KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Dalam produksi dodol betawi, dibutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk mengaduk adonan hingga mengental. Setelah adonan matang dan mengental, dodol ditakar di besek plastik dan didiamkan hingga dingin. Produksi dodol di sentra perajin di kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Kamis (26/8/2010).
Kuliner Betawi merupakan contoh nyata dari akulturasi budaya. Pedagang Gujarat dari India memperkenalkan penggunaan santan dalam masakan. Sedangkan China membawa tradisi masakan dengan bahan dasar tahu dan ikan. Etnis Arab menghadirkan beragam rempah-rempah seperti jintan, kapulaga, cengkeh, dan kayumanis, dan pengaruh Eropa terlihat dalam penggunaan bahan makanan seperti susu, margarin, dan keju.
Para pendatang dari China, India, Arab, Belanda, dan Portugis di masa lalu ini memainkan peran penting dalam menciptakan keragaman kuliner Betawi. Mereka terpusat di pusat kota, yang pada saat itu merupakan pusat kegiatan ekonomi dan bisnis. Sehingga menghasilkan pertukaran budaya yang kaya di dunia kuliner.
Selain pengaruh dari pendatang asing, etnis lokal seperti Jawa dan Sunda juga memberikan kontribusi penting dalam memperkaya variasi kuliner Betawi. Ini menciptakan kombinasi unik yang menjadikan kuliner Betawi begitu beragam.
Seperti semangkuk laksa Betawi, di dalamnya kita akan menemukan jejak cita rasa Melayu, Cina, dan India. Ini adalah contoh nyata bagaimana beragam budaya berpadu dalam satu hidangan.
Kuliner Betawi juga memiliki hidangan langka dan unik seperti sayur bebanci, sayur besan, gabus pucung, pepes ikan belanak, dan nasi berkat. Sayangnya, beberapa dari masakan ini mulai sulit ditemukan di tempat makan biasa di pinggir jalan Jakarta.
Perubahan geografis dan perpindahan penduduk asli Betawi karena penggusuran dan penataan kota telah mempengaruhi keberadaan kuliner asli Betawi di Jakarta. Beberapa kuliner Betawi malah dapat ditemukan di daerah sekitar Jakarta seperti Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bogor. Hal ini menjadi penting untuk menjaga keberlangsungan kuliner khas Betawi, agar sejarah dan keanekaragaman cita rasa ini tetap hidup dan berkembang.
Berikut adalah foto-foto kuliner khas betawi, yang terekam dalam arsip Kompas.
KOMPAS/LASTI KURNIA
Asinan Betawi dengan isian taoge, irisan kol, mentimun, dan irisan daun selada yang segar ditumpuk dalam satu piring saji dengan irisan tahu mentah. Sayuran ini kemudian tertutup oleh tebaran kerupuk mi . Kemudian disiram dengan kuah kacang dan butiran kacang tanah goreng. Gula merah cair dituangkan sebagai sentuhan terakhir yang memberi tambahan rasa manis. Segar, pedas, manis, garing, dan gurih langsung terasa di mulut.
KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
KOMPAS/BUDI SUWARNA
Meski disebut sayur babanci, tidak ada sayuran yang digunakan. Masakan ini berbahan daging, santan, kelapa sangrai, dan kelapa muda. Bumbunya terdiri dari kunyit, jahe, kemiri, terasi, ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, laos, salam, dan cabai. Sekilas rupa babanci seperti soto dengan kuah lebih kental. Namun ketika masuk ke mulut, rasanya lebih dekat ke gulai atau kari.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Kaki Kambing di Warung Sop Kaki Kambing Khas Betawi Bang Karim di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2013).
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Ciri khas bandeng pesmol Betawi adalah rasa gurih dari kemiri dalam bumbunya, selain aroma ketumbar dan kencur yang jadi penanda khas kuliner Betawi ini. Sayuran penghiasnya juga hanya irisan tomat. Makanan ini dulunya selalu dihidangkan pada perayaan 1 Muharram dan juga sebagai lauk berkat yang menjadi buah tangan sohibul hajat yang mengadakan syukuran.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Salah satu masakan Betawi, semur tahu dan telor. Kecap dan berbagai bumbu rempah-rempah menjadi ciri khasnya, seperti kayu manis, biji pala, serai, daun salam, daun jeruk, kemiri, bawang putih, bawang merah, lada, ketumbar, jahe dan kunyit, yang membuat masakan ini memiliki aroma yang khas.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Salah satu kuliner Betawi, Laksa Tangerang dengan isian sayuran tauge, bihun, telur rebus, ayam, dengan kuah santan dan perasan jeruk limau.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Sepiring nasi ulam betawi dengan beberapa lauk di Nasi Ulam Ibu Yoyo di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (14/7/2021). Hidangan dengan warna kuning serundeng ditaburi mentimun, bawang goreng, kemangi, dan kacang hijau yang lunak karena direndam. Tahu coklat empuk, semur telur dan empal bulat yang menjadi lauk favorit para pelanggan.
Referensi
- “Masakan Betawi dalam Kenangan”, Kompas, 1 April 2012, hlm 16.
- “Budaya: Kuliner Betawi Cerminkan Kebinekaan”, Kompas, 5 Mei 2017, hlm 17.
- “Sayur Besan untuk Persaudaraan”, Kompas, 22 Juli 2018, hlm 27.
- Lilly T Erwin dan Abang Erwin. 2008. Peta 100 Tempat Makan Makanan Khas Betawi di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Akademi Kuliner Indonesia. 2016. Kuliner Betawi Selaksa Bercerita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.