KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Kendaraan melintasi hamparan sawah di jalur lingkar Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2019). Sejumlah jalur alternatif menjadi pilihan pemudik untuk singgah di tempat wisata saat melintasi beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Fakta Singkat
Hari Jadi
15 Maret 1521
Dasar Hukum
Undang-Undang No. 13/1950
Luas Wilayah
950,21 km2
Jumlah Penduduk
1.059.844 jiwa (2021)
Kepala Daerah
Bupati Ngesti Nugraha
Wakil Bupati Basari
Instansi terkait
Pemerintah Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Lokasi daerah ini terhitung strategis karena berbatasan langsung dengan Kota Semarang sebagai ibu kota provinsi dan berada pada jalur transportasi menuju Semarang-Yogya/Solo.
Kabupaten Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU 13/1950 tentang Pembentukan Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
Pada masa pemerintahan Bupati Iswarto (1969–1979), ibu kota Kabupaten Semarang dipindahkan ke Ungaran. Sebelumnya pusat pemerintahan berada di daerah Kanjengan (Kota Semarang). Pemindahan ibu kota Kabupaten Semarang ke Kota Ungaran tersebut didasarkan pada PP 29/1983.
Hari Jadi Kabupaten Semarang berdasar penelusuran sejarah jatuh pada tanggal 15 Maret 1521. Penetapan itu didasarkan pada Perda Kabupaten Semarang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Hari Jadi Kabupaten Semarang.
Dalam perda itu disebutkan, hari dan tanggal pengangkatan Ki Pandan Aran I sebagai Bupati Semarang sekaligus bertepatan dengan penobatan Pengeran Trenggono sebagai Sultan/Raja Kerajaan Demak ke III menggantikan Raden Pati Unus tersebut, yaitu pada Hari Selasa Kliwon, tanggal 15 Maret 1521. Tanggal tersebut bertepatan dengan dengan 12 Rabiulawal 927 H saat pengangkatan Sunan Pandan Arang I sebagai Adipati Asem Arang (Semarang) di Demak.
Dengan luas 950,21 kilometer persegi, kabupaten ini terbagi menjadi 19 kecamatan, 27 kelurahan, dan 208 desa. Untuk periode 2021–2024, Kabupaten Semarang dipimpin oleh Bupati Ngesti Nugraha dan didampingi oleh Wakil Bupati.
Kabupaten Semarang memiliki beragam potensi, terutama industri, pertanian, dan pariwisata atau disingkat intanpari. Ketiga bidang tersebut merupakan penggerak utama ekonomi di Kabupaten Semarang.
Kabupaten ini memiliki visi “Bersatu, Berdaulat, Berkepribadian, Sejahtera dan Mandiri (berdikari), dengan Semangat Gotong Royong, berdasarkan Pancasila dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka tunggal Ika”.
Adapun misinya adalah pertama, meningkatkan kualitas SDM unggul yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berkepribadian, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua, meningkatkan kemandirian perekonomian daerah yang berbasis pada industri, pertanian, pariwisata (intanpari), perdagangan, jasa serta sektor lain yang berwawasan lingkungan.
Ketiga, meningkatkan pemerintahan yang baik, bersih, demokratis dan bertanggung jawab, didukung oleh aparatur yang kompeten dan profesional.
Keempat, meningkatkan pemerataan pembangunan guna menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Kelima, meningkatkan kepastian hukum, penegakan HAM mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, serta perlindungan anak di semua bidang pembangunan.
Keenam, meningkatkan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestariannya.
Ketujuh, meningkatkan pemberdayaan pemuda, olahraga serta melestarikan seni dan budaya lokal.
Sejarah pembentukan
Semarang memiliki sejarah panjang, dimulai dari masa kuno, masa klasik, masa Islam, sampai masa modern. Masa klasik sering dikenal dengan masa Hindu Budha. Masa klasik Jawa Tengah ditempatkan pada bingkai waktu antara abad ke-8 sampai dengan abad ke-10.
Sedangkan masa klasik Jawa Timur ditempatkan dalam kurun waktu abad ke-11 sampai abad ke-15, ketika berakhirnya pengaruh kebudayaan Hindu yang ditandai oleh hadirnya pengaruh kebudayaan Islam.
Perjalanan sejarah Jawa Tengah selama periode Hindu Budha tersebut, dimulai oleh munculnya sebuah Kerajaan Mataram yang oleh para ahli kemudian dinamakan sebagai Kerajaan Mataram Hindu (untuk membedakan dengan istilah Kerajaan Mataram Islam).
Temuan-temuan arkeologis baik yang berwujud bangunan candi maupun prasasti menunjukan bahwa keberadaan Kerajaan Mataram Hindu telah dimulai setidaknya pada tahun 732 Masehi atas dasar isi prasasti Canggal yang ditemukan di Desa Gunungwukir, Magelang. Angka tahun tersebut dirujuk pada angka Tahun Candrasengkala yang dituliskan di dalam prasasti yang berbunyi Sruti Indriya rasa atau 654 Tahun Saka.
Di antara peninggalan bangunan candi yang penting yang berada di wilayah Semarang adalah Candi Gedong Songo. Candi ini termasuk bangunan berlatar belakang agama Hindu yang diperkirakan pada sekitar abad ke-8 hingga ke-9.
Masa Islam Jawa Tengah erat kaitannya dengan kerajaan Islam pertama, yaitu Demak dengan raja pertamanya Raden Patah putra raja Majapahit terakhir. Wilayah kekuasaannya antara lain Tegal, Surabaya, Rembang, Jepara, dan Semarang.
Sejumlah literatur sejarah menyebutkan Semarang erat kaitannya dengan Demak. Menurut cerita babad, Kabupaten Semarang didirikan oleh cucu Raden Patah, Putra Adipati Unus (Raja Demak II), yang bernama Raden Made Pandan (yang lebih senang mengembara).
Adapun tahta Kerajaan Demak diserahkan kepada pamannya, Raden Trenggono. Pengembaraan Raden Made Pandan sampai di sebuah Pulau bernama Pulau Tirang yang akhirnya dikenal dengan nama Semarang.
Di pulau tersebut, beliau mendirikan pemukiman dengan Tirang Amper, yang disekelilingnya ditanami pohon pandan. Oleh karena itu kemudian beliau dikenal dengan sebutan Kyai/Ki Pandan Aran. Di tempat tersebut Ki Pandan Aran berhasil mengalahkan para penguasa setempat yang masih memeluk peradaban “Jawa-lama” (Hindu Budha), untuk digantikan dengan peradaban Islam.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Batu berupa lingga yoni yang berada di antara permukiman warga di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/9/2020). Situs ini menjadi bagian dari jejak peradaban masa klasik yang banyak berserak di sekitar Kabupaten Semarang. Data arkeologi masa klasik di Kabupaten Semarang merupakan bagian dari masa Mataram Kuno.
Adapun nama “Semarang” dikemukakan oleh Syeh Wali Lanang berdasarkan situasi lingkungan pada saat itu yang banyak ditumbuhi pohon asam (Jawa-asem) dalam posisi jarang-jarang (arang-arang) sehingga menjadikan kata “Asem Arana” atau Semarang.
Setelah Ki Pandan Aran wafat kedudukan sebagai penguasa wilayah digantikan oleh putra sulungnya yang bernama Pangeran Kesepuhan, dengan sebutan Ki Pandan Aran II. Pada waktu itu Kerajaan Demak sudah hancur oleh adanya perebutan kekuasaan.
Adapun kerajaan yang berkuasa pada waktu itu adalah Kerajaan Pajang. Oleh Raja Pajang, pengangkatan Pangeran Kesepuhan (Ki Pandan Aran II) sebagai Penguasa wilayah Semarang tersebut sekaligus ditetapkan sebagai bupati, dengan sebutan Adipati Pandan Aran II. Selanjutnya berlangsung sampai sekarang ada tata pemerintahan dalam wilayah administratif yang bernama Kabupaten Semarang.
Pendiri Kabupaten Semarang adalah anak Pati Unus yang bernama Made Pandan, yang kemudian dikenal dengan sebutan Ki Pandan Aran I. Adapun waktu pengangkatannya sangat mungkin bersamaan dengan pengangkatan Pangeran Trenggono sebagai Raja Demak III, yaitu setelah meninggalnya Pati Unus.
Sebagaimana tradisi masa itu, bahwa biasanya saat yang dianggap tepat untuk mengundangkan sesuatu adalah dilakukan pada saat ‘pisowanan agung’ dalam rangka peringatan hari besar agama Islam, khususnya peringatan hari lahir (Maulud) Nabi Muhammad SAW tanggal 12 Rabiulawal, hari raya Idul Fitri tanggal 1 Syawal, ataupun hari raya haji Idul Adha tanggal 10 Dzulhijah.
Perayaan tersebut disertai upacara Grebeg yang diadakan di halaman masjid. Sehubungan dengan itu, pengumuman penetapan Ki Made Pandan sebagai penguasa wilayah Semarang berlangsung pada saat penyelenggaraan upacara peringatan Maulud Nabi pada tahun 1521.
Berdasarkan fakta sejarah dan hasil kajian tim penelusur Sejarah Kabupaten Semarang, dan juga sarasehan serta seminar tentang kesejarahan terbentuknya Kabupaten Semarang sehingga ditentukan tanggal 12 Rabiul Awal 927 H. yang jatuh pada hari Selasa Kliwon tanggal 15 Maret tahun 1521 sekaligus bertepatan dengan pengangkatan Ki ageng Pandanaran I sebagai Bupati semarang.
Selanjutnya ditetapkanlah Perda Kabupaten Semarang Nomor 1 Tahun 2013 tentang hari Jadi Kabupaten Semarang sehingga setiap tanggal 15 Maret diperingati Hari Jadi Kabupaten Semarang.
Ketika masa pemerintahan Bupati Raden Mas Soeboyono, pada tahun 1906 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Kotapraja (gemente) Semarang, sehingga terdapat dua sistem pemerintahan, yaitu kotapraja yang dipimpin oleh burgenmester, dan kabupaten yang dipimpin oleh bupati.
Kabupaten Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU 13/1950 tentang Pembentukan Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
Pada tahun 1983, berdasarkan PP 29/1983 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Semarang ke Kota Ungaran di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang. Kota Ungaran yang sebelumnya berstatus sebagai kota kawedanan ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Semarang, yang sebelumnya berada di wilayah Kotamadya Semarang.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Kabut Gunung Ungaran menyaput kompleks Candi Gedong Songo, artefak agama Hindu, di Desa Candi, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kawasan pemujaan dan ziarah purba ini sejak beberapa puluh tahun lalu beringsut menjadi kawasan pelesiran, perkebunan, dan untuk menunggang kuda.
Artikel Terkait
Geografis
Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada 110°14’54,75’’sampai dengan 110°39’3’’ Bujur Timur dan 7°3’57” sampai dengan 7°30’ Lintang Selatan. Keempat koordinat bujur dan lintang tersebut membatasi wilayah seluas 1.019,27 km².
Wilayah ini berbatasan dengan sebelah utara Kota Semarang dan Kabupaten Demak, sebelah timur Kabupaten Boyolali dan Grobogan, sebelah selatan dengan Kabupaten Boyolali dan Magelang, dan sebelah barat Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal. Disamping itu di tengah- tengah wilayah Kabupaten Semarang terhampar Kota Salatiga.
Wilayah Kabupaten Semarang berupa gunung, pegunungan dan dataran rendah. Rata-rata ketinggian tempat di Kabupaten Semarang 607 meter di atas permukaan laut. Daerah tertinggi terdapat di Desa Batur Kecamatan Getasan, sedangkan daerah terendah terdapat di Desa Candireja Kecamatan Ungaran.
Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan dataran tinggi dan perbukitan. Sungai besar yang mengalir adalah Sungai Tuntang. Di bagian barat wilayahnya berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ungaran (2.050 meter) di perbatasan dengan Kabupaten Kendal, serta Gunung Merbabu (3.141 meter) di barat daya.
Sungai atau kali dan danau atau rawa di Kabupaten Semarang diantaranya kali garang, yang melalui sebagian wilayah Kecamatan Ungaran dan Bergas. Rawa Pening meliputi sebagian dari wilayah Kecamatan Jambu, Banyubiru, Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Getasan. Kali Tuntang, yang melalui sebagian dari wilayah Kecamatan Bringin, Tuntang, Pringapus dan Bawen. Kali Senjoyo, melalui sebagian wilayah Kecamatan Tuntang, Pabelan, Bringin, Tengaran, dan Getasan.
Rata-rata curah hujan sebesar 2.587 mm dan 127 hari hujan. Kondisi ini dipengaruhi oleh keberadaan beberapa gunung di wilayah kabupaten ini, seperti Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Gunung Merbabu.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Alat berat digunakan untuk mengeruk eceng gondok di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (4/8/2021). Proses revitalisasi tengah dilakukan di danau yang masuk dalam program super prioritas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut. Pekerjaan revitalisasi pada danau dengan volume tampung 48,15 juta meter kubik dan luas 1.850 hektar itu dilakukan untuk mengembalikan fungsi alami danau sebagai tampungan air. Proses revitalisasi dilakukan dengan melakukan pengerukan sedimen, pembersihan gulma atau eceng gondok, pembuatan tanggul, dan penataan kawasan daerah aliran sungai.
Artikel Terkait
Pemerintahan
Sejarah mencatat Kabupaten Semarang telah berdiri sejak dipimpin oleh Ki Pandan Arang II (1547–1553). Kemudian berturut-turut diteruskan oleh Raden Ketib/Ki Pandan Arang III (1553–1586), Astrayuda, Menggala, Nayamarta (1586–1589), Waraganaya Nayamerta Aryawangsa (1589–1631), Pangeran Mangkubumi II (1631–1657), Mas Tumenggung Tambi (1657–1659), Mas Tumenggung Wongsorejo (1659–1666), Mas Tumenggung Prawiroprojo (1666–1670), Mas Tumenggung Alap-Alap (1670–1674), Kyai Mertonoyo (1674–1713), dan Raden Mertoyudo (1713–1723).
Selanjutnya dilanjutkan oleh Tumenggung Astroyudo (1723–1742), Raden Suminingrat (1743–1751), Martowijoyo (1751–1773), Surohadimenggolo IV (1773–1778), Surohadimenggolo V (1778–1841), Surohadimenggolo VI (1841–1845), Raden Tumenggung Surahadiningrat (1845–1855), Mas Ngabehi Reksonegoro (1855–1860), R. T. P. Suryokusumo (1860–1887), R. T. P. Reksodirjo (1887–1891), R. M. T. A. Purbaningrat (1891), Raden Tjokrodipuro (1891–1897), R. M. Subijono (1897–1942), R. M. Amin Sujitno (1942), dan R.M.A.A. Soekarman Mertohadinegoro (1942–1945).
Lalu diteruskan oleh R. Soedijono Taroena Koesoemo (1945), M. Soemardjito Prijohadisoebroto (1946–1949), R. M. Condronegoro (1949–1949), M. Soemardjito Prijohadisoebroto (1949–1952), R. Oetoyo Kusumo (1952–1956), Iswarto (1969–1979), Soesmono Martosiswojo (1979–1985), Sardjono (1985–1987), Hartomo (1987–1992), Sudijatno (1992–1999), Bambang Guritno (2000–2003), Siti Ambar Fathonah (2005–2006, 2006–2010), H. Mundjirin ES (2010–2015), Sujarwanto Dwiatmoko sebagai Penjabat Bupati (3 November 2015 — 17 Februari 2016), H. Mundjirin ES (2016–2021), dan Ngesti Nugraha (2021–2024).
Secara administratif, kabupaten ini terbagi dalam 19 kecamatan, 208 desa dan 27 kelurahan. Adapun Rukun Warga sebanyak 1.607 RW dan Rukun Tetangga sebanyak 6.800 RT.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Pemerintah Kabupaten Semarang didukung oleh 7.460 Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2021. Ditilik berdasarkan jenis kelamin, jumlah PNS perempuan lebih banyak dibanding PNS laki-laki, yakni 4.448 PNS perempuan dan 3.012 PNS laki-laki. Sementara itu, berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar PNS Pemerintah Kabupaten Semarang berpendidikan Sarjana/Doktor(67,87 persen) dan Diploma (16,42 persen).
KOMPAS.com
Bupati Semarang Ngesti Nugraha
Artikel Terkait
Politik
Peta politik di Kabupaten Semarang dalam tiga kali pemilihan umum legislatif memperlihatkan besarnya dukungan masyarakat terhadap PDI Perjuangan. Hal itu tampak dari perolehan kursi partai politik (parpol) di kabupaten ini.
Di Pemilu Legislatif 2014, PDI Perjuangan memimpin perolehan kursi dewan di Kabupaten Semarang dengan meraih delapan kursi. Kemudian Demokrat enam kursi, lalu Golkar, PPP, PAN, dan PKB masing-masing mendapatkan lima kursi, PKS empat kursi, Hanura tiga kursi serta PKPI satu kursi.
Di Pemilu Legislatif 2014, dari 45 kursi di DPRD Kabupaten Semarang, PDI Perjuangan kembali menorehkan kemenangan. Partai ini berhasil mendominasi perolehan kursi dengan 11 kursi. Di urutan berikutnya, PKB, Golkar, dan Gerindra masing-masing mendapatkan lima kursi. Lalu Demokrat dan Hanura sama-sama meraih empat kursi serta PAN dan PPP mendapatkan tiga kursi.
Di Pemilu Legislatif 2019, PDI Perjuangan kembali mendominasi perolehan kursi dewan di Kabupaten Semarang. Partai ini memperoleh 16 kursi dari 50 kursi yang diperebutkan. Kemudian disusul PPP meraih enam kursi, dan PKB lima kursi. Partai lainnya yang meraih kursi dewan adalah PKS, Golkar, PAN, dan Gerindra sama-sama meraih empat kursi, Nasdem tiga kursi serta Demokrat dan Hanura masing-masing dua kursi.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Sebuah spanduk sosialisasi agar pemilih mengenal latar belakang calon anggota DPRD Kabupaten Semarang terpasang di Kantor Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/11/2018). Masyarakat dapat berinteraksi melalui fasilitas yang diberikan seperti melalui media daring.
Artikel Terkait
Kependudukan
Kabupaten Semarang dihuni oleh 1.059.844 pada tahun 2021 menurut Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023. Rinciannya, penduduk perempuan sebanyak 531.518 jiwa sedangkan penduduk laki-laki sebanyak 528.326. Adapun laju pertumbuhan penduduk tahun 2021 dibanding tahun 2020 yakni 0,77 persen.
Dari sebaran penduduknya, tercatat Kecamatan Ungaran Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak sedangkan Kecamatan Bancak memiliki jumlah penduduk paling sedikit. Secara rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Semarang sebesar 1.040 orang/km2. Kecamatan Ambarawa merupakan kecamatan dengan wilayah terpadat dan sebaliknya Kecamatan Bancak merupakan kecamatan dengan kepadatan paling rendah.
Piramida penduduk Kabupaten Semarang menunjukan komposisi yang besar pada kelompok penduduk usia muda. Hal ini ditunjukkan dengan proporsi kelompok umur 5 tahunan mulai umur 0 sd 49 tahun masing-masing memiliki persentase yang hampir sama yakni 7-8 persen dari total penduduk dan mulai berkurang pada kelompok umur 55 tahun sd 75 tahun lebih.
Mayoritas penduduk Kabupaten Semarang adalah Suku Jawa. Suku minoritas yang cukup besar adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Selain itu di beberapa kecamatan di Kabupaten Semarang ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan Komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Semarang beragama Islam dan sebagian masih mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan. Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Chu dan puluhan aliran kepercayaan.
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.
Adapun menurut status pekerjaan utama, hampir separuh penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja berstatus buruh/karyawan dan yang paling sedikit berstatus sebagai berusaha dibantu buruh tetap/ buruh dibayar.
KOMPAS/GP RADITYA MAHENDRA YASA
Siswa sekolah membawa bendera merah putih sebagai pembuka arak-arakan dalam kirab budaya di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/11/2019). Kirab budaya tersebut merupakan rangkaian dari acara merti desa yang telah diselenggarakan selama sepekan dengan berbagai kegiatan antara lain doa, pentas wayang dan arak-arakan kesenian.
Indeks Pembangunan Manusia
74,24 (2021)
Angka Harapan Hidup
75,79 tahun (2021)
Harapan Lama Sekolah
12,98 tahun (2021)
Rata-rata Lama Sekolah
8,03 tahun (2021)
Pengeluaran per Kapita
Rp12,07 juta (2021)
Tingkat Pengangguran Terbuka
5,02 persen (2021)
Tingkat Kemiskinan
7,82 persen (2021)
Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Semarang terus meningkat dari tahun ke tahun seperti tecermin dari indeks pembangunan manusia (IPM). Terakhir pada tahun 2021, IPM Kabupaten Semarang sebesar 74,24 meningkat dibanding tahun 2020 yang sebesar 74,10.
Ditilik dari dimensinya, umur harapan hidup (UHH) pada tahun 2021 sebesar 77,55 tahun. Kemudian untuk dimensi pengetahuan, rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas yakni sekitar 8,03 tahun. Sedangkan harapan lama sekolah penduduk usia 7 tahun sebesar 12,98 tahun. Sedangkan dimensi standar hidup layak yang diukur dengan pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan sebesar Rp 12,07 juta.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tahun 2021 sebesar 5,02 persen atau sebanyak 31.627 orang, meningkat 0,45 poin dibanding tahun sebelumnya, atau sebanyak 28.716 orang. Peningkatan TPT ini terutama akibat adanya pandemi Covid-19.
Penduduk miskin Kabupaten Semarang dalam kurun waktu lima tahun terakhir cenderung turun, kecuali tahun 2020 dan 2021 terjadi peningkatan. Tahun 2021, persentase penduduk miskinnya sebesar 7,82 persen atau sekitar 83,61 ribu jiwa.
Angka ini lebih rendah dibanding angka Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten eks-karisidenan Semarang. Namun jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan di Kota Semarang dan Salatiga, tingkat kemiskinan di Kabupaten Semarang menunjukkan angka yang lebih tinggi.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Tiga buruh tani saat istirahat untuk sarapan sebelum kembali bekerja menanam padi di Kalirejo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/2/2021). Keberadaan buruh tani tersebut banyak dipekerjakan ketika masa tanam dan panen dengan upah Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per hari.Dalam pekan in, secara bersamaan i di kawasan tersebut mulai memasuki musim tanam.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Rp575,74 miliar (2021)
Dana Perimbangan
Rp1,26 triliun (2021)
Pendapatan Lain-lain
Rp241,20 miliar (2021)
Pertumbuhan Ekonomi
3,63 persen (2021)
PDRB Harga Berlaku
Rp51,80 triliun (2021)
PDRB per kapita
Rp48,88 juta/tahun (2021)
Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Semarang ditopang oleh empat sektor utama. Dengan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar Rp51,80 triliun (2021), sumbangan terbesar dihasilkan oleh kategori industri pengolahan (39,03 persen), kemudian diikuti kategori konstruksi (13,90 persen), kategori perdagangan besar dan eceran (10,81 persen), dan kategori pertanian, kehutanan dan perikanan (10,77 persen). Sementara peranan kategori yang lainnya di bawah 5 persen.
Di sektor industri manufaktur, tercatat sebanyak 153 industri besar dan menengah di tahun 2020 dengan serapan tenaga kerja sebanyak 107.927 orang. Dari 153 perusahaan besar dan sedang tersebut, 27 persen di antaranya bergerak di industri pakaian jadi dan perlengkapannya, yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 72.102 orang.
Wilayah konsentrasi industri berada pada Kecamatan Bergas, Tengaran, Bawen, Ungaran Timur dan Pringapus. Selain itu, terdapat pula beberapa kawasan industri di Kabupaten Semarang, di antaranya Kawasan Industri Pringapus, Kawasan Industri Susukan, Kawasan Industri Tengaran, Kawasan Industri Bawen, dan Kawasan Industri Kaliwungu.
Selain industri besar dan menengah, berkembang pula industri rumah tangga dan kecil. Menurut data BPS, pada tahun 2020, terdapat 9.558 industri rumah tangga yang menyerap 17.017 pekerja dan 1.790 industri kecil dengan serapan tenaga kerja sebanyak 14.339 pekerja.
Di sektor perdagangan, pasar memiliki peran yang sangat penting antara lain menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen. Pada tahun 2020 di Kabupaten Semarang terdapat 33 pasar tradisional, 8 pasar hewan, dan 1 pasar sayur. Selain pasar, juga terdapat 104 buah mini market dan 4 buah supermarket.
Sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor unggulan di kabupaten. Pasalnya, 71,79 persen dari luas wilayah 95.020,20 ha adalah lahan pertanian. Tercatat pada tahun 2020, luas panen tanaman padi baik padi sawah maupun padi ladang pada tahun 2020 seluas 42.404 hektar dengan produksi mencapai 261 ribu ton.
Di samping itu, beberapa wilayah Kabupaten Semarang yang berada di sekitar pegunungan, memiliki potensi pertanian tanaman hias, yakni di wilayah Kecamatan Sumowono, Ambarawa dan Bandungan. Produksi tanaman hias pada tahun 2020 banyak yang mengalami penurunan, yakni pada tanaman krisan, sedap malam, herbras dan philodendron.
Dari sisi keuangan daerah, realisasi pendapatan pemerintah Kabupaten Semarang pada tahun 2021 mencapai sebesar Rp2,41 triliun. Pendapatan tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp575,74 miliar (20,03 persen), komponen Dana Perimbangan Rp1,26 triliun (56,09 persen), dan komponen lainnya sebesar Rp241,20 miliar (23,88 persen).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Salah satu tempat wisata yang mulai dibuka dan masih sepi pengunjung di Bukit Cinta, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (4/7/2020). Dalam sepekan ini industri wisata dan jasa akomodasi mulai dihidupkan kembali setelah dihentikan selama hampir tiga bulan. Masa pelonggoran pembatasan sosial membuat sebagian warga memanfaatkannya untuk berwisata.
Di sektor pariwisata, wilayah Kabupaten Semarang juga memiliki potensi besar. Wilayahnya sejuk dan memiliki pemandangan alam yang indah. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata, pada tahun 2020, terdapat 41 tempat wisata, yang terdiri atas 7 wisata alam, 7 wisata budaya, 22 wisata buatan, dan 5 wisata minat khusus.
Beberapa destinasi wisata di Kabupaten Semarang yang menjadi ikon di antaranya Candi Gedong Songo, yang merupakan satu kawasan Candi peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra dari abad ke-9. Komplek candi ini yang ditemukan oleh Raffles, pemerintahan Belanda pada tahun 1804 ini terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan.
Kemudian di Ambarawa terdapat Museum Kereta Api. Selain itu, ada destinasi kekinian yang menjadi buruan para generasi milenial yaitu Bukit Cinta dan Kampoeng Kopi Banaran. Kemudian ada pula destinasi wisata Dusun Semilir, Sunrise Hill, Umbul Sidomukti, Saloka Park, dan Desa Wisata Sepakung.
Untuk mendukung sektor pariwisata, di kabupaten ini terdapat 226 hotel yang terdiri dari 13 hotel bintang, 196 hotel non bintang dan 17 pondok wisata.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Arena papan seluncur beroda atau skateboard yang dalam masa uji coba sebelum dibuka untuk umum di Jateng Valley, Kawasan Hutan Wisata Penggaron, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (14/5/2022). Arena skateboard tersebut merupakan salah satu wahana terbesar di Indonesia yang masuk dalam kawasan proyek wisata terpadu Jateng Valley.
Artikel Terkait
Referensi
- “Kabupaten Semarang *Otonomi”, Kompas, 8 Februari 2003, hlm. 33
- “Rawapening yang Bikin “Pening” *Otonomi”, Kompas, 8 Februari 2003, hlm. 33
- “Gedong Songo, Andalan Kabupaten Semarang”, Kompas Jogja, 09 Juli 2004, hlm. 06
- “HUT Ke-23 Ungaran: Bertumpu pada Tiga Pilar Ekonomi”, Kompas, 20 Desember 2006, hlm. 03
- “HUT Ke-23 Ungaran: Ungaran, Penyangga yang Agresif”, Kompas Jawa Tengah, 20 Desember 2006, hlm. 03
- “HUT Kabupaten Semarang: Dongkrak Ekonomi, Optimalkan Potensi Daerah”, Kompas Jawa Tengah, 21 Desember 2007, hlm. 03
- “HUT Kabupaten Semarang * Pengangkatan Sunan Pandan Arang I”, Kompas Jawa Tengah, 16 Maret 2009, hlm. 08
- “Danau Prioritas: Titian Berliku Menuju Revitalisasi Rawa Pening”, Kompas, 24 Agustus 2021, hlm. 11
- Kasmadi, Hartono; Wiyono. 1985. Sejarah Sosial Kota Semarang (1900-1950). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional
- Widodo, Agus Ananto; Lestari Hesti. Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Semarang. Journal of Public Policy and Management Review: Volume 5 Nomor 2 Tahun 2016.
- Kabupaten Semarang Dalam Angka 2022, BPS Kabupaten Semarang
- Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Menurut Lapangan Usaha 2017-2021, BPS Kabupaten Semarang
- Statistik Daerah Kabupaten Semarang 2021, BPS Kabupaten Semarang
- Analisis Indikator Ekonomi Kabupaten Semarang 2021, Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Semarang
- Statistik Pembangunan Kabupaten Semarang Tahun 2021, Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Semarang
- Sejarah Kabupaten Semarang, laman Pemerintah Kabupaten Semarang
- Kontestasi Berimbang di Pilkada Kabupaten Semarang, laman Kompas.id
- Tantangan Inovasi di Bumi Intan Pari, laman Kompas.id
- Paslon Ngebas Ditetapkan sebagai Pemenang Pilkada Kabupaten Semarang, laman Kompas.com
- UU 13/1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Tengah
- UU 18/1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah
- UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
- UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah
- PP 29/1983 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang ke Kota Ungaran di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang
- Perda Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2021-2026
- Perda Kabupaten Semarang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Hari Jadi Kabupaten Semarang
Editor
Topan Yuniarto