Paparan Topik

Daging Kambing: Sejarah, Jenis, Manfaat, Produsen Dunia, Sentra Produksi, dan Perkembangan Harga

Setiap menjelang perayaan Idul Adha, daging kambing bakal favorit terhidang di atas meja masyarakat Indonesia. Daging ini bisa diolah menjadi berbagai resep masakan khas Nusantara yang lezat, seperti sate, sop, tongseng, dan gulai.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Kesibukan warga mengolah daging kambing yang akan mereka masak menjadi gule pada acara nyadran di Kampung Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/2/2023). Menjelang memasuki bulan Ramadhan warga mengadakan hajatan dengan menyembelih puluhan kambing dan memasak gule sebagai bagian dari penghormatan untuk leluhur mereka. Tradisi dan kearifan lokal ini terus mereka lestarikan sebagai sebagai ruang berinterasi dan bersilaturahim antarwarga.

Fakta Singkat

  • Kambing ternak, nama latin: Capra aegagrus hircus 
  • Kambing liar, nama latin: Capra aegagrus
  • Di Indonesia, setidaknya ada 12 jenis kambing.
  • Pada 2022, total populasi kambing di Indonesia tercatat 19,4 juta ekor.
  • Setiap tahun produksi daging kambing nasional tak kurang dari 63.000 ton.
  • Negara produsen kambing terbesar dunia yakni China yang kontribusi 39,14 persen terhadap total produksi daging kambing di dunia.
  • Harga daging kambing di tingkat konsumen selama periode sepuluh tahun terakhir (2012-2021) cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan 5,5 persen per tahun

Daging kambing mempunyai reputasi buruk sebagai sumber lemak dan kolesterol yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Banyak kalangan di masyarakat juga berpikiran bahwa masakan berbahan daging kambing memicu tekanan darah, yang mengakibatkan hipertensi, stroke, dan serangan jantung.

Padahal, daging kambing merupakan daging yang dianggap paling sehat di antara daging merah lainnya. Daging kambing mengandung kalori paling sedikit dibandingkan daging ayam, sapi, dan domba.

Kandungan lemak dan kolesterol pada daging kambing pun paling rendah dibandingkan sapi dan domba. Namun kandungan proteinnya setara dengan daging merah lainnya. Bahkan, daging ternak dengan nama latin Capra aegagrus hircus ini memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging ayam dan sapi.

Di Indonesia, beternak kambing banyak dilakukan petani di desa-desa. Selain mudah dipelihara karena mudah beradaptasi dengan kondisi dan lingkungan sekitar, ternak kambing juga cepat berkembang biak, gampang dipasarkan, cepat panen, dan daya jual tinggi serta investasi yang menjanjikan.

Tahun 2022, total populasi kambing di Indonesia tercatat 19,4 juta ekor, dengan jumlah terbesar di Jawa Tengah, yakni 3,9 juta ekor. Jawa Timur, dan Lampung berada di posisi selanjutnya dengan jumlah kambing masing-masing sebanyak 3,8 juta ekor dan 1,6 juta ekor. Tiga provinsi itu berkontribusi hampir separuh terhadap total populasi kambing nasional.

Tiap tahun produksi daging kambing nasional tak kurang dari 63.000 ton. Penghasil daging kambing terbesar nasional dipegang oleh Jawa Timur yang berkontribusi hampir sepertiga terhadap produksi daging nasional, disusul Jawa Tengah (20 persen), dan Lampung (7 persen).

Meski demikian, Indonesia bukan termasuk 10 besar penghasil daging kambing dunia. Negara produsen kambing terbesar dunia yakni China yang kontribusi 39,14 persen terhadap total produksi daging kambing di dunia. Berikutnya, India 9,15 persen, Pakistan 7,65 persen, Nigeria 4,45 persen, dan Bangladesh 3,76 persen.

Tiga negara menguasai perdagangan daging kambing di pasar global dengan pangsa mencapai 69,34 persen. Meski bukan termasuk 10 besar produsen dunia, Australia justru negara eksportir daging kambing terbesar dengan kontribusi 35,71 persen terhadap volume ekspor daging kambing dunia atau mencapai 22.000 ton per tahun. Urutan berikutnya yaitu Ethiopia (22,61 persen) dan Kenya (11,02 persen).

Meski memiliki populasi kambing sebanyak 19 juta ekor dan memproduksi 63.000 ton daging kambing per tahun, Indonesia masih mengimpor daging kambing dari Australia dan Singapura sebesar 2.000 ton per tahun. Volume impor itu cenderung meningkat 17 persen per tahun dalam kurun lima tahun terakhir.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Belasan wajan berisi olahan daging kambing yang dimasak di atas tungku kayu saat tradisi nyadran di Kampung Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/2/2023).

Sejarah

Kambing (Capra aegagrus hircus) merupakan salah satu jenis ternak yang pertama dibudidayakan oleh manusia untuk keperluan sumber daging, susu, dan kulit. Bukti arkeologi bahwa kambing merupakan hewan yang pertama didomestikasi ditemukan di kawasan Asia Barat sekitar 10.000 tahun lalu. Tulang belulang kambing yang sudah didomestikasi paling tua ditemukan di daerah Ganj Dareh, Iran.

Kambing liar (Capra aegagrus) adalah nenek moyang dari kambing (Capra Aegagrus hircus) yang kini banyak diternakan di dunia. Kambing liar pertama kali diprediksi muncul pada 15 juta tahun silam, dibuktikan dari beberapa fosil di kawasan Eurasia. Tidak mengherankan bila saat ini persebaran spesies kambing ini meliputi kawasan Asia tengah, Asia timur, dan Eropa.

Ciri khas dari kambing liar yang paling mudah dikenali adalah adanya tanduk melengkung panjang yang bisa mencapai panjang 1 meter lebih. Tubuhnya pun lebih tegap dan tinggi dari kambing yang biasa dilihat atau ditemui di lingkungan sekitar.

Setelah didomestifikasi, kambing menjadi hewan budidaya massal sejak 9.000 – 8.000  tahun lalu. Saat ini, jenisnya pun sangat beragam hingga 300 jenis, termasuk kambing kacang, etawa, hingga jawarandu yang terkenal di Indonesia.

Kambing berbeda dengan domba. Perbedaan mendasar antara kambing dan domba adalah dari sisi genetiknya. Kambing dan domba memiliki jumlah kromosom yang berbeda. Kambing memiliki jumlah kromosom 60, sedangkan domba 54. Keduanya merupakan spesies yang berbeda sehingga keduanya tidak dapat dikawinkan.

Dari sisi morfologi, kambing berjenggot sedangkan domba tidak. Ekor kambing mengarah ke atas, sedangkan domba ke bawah. Dari bentuk dan ukuran tanduk juga berbeda. Umumnya tanduk domba lebih tebal dan menggulung ke dalam. Bibir domba bercelah sehingga dapat membantu saat merumput, sedangkan kambing tidak bercelah.

Perilaku kedua hewan ternak ini juga berbeda. Kambing biasa memakan daun dengan memanjat pohon, sedangkan perilaku makan domba adalah grazing atau merumput. Perbedaan perilaku lainnya adalah cara berkelahi kambing berdiri atau adu kaki, sedangkan domba berkelahi dengan adu kepala.

KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Warga Kampung Tumenggungan Barat, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, mengarak kambing yang hendak menjadi hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1443 H, Minggu (10/7/2022).

Jenis Kambing

Di Indonesia, setidaknya ada 12 jenis kambing yang biasa diternakkan oleh masyarakat. Kambing itu berasal dari kambing liar yang memiliki nama latin Capra aegagrus. Beberapa kambing adalah hasil persilangan bibit unggul yang bertujuan untuk mendapatkan bobot lebih yang tinggi, kemampuan adaptasi, serta menghasilkan susu kambing yang melimpah.

Jenis kambing yang paling populer di Indonesia, yaitu kambing kacang (Capra aegagrus hircus). Kambing yang bisa disebut asli Indonesia ini juga ditemukan di Malaysia dan Filipina. Kambing ini diternakkan karena memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap berbagai macam kondisi alam. Selain itu, kambing kacang juga mempunyai daya reproduksi yang tinggi.

Ciri-ciri dari kambing kacang, yaitu memiliki bentuk tubuh yang slim dengan ukuran kepala kecil, telinga tegak, memiliki bulu pendek dengan warna hitam, putih, cokelat atau kombinasi dari ketiganya. Bobot dari kambing kacang pun hanya berkisar 25-30 kilogram menyesuaikan berdasarkan dengan jenis kelaminnya. Baik kambing jantan maupun kambing betina mempunyai dua tanduk pendek.

Fakhri Fadlurrohman 

Peserta mengikuti lomba menguliti kambing dalam acara Lebaran Tenabang 2023 di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (27/5/2023). Ragam kesenian dan kuliner Betawi meramaikan acara Lebaran Tenabang 2023. Acara ini merupakan gelaran tahunan warga Tanah Abang yang berlangsung selama satu hari penuh. Salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu warga yakni lomba menguliti kambing yang menjadi ciri khas dari acara ini.

Kambing yang populer berikutnya yakni kambing etawa yang berasal dari daerah Etawah, India.  Kambing etawa masuk ke Indonesia dibawa oleh pemerintah Hindia-Belanda sekitar tahun 1930-an. Selain menghasilkan susu, daging dari kambing jenis ini juga dikonsumsi sebagai bahan bermacam-macam masakan seperti sate, gulai, dan daging panggang.

Ciri dari kambing etawa yaitu memiliki bentuk tubuh besar dengan bobot rata-rata mencapai hingga 91 kilogram pada kambing jantan, dan 63 kilogram pada kambing betina. Postur tubuh dari kambing etawa cukup tinggi, sekitar 90 hingga 127 sentimeter. Adapun, bentuk telinganya terkulai ke bawah dengan hidung yang berbentuk cembung. Kambing etawa betina memiliki kemampuan menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Kontes Kambing Etawa Kontes Kambing Peranakan Etawa tingkat Jawa Timur dalam rangka Gebyar Potensi Daerah Wonosalam di Lapangan Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (16/2/2013). Kegiatan itu bertujuan meningkatkan minat warga beternak kambing dengan berat mencapai 100 kilogram.

Jenis kambing yang juga populer dipelihara oleh peternak Indonesia yakni Kambing PE (Peranakan Etawa). Kambing PE merupakan persilangan dari kambing etawa dengan kambing kacang. Secara fisik, jenis kambing PE serupa dengan etawa, tetapi mempunyai sistem reproduksi yang serupa dengan kambing kacang.

Ciri-ciri dari kambing PE, yaitu mempunyai warna bulu belang hitam, putih, merah, dan cokelat dengan bentuk telinga lebar yang terkulai. Secara fisik, dahi dan hidungnya berbentuk cembung. Lalu, kemampuan dari kambing PE untuk menghasilkan susu, yakni hingga tiga liter per hari sama seperti kambing etawa.

Jenis kambing yang keempat dikenal dengan nama kambing jawarandu atau yang juga populer dengan nama lainnya, yaitu Bligon, Gumbolo, Kopolo, dan Kacukan. Kambing Jawarandu adalah kambing hasil persilangan kambing PE dengan kambing kacang. Peternak memilih kambing jenis ini, karena memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada kambing kacang, perilakunya mudah untuk digembalakan, dan mampu mengonsumsi aneka tumbuhan, baik dedaunan, pelet, maupun rumput.

Ciri-ciri dari kambing jawarandu adalah memiiliki bobot lebih dari 40 kilogram, kambing jantan maupun kambing betina memiliki tanduk, bentuk telinga lebar yang terbuka, panjang, serta terkulai. Kambing jawarandu mampu untuk menghasilkan susu hingga 1,5 liter per-hari serta dagingnya bisa dimanfaatkan untuk konsumsi.

KOMPAS/JUMARTO YULIANUS

Lusadi (50), peternak kambing di Desa Suka Ramai, Kecamatan Belawang, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, sedang memberi makan kepada kambing-kambing peranakan etawa piaraannya, Selasa (20/1/2015). Dalam satu tahun terakhir, para peternak kambing di Desa Suka Ramai mulai memelihara kambing peranakan etawa yang memiliki dwifungsi. Selain menghasilkan daging, kambing peranakan etawa juga menghasilkan susu.

Berikutnya ada kambing boer (Capra aegagrus hircus) yang berasal dari Afrika Selatan. Kambing ini sudah masuk ke Indonesia sekitar 65 tahun yang lalu. Kambing boer merupakan kambing jenis pedaging asli, karena mempunyai tubuh yang besar, bahkan bisa mencapai hingga 45 kilogram saat usianya baru mencapai enam bulan. Persentase daging kambing boer lebih banyak 40-50 persen apabila dibandingkan dengan jenis kambing lainnya.

Ciri dari kambing boer yang paling terlihat, yaitu bentuk fisiknya yang besar. Kambing boer mampu hidup dalam suhu ekstrem yang sangat dingin, mulai dari -25 derajat Celcius hingga sangat panas, yakni sekitar 43 derajat Celsius.

Selain lima jens kambing yang populer di Indonesia, ada juga beberapa jenis kambing khas daerah antara lain  kambing saanen yakni kambing yang berasal dari Swisss yang banyak menghasilkan susu, kemudian kambing gembrong yang memiliki bulu yang tebal kerap ditemukan di kawasan timur Pulau Bali, terutama  Karangasem.

Jenis lainnya yakni kambing boerawa hasil persilangan boer jantan dengan kambing PE betina yang banyak dijadikan sebagai hewan ternak di daerah Lampung. Selanjutnya ada kambing muara yang dijumpai di Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, Kambing kosta jenis persilangan antara kambing kacang dengan kambing Kashmir yang biasa ditemukan tersebar di area Jakarta dan Banten.

Kemudian kambing marica  yakni kambing lokal yang berasal dari provinsi Sulawesi Selatan, dan kambing samosir yang dipelihara turun-termurun oleh masyarakat di Pulau Samosir, tengah Danau Toba, Sumatera Utara.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pedagang musiman memanfaatkan trotoar dan sebagian badan jalan untuk berjualan kambing di Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta, Senin (28/8/2017). Pemprov DKI Jakarta telah melarang trotoar dimanfaatkan sebagi tempat berjualan karena mengganggu aktivitas para pejalan kaki.

Manfaat

Daging kambing dihasilkan dari ternak kambing yang memiliki nama latin Capra aegagrus hircus. Enam persen daging yang diperdagangkan di dunia adalah daging kambing, dan lebih dari 70 persen penduduk dunia memakan daging tersebut.

Daging yang memiliki aroma khas ini paling banyak dimakan di Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika Latin. Kawasan yang paling banyak menggunakan daging kambing yaitu Afrika sub-sahara, Timur Tengah, India, Pakistan, Meksiko, dan Karibia.

Dalam 100 gram daging kambing, setidaknya mengandung 150 kalori, 27 gram protein, dan 15 gram lemak. Tak hanya itu, daging kambing juga mengandung kalium, vitamin B12, zat besi, magnesium, selenium, dan omega-3.

Daging kambing mempunyai banyak manfaat bagi Kesehatan. Daging kambing merupakan salah satu sumber protein dan asam amino yang baik. Nutrisi ini sangat diperlukan oleh tubuh untuk meningkatkan stamina serta kekuatan otot, menjaga massa otot, dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Wajan berisi gule kambing sebagai bagian yang tidak terpisahkan pada penyelenggaraan tradisi nyadran di Kampung Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/2/2023). Menjelang memasuki bulan Ramadhan warga mengadakan hajatan dengan menyembelih puluhan kambing dan memasak gule sebagai bagian dari penghormatan untuk leluhur mereka. Tradisi dan kearifan lokal ini terus mereka lestarikan sebagai sebagai ruang berinterasi dan bersilaturahim antarwarga.

Manfaat lainnya yakni tingginya kandungan zat besi yang berperan penting untuk menghasilkan hemoglobin dan sel darah merah, sehingga bermanfaat untuk mencegah serta membantu pengobatan anemia.

Kandungan kalium yang tinggi dalam daging kambing (400mg per 100 gram) bisa mengontrol tekanan darah. Asupan kalium diperlukan oleh tubuh untuk mengatur detak jantung serta menjaga tekanan darah supaya tetap stabil. Manfaat lainnya yakni tingginya kandungan seperti protein, asam amino, vitamin B, dan mineral seperti zinc dan folat, peranan penting dalam proses perbaikan serta produksi sel-sel imunitas tubuh.

Meskipun memiliki berbagai kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh, daging kambing merupakan sumber lemak jenuh. Apabila dikonsumsi dengan jumlah yang terlalu banyak, daging kambing juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Dalam 100 gram daging kambing matang, setidaknya terdapat sekitar 75 mg kolesterol. Daging kambing memiliki kolesterol yang lebih rendah dibandingkan daging domba dan daging sapi.

KOMPAS/BUDI SUWARNA

Naryo sedang membakar sate kambing di Warung Sate dan Gule Kambing Pak Samin (Mas Naryo), di Jalan Imam Bonjol, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/9/2021).

Daging kambing umumnya memiliki rasa yang kuat dan khas namun hal ini amat tergantung bagaimana kambing tersebut dibesarkan. Secara keseluruhan, daging kambing lebih unggul daripada daging sapi dalam aspek nutrisi. Pasalnya, daging kambing memiliki lebih banyak zat besi dan protein. Selain itu, jumlah kalori dan lemak jenuh pada daging kambing juga lebih rendah daripada daging sapi, sehingga membuat daging kambing lebih sehat daripada daging sapi.

Meski demikian, banyak beredar juga mitos bahwa daging kambing adalah penyebab utama tekanan darah tinggi. Padahal ini tidak terbukti secara medis. Kesalahan bukan terletak pada daging kambingnya, melainkan pada pengolahan dan pemberian bumbu yang berlebihan. Penambahan bumbu yang berlebihan seperti garam, mentega, dan penggunaan minyak yang kurang sehat akan membuat daging kambing menjadi lebih berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO 

Pengunjung asyik memerhatikan proses pemerahan susu kambing di Kampung 99 Pepohonan di kawasan Meruyung, Limo, Depok, Kamis (4/6/2009). Di tempat ini pengunjung bisa mengisi liburan dengan kegiatan yang menyatu dengan alam.

Selain daging, kambing juga menghasilkan susu yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat beragam dan komplit sehingga bermanfaat bagi kesehatan.

Sejumlah manfaat susu kambing bagi Kesehatan antara lain mempermudah pencernaan dan penyerapan makanan oleh tubuh, memperbaiki sistem pencernaan, bertindak sebagai agen metabolic dengan menyerap zat besi dan tembaga, kaya kalsium dan mencegah osteoporosis, dan sebagai masker wajah dan lulur yangbisa menghaluskan kulit serta mengecilkan pori-pori wajah.

Produsen dunia

Berdasarkan data dari FAO (Food and Agriculture Organization), terdapat sejumlah negara yang menghasilkan daging kambing terbesar di dunia. Negara-negara itu mampu menghasilkan daging kambing mencapai jutaan ton per tahun berkat populasi ternak kambing yang melimpah. Selain untuk memenuhi daging dalam negeri, negara-negara penghasil daging kambing mampu mengekspor produknya ke sejumlah negara.

Berdasarkan data dari FAO, produksi daging kambing dunia pada 2020 masih terpusat di benua Asia dan Afrika. Produksi daging kambing di Asia tercatat mencapai 5,1 juta ton atau sekitar 51 persen dari total produksi daging kambing dunia. Sementara itu, produksi daging kambing di benua Afrika sebesar 2 juta ton atau sekitar 20 persen dari total produksi kambing dunia.

Negara terbesar penghasil daging kambing dunia yang pertama adalah China. Produksi daging kambing di negara ini mencapai 2.357.205 ton dengan total populasi kambing sebanyak 137 juta di tahun 2019. Cina memberikan kontribusi terbesar yaitu masing-masing sebesar 39,14 persen terhadap total produksi daging kambing di dunia.

Berikutnya, India yang dikenal dengan jumlah penduduknya yang padat ini mampu memproduksi daging kambing mencapai 553.380 ton pada 2019. Produksi India itu berkontribusi sebesar 9,15 persen terhadap total produksi daging kambing di dunia.

Grafik:

 

Negara tetangga India, Pakistan juga tercatat memiliki produksi daging kambing yang tinggi. Dan di peringkat ke-3 dunia Produksi daging kambing di negara ini mencapai 491.000 ton atau 7,65 persen dari total produksi di dunia.  

Selanjutnya,  Nigeria di Benua Afrika mempu produksi daging kambing mencapai 266.638 ton pada 2019 dan berkontribusi sebanyak 4,45 persen. Dan urutan ke-5 dunia ditempati Bangladesh yang menghasilkan daging kambing mencapai angka 226.338 ton dengan populasi kambing sebanyak 30 juta. Negara pecahan Pakistan itu berkontribusi 3,76 persen terhadap produksi dunia.

Negara lainnya yang berkontribusi di bawah 3 persen antara lain Chad ( 2 persen), Sudan (2 persen), Etiopia (1,96 persen) dan Myanmar (1,67 persen).

Sementara pada periode 2016-2020, 3 (tiga) negara merajai perdagangan daging kambing di pasar global dengan pangsa mencapai 69,34 persen. Meski bukan termasuk 10 besar produsen dunia, Australia justru menempati urutan pertama sebagai negara eksportir daging kambing dengan kontribusi sebesar 35,71 persen terhadap total volume ekspor daging kambing dunia atau mencapai 22,07 ribu ton per tahun. Urutan berikutnya yaitu Ethiopia (22,61 persen) dan Kenya (11,02 persen).

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Kambing yang ditawarkan untuk dijual di Pasar Hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (6/6/2023). Transaksi jual beli sapi dan kambing mulai meningkat dalam sepekan ini yang sebagian besar memanfaatkan momentum untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban. Sebagian besar pedagang juga mulai mendistribusikan sebagain miliknya ke sejumlah daerah.

Sentra produksi Indonesia

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik, populasi kambing di Indonesia selama periode tahun 1983-2022 menunjukkan trend peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,42 persen per tahun.

Sentra utama untuk populasi kambing di Indonesia berada di 5 provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, dan Nusa Tenggar Timur. Provinsi-provinsi yang juga menjadi daerah peternakan kambing terbesar di Indonesia tersebut memberikan kontribusi kumulatif hingga 62  persen dari total populasi kambing di Indonesia.

Grafik:

 

Jawa Tengah sebagai provinsi dengan populasi kambing terbanyak mencapai rata-rata 4 juta ekor per tahun atau berkontribusi 20,5 persen terhadap populasi nasional. Provinsi sentra populasi kambing dan domba berikutnya yaitu Jawa Timur dengan 3,9 juta ekor (20 persen), Lampung dengan populasi 1,6 juta ekor (8,6 persen), Jawa Barat sebanyak 1,4 juta ekor (7,3 persen), dan Nusa Tenggara Timur sebanyak 1,05 juta ekor (5,5 persen).

Meski demikian, menurut data Badan Pusat Statistik, produksi daging kambing terbesar di Indonesia berada di Jawa Timur. Produksi daging kambing di Jawa Timur mencapai 20.148  ton pada 2021 dan meningkat menjadi 20.651 ton.

Jawa Tengah menempati urutan kedua dengan produksi sebesar 12.359 ton pada 2021 dan menurun menjadi 11.699 ton. Meski berada di posisi kedua dari hasil produksi, populasi kambing di Jawa tengah merupakan yang terbesar dibandingkan provinsi lainnya.

Berikutnya, Lampung di posisi ketiga dengan produksi daging kambing sebesar 4.270 ton (2021) dan 4.447 ton (2022). Selanjutnya ada Jawa Barat dengan produksi daging kambing masing-masing 2.499 ton (2021) dan 5.509 (2022). Adapun Banten di posisi ke-5 dengan 2.292 ton (2021) dan 2.610 ton (2022).

Grafik:

 

Di Jawa Tengah, kambing banyak diternakan di daerah Wonogiri, Purbalingga, Pati, Banjarnegara, dan Banyumas. Sementara di Jawa Timur banyak dipelihara oleh peternak di Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, dan Sumenep. Adapun di Lampung, sentra kambing di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Tanggamus.

Jika ditelisik lebih jauh, dalam 25 tahun terakhir produksi daging kambing di Indonesia rata-rata per tahun mencapai 63.000 ton dengan cenderung fluktuatif. Produksi tertinggi dicapai pada tahun 2009 dengan 73.825 ton, sementara produksi terendah pada tahun 2021 yakni 59.730 ton, akibat pandemic yang melanda Indonesia dan dunia yang menurunkan daya beli masyarakat.

Grafik:

 

Perkembangan Harga dan Impor

Harga daging kambing di tingkat konsumen selama periode sepuluh tahun terakhir (2012-2021) cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan 5,5 persen per tahun. Harga konsumen daging kambing pada tahun 2010 mencapai Rp.56.900,-/kg, dan dua tahun berselang harga kembali menigkat menjadi 61.400 per kg di tahun 2012. Harga tiap tahun terus meningkat hingga mencapai Rp Rp. 99.400/kg pada tahun 2019. 

Harga daging kambing kembali melonjak di masa pandemi covid-19 yakni menjadi Rp 115.000 per kilo pada 2020. Bahkan harga jual kambing tertinggi ada di sejumlah pasar, mencapai Rp120.000 per kilogram. Memasuki 2021, harga daging kambing terpantau mengalami kenaikan menjadi Rp 123.000 hingga Rp 130.000 per kilogram. Sementara itu, di tahun 2022, harga daging kambing per kilogram rata-rata Rp130.000 per kilogram.

Grafik:

 

Selama periode 2003-2019 Indonesia tercatat hampir tidak pernah mengekspor daging kambing. Sebaliknya terjadi realisasi impor pada tahun 2003 yang mencapai 475 ton atau setara dengan 1.54 juta dollar AS. Impor daging domba dan kambing terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga mencapai 2.42 ribu ton pada tahun 2019 atau setara dengan 15.10 juta dollar AS.

Impor yang besar tanpa ada realisasi ekspor menyebabkan neraca perdagangan komoditas daging domba dan kambing dari tahun ke tahun mengalami defisit dan terus mengalami peningkatan dengan rata-rata mencapai 17.42 persen per tahun selama periode tahun 2003-2019.

Pada tahun 2019 daging kambing dan domba baik dalam bentuk segar maupun olahan yang masuk ke Indonesia berasal dari 2 negara yakni Australia dan Singapura. Impor daging kambing dan domba Indonesia tahun 2019 mencapai 2.42 ribu ton atau setara 15.10 juta dollar AS dimana 99,96 persen berasal dari Australia dan sisanya dari Singapura.

Grafik:

 

Meski demikian, Indonesia mengekspor kambing hidup ke sejumlah negara tetangga. Permintaan ternak kambing ke negara tetangga sebesar 5 ribu ekor per bulan belum dapat dipenuhi secara kontinu oleh peternak Indonesia.

Menurut data Dirjen PKH (2020), nilai ekspor ternak kambing pada 2019 sekitar Rp 1,7 miliar, sedangkan nilai ekpor hasil ternak kambing hanya sekitar Rp95 juta. Nilai tersebut masih cukup kecil dan sangat potesial untuk ditingkatkan melihat banyaknya permintaan dari pasar luar negeri. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Buku
  • Outlook Peternakan Kambing dan Domba 2022. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Kementerian Pertanian. 2022
Arsip Kompas
  • Durian, Daging Kambing, dan Stroke, KOMPAS, 23 Juli 1999, halaman 1
  • Khasiat Susu dan Daging Kambing, KOMPAS, 2 September 2002 halaman 35 
  • Ekonomi Rakyat: Domba dan Kambing, Ternak Problematis, KOMPAS, 23 Juni 2006, halaman 44
  • Nasib Ternak Domba, KOMPAS, 17 Mei 2014, halaman 12
  • Peternakan: Perbaiki Produktivitas Kambing, KOMPAS, 26 Januari 2015, halaman 22
Internet