Layar di ruang pusat media menunjukkan Presiden Dewan Air Sedunia Loic Fauchon yang memberikan sambutan dalam pembukaan Forum Air Sedunia di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024)
Fakta Singkat
Forum Air Sedunia
- Forum Air Sedunia adalah pertemuan global berkala yang membahas isu-isu strategis terkait air dan dihelat oleh Dewan Air Dunia/World Water Council (WWC).
- Forum Air Sedunia ke-10 mengangkat tema “Water for Shared Prosperity” dan terdiri atas enam sub-tema lebih spesifik.
- Forum Air Sedunia 2024 membuka pintu bagi para anggota parlemen yang akan berbagi praktik terbaik dan saran untuk kebijakan.
- Selain sesi-sesi diskusi untuk para delegasi, hadir juga Ministerial Meeting sebagai forum tingkat kementerian berbagai negara untuk merumuskan wacana dan kebijakan tata kelola air secara nasional dan internasional.
- Ministerial Meeting diadakan dua kali, pada 20 dan 21 Mei 2024, dan melahirkan Ministerial Declaration.
- Ministerial Declaration adalah dokumen yang berisikan sari-sari dan kesimpulan dari hasil diskusi forum dalam bentuk poin-poin konkret.
- Tiga poin penting yang diusulkan Indonesia dalam Ministerial Declaration adalah inisiasi CoE on Water and Climate Resilience, penetapan Hari Danau Dunia, dan pengarusutamaan IWRM di wilayah pulau-pulau.
- Capaian Forum Air Sedunia ke-10 mencakup perumusan Ministerial Declaration, rekor kehadiran hingga 64.000 orang, dan menghasilkan 113 proyek bernilai USD 9,4 miliar.
- Forum Air Sedunia ke-11 di tahun 2027 akan diadakan di Arab Saudi dengan tema “Action for a Better Tomorrow”.
Forum Air Sedunia atau dikenal juga dengan World Water Forum (WWF), adalah pertemuan global secara berkala yang membahas isu-isu strategis terkait air. Forum ini dihelat oleh lembaga internasional Dewan Air Dunia atau World Water Council (WWC) yang berfokus pada peningkatan kesadaran akan pentingnya air bagi keberlanjutan dan pembangunan sosial ekonomi.
Mengacu pada Kompaspedia (18/5/2024, “Forum Air Sedunia: Air untuk Kemakmuran Bersama”), forum ini diadakan pertama kalinya pada tahun 1997 di Maroko. Setiap tiga tahun, Forum Air Sedunia akan kembali diselenggarakan di satu negara tuan rumah. Tahun 2024 menjadi perhalatan ke-10 di Bali pada 18–25 Mei 2024.
Forum Air Sedunia 2024 mengangkat tema “Water for Shared Prosperity”. Indonesia diharapkan mampu menunjukkan kepemimpinan dalam momentum ini, beserta segala komitmennya dalam upaya global mengatasi tantangan pengelolaan air.
Dalam perhetalan yang ke-10 ini, terdapat enam sub-tematik untuk didiskusikan bersama dan menjadi common goals secara global. Keenam sub-tema tersebut meliputi Water Security and Prosperity, Water for Humans and Nature, Disaster Risk Reduction and Management, Governance, Cooperation and Hydro-diplomacy, Sustainable Water Finance, dan Knowledge and Innovation.
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/MUCHLIS JR
Cahaya kembang api menghiasi langit saat digelar jamuan santap malam untuk para pemimpin dan delegasi Forum Air Sedunia di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Minggu (19/5/2024).
Pembukaan Forum Air Sedunia
Forum Air Sedunia 2024 secara resmi dibuka pada hari Sabtu (18/5/2024). Menandai peresmian pembukaan forum global tersebut, hadir Presiden Joko Widodo dan Presiden WWC Loic Fauchon untuk membuka sekaligus menyampaikan pidato terkait isu air yang diangkat.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menggarisbawahi pentingnya kehadiran air bagi kemanusiaan. Air tidak hanya mendukung kehidupan, tapi juga perdamaian dan pangan. Yang terakhir disebutkan meurujuk pada prediksi tahun 2050, di mana 500 juta petani kecil akan mengalami dampak kekeringan ekstrem.
Padahal, kelompok rentan ini justru menjadi penyumbang terbesar bagi pangan dunia yang mencapai 80 persen bahan pangan. Untuk itu, Jokowi menekankan bahwa manajemen air menjadi begitu penting dengan berharganya nilai dari tiap tetes.
Selaras dengan tema Forum Air Sedunia 2024, Jokowi juga menekankan pentingnya tiga prinsip yang harus diaplikasikan selama forum berjalan. Ketiganya adalah mencegah kompetisi dan mendorong persamaan, memprioritaskan kerja sama yang inklusif, dan mendorong perdamaian serta kemakmuran bersama.
Ketiganya dapat dihidupkan dalam kerja sama sepanjang forum. Selain itu, Jokowi juga menekankan perlunya memasukkan dimensi inovasi dalam permasalahan air dunia, termasuk melalui penggunaan sistem teknologi dan pembiayaan yang aktual.
Loic Fauchon, dalam menyampaikan pidato pembukaannya, menekankan pentingnya bagi tiap delegasi dan pemimpin dunia untuk tidak hanya menjadi penyampai pesan-pesan. Sebaliknya, kelompok ini harus menjadi pejuang nyata bagi air dunia di ketujuh benua.
Untuk itu, pertama-tama, Loic menekankan agar para “pejuang air” ini mendirikan komitmen untuk mempromosikan kebijakan keamanan air di semua level kehidupan. Kedua, setiap individu harus mengubah kebiasaan terkait ketersediaan air. Ketiga, para delegasi didorong untuk berkomiten terhadap upaya merancang dan meningkatkan solusi berbasis alam di wilayah sungai.
Keempat, Loic juga menyampaikan agar setiap negara mencantumkan hak atas air dalam konstitusi atau peraturan daerah. Tujuannya adalah memastikan akses air bagi masyarakat. Kelima, Loic mengundang delegasi untuk bergabung dengan koalisi “Money for Water” yang akan dipresentasikan pada konferensi PBB berikutnya. Termasuk dalam salah satu kebijakan koalisi tersebut adalah menghapuskan utang air bagi negara termiskin.
Loic juga menegaskan komitmennya dalam memastikan dana besar untuk perubahan iklim dialokasikan ke sumber daya air, termasuk pengelolaan air limbah. Untuk itu, ia juga mengharapkan strategi internasional dalam upaya desentralisasi pengelolaan sumber daya air melalui kerja sama pada berbagai penampakan lahan seperti sungai, danau, dan cekungan.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Salah satu rangkaian acara dalam ritual penjernihan air pada acara pembukaan Forum Air Sedunia ke-10 di Kawasan ekonomi khusus (KEK) Kura-Kura Bali, Sabtu (18/5/2024).
Hari pembukaan lantas dilanjutkan dengan sambutan CEO SpaceX dan Tesla Inc Elon Musk, pertemuan para pemimpin negara peserta forum, dan peluncuran Pertemuan Kementerian atau Ministerial Meeting.
Forum Air Sedunia 2024 membuka pintu bagi para anggota parlemen yang akan berbagi praktik terbaik dan saran untuk kebijakan. Termasuk dari hal tersebut adalah pengalaman dalam menghasilkan kerangka hukum untuk pengelolaan air dan sanitasi, memprioritaskan air dalam pembahasan anggaran, dan membangun jaringan dan kemitraan (Kompas.id, 20/5/2024, “Opening the World Water Forum, Jokowi Explains the Threat of the Water Crisis”).
Artikel terkait
Sejumlah Kesepakatan dan Diskusi
Dalam rentetan acaranya, Forum Air Sedunia 2024 berisikan ragam buah pikir yang terwujud melalui kesepakatan dan diskusi. Salah satunya yang menjadi bagian dalam kesepakatan forum adalah pendirian Centre of Excellence (CoE) on Water and Climate Resilience di wilayah Asia-Pasifik. Tubuh CoE akan menjadi platform kolaborasi untuk negara-negara di wilayah terkait untuk membangun kemitraan dalam manajemen air.
Mengacu pada situs resmi Forum Air Sedunia (worldwaterforum.org), kolaborasi dan kemitraan disebut menjadi komponen terpenting yang diusung oleh CoE. Kehadirannya akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, swasta, dan akademisi. Dengan demikian, CoE dapat memanfaatkan berbagai sumber daya, keahlian, dan teknologi untuk secara efektif mengatasi permasalahan air.
Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Sekretariat I Panitia Nasional Penyelenggara Forum Air Sedunia 2024, Endra S Atmawidjaja, mengatakan bahwa dalam pendirian CoE tersebut, Indonesia akan menyasar penguatan kerja sama negara-negara selatan, atau South-South Cooperation (SSC).
Melalui CoE, negara-negara selatan yang memiliki masalah terkait banjir, sedimen akibat erupsi yang merusak sungai, dan masalah pengelolaan air lainnya dapat saling melakukan pembelajaran, bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman untuk mencari solusi terbaik yang dapat diimplementasikan.
“Kami harapkan, tidak terlalu lama sesudah WWF, mungkin setahun setelah WWF, Centre of Excellence ini sudah terwujud,” kata Endra pada 23 April 2024, merujuk pada situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf.go.id).
Selain pendirian CoE, pemerintah Indonesia juga mendorong penetapan Hari Danau Dunia atau World Lake Day. Inisiasi ini dilatarbelakangi oleh kondisi danau-danau di dunia, termasuk Indonesia, yang dinilai telah berada dalam kategori kritis. Padahal, danau memiliki fungsi vital sebagai penampung air di daratan, sehingga perlu dijaga agar ketersediaan air bagi seluruh masyarakat terpenuhi.
“Penetapan Hari Danau Dunia menjadi isu di berbagai negara karena danau sebagai tampungan air adalah ekosistem unik yang bisa memastikan terjaganya ketahanan air. Kita ingin menjaga danau dengan lebih berkelanjutan,” kata Endra pada kesempatan yang berbeda, pada Kamis (23/5/2024).
Selanjutnya, gagasan Hari Danau Dunia ini akan dibahas lebih lanjut oleh forum lanjutan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Ini harus melewati mekanisme sidang umum PBB karena banyak resolusi yang diajukan ke PBB,” ungkap Endra lagi pada (Kompas.id, 24/5/2024, “Indonesia Buka Ruang Kolaborasi Atasi Persoalan Air Global”).
Selain itu, ada juga kesepakatan terhadap Global Water Fund atau Pendanaan Air Global. Mengacu kembali pada situs resmi Kemenparekraf, inisiasi ini didorong oleh delegasi Indonesia untuk merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian poin keenam dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG’s), yakni pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua orang pada 2030.
Nantinya, dana air ini akan dialokasikan bagi pemenuhan akses air bersih. Termasuk melalui pembangunan infrastruktur air, mitigasi krisis atau bencana terkait air, adaptasi perubahan iklim, serta mekanisme pemantauan.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Presiden Dewan Air Sedunia (World Water Council) Loic Fauchon memberikan sambutan di tengah upacara Sagara Kerthi yang berlangsung di Kawasan Kura-kura, Denpasar, Bali, Sabtu (18/5/2024).
Hadirnya inisiasi Global Water Fund tidak lepas dari strategi serupa yang sebelumnya telah dibentuk oleh pemerintah Indonesia dalam wujud Indonesian Water Fund (IWF). Diperkirakan, IWF telah mengoperasikan pendaaan hingga sebesar USD 1 miliar untuk proyek air bersih. Melalui kehadiran IWF, pemerintah mendorong upaya investasi dan penyediaan air bersih di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Direktur Pusat Pendanaan Iklim dan Kebijakan Multilateral, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Boby Wahyu Hernawan mengatakan bahwa strategi pendanaan demikian penting sebagai upaya mitigasi atas kesiapan dan mawas diri dari bencana yang mungkin terjadi.
“Merespons ancaman krisis air dengan pembangunan arsitektur pembiayaan global adalah langkah preventif yang tepat. Kesiapan dan mawas diri adalah kunci. Pandemi mengajarkan kita bahwa biaya atas ketidaksiapan akan jauh lebih tinggi,” katanya sembari merujuk pada model Pandemic Fund dan Green Climate Fund.
Ketiga poin inisiasi yang disampaikan di atas—yakni, pendirian CoE on Water and Climate Resilience, penetapan Hari Danau Dunia, dan Global Water Fund—telah disepakati dalam Deklarasi Menteri, atau juga dikenal sebagai Ministerial Declaration.
Ketiganya menjadi pengejawantahan dari pembahasan pejabat setingkat kementerian dalam berbagai forum, yang kemudian dikecurutkan melalui deklarasi tersebut. Dari Deklarasi Menteri ini, diharapkan ketiga poin kesepakatan bisa ditindaklanjuti dengan aksi nyata oleh negara-negara di dunia.
Selain itu, sejumlah ragam diskusi juga mewarnai penyelenggaraan Forum Air Sedunia 2024 oleh para delegasi. Diskusi ini menjadi wujud akomodasi berbagai topik penting yang turut mewarnai isu air. Mengacu pada laporan resmi harian Forum Air Sedunia 2024, salah satu yang diangkat adalah soal inklusivitas gender dalam persoalan air.
Diskusi yang diselenggarakan pada hari keempat tersebut membahas urgensi kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam dimensi air, sanitasi, dan higienitas (Water, Sanitation, and Hygiene/WASH). Perspektif perempuan dan kelompok marginal kerap tersingkir dalam diskursus atas air bersih. Padahal, mereka juga memiliki hak yang sama atas air. Selain itu, pendidikan kesehatan juga menjadi aspek penting untuk mengintegrasikan perspektif gender dengan WASH.
Artikel terkait
Deklarasi Kementerian
Deklarasi Kementerian, atau dikenal juga sebagai Ministerial Declaration, menjadi elemen penting dalam pertemuan Forum Air Sedunia ini. Mengacu pada situs resmi Kementerian Luar Negeri (kemlu.go.id), deklarasi tersebut menyarikan berbagai pembahasan dan inisiasi penting ke dalam poin-poin yang konkret. Pembacaan deklarasi ini berisikan kesimpulan-kesimpulan pembahasan dari forum Ministerial Meeting yang sebelumnya dilaksanakan.
Pada Forum Air Sedunia 2024, Ministerial Meeting dilaksanakan sebanyak dua kali, yakni pada hari Senin (20/5/2024) dan Selasa (21/5/2024). Pertemuan kementerian ini sendiri menjadi salah satu sesi penting sebagai bagian dalam acara besar Forum Air Sedunia––dikhususkan bagi para pengambil keputusan di tingkat kementerian untuk membantu membangun kapasitas, mendorong kolaborasi, dan mendorong tata kelola air yang efektif di tingkat nasional dan internasional.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Indonesia Muhammad Tito Karnavian menjadi pemimpin pertemuan tingkat kementerian tersebut. Sebagai pembuka sesi, pada hari pertama, Tito dan Loic Fauchon sama-sama menyampaikan pengantar. Turut hadir juga Co-Chair Ben Braga, sebagai Presiden WWC sebelum Loic.
Dalam pengantarnya, Tito menekankan pentingnya akses terhadap air minum yang bersih dan aman sebagai hak asasi manusia dan landasan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat. Ia juga menyoroti dampak perubahan iklim yang meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir, yang membahayakan jutaan orang.
“Masalah air tidak hanya menjadi perhatian profesional dan akademis, tetapi juga membutuhkan kepemimpinan kuat dari para pengambil kebijakan. Air bersifat politis,” tekan Tito. Oleh karena itu, ia juga mengajak para delegasi untuk menjadikan Forum Air Sedunia 2024 ini sebagai mercusuar yang memandu jalan menuju kerja sama yang inklusif, berdampak, dan saling menguntungkan untuk melindungi generasi mendatang.
Sesi pertemuan tingkat menteri pada hari pertama diisi dengan serangkaian pernyataan dari berbagai negara peserta. Turut berbicara adalah delegasi dari Kenya, Tanzania, Namibia, Arab Saudi, China, Finlandia, Brunei Darussalam, Albania, Singapura, Irak, Spanyol, Sri Lanka, Mesir, Aljazair, Hongaria, Turkiye, Polandia, dan Iran. Masing-masing delegasi memberikan pandangannya terkait tantangan dan solusi pengelolaan air di negara masing-masing.
Selain delegasi negara, perwakilan dari organisasi internasional juga turut diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangan mengenai isu air di dunia. Organisasi internasional yang tersebut adalah United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), dan United Nations Development Programme (UNDP).
Selanjutnya, pada sesi kedua yang digelar Selasa (21/5), acara dan kegiatan yang serupa kembali diselenggarakan. Berbagai delegasi negara lainnya yang belum berbicara, diberikan kesempatan untuk menyampaikan country statament bersama dengan berbagai organisasi internasional yang telah hadir.
Sebagai hasil akhir, pertemuan ini melahirkan Ministerial Declaration sebagai keluaran utama yang disertai dengan poin-poin hasil nyata atau concrete deliverables dalam rupa proyek, ragam inisiatif, dan tindakan bersama.
Dalam penyusunan Ministerial Declaration ini, Indonesia menyampaikan tiga poin usulan yang berhasil untuk turut dimasukkan ke dalam dokumen. Ketiga poin tersebut adalah pendirian CoE, pengarusutamaan Integrated Water Resources Management (IWRM) di wilayah pulau-pulau kecil, dan penetapan Hari Danau Sedunia (Kompas.id, 21/5/2024, “Mendagri Pimpin Ministerial Meeting pada World Water Forum ke-10”).
Di dalam Ministerial Declaration, turut terkandung 16 poin kebijakan, rencana, dan aksi sebagai wujud nyata komitmen dan kehendak politis yang berpihak pada isu air dunia. Selain tiga poin yang diusulkan Indonesia tersebut, termasuk dalam poin-poin lainnya adalah penguatan kapabilitas pemangku kepentingan terkait, mendorong pendidikan, riset, dan inovasi di sektor perairan, memanfaatkan jaringan Foum Air Sedunia ke-10 untuk mendorong implementasi jangka panjang, dan mendukung Forum Air Sedunia ke-11 pada tahun 2027 di Arab Saudi dengan tema “Action for a Better Tomorrow”.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Layar di ruang pusat media menunjukkan CEO SpaceX dan Tesla Inc Elon Musk yang memberikan sambutan dalam pembukaan Forum Air Sedunia di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024).
Proyek Inovatif
Forum Air Sedunia yang dihelat oleh Indonesia terbilang mencapai sukses. Mengacu pada akun Instagram resmi Forum Air Sedunia ke-10, dituliskan bahwa Indonesia berhasil mengusung “cakrawala baru dalam mengatasi permasalahan air dunia” melalui forum ini.
Termasuk dalam indikator keberhasilan tersebut adalah pencapaian perumusan bunga rampai Forum Air Sedunia ke-10 dalam Ministerial Declaration. Dokumen tersebut menjadi kompendium hasil dan rumusan tindakan konkret dari beragam diskusi, tukar-pikiran, dan kerja sama yang terjalin selama forum.
Selain itu, konferensi tingkat tinggi yang khusus membahas permasalahah air ini juga memecahkan rekor kehadiran hingga 64.000 orang. Jumlah ini terdiri dari para pemimpin negara, anggota lembaga non-pemerintah, menteri dan para staf kementerian, serta juga para delegasi dari berbagai negara.
Kesuksesan dari forum ini juga disoroti oleh publikasi dari Kementerian Luar Negeri. Disampaikan bahwa, di samping kesuksesan Ministerial Declaration, forum ini berhasil mengompilasikan beragam masalah terkait air di berbagai negara dan merumuskannya ke dalam berbagai proyek-proyek inovatif. Forum Air Sedunia ke-10 berhasil melahirkan 113 proyek senilai USD 9,4 miliar di berbagai negara.
Termasuk dalam proyek-proyek tersebut adalah percepatan penyediaan air minum untuk 3 juta rumah tangga dan proyek pengelolaan air limbah domestik untuk 300.000 rumah tangga. Berbagai proyek ini akan memberikan manfaat untuk berbagai masyarakat di banyak negara.
Mengacu pada situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo.go.id), hingga haris terakhirnya pada Jumat (24/5/2024), sejumlah agenda diskusi masih penyelenggaraan Forum Air Sedunia ke-10. Salah satu diskusi yang diangkat adalah terkait strategi mengatasi perubahan iklim yang berdampak kepada air di bidang pertanian dengan berbagai karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi di berbagai daerah.
Selain itu, hari terakhir juga diwarnai dengan sejumlah sesi sintesis—sesi yang digunakan untuk menyimpulkan pembahasan dan diskusi yang telah dilakukan selama empat hari sebelumnya. Beberapa sesi tersebut mengangkat tema “Air Yang Aman untuk Semua”, “Pencegahan dan Penanggulangan Banjir Terpadu”, hingga “Skema Khusus dan Insentif untuk Mempromosikan Green Finance”. Semua sesi diskusi berlangsung hingga kira-kira pukul 14.30 WITA.
Forum Air Sedunia ke-10 ditutup dengan closing ceremony yang dilaksanakan dari pukul 16.40 WITA di Mangupura Hall, Bali International Convention Center (BICC). Pada akhir closing ceremony, turut disertai penyerahan tuan rumah Forum Air Sedunia dari Indonesia kepada kepada Arab Saudi.
Setelah seluruh sesi formal selesai, pada malam hari para delegasi disuguhi acara malam budaya Cultural Night di Taman Baghawan. Peserta disambut dengan festival kuliner, pertunjukan budaya, kerajinan, musik daerah, hingga pameran produk unggulan dari daerah-daerah di Indonesia. Di acara ini peserta juga dapat membeli suvenir khas Indonesia untuk dibawa pulang ke negara masing-masing. (LITBANG KOMPAS)
Artikel terkait
Referensi
- Kompas.id. (2024, Mei 24). “Indonesia Buka Ruang Kolaborasi Atasi Persoalan Air Global”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/adv_post/indonesia-buka-ruang-kolaborasi-atasi-persoalan-air-global?open_from=Section_Terbaru
- Kompas.id. (2024, Mei 21). “Mendagri Pimpin Ministerial Meeting pada World Water Forum ke-10”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/adv_post/mendagri-pimpin-ministerial-meeting-pada-world-water-forum-ke-10
- Kompas.id. (2024, Mei 20). “Opening the World Water Forum, Jokowi Explains the Threat of the Water Crisis”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/english/2024/05/20/en-buka-forum-air-sedunia-jokowi-beberkan-ancaman-krisis-air
- Kompaspedia.kompas.id. (2024, Mei 18). “Forum Air Sedunia: Air untuk Kemakmuran Bersama”. Diambil kembali dari kompaspedia.kompas.id: https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/forum-air-sedunia-air-untuk-kemakmuran-bersama
- Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2024, Mei 24). “Sebelum Closing Ceremony, World Water Forum ke-10 Bahas Dampak Perubahan Iklim pada Pertanian”. Diambil kembali dari kominfo.go.id: https://www.kominfo.go.id/content/detail/56739/sebelum-closing-ceremony-world-water-forum-ke-10-bahas-dampak-perubahan-iklim-pada-pertanian/0/artikel_gpr
- Kementerian Luar Negeri. (2024, Mei 23). “10th World Water Forum Ministerial Declaration a Diplomatic Victory for Indonesia”. Diambil kembali dari kemlu.go.id: https://kemlu.go.id/portal/en/read/5935/berita/10th-world-water-forum-ministerial-declaration-a-diplomatic-victory-for-indonesia
- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2024, April 30). “Siaran Pers World Water Forum 2024: Indonesia Dorong Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum ke-10”. Diambil kembali dari kemenparekraf.go.id: https://kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-world-water-forum-2024-indonesia-dorong-pembentukan-global-water-fund-di-world-water-forum-ke-10
- World Water Forum. (2024, Mei 23). “10th World Water Forum Initiates Center of Excellence on Water and Climate Resilience in Asia-Pacific”. Diambil kembali dari worldwaterforum.org: https://worldwaterforum.org/blog/news-3/10th-world-water-forum-initiates-center-of-excellence-on-water-and-climate-resilience-in-asia-pacific-231
- World Water Forum. (2024, May). “Ministerial Declaration on “Water For Shared Prosperity” The 10th World Water Forum”. Diambil kembali dari worldwaterforum.org: https://worldwaterforum.org/web/content/238829?unique=9ed1f18c66512fff061d3b42a72c00fce78963b3
- World Water Forum. (2024, Mei 29). “worldwaterforum10”. Diambil kembali dari Instagram.com: https://www.instagram.com/worldwaterforum10/reel/C7iWSiQST0J/