebih populer, yaitu revolusi dan reformasi. Dua metode tersebut menurut Nasdem terbukti tidak berhasil dalam membawa sebuah perubahan sepenuhnya untuk Indonesia.
Menurut Partai Nasdem, ketiga pendekatan tersebut terdapat perbedaan pada bidikan atau titik tolak perubahannya. Pendekatan revolusi berpandangan bahwa perubahan harus membidik struktur sosial masyarakat atau negara. Hal ini didasarkan pada asumi bahwa perubahan suatu masyarakat harus ditempuh dengan merombak total struktur sosial yang ada.
Perombakan dilakukan dengan menjungkirbalikan seluruh tatanan struktur mapan dan menggantinya dengan struktur baru yang dianggap ideal. Akan tetapi revolusi seringkali menghasilkan pertumpahan darah karena sulitnya merombak total strukur yang telah mapan.
Pendekatan reformasi memiliki tujuan mengubah sistem serta tata kelola institusi Pemerintahan. Menurut Partai Nasdem reformasi saat ini yang sering didengungkan terbukti belum mampu menjawab tuntutan perubahan pada bidang politik.reformasi terhenti ketika terbukanya keran demokrasi yang selama tiga dekade tertutup oleh ototitarianisme.
Banyak tuntutan rakyat lainnya terhadap pembenahan sistem ekonomi serta politik yang tak kunjung terwujud. Tuntutan pembentukan Pemerintahan baru dan pergantian pemimpin beserta kroninya tidak dapat terpenuhi. Para pejabat yang menduduki Pemerintahan adalah orang-orang yang masih menjalankan tata kelola korup. Menurut Partai Nasdem, reformasi saat ini tidak berjalan sesuai dengan konsep terarah, terlihat sistem ekonomi yang semakin liberal serta jauh dari amanat Konstitusi.
Restorasi merupakan sebuah upaya penuh kesadaran untuk mengembalikan kejayaan bangsa yang pernah ada, menghadirkan kembali nilai-nilai penting yang luhur atau berharga untuk menandai identitas suatu bangsa. Menurut Partai Nasdem, Restorasi Indonesia tidak hanya bersandar pada unsur masa lalu, namun juga pada unsur masa depan yang terkait dengan perkembangan zaman dan cita-cita kejayaan bangsa.
Gagasan Restorasi Indonesia berangkat dari kondisi bangsa yang mengalami krisis identitas, kepercayaan, ideologi, semangat kebangsaan, sistem politik, manajemen negara, kesejahteraan rakyat, kedaulatan ekonomi, serta krisis lingkungan alam. Krisis yang begitu komplek di negeri ini sehingga mensyaratkan pendekatan restorasi yang tidak memilah kelompok-kelompok kebangsaan ke dalam berbagai kubu. Restorasi Indonesia mengarahkan anak panah pada perubahan sistem nilai, identias serta jati diri kebangsaan.
Restorasi Indonesia merupakan sebuah upaya pembangunan modal sosial dan pengembalian bangunan budaya sebagai fondasi kekuatan sekaligus tujuan perubahan. Partai Nasdem dalam mewujudkan Restorasi Indonesia harus terlibat langsung dalam isntitusi kekuasaan serta pada saat yang sama menggelorakan pergerakan sosial masyarakat. Bagi Parta Nasdem, Restorasi dilakukan dengan kesadaran sendiri karena dalam perubahan menyeluruh dituntut untuk kesadaran dan peran aktif pada semua komponen, elite dan rakyat, pemimpin dan masyarakat. Jalan restorasi merupakan jalan yang menggabungkan kekuatan politik pengsung restorasi, baik pemegang kekuasaan negara ataupun rakyat.
Restorasi Indonesia akan menghimoun kekuatan rakyat dan penguasa negara untuk menjadikan semangat Restorasi sebagai metode perjuangannya. Berikut adalah 17 butir platform Perjuangan metode Restorasi Indonesia yang menjadi fokus Partai Nasdem dalam mewujudkan Restorasi Indonesia :
Mengembalikan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Partai Nasdem mencermati terjadinya pendangkalan filosofi hidup berbangsa dan bernegara, menipisnya rasa kebangsaan serta merosotnya identitas dan jati diri bangsa. Maka dari itu, Partai Nasdem melihat perlunya komitmen untuk menempatkan Pancasila sebagai way of life dan sumber segala sumber hukum.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sejumlah selebriti turut mengantar sejumlah perwakilan pimpinan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) memasukkan berkas dan mendaftarkan calon legislatifnya untuk Pemilu 2019 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Jakarta, Senin (16/7/2018). Selain menjadi anggota partai selebritis seperti Tessa Kaunang, Eddies Adelia, Nafa Urbach, Kristina, Khrisna Murti, dan sejumlah selebriti lain sebagian menjadi calon legislatif yang didaftarkan partai tersebut. Partai Nasdem menjadi partai pertama yang melakukan pendaftaran calon legislatifnya untuk Pemilu 2019 di KPU.
Kepemimpinan dan Organisasi
Surya Paloh merupakan penggagas awal dan pendiri ormas serta Partai Nasdem, jejak dan pengaruhnya sangat kental dalam perjalanan Nasdem hingga saat ini. Ide mendirikan partai politik baru didesakan kepada Surya Paloh oleh tiga aktivis muda yakni, Patrice, Rio Capella, jeffrie Geovanie dan Ichsan Loulemba pada 2009.
Saat itu Surya Paloh baru mengalami kekalahan dari Aburizal Bakrie dalam perebutan ketua umum Golkar. Paloh menolak membuat parpol baru karena tidak ingin dianggap mendirikan partai karena kecewa terhadap kekalahannya. Namun, Paloh setuju akan usulan mendirikan ormas tersebut. Kemudian ketiga aktivis tersebut mendapat dukungan dari Paloh dan mulai menggalang dukungan untuk pendirian ormas baru. Proses rekrutmen mendapat sambutan positif dan tidak butuh waktu lama, ormas Nasdem dideklarasikan dan Surya Paloh menjadi Ketua Umum. Banyak tokoh muda lintas partai, profesi, suku dan agama bergabung.
Pendirian Partai Nasdem bertolak dari kesadaran bahwa gagasan Restorasi Indonesia sulit terlaksana jika hanya mengandalkan anggota ormas Nasdem yang tersebat diberbagai partai politik. Sehingga dibutuhkan partai politik baru yang mengusung agenda Restorasi Indonesia. Surya Paloh meminta tiga fungsionaris ormas Nasdem untuk mempersiapkan pendirian partai. Saat proses pembentukan partai terjadi pro dan kontra internal para pengurus ormas Nasdem. Anggota yang kontra mempermasalahkan tidak adanya rapat terlebih dahulu mengenai pendirian Partai Nasdem.
Partai Nasdem tidak melibatkan institusi ormas Nasdem secara langsung. Namun, kader ormas secara pribadi diperkenankan bergabung dengan Partai Nasdem. Sesuai kebijakan Surya Paloh sejak awal, Partai Nasdem bukan metamorfosis ormas Nasdem. Anggota ormas NasDem tidak harus menjadi anggota partai. Sebaliknya anggota Partai Nasdem wajib menjadi anggota ormas Nasdem. Partai dilahirka dari nol sebagai partai baru sehingga tidak perlu dirapatkan dahulu.
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengundurkan diri dari ormas Nasdem pada 6 Juli 2011, alasannya karena ia tidak pernah punya komitmen untuk menjadikan Nasdem sebagai partai dan ia menyatakan telah berkomitmen sejak lama untuk menjadi kader Golkar. Terdapat sejumlah anggota ormas Nasdem yang mengundurkan diri dari keanggotaan.
Proses pembentukan terus berjalan dan kurang dari setahun Capella bersama beberapa aktivis muda berhasil membentuk kepengurusan partai di 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota. Kemudian pada 26 Juli 2011 dideklarasikan Partai Nasdem dengan Capella sebagai ketua umum, Ahmad Rofiq sebagai Sekretaris Jenderal dan Surya Paloh sebagai Ketua Majelis Pertimbangan. Capella dianggap berhasil mengonsolidasikan pengurus partai sehingga lolos verifikasi administrasi mapupun faktual oleh KPU.
Ormas Nasdem ikut menopang keberhasilan pendirian partai dalam membantu percepatan pembentukan kepengurusan partai didaerah-daerah. Faktor lain yang cukup penting adalah basis massa Golkar.
Bergabungnya Hary Tanoe pada 9 Oktober 2011 makin membuat Partai Nasdem dikenal oleh publik dengan waktu singkat dari kampanye yang gencar lewat iklan, publisitas ataupun berbagai program yang diciptakan khusus. Jaringan televisi MNC Grup sangat membanu percepatan penyebaran informasi Partai Nasdem hingga pelosok negeri. Sementara Metro TV milik Surya Paloh dengan pangsa pasar menengah atas membantu memperkuat “brand image” Partai Nasdem.
Perpecahan internal terbagi menjadi dua faksi yaitu faksi Hary Tanoe dan Faksi Surya Paloh. Hary Tanoe menolak Surya Paloh sebagai ketua umum Nasdem karena menurutnya kepengurusan Nasdem harus tetap ditangan kaum muda seperti sebelumnya. Gagasan yang mendasari gerak atau cita-cita Nasdem akan tinggal retorika belaka.
Dibawah ketua umum Surya Paloh, Partai Nasdem memasuki arena kontestasi dalam Pemilu 2014 dan 2019.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Perayaan HUT ketiga Partai NasDem – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh meniup lilin sebagai bagian dari perayaan HUT ketiga Partai NasDem di Kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2014). Kegiatan tersebut di hadiri oleh elite partai politik Koalisi Indonesia Hebat seperti Ketua Umum PPP Muktamar Surabaya Romahurmuziy (kiri), Plt Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (dua dari kiri), Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (tidak tampak), dan Umum DPP PKPI Sutiyoso.
Penguasaan dan Basis Massa Partai
Partai Nasdem berhasil mengikuti Pemilu 2014 sebagai ajang kontestasi politik pertamanya. Pada Pemilu Legislatif 2014, Nasdem masuk dalam 10 besar partai yang lolo mendudukan kadernya di parlemen. Nasdem mendapatkan suara pada Pemilu Legislatif 2014 sebanyak 8.402.812 (6,72 persen). Dari jumlah tersebut Nasdem berada di posisi ke-9 dan mendapatkan 36 kursi di parlemen. Proporsi perolehan suara ini hampir tak meleset dari prediksi elektabiltas Partai Nasdem berdasarkan hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas di 34 provinsi pada periode Desember 2013, yaitu sebesar 6,9 persen.
Di Provinsi Bengkulu, Partai Nasdem menjadi pemenang Pemilu dengan memperoleh 130.759 suara yang mengungguli suara PDI-P diperingkat kedua dengan perolehan 114.377 suara. Perolehan suara Nasdem sedikit banyak ditopang oleh Patrice Rio Capella selaku Sekretarsi Jenderal Partai Nasdem yang membukukan perolehan suara tertinggi calon legislatif dibengkulu yaitu 83.781 suara.
Di provinsi Papua, sulawesi tengah, serta Nusa Tenggara Timur, Partai Nasdem memperoleh suara berturut-turut sebesar 298.176 suara (10,06 persen), 171.289 suara (12,02 persen), dan 270.964 suara (11,5 persen) dengan posisi ke-4. Lalu berdasarkan daerah pemilihan (dapil) di Jawa Timur II yang meliputi Kabupaten dan Kota Porbolinggo, Nasdem meraih peringkat kedua seteleh PKB dengan total 296.136 suara yang menggeser posisi PDI-P pada Pemilu 2009 berada di posisi kedua setelah PKB.
Hasil survei Litbang Kompas pasca Pemilu Legislatif 2014 memperlihatkan karakteristik pemilihan Partai Nasdem. Sebagai partai baru, Nasdem menjejakan pengaruhnya diluar pusat Pemerintahan. Sebanyak 70 persen yang memilih Partai Nasdem tinggal diwilayah pedesaan. Peminat Partai ini banyak yang berdomisili diluar Pulau Jawa.
Pada sisi karakteristik demografis pemilih, Partai Nasdem tidak banyak didukung oleh masyarakat bersuku bangsa Jawa. Dua dari tiga pemilih Partai ini mengaku bersuku bangsa selain Jawa. Dari aspek kelas sosial ekonomi, pemilih Partai Nasdem memiliki beberapa keunikan yakni, partai ini cukup diminati oleh pemilih berpendidikan tinggi dengan persentase pemilih partai ini yang lulus perguruan tinggi sebesar 6 persen lebih banayak daripada persentase pemilih berpendidikan tinggi secara nasional. Di sisi lain Partai Nasdem menarik hati bagi pemilih dengan ekonomi bawah. Partai Nasdem lebih banyak memperoleh dukungan dari pemilih yang berprofesi sebagai aparat negara.
Pencapaian Partai Nasdem pada Pemilu 2014 sangat terpengaruh dengan pengorganisasian basis massa sejak pendirian ormas Nasdem yang merupakan cikal bakal Partai Nasdem. Jaringan dari berbagai elemen masyarakat didalam ormas Nasdem seperti kalangan politisi, tokoh agama dan masyarakat serta perempuan aktivis hingga para mahasiswa atau pemuda. Hampir di tiap sektor tersebut dibentuk ormas yang mewadahi, seperti Garda Wanita malahayati (sektor perempuan), Petani Nasional Demokrat (sektor petani), Gerakan Massa Buruh Nasional Demokrat (sektor buruh), Garda Pemuda Nasional Demokrat (sektor pemuda), Liga Mahasiswa Nasional Demokrat (sektor mahasiswa). Melalui ormas inilah Partai Nasdem mengonsolidasikan kekuatannya.
Restorasi Bangsa saat Pandemi
Pada Hari Lahir Partai Nasdem yang ke-9, Presiden Jokowi menyampaikan amanat dengan mengajak seluruh keluarga Partai Nasdem mengawal restorasi yang sedang dilakukan. Hal tersebut disampaikan secara virtual dalam salurankanal Youtube Partai Nasdem pada Rabu (11/11/2020).
Restorasi besar-besaran untuk mewujudkan Indonesia maju yang dimulai dengan pengesahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja ternyata justru menimbulkan kekhawatiran dan kesalahpahaman. Karena itu, Presiden Joko Widodo mengajak Partai Nasdem, sebagai salah satu kekuatan politik besar dan disegani, mengawal restorasi di berbagai bidang yang diupayakan pemerintah.
Presiden Jokowi menyampaikan dihadapan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengenai dampak buruk pandemi Covid-19 yang tak hanya menyerang pertahanan kesehatan, namun juga perekonomian Indonesia. Pandemi yang berlangsung selama delapan bulan telah mengakibatkan angka pengangguran di Tanah Air meningkat menjadi 6,9 juta jiwa.
Perekonomian nasional pun tumbuh negatif hingga minus 5,32 persen pada Kuartal II tahun 2020. Meski pada kuartal III, perekonomian nasional mulai menunjukkan kebangkitan, angkanya masih minus 3,49 persen.
Menurut Presiden, kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia, yang salah satunya ditandai dengan pemberian fasilitas pembebasan bea masuk dari Pemerintah Amerika Serikat, perlu dimanfaatkan. Begitu pula kemunduran sejumlah negara akibat Covid-19, harus bisa dimanfaatkan sebagai momentum mengatasi ketertinggalan dan mewujudkan cita-cita Indonesia maju.
Restorasi besar-besaran untuk mengatasi ketertinggalan menjadi pertimbangan pemerintah menerbitkan UU Cipta Kerja. ”UMKM harus kita berdayakan semaksimal mungkin, peluang kerja harus kita ciptakan sebanyak mungkin. Itulah semangat penerbitan UU Cipta Kerja,” kata Presiden.
UU Cipta Kerja sebenarnya dibuat dengan tujuan percepat industrialisasi dalam negeri. Selain itu, juga untuk perkuat pengembangan sektor strategis, terutama pangan, kesehatan, dan energi. Namun, restorasi besar-besaran sering kali menimbulkan kekhawatiran dan salah pengertian. Apalagi jika hal itu tidak terkomunikasikan secara baik dalam waktu yang kurang memadai. Padahal, momentum relatif sempit dalam persaingan global menuntut respons yang cepat.
Dari kondisi tersebut yang membuat Presiden merasa perlu mengajak seluruh keluarga besar Partai Nasdem untuk mengawal restorasi besar-besaran yang tengah dilakukan. Apalagi restorasi yang diupayakan pemerintah memiliki semangat yang sama dengan semangat dasar Partai Nasdem, yakni restorasi Indonesia.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menegaskan bahwa sejak awal berdiri sembilan tahun silam, Nasdem tetap konsisten melaksanakan misi besar restorasi Indonesia. Namun, misi besar untuk merestorasi Indonesia itu hanya bisa dijalankan dalam iklim politik yang sehat.
”Untuk semua misi besar dalam semangat gerakan perubahan restorasi Indonesia, kami membutuhkan iklim politik yang sehat. Iklim politik yang menjunjung konstitusi dan berkomitmen pada kesepakatan bersama sebagai sebuah bangsa,” kata Surya Paloh yang berpidato dari Kampus Akademi Bela Negara, Pancoran, Jakarta.
Iklim politik yang sehat, menurut Paloh, adalah iklim politik yang tidak menguras emosi dengan isu-isu terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), hoaks, serta isu sensitif lainnya. Iklim politik semestinya bisa mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama menatap masa depan dengan kemajuan bangsa dan negara. (“Jokowi Ajak Kawal Restorasi Bangsa”, Kompas, 12 November 2020)
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Menjelang pelaksanaan Kongres Partai Nasdem, bendera partai tersebut bertebaran di sejumlah titik di Jakarta, Seperti di jembatan layang atau flyover Ladokgi, Senayan, Jakarta, Minggu (3/11/2019). Kongres Nasdem sendiri akan digelar pada 8-11 November di JI Expo Kemayoran, Jakarta.
Artikel Terkait
Menuju Pemilu 2024
Jelang Pemilu 2024, Partai Nasdem mempersiapan kadernya untuk dapat mengisi kursi legislatif dari Pemilu sebeleumnya yang hanya mengisi 36 kursi di parlemen. Pemilu kali ini Partai Nasdem menargetkan sebanyak 111 kursi legislatif secara nasional. Target tersebut disampaikan oleh M Prananda Paloh selaku Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Nasdem saat rakorsus nasional.
Partai Nasdem telah melakukan berbagai langkah strategis untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Seperti menggelar rapat konsolidasi secara menyeluruh di tingkat nasional secara struktural. Bappilu akan melakukan pemetaan secara detail lalu menggerakan kader Nasdem sampai tingkat kecamatan dan desa di seluruh Indonesia.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad M Ali mengatakan butuh kerja keras dan kerjasama dari semua kader dan pengurusan Partai Nasdem mulai dari pusat, tingkat wilayah, kecamatan hingga pedesaan. Dalam peresmian kantor baru DPW Nasdem Sumatera Selatan (Sumsel) pada 21 Maret 2021 lalu, ia mengatakan bahwa kantor DPW Nasdem Sumsel merupakan salah satu syarat kemenangan Pemilu 2024 mendatang. Pada peresmian tersebut, Ahmad M Ali juga menyerahkan Surat Keputusan untuk kader di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) untuk 250 kecamatan dan pad Juni 2021 akan dibentuk 3.500 SK untuk tiap desa yang terdiri dari 55 orang.
Di sisi lain, pada 29 Mei 2021 saat Rakorwil (Rapat Koordinasi Wilayah) DPW Partai Nasdem DKI Jakarta dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Wakil Gubernur Riza Patria. Hal ini menjadi sorotan publik menjelang Pemilu 2024. Anies Baswedan merupakan salah satu calon yang diperhitungkan elektabilitasnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pasalnya, Anies merupakan salah satu tokoh alternatif yang mengindikasi publik mulai mengamati sepak terjangnya jauh sebelum pemilihan presiden dilakukan. Berdasarkan survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 27 Desember 2020-9 Januari 2021, Anies Baswedan menjadi pilihan publik (9,9 persen) setelah Prabowo. Elektabilitasnya meningkat dibandingkan dengan dua survei sebelumnya pada Oktober 2019 dan Agusutus 2020.
Anies juga memperoleh limpahan dukungan yang cukup besar dari pemilih Prabowo dalam Pemilu 2019. Dari seluruh pendukung Prabowo yang saat ini mulai mencari calon alternatif, sepertiga mengalihkan dukungannya kepada Anies. Dari sisi partai politik, Anies juga berhasil memperoleh seperlima dukungan dari basis pemilih Gerindra. (“Capres Alternatif Mulai Dilirik”, Kompas, 24 Februari 2021)
Rakorwil Nasdem yang diseleggarakan secara nasional di 34 provinsi langsung berada dibawah arahan Ketua Umum Partai Nasdem Suryah Paloh. Rakorwil ini merupakan persiapan untuk menghadapi kontestasi Pemilu 2024 mendatang. Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate dalam rakorwil mengatakan bahwa konsolidasi dilakukan dalam rangka persiapan Pemilu 2024 dengan konsolidasi di internal partai.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum Partai Politik pendukung Koalisi Indonesia Kerja antara lain (tampak dalam foto) Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy saat mendeklarasikan calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo dalam pertemuan koalisi pendukung di Jakarta, Kamis (9/8/2018). Joko Widodo menunjuk Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2019.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem 2019-2024
- Ketua Umum : Surya Paloh
- Wakil Ketua Umum : Ahmad Hi Ali
- Sekretaris Jenderal : Johnny Gerard Plate
- Bendahara Umum : Ahmad Sahroni
Ketua Koordinator Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis : Suyoto
Ketua Bid Hubungan Internasional : Martin Manurung
Ketua Bid Ekonomi : Shanti Ramchand
Ketua Bid UMKM : Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik
Ketua Bid Agama dan Masyarakat Adat : –
Ketua Bid Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Irma Suryani (TIDAK AKTIF)
Ketua Bid Kesehatan : Okky Assokawati
Ketua Bid Perempuan dan Anak : Amelia Anggraini
Ketua Bid Pendidikan dan Kebudayaan : Nining Indra Saleh
Ketua Bid Hukum dan HAM : Taufik Basari
Ketua Bid Pariwisata dan Industri Kreatif : Ida Bagus Oka Gunastawa
Ketua Bid Pertahanan dan Keamanan : Supiadin Aries Saputra
Ketua Bid Pertanian, Peternakan dan Kemandirian Desa : Sulaeman L Hamzah
Ketua Bid Maritim : –
Ketua Bid Pemuda dan Olahraga : Moh Haerul Amri
Ketua Bid Energi dan Mineral : Kurtubi
Ketua Bid Lingkungan Hidup : Lusyani Suwandi
Ketua Bid Kehutanan, Agraria dan Tata Ruang : Teuku Taufiqulhadi
Ketua Bid Migran : Yulisa Baramuli
Ketua Bid Pembangunan dan Infrastruktur : Felly Estelita Runtuwene
Ketua Koordinator Bidang Ideologi, Organisasi dan Kaderisasi : Sri Sajekti Sudjunadi
Ketua Bid Organisasi dan Keanggotaan : Rusdi Masse Mappasesu
Ketua Bid Kaderisasi dan Pendidikan Politik : Ahmad Baidowi AR
Ketua Bid Hubungan Legislatif : Atang Irawan
Ketua Bid Hubungan Eksekutif : Muchtar Luthfi Mutty
Ketua Bid Hubungan Sayap dan Badan : Ivanhoe Arthur Robert S
Ketua Bid Penggalangan dan Penggerak Komunitas : Andri Alimuddin
Ketua Bid Pemilih Pemula dan Milenial : Lathifa Marina Al Anshori
Ketua Bid Digital dan Cyber : Donny Imam Priambodo
Ketua Bid Media dan Komunikasi Publik : Charles Meikyansah
Ketua Koordinator Pemenangan Pemilu : Prananda Surya Paloh
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 1 (Aceh, Sumut) : –
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 2 (Sumbar, Kepri, Riau, Bengkulu) : Willy Aditya
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 3 (Sumsel, Jambi, Babel, Lampung : Fauzi H Amro
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Jawa 1 (Banten, DKI) : A Effendy Choirie
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Jawa 2 (Jabar) : Saan Mustopa
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Jawa 3 (Jateng) : Sugeng Suparwoto
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Jawa 4 (Jatim) : Dossy Iskandar Prasetyo
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Bali, NTB, NTT : Julie Sutrisno
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Kalimantan : H Syarief Abdullah Al Kadrie
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sulawesi : Rachmad Gobel
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Maluku, Maluku Utara : Rosita Usman
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Papua, Papua Barat : Roberth Rouw
Wasekjend Kebijakan Publik dan Isu Strategis : Hermawi Taslim
Wasekjend Ideologi, Organisasi dan Kaderisasi : Dedy Ramanta
Wasekjend Pemenangan Pemilu : Jakfar Sidik
Wasekjend Umum dan Administrasi : Siar Anggreta Siagian
Waben Pengelolaan Dana dan Aset : Joice Triatman
Waben Penggalangan Dana : Fatmawati Rusdi
Visi dan Misi
Visi
Visi Partai NasDem adalah Indonesia yang merdeka sebagai negara bangsa, berdaulat secara ekonomi, dan bermartabat dalam budaya.
Misi :
- Membangun politik demokratis berkeadilan, berarti menciptakan tata ulang demokrasi yang membuka partisipasi politik rakyat dengan cara membuka akses masyarakat secara keseluruhan. Mengembangkan model pendidikan kewarganegaraan untuk memperkuat karakter bangsa, serta melakukan perubahan menuju efisiensi sistem pemilihan umum. Memantapkan reformasi birokrasi untuk menciptakan sistem pelayanan masyarakat. Melakukan reformasi hukum dengan menjadikan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai kontrak politik kebangsaaan
- Menciptakan demokrasi ekonomi dengan terciptanya partisipasi dan akses masyarakat dalam kehidupan ekonomi negara, termasuk didalamnya distribusi ekonomi yang adil dan merata yang akan berujung pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita ini maka perlu mendorong penciptaan lapangan kerja, sistem jaminan sosial nasional, penguatan industri nasional, serta mendorong kemandirian ekonomi tingkat lokal
- Menjadikan gotong royong sebagai karakter bangsa. Dalam mewujudkan ini maka sistem yang menjamin terlaksananya sistem pendidikan nasional yang terstruktur dan menjamin hak memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan yang menciptakan solidaritas dan soliditas nasional, sehingga seluruh rakyat Indonesia merasakan cita rasa sebagai sebuah bangsa dan menjadikan gotong royong sebagai amalan hidup keseharian. Kebudayaan ini akan menciptakan karakter bangsa yang mertabat dan menopang kesiapan Negara dalam kehidupan global.
(LITBANG KOMPAS)
Referensi
Partai Politik 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa (2016), Jakarta : Penerbit Buku Kompas
Kompas, 12 November, 2020, Jokowi Ajak Kawal Restorasi Bangsa
Kompas, 24 Februari, 2021, Capres Alternatif Mulai Dilirik