KOMPAS/DANU KUSWORO
Pos Bersama Indonesia-Malaysia di Long Midang, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil, baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Kawasan perbatasan Indonesia terdiri dari wilayah darat, laut, dan udara. Tentu saja menjaga kawasan perbatasan menjadi masalah tersendiri bagi Indonesia, terutama yang berbatasan dengan negara lain yaitu Malaysia, Singapura, Filipina, Papua Niugini, dan Timor Leste.
Masalah perbatasan yang sering terjadi antara dua negara adalah perebutan kepemilikan suatu wilayah perbatasan. Sebut saja sengketa Pulau Sipadan Ligitan, Blok Ambalat, dan Laut Natuna Utara. Untuk sengketa wilayah perairan dengan negara tetangga misalnya, jika ditelusuri lebih jauh tidak terlepas dari perebutan potensi kekayaan ekonomi yang terkandung di laut. Persoalan eksplorasi dan eksploitasi hasil minyak, gas, ikan, dan hasil laut lainnya menjadi akar masalah dari serangkaian konflik yang berkepanjangan (“Potret Ketegangan di Perbatasan”, Kompas, 18 Januari 2020). Selain itu juga seringnya terjadi kejahatan di kawasan perbatasan seperti penyelundupan, perompakan, pencurian ikan, perdagangan manusia, TKI ilegal, sampai dengan masalah terorisme.
Keamanan perbatasan harus ditangani dengan serius karena menyangkut kedaulatan negara. Fungsi pertahanan untuk menjaga kawasan perbatasan dijalankan oleh TNI dengan terus meningkatkan pengamanan perbatasan dengan memberdayakan anggotanya dan membangun pos-pos pemantau. Patroli, latihan militer gabungan, dan pengadaan alutsista juga dilakukan untuk memperkuat pertahanan kawasan perbatasan. Pemanfaatan teknologi dalam menjaga perbatasan juga sudah diterapkan. Pada tahun 2015 misalnya, pesawat nirawak digunakan untuk mengamankan batas negara Indonesia-Papua Niugini yang memiliki kontur alam yang cukup sulit untuk dijaga oleh tenaga manusia.
Pada perkembangan selanjutnya, di tengah perubahan paradigma politik perbatasan, dari semula pendekatan keamanan konvensional yang fokus pada ancaman militer menuju konsep keamanan manusia yang mendorong kesejahteraan masyarakat, pendekatan sosial menjadi strategi yang penting. Di bidang kesehatan misalnya, seorang prajurit merangkap dokter di Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Niugini (PNG) Batalyon Infanteri Para Raider 432 Kostrad. Ia bertanggung jawab menangani masalah kesehatan yang dihadapi anggota Satgas Pamtas dan mendapat tugas tambahan memeriksa kesehatan masyarakat perbatasan, gratis. Di satu sisi, hal itu membantu masyarakat mendapat pelayanan publik dasar. Di sisi lain, hal ini menghasilkan relasi yang lebih baik antara TNI dan penduduk setempat yang akhirnya juga memudahkan tugas prajurit dalam menjaga perbatasan (“Kapur Tulis dan Stetoskop Pun Jadi ‘Senjata'”, Kompas, 18 Agustus 2017)
Contoh lain di bidang pendidikan, seratus prajurit Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura dikirim ke sekolah-sekolah dasar di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat. Di sana, mereka akan menjadi pengajar untuk mengatasi jumlah dan sebaran guru yang belum ideal. Perbatasan di Kabupaten Sambas, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu masih kekurangan 538 guru (“Kilas Daerah: 100 Prajurit TNI Mengajar di Perbatasan”, Kompas, 7 Februari 2019)
Jelaslah di sini, aktivitas TNI di perbatasan bukan hanya untuk melawan manusia, melainkan juga membangun manusia, demi merawat rasa kebangsaan warga di tapal batas. Berikut sebagian aktivitas TNI menjaga Indonesia di perbatasan yang dirangkum berdasarkan Arsip Kompas.
- 30 Juli 1965
Menko Hankam/KASAB Jenderal AH Nasution bersama dengan para perwira tinggi dan menengah dari keempat Angkatan Bersenjata RI berada di daerah perbatasan untuk meninjau kesiapsiagaan, ketahanan revolusi dari unsur-unsur tempur, dan dalam rangka peningkatan dwikora.
“Djenderal AH Nasution Menudju Daerah Perbatasan” (Kompas, 31 Juli 1965 halaman 1)
- 16 November 1965
Dalam rangka kesiapsiagaan dan kewaspadaan nasional di daerah perbatasan serta mempertinggi pelaksanaan Dwikora dalam konfrontasi terhadap “Malaysia”, AURI telah mengerahkan pesawat Helikopter untuk mengadakan patroli di daerah perbatasan.
Helikopter AURI Perhebat Patroli (Kompas, 17 November 1965 halaman 2)
- 12 Maret 1974
Keamanan di perbatasan Indonesia-PNG berhasil dipulihkan oleh satuan TNI-Angkatan Darat setelah terjadi penghadangan terhadap tim kesehatan oleh gerombolan pengacau pada tanggal 12 Februari 1974 dekat kecamatan Arso. Pembersihan dipimpin oleh Komandan Komondo Resor Militer (Korem) 172, Kol Doko Sastrawirja, selaku Komandan Operasi Perbatasan.
Keamanan di perbatasan Irian Jaya pulih kembali (Kompas, 20 Maret 1974 halaman 1)
- 3 April 1984
Pemberitaan kantor berita luar negeri mengenai dua buah pesawat pemburu RI melanggar perbatasan RI-PNG dan menembakkan roket di wilayah PNG tidak benar. Hal tersebut dibantah oleh Kepala Pusat Penerangan Pertama Emir H Mangaweang.
Bantahan Kapuspen ABRI: Tidak Benar, Pesawat TNI-AU Langgar Perbatasan PNG (Kompas, 4 April 1984 halaman 1)
- 2 September 1984
Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja didampingi Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Jenderal TNI L. Benny Moerdani meninjau garis perbatasan RI-Papua Niugini. Peninjauan dilakukan di pos-pos perbatasan di Desa Skou, Waris, Senggi, dan Arso di Kecamatan Arso, Kabupaten Jayapura.
Mochtar dan Benny tinjau perbatasan RI-PNG (Kompas, 2 September 1984 halaman 12)
KOMPAS/IWAN SANTOSA
Pasukan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dari Batalyon 641 Beruang dan Rejimen Askar Melayu Diraja (RAMD) Malaysia mengikuti apel pagi di Pos Gabungan Bersama Indonesia-Malaysia di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Jumat (15/10/2010). Pasukan TNI berada di sebelah kiri dan pasukan RAMD di sisi kanan.
- 29 Juli 1991
Indonesia dan Papua Niugini (PNG) dalam waktu dekat akan melakukan operasi bersama di wilayah perbatasan kedua negara untuk menumpas gerakan pengacau keamanan (GPK) yang menamakan diri Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang masih sering melakukan kegiatannya di wilayah tersebut.
Pangdam VIII-Trikora: Indonesia-PNG Akan Lakukan Operasi Bersama (Kompas, 29 Juli 1991 halaman 1)
- 27 Januari 1992
Pengejaran terhadap anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Irian Jaya di perbatasan Kabupaten Merauke dengan Papua Niugini (PNG), terus dilakukan oleh satuan-satuan ABRI yang tergabung dalam Komando Operasi Sektor A. Korem 172 Jayapura. Pengejaran ini karena ada penyerangan oleh GPK ke Pos Polisi dan Babinsa di Desa Sota, Kecamatan Merauke/Kabupaten Merauke.
Pengejaran GPK di Irja Dilanjutkan (Kompas, 28 Januari 1992 halaman 1)
- 2 Desember 1992
Dalam rangka kerja sama keamanan perbatasan, Indonesia-Malaysia sepakat membentuk Tim Perancang Operasi Maritim (TPOM) di perairan perbatasan kedua negara. Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno didampingi Menteri Pertahanan Malaysia Yang Mulia Dato’ Seri Mohammad Najib bin Tun Hj Abdul Razak, menyampaikan hal tersebut seusai Sidang ke-21 Panitia Umum Perbatasan atau GBC (General Border Committe) antara Indonesia-Malaysia.
Indonesia-Malaysia Bentuk Tim Perancang Operasi Maritim (Kompas, 3 Desember 1992 halaman 9)
- 18 November 1993
Pemerintah Papua Niugini (PNG) menyetujui permintaan Indonesia untuk segera membangun pos perbatasan dan mercusuar di perbatasan kedua negara.
PNG Meminta ABRI Lakukan “Civic Action” di Negaranya (Kompas, 18 November 1993 halaman 15)
- 19 Desember 1993
Sebuah latihan militer gabungan antara TNI-AL dan Filipina diadakan di lepas pantai Mindanao sebagai bagian dari upaya meningkatkan hubungan kedua negara di bidang militer dan diplomatik. Latihan itu berlangsung di kawasan Kepulauan Miangas dan San Agustin. Itu melibatkan sebuah kapal perang dan sebuah pesawat patroli pantai dari masing-masing pihak.
Latihan Gabungan TNI-AL dan Filipina di Mindanao (Kompas, 21 Desember 1993 halaman 8)
- 31 Januari 1994
Menteri Pertahanan Keamanan Papua New Guinea (PNG) Paul Tohian MP menegaskan, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) tidak pernah memasuki wilayah PNG dalam melakukan operasi penumpasan gerakan pengacau keamanan (GPK) selama ini, seperti yang pernah diberitakan media massa PNG.
Menhankam PNG Paul Tohian MP: ABRI Tidak Pernah Masuk Wilayah PNG Tanpa Izin (Kompas, 31 Januari 1994 halaman 17)
- 19 Agustus 1996
Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung membuka Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Malindo Darsasa (darat-samudera-angkasa)-4 AB/1996 di lapangan Komando Pendidikan Angkatan Laut (Kodikal) Morokrembangan, Surabaya, Jatim. Latgabma Malindo merupakan kerja sama bilateral di bidang keamanan, khususnya antara Indonesia dengan Malaysia.
Latgabma Malindo: Tak Menjurus Pakta Pertahanan (Kompas, 20 Agustus 1996 halaman 14)
- 7 November 1996
Dengan tercapainya kesepakatan kedua negara (PNG-RI) melalui forum Joint Border Committee Meeting, terjadi peningkatan kerja sama di semua sektor, sehingga stabilitas keamanan di wilayah perbatasan, semakin mantap.
Pangdam Trikora: Keamanan Perbatasan Makin Mantap (Kompas, 8 November 1996 halaman 8)
- 6 Februari 1997
Untuk mengingatkan para nelayan Indonesia agar tidak memasuki wilayah Papua Nugini (PNG) selama melakukan penangkapan ikan, Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Irian Jaya-Maluku, meresmikan penggunaan Pos Apung Marinir, Marina I.
Pos Apung di Perbatasan RI-PNG (Kompas, 7 Februari 1997 halaman 9)
- 19 Agustus 1997
Pembangunan patok batas RI-PNG ditangani oleh Dinas Topografi TNI AD yang dilakukan dalam empat tahap dimulai dari pantai utara hingga pantai selatan Pulau Irian sepanjang 799 kilometer. Diperkirakan, pembangunan 3.900 patok batas baru untuk menggantikan 52 patok lama (dibangun awal tahun 1980-an) itu akan tuntas akhir tahun 1998.
Ribuan Penduduk Indonesia di PNG (Kompas, 19 Agustus 1997 halaman 6)
- 12 April 1999
Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Hanafie Asnan menyatakan, pihaknya akan menggelar satu skadron pesawat Hawk 100/200 di Lanud Supadio Pontianak, Kalbar. Kehadiran pesawat tempur itu di Kalimantan untuk memperkuat pengamanan di perairan Indonesia I serta daerah perbatasan.
Karya Bhakti TNI-AU (Kompas, 13 April 1999 halaman 8)
KOMPAS/RENE L PATTIRADJAWANE
Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Kolonel Laut Arif Badrudin (tengah) di atas perahu karet Searider bersama anggota Lanal yang bertanggung jawab menjaga wilayah perbatasan terdepan Indonesia. Kekurangan perangkat kapal penjaga laut dan pantai di kawasan Kepulauan Natuna menjadi hambatan paling serius wilayah perairan Indonesia.
- 1 September 1999
Di Malang, Menhankam/Panglima TNI Jenderal Wiranto memberikan jaminan perlindungan kepada warga pro-kemerdekaan maupun pro-otonomi paska-jajak pendapat.
Timtim Diblokade *150 Staf Unamet Sempat Disandera (Kompas, 01 September 1999 halaman 1)
- 1 September 1999
TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara siap menghadapi skenario terburuk apa pun pascapenentuan pendapat (referendum) di Timor Timur, apakah dalam bentuk mengantisipasi benturan yang merugikan kedua pihak yang bersaing atau mengevakuasi warga ke luar Timtim.
TNI AL dan AU Siap Hadapi Skenario Terburuk di Timtim * Jajak Pendapat (Kompas, 01 September 1999 halaman 7)
- 7 September 1999
Pemerintah menerapkan sistem darurat militer karena situasi Timor Timur yang semakin panas. Dua batalyon berkekuatan lebih 1.350 prajurit TNI, masing-masing dari Batalyon Brigif Linud 432 Kostrad dan Yonif Linud 700 BS serta satu peleton Zipur 8, diberangkatkan dari Ujungpandang ke Timtim.
Penerapan Darurat Militer: Landasan Hukum Bagi Militer untuk Lebih Keras dan Tegas (Kompas, 8 September 1999 halaman 1)
- 30 Oktober 1999
Untuk menghindari terulangnya kasus kontak senjata di perbatasan Timtim dengan NTT, TNI yang bernaung di bawah Indonesian Task Force in East Timur (Itfet) dan pasukan multinasional PBB, Interfet, sepakat membuat zona bebas pasukan atau zona penyangga (buffer zone) di wilayah perbatasan.
TNI-Interfet Siap Buat Zona Penyangga (Kompas, 01 November 1999 halaman 7)
- 25 September 2000
Proses pelucutan senjata tahap pertama di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berlangsung tanggal 22– 24 September 2000, diperpanjang tiga hari lagi hingga 27 September 2000. Sudah 28 senjata organik, 888 senjata rakitan, lima granat, dan 997 amunisi yang diserahkan warga pro-integrasi atau yang sering disebut milisi kepada prajurit TNI dan Polri setempat.
Penyelesaian Kasus Atambua: Pelucutan Senjata Diperpanjang Tiga Hari (Kompas, 25 September 2000 halaman 1)
- 9 November 2001
Jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) menangkap tiga kapal barang bermuatan 25.300 meter kubik kayu bulat tanpa dokumen, sekitar 15 mil laut dari Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Nilai kayu dan kerugian negara dari ulah itu diperkirakan mencapai Rp 50 miliar.
Digagalkan Penyelundupan Kayu Senilai Rp 50 Milyar (Kompas, 12 November 2001 halaman 14
- 6 Agustus 2002
TNI AU dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan latihan operasi udara dalam pengamanan wilayah pertahanan udara Malaysia- Indonesia (Malindo). Latihan bersama ini terutama dalam rangka mengamankan wilayah perbatasan kedua negara.
TNI AU-TUD Malaysia Latihan Operasi Bersama (Kompas, 7 Agustus 2002 halaman 20)
- 17 Juli 2002
Survei penetapan garis perbatasan dilakukan oleh pihak Pemerintah Indonesia bersama-sama dengan Pemerintah Timor Timur didampingi TNI-AD dan UNPKF.
Perbatasan dengan Timtim Jangan seperti Kasus Ligitan (Kompas, 17 Juli 2002)
- 10 Mei 2003
Sebanyak 450 prajurit Komando Daerah Militer IV/Diponegoro dari Batalyon 410/ Alugoro, Kabupaten Blora, diberangkatkan ke Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), di perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur (Timor Leste). Batalyon ini mendapat tugas pengamanan di perbatasan Indonesia-Timor Timur tersebut.
450 Prajurit Kodam IV/Diponegoro Dikirim ke Perbatasan Timor Timur (Kompas, 12 Mei 2003)
- 16 Desember 2003
Pemerintah Malaysia dan Indonesia sepakat mengadakan patroli bersama secara terkoordinasi di perbatasan kawasan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Patroli tersebut bertujuan menghindarkan kesalahpahaman dan ketegangan kedua negara di kedua pulau yang pernah disengketakan itu. Kesepakatan dihasilkan dalam Sidang General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) di Kuala Lumpur, Malaysia.
RI-Malaysia Patroli di Sipadan-Ligitan (Kompas, 17 Desember 2003 halaman 9)
- 17 Maret 2004
Untuk mengamankan pemilu, TNI mulai melokalisir pusat-pusat persembunyian kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) termasuk di wilayah perbatasan RI-Papua Niugini. Ini dimaksudkan supaya mereka tidak bergabung dan menghasut masyarakat agar tidak ikut kampanye dan pemilu.
TNI Lokalisir Gerakan OPM *Pemilihan Umum 2004
- 26 Mei 2004
Program pembangunan masyarakat (pengadaan pesawat televisi, permukiman, gedung sekolah, dll) dalam rangka otonomi daerah, berada pada enam titik di perbatasan wilayah Keerom, dengan dana masing-masing pusat permukiman Rp 600 miliar. Pembangunan ini berdekatan dengan pos TNI dan mendapat dukungan sepenuhnya dari TNI di perbatasan.
Membangun Masyarakat Perbatasan *Otonomi (Kompas, 26 Mei 2004 halaman 31)
- 2 Maret 2005
Lima kapal perang Indonesia di antaranya KRI Rencong, KRI Wiratno, dan KRI Nuku disiagakan untuk melakukan patroli di perairan perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Patroli itu bertujuan mengawasi perairan, khususnya di wilayah Republik Indonesia yang telah diklaim secara sepihak oleh Malaysia sebagai wilayahnya.
Kapal Perang Disiagakan di Perbatasan RI-Malaysia (Kompas, 3 Maret 2005 halaman 1)
- 5 Maret 2005
Ketegangan di perbatasan RI-Malaysia berkaitan dengan klaim Malaysia atas wilayah Indonesia makin meningkat. Kapal perang dua negara saling berhadapan di perairan sekitar Karang Unarang dengan jarak sekitar 9,5 mil laut.
Ketegangan Perbatasan Meningkat: Kapal RI-Malaysia Berhadap-hadapan (Kompas, 6 Maret 2005 halaman 1)
- 16 Maret 2005
Kapal perang RI dan jet tempur F-16 terus berpatroli di perbatasan RI- Malaysia terkait klaim Malaysia atas Ambalat. Empat F-16 masih bersiaga di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Sepinggan, Balikpapan.
Jet Tempur F-16 TNI-AU Tetap Patroli di Ambalat (Kompas, 17 Maret 2005 halaman 20)
- 20 September 2005
KRI Tongkol bernomor lambung 813 berhasil menggagalkan 170 ton gula pasir yang akan diselundupkan ke wilayah Timor Timur. Gula yang tanpa dilengkapi dengan dokumen sah itu diangkut kapal kayu melalui wilayah perairan NTB dan NTT.
Operasi Keamanan Laut: Penyelundupan Gula Digagalkan (Kompas, 20 September 2005 halaman 25)
- 21 September 2005
Anggota TNI Angkatan Laut menangkap enam pelaku penyelundupan BBM, terdiri dari tiga warga Papua Niugini (PNG) dan tiga warga Indonesia. Penyelundupan BBM ke negara tetangga itu menggunakan kapal cepat (speedboat) dengan 25 jeriken (sekitar 600 liter solar).
Inpres BBM Diabaikan *Ditemukan Penyelundupan ke Papua Niugini (Kompas, 23 September 2005 halaman 1)
- 2 Desember 2006
Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayjen TNI Agus Soeyitno, di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, melepas satu batalion yang terdiri dari 650 personel TNI dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri 407 Padma Kusuma ke perbatasan Indonesia-Papua Niugini.
Perbatasan: Satu Batalyon Kodam IV Diberangkatkan ke Papua (Kompas, 3 Desember 2006 halaman 3)
- 3 Maret 2008
Kolonel Pratimun, Komandan Resor Militer 151/Binaya menjelaskan bahwa saat ini sudah 10 pulau di perbatasan Indonesia dan Timor Leste yang dijaga prajurit TNI.
Operasi Trisila: TNI Angkatan Laut Tangkap Tiga Kapal Filipina (Kompas, 4 Maret 2008 halaman 24)
- 18 April 2009
Aparat TNI di perbatasan RI-Papua Niugini bersiaga menyusul terjadinya kontak senjata antara anggota TNI dan Organisasi Papua Merdeka atau Tentara Pembebasan Nasional sehari sebelumnya. Kontak senjata terjadi setelah pihak kelompok bersenjata berupaya menggagalkan kegiatan Bhakti TNI dengan masyarakat di kawasan itu.
Keamanan: TNI-OPM Kontak Senjata di Perbatasan RI-PNG (Kompas, 19 April 2009 halaman 15)
- 23 Juni 2009
TNI dikerahkan untuk membangun jalan paralel di perbatasan Kalimantan Barat-Serawak, Malaysia sejauh 700 kilometer. Selain dapat memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan, keberadaan jalan paralel dapat mendukung TNI menjaga kedaulatan RI di wilayah perbatasan.
Infrastruktur: TNI Dikerahkan Bangun Jalan di Perbatasan Kalbar (Kompas, 24 Juni 2009 halaman 22)
- 17 Agustus 2009
Di Muara Tami, Kota Jayapura, dekat perbatasan RI-Papua Niugini, komandan upacara Sersan Mayor Barnabas Warnares dari koramil setempat mengenakan pakaian adat saat memimpin upacara Kemerdekaan RI. Kegiatan yang dipimpin Kepala Distrik Muara Tami Sepnath Kambuaya itu diisi dengan ikrar dan janji nasionalisme di tapal batas dari organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi Papua.
Pesta Kemerdekaan: Rakyat Peringati dengan Pawai Obor sampai Panggung Hiburan (Kompas, 18 Agustus 2009 halaman 1)
- 23 Januari 2010
TNI AU membeli 16 pesawat Super Tucano dari Brasil. Pesawat tersebut akan digunakan untuk patroli keamanan di daerah-daerah perbatasan. TNI AU juga membeli 3 pesawat Sukhoi untuk menggantikan pesawat jenis MK-53.
Pertahanan: Pesawat Baru untuk Amankan Perbatasan (Kompas, 25 Januari 2010 halaman 4)
- 13 Juli 2010
TNI memperkuat fasilitas umum di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Peningkatan infrastruktur diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan nasionalisme. Paloh termasuk kawasan terluar Pulau Kalimantan di bagian barat yang berbatasan dengan Malaysia.
Perbatasan Negara: TNI Perkuat Fasilitas Umum di Perbatasan Kalbar (Kompas, 14 Juli 2010 halaman 24)
- 7 Oktober 2010
Sebanyak satu batalyon, sekitar 650 orang, pasukan TNI dari Yonif 141 Muara Enim, Komando Daerah Militer II/Sriwijaya, dikirim ke Papua, Rabu (6/10). Mereka akan bertugas selama setahun ke depan untuk menjaga wilayah perbatasan Papua dengan Papua Niugini.
Kilas Sumbagsel: 650 Personel Kodam II/Sriwijaya Amankan Papua (Kompas, 7 Oktober 2010 halaman 27)
KOMPAS/FRANS SARONG
Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Makir dan Lamakselulu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, secara resmi dibuka Danrem 161/WS NTT Brigjen TNI Achmad Yuliarto, Kamis (9/10/2014). Salah satu kegiatannya adalah membuka jalan baru sepanjang 3 kilometer dari tepi perkampungan Makir hingga tapal batas negara dengan Timor Leste, sebelah timurnya. TMMD ini adalah bagian dari upaya membenahi kawasan perbatasan sebagai “halaman depan” NKRI di Timor, NTT.
- 14 Januari 2011
Terjadi insiden penembakan yang dilakukan Satgas Pamtas RI-PNG di pos Nasem terhadap dua warga Kampung Nasem, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke yang berusaha merebut senjata api milik anggota. Menurut Pangdam, pos-pos Satgas Pengamanan Perbatasan RI-PNG sebanyak 94 lokasi akan tetap dipertahankan dan tidak akan ditarik pascainsiden penyerangan itu.
Ada yang Ganggu di Perbatasan * Situasi Kampung Nasem Mulai Normal (Kompas, 2 Februari 2011 halaman 22)
- 9 April 2012
Untuk memperkuat pengamanan perbatasan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, ditempatkan satu skuadron helikopter serang Super Cobra buatan Amerika Serikat di Kabupaten Berau dan satu batalion tank Leopard buatan Jerman ditempatkan di Kabupaten Bulungan. Untuk pasukan infanteri, juga dilengkapi satu batalyon peluru kendali antitank-meriam jenis roket kaliber 120 mm buatan Brasil yang berkemampuan mencapai jarak 300 km.
Penguatan Perbatasan: Heli dan Tank Ditempatkan di Perbatasan Kaltim (Kompas, 10 April 2012 halaman 22)
- 24 Juli 2013
TNI menempatkan pesawat tanpa awak untuk membantu menjaga wilayah perbatasan. KSAD Jenderal Moeldoko mengatakan bahwa sudah disiapkan satuan pesawat tanpa awak untuk memantau wilayah perbatasan, seperti di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur dengan Sabah dan Sarawak.
Kedaulatan: Pesawat Tanpa Awak Jaga Perbatasan dengan Malaysia (Kompas, 25 Juli 2013 halaman 5)
- 27 Oktober 2013
Personel TNI berpatroli di perbatasan Indonesia dengan Papua Niugini di Distrik Sota, Merauke. Warga kedua negara tersebut yang hendak menyeberang diwajibkan melapor dan menitipkan kartu identitas di pos penjagaan setempat.
Ekspedisi Sabang-Merauke: Konektivitas Masih Butuh Perbaikan (Kompas, 28 Oktober 2013 halaman 1)
- 6 April 2014
Dua panser anoa disiagakan di Pos Lintas Batas Indonesia-Papua Niugini di wilayah Skouw-Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua. Sehari sebelumnya, di wilayah tersebut terjadi kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri dan Organisasi Papua Merdeka.
Konflik Bersenjata: 3 Anggota OPM Dilumpuhkan (Kompas, 7 April 2014 halaman 24)
- 16 Mei 2014
TNI memperbaiki kinerja pertahanan perbatasan di Blok Ambalat, Kalimantan Utara, dengan menggelar operasi gabungan laut dan udara. Operasi ini diharapkan bisa mengurangi jumlah pelanggaran wilayah perbatasan laut dan udara Indonesia dan Malaysia. Operasi Garda Wibawa ini akan menjadi model operasi TNI ke depan.
Operasi Gabungan di Ambalat: TNI AL dan AU Bersama Atasi Pelanggaran Wilayah (Kompas, 17 Mei 2014 halaman 5)
- 23 Juli 2014
Satuan Keamanan Laut Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) X Jayapura, Papua, menahan sebuah kapal dari Papua Niugini yang ditumpangi lima awak kapal di Tanjung Suaja, Jayapura. Kapal yang mengangkut peralatan besi itu ditahan sebab tidak dikemudikan oleh seorang nakhoda.
Kilas Daerah: TNI Angkatan Laut Tahan Kapal dari Papua Niugini (Kompas, 24 Juli 2014 halaman 21)
- 21 November 2014
Dua Kapal Republik Indonesia, KRI Sanca- 815 dan KRI Todak-631, menggagalkan upaya pembajakan di Selat Phillips, perbatasan Indonesia- Singapura. Kapal yang diselamatkan adalah MV New Emerald berbendera Panama.
Keamanan Laut: TNI Angkatan Laut Gagalkan Pembajakan (Kompas, 22 November 2014 halaman 22)
- 3 Desember 2014
Wilayah udara bagian barat Indonesia yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia semakin diperkuat menyusul dioperasikannya Skuadron 16 yang berpusat di Pangkalan TNI Angkatan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.
Pertahanan Udara: Skuadron 16 Bersiaga di Pekanbaru (Kompas, 4 Desember 2014 halaman 5)
- 8 Desember 2014
Kapal Republik Indonesia (KRI) Abdul Halim Perdana Kusuma-355 di bawah kendali Satgas Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Timur yang sedang berpatroli di perairan timur Indonesia berhasil mengamankan dua kapal ikan berbendera Papua Niugini di sekitar perairan Maluku.
Aktifitas Ilegal Makin Terungkap * Aparat Tangkap 24 Kapal Ikan Besar (Kompas, 9 Desember 2014)
- 21 Desember 2014
TNI Angkatan Laut menenggelamkan dua kapal nelayan ilegal asal Thailand berbendera Papua Niugini, yakni KM Century 04 dan KM Century 07, di Teluk Ambon, Maluku.
Maluku Kembali Menatap Cerahnya Laut (Kompas, 21 Februari 2019 halaman 21)
- 2 Februari 2015
Prajurit TNI di perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menggagalkan penyelundupan sabu. Prajurit TNI menyita 250 gram sabu senilai Rp 500 juta, yang disembunyikan dalam kotak minuman kemasan susu kedelai.
Narkoba: TNI Gagalkan Penyelundupan Sabu (Kompas, 4 Februari 2015 halaman 23)
- 26 Maret 2015
Panglima Kodam VII Wirabuana Mayjen Bachtiar mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Filipina memperketat pengawasan di pulau terluar untuk mengantisipasi masuknya terduga anggota Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS/ISIS) serta teroris. Pengawasan ini didasari dugaan daerah tersebut menjadi salah satu pintu masuk orang-orang atau kelompok teroris maupun NIIS ke Sulawesi.
Terorisme: Pengawasan di Perbatasan RI-Filipina Diperketat (Kompas, 27 Maret 2015 halaman 24)
- 15 April 2015
Puluhan drone atau pesawat nirawak dioperasikan di perbatasan Kalimantan-Malaysia dan Papua-Papua Niugini untuk pemetaan dan menjaga wilayah perbatasan. Penggunaan pesawat nirawak dianggap sangat efektif karena cakupan wilayah yang dipetakan lebih luas dan mobilitas lebih tinggi serta waktu pengerjaan lebih cepat.
Pertahanan: Pesawat Nirawak Awasi Wilayah Perbatasan (Kompas, 15 April 2015 halaman 4)
- 8 Mei 2015
Prajurit TNI berjaga di dekat perbatasan RI dengan Papua Niugini (PNG) di wilayah Skouw-Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua. Kawasan perbatasan tersebut kerap menjadi tempat wisata warga negara Indonesia yang berkunjung ke Jayapura.
Foto: Perbatasan RI-PNG (Kompas, 9 Mei 2015 halaman 5)
- 6 Juli 2015
Sebuah kapal penangkap ikan berbendera Malaysia disergap prajurit TNI di perairan perbatasan wilayah Kalimantan Utara. Barang bukti 10 ton ikan disita. Para anak buah kapal ternyata warga negara Indonesia. Kapal ikan TW 3550/6/f yang berbendera Malaysia itu disergap prajurit TNI dari KRI Ki Hajar Dewantara yang tengah melakukan patroli di perairan Karang Unarang, Ambalat, wilayah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Pencurian Ikan: Kapal Malaysia Disergap di Perbatasan Kaltara (Kompas, 8 Juli 2015 halaman 18)
- 18 Juni 2015
Peresmian satu menara seluler atau BTS (base transceiver station) di Kewar dilakukan oleh Penjabat Bupati Belu Willem Foni. BTS dibangun oleh Telkomsel dan bekerjasama dengan Satgas Pamtas. Ribuan warga gembira karena 16 tahun terakhir sinyal seluler Indonesia sempat lenyap.
Teknologi Telekomunikasi: Sinyal Seluler Indonesia Mulai Hadir di Perbatasan (Kompas, 19 Juni 2015 halaman 35)
- 11 Oktober 2015
Proses pembukaan jalan paralel oleh TNI di perbatasan Indonesia dengan Malaysia di wilayah Kalimantan Barat direncanakan selesai November. Dengan selesainya pembukaan jalan, jalur transportasi yang menghubungkan antarwilayah perbatasan akan lebih mudah ditembus dari satu lokasi ke lokasi lain..
Pembangunan Perbatasan: Pembukaan Jalan Paralel Selesai November (12 Oktober 2015 halaman 23)
- 11 Oktober 2015
TNI membentuk masyarakat bela negara di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan Barat. Menurut Letkol (Inf) Nico Reza H Dipura, Komandan Distrik Militer Singkawang, yang wilayah binaannya hingga ke perbatasan di Kabupaten Sambas, tujuan membentuk masyarakat bela negara ini untuk mengoptimalkan sumber daya manusia di perbatasan dalam mencintai Tanah Air.
Pertahanan Negara: TNI Membentuk Masyarakat Bela Negara (Kompas, 12 Oktober 2015 halaman 24)
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Praka Sarifuddin, Satgas Pamtas RI-PNG dari Yonif Para Raider 432/Kostrad memberi pelajaran keterampilan di SDN Mosso, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, Senin (17/7/2017).
- 3 April 2016
Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI mulai menggelar latihan gabungan di Tarakan, Kalimantan Utara, dengan skenario pembebasan sandera di kapal. Latihan gabungan prajurit pilihan ini menunjukkan TNI serius menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
PPRC TNI Gelar Latihan di Tarakan * Pembebasan Sandera di Kapal Jadi Skenario (Kompas, 4 April 2016 halaman 4)
- 9 April 2016
TNI-AU memperkuat ruang udara perbatasan Indonesia dari kawasan Natuna di Kepulauan Riau, Tarakan di Kalimantan Utara, Morotai di Maluku Utara, Timika di Papua, hingga Kupang di Nusa Tenggara Timur. Dalam peringatan HUT Ke-70 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, KSAU Marsekal Agus Supriatna menegaskan, radar baru, pesawat tempur baru, ataupun peningkatan kapasitas pesawat tempur, angkut, dan helikopter yang sudah ada akan ditingkatkan.
Pertahanan: TNI AU Perkuat Ruang Udara di Perbatasan (Kompas, 10 April 2016 halaman 1)
- 9 Mei 2016
Sebanyak 450 personel dari Batalyon Infanteri Pararaider 330 Cicalengka bertolak ke Merauke menggunakan KRI Teluk Manado. Satuan Tugas Perbatasan Indonesia-Papua Niugini di Merauke yang dipimpin Mayor Inf Kamil Bahren Pasha ini akan menjaga 200 kilometer perbatasan dengan Papua Niugini.
Pelanggaran Wilayah: Perbatasan dengan Papua Niugini Rawan (Kompas, 10 Mei 2016 halaman 4)
- 24 Juni 2016
Panglima TNI sudah memaparkan rencana pengembangan Lanal Ranai untuk memperkuat kawasan pulau-pulau terluar di Indonesia seperti di Natuna dan Sebatik serta perbatasan RI dengan Timor Leste dan Papua Niugini.
Pertahankan Kedaulatan RI * Tunjukkan Kehadiran Negara di Natuna (Kompas, 24 Juni 2016 halaman 2)
- 28 Juli 2016
Aparat Satuan Keamanan Laut Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut X Jayapura menggagalkan pengiriman sekitar 30 bungkus ganja kering dari Papua Niugini. Dalam kasus ini, aparat menangkap delapan warga Papua Niugini pembawa ganja itu di perairan Muara Tami, Kota Jayapura, sekitar pukul 20.00 WIT.
Penyelundupan: Sabu Dipakai sebagai Pembalut (Kompas, 30 Juli 2016 halaman 21)
- 4 Agustus 2016
Aparat Badan Narkotika Nasional Provinsi Papua bersama TNI dan Polri menggerebek permukiman warga di Kampung Argapura Laut, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua. Kawasan tersebut diduga sebagai kampung narkoba karena marak peredaran ganja yang didatangkan dari Papua Niugini (PNG).
Kilas Daerah: Diduga Pengedar Ganja, 8 Warga PNG Ditangkap (Kompas, 4 Agustus 2016 halaman 20)
- 22 September 2016
Pemerintah bersiap mengoperasikan pesawat nirawak (drone) untuk mengawasi perbatasan Indonesia dan negara lain, termasuk Indonesia-Papua Niugini. Komandan Satgas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 122/TS Letnan Kolonel (Inf) Khohir mengakui, prajuritnya membutuhkan drone untuk mengawasi perbatasan di wilayah Skouw hingga Arso Timur, Papua.
”Drone” Mengawasi Perbatasan * Ancaman Keamanan Terbesar Tidak Lagi Berbentuk Aksi Militer (Kompas, 22 September 2016 halaman 4)
- 26 September 2016
Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Yonif 122 Tombak Sakti Letnan Kolonel Infanteri Kohir menjelaskan peta wilayah perbatasan RI-Papua Niugini kepada Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya, di Skouw, Papua. Letkol Kohir menjelaskan peta terkait rute patroli pasukan, keadaan geografis, letak patok-patok batas, dan juga pos-pos TNI AD.
Kilas Politik & Hukum: Foto-Perbatasan RI-Papua Niugini (Kompas, 26 September 2016 halaman 2)
- 13 Juli – 6 Agustus 2017
Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Niugini (PNG) Batalyon Infanteri Para Raider 432 Kostrad melakukan banyak aktivitas dalam menjaga daerah perbatasan TNI-Papua Niugini. Selain melakukan patroli pengamanan, Satgas Pamtas juga turun ke masyarakat untuk menjadi tenaga ajar bagi siswa-siswi setempat, memeriksa kesehatan warga, dll.
Penjaga Setia Perbatasan Indonesia (Kompas.id, 15 Agustus 2020)
- 18 Agustus 2017
Seorang prajurit merangkap dokter di Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Niugini (PNG) Batalyon Infanteri Para Raider 432 Kostrad. Ia bertanggung jawab menangani masalah kesehatan yang dihadapi anggota Satgas Pamtas dan mendapat tugas tambahan memeriksa kesehatan masyarakat perbatasan, gratis.
Kapur Tulis dan Stetoskop Pun Jadi “Senjata” * Jelajah Tapal Batas (Kompas, 18 Agustus 2017 halaman 25)
- 18 Agustus 2017
Strategi pendekatan sosial digunakan prajurit perbatasan RI dengan Timor-Leste di Motamasin, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur. Di bawah komando Letnan Satu (Inf) Armansyah sebagai komandan kompi, mereka memberi contoh bercocok tanam, merawat penduduk yang sakit, dan memperkenalkan kesenian.
Kapur Tulis dan Stetoskop Pun Jadi “Senjata” * Jelajah Tapal Batas (Kompas, 18 Agustus 2017 halaman 25)
- 21 Oktober 2017
Kapal Silver Sea 2 berukuran 2.285 gros ton ditangkap TNI Angkatan Laut atas dasar beberapa pelanggaran, di antaranya mematikan Automatic Identification System dan Vessel Monitoring System. Kapal itu juga ditangkap atas dugaan kuat alih muatan di tengah laut secara ilegal di wilayah Papua Niugini.
Perikanan: Hukum RI Tak Bisa Diremehkan (Kompas, 21 Oktober 2017 halaman 18)
- 10 Februari 2018
TNI AL melalui KRI dari Komando Armada RI Kawasan Barat, KRI Sigurot-864, mengungkap penyelundupan 1 ton 29 kilogram sabu. Penangkapan bermula saat KRI Sigurot-864 melakukan Operasi Pengamanan Perbatasan Indonesia-Singapura. Sabu itu diangkut Kapal MV Sunrise Glory di perairan Selat Philips, Kepulauan Riau.
Perairan Indonesia Jadi Jalur Peredaran Narkoba (Kompas, 11 Februari 2018 halaman 1)
- 6 Februari 2019
Seratus prajurit Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura dikirim ke sekolah-sekolah dasar di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat, mulai 9 Februari 2019. Di sana, mereka akan menjadi pengajar untuk mengatasi jumlah dan sebaran guru yang belum ideal. Perbatasan di Kabupaten Sambas, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu masih kekurangan 538 guru.
Kilas Daerah: 100 Prajurit TNI Mengajar di Perbatasan (Kompas, 7 Februari 2019 halaman 16)
- 27 Juli 2019
Kelengkapan peralatan radar pos TNI AL di Pulau Nipa, Batam, Kepulauan Riau, akan ditambah. Pulau di utara Batam tersebut merupakan batas wilayah negara Indonesia dengan Singapura. Penambahan peralatan radar diperlukan demi kelancaran pengawasan lalu lintas laut di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia itu.
Daerah Perbatasan: Peralatan Deteksi di Nipa Dilengkapi (Kompas, 28 Juli 2019 halaman 5)
- 10 Desember 2019
Nusa Tenggara Timur mewaspadai masuknya virus demam babi afrika (African swine fever/ASF) dari Timor Leste. TNI dan perwakilan Indonesia di perbatasan Indonesia-Timor Leste secara ketat memantau masuknya ternak babi ataupun daging babi ke Indonesia
Pengawasan Perbatasan dengan Timor Leste Diperketat (Kompas.id, 10 Desember 2019)
- 19 Desember 2019
Korem 161/Wirasakti Kupang terus memperkuat alutsista dalam rangka memperkuat sistem pertahanan di perbatasan RI dengan Timor Leste dan Australia. 5 unit panser Anoa 4 x 4, meriam 155 Caessar dengan jangkauan tembakan 40 kilometer, beberapa alutsista yang ditambahkan.
Alutsista TNI AD Diperkuat di Perbatasan RI-Timor Leste (Kompas.id, 19 Desember 2019)
Sumber: Arsip Kompas
Penulis: Khusniani/Matthias Janu
Riset foto: AAN
Editor: Dwi Rustiono