KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Dua orang pemetik teh tengah memetik daun teh di kaki Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan, Jumat (15/12/2018). Di kaki Gunung Dempo terbentang hamparan kebun teh dengan luas mencapai 19.000 hektar. Kebun teh ini menjadi daya tarik wisatawan kala berkunjung ke Pagar Alam.
Fakta Singkat
Hari Jadi
21 Juni 2001
Dasar Hukum
Undang-Undang No.8/2001
Luas Wilayah
633,66 km2
Jumlah Penduduk
145.266 jiwa (2021)
Kepala Daerah
Wali Kota Alpian Maskoni
Instansi terkait
Pemerintah Kota Pagar Alam
Kota Pagar Alam merupakan satu dari empat kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Kota ini terletak sekitar 298 kilometer (km) arah barat daya dari ibu kota Sumsel, Palembang.
Kota Pagar Alam dibentuk berdasarkan UU 8/2001. Sebelumnya, Pagar Alam termasuk kota administratif dalam lingkungan Kabupaten Lahat berdasarkan PP 63/1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Pagar Alam. Hari jadi kota ini ditetapkan pada tanggal 21 Juni 2001.
Dengan luas sekitar 633,66 km persegi, kota ini dihuni oleh 145.266 jiwa (2021). Kota ini dipimpin oleh Alpian Maskoni sebagai wali kota Pagar Alam untuk periode 2018–2023.
Kota ini terkenal dengan julukan Kota Seribu Air Terjun. Diberi julukan itu karena air terjun merupakan destinasi wisata yang sangat menarik dan banyak diminati penikmat wisata alam.
Tidak hanya itu, situs-situs megalitikum seperti Batu Gong di Dusun Nanding dan Arca Manusia Purba di Desa Belumai, juga bagian dari kekayaan kota yang memiliki semboyan Besemah (bersih, sejuk, ramah) ini.
Kota Pagar Alam juga mendapat julukan “Kota Perjuangan” karena pernah melahirkan tokoh-tokoh militer dan pejuang yang cakap dan tangguh dalam perjuangan panjang melawan Belanda dan Jepang di bumi Besemah. Tercatat nama, Makmun Murod, Bambang Utoyo, Alamsyah Ratu Perwiranegara, Hasan Kasim, Pangeran Emir Muhammad Noor, Djarab, dan Syamsul Bachri Umar
Untuk periode 2018–2023, Kota Pagar Alam memiliki visi: “Mewujudkan Pagar Alam maju dengan konsep kesejahteraan masyarakat serta keindahan ekonomi dan keadilan dalam memperoleh pendidikan”.
Sementara misinya adalah pertama, membangun ekonomi yang berkarakter guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedua, membangun area pasar tradisional berkonsep modern demi terselenggaranya perputaran roda ekonomi yang baik.
Ketiga membangun pola pikir masyarakat dalam menjaga kesehatan dengan konsep perawatan lingkungan yang bersih dan sehat. Kemudian keempat, membangun infrastruktur bidang kesehatan, pendidikan, budaya dan olahraga; dan kelima membangun karakter orang tua dan anak untuk memahami pentingnya dunia pendidikan.
Sejarah pembentukan
Merujuk pada sejarah Kota Pagar Alam di laman resmi Pemerintah Kota Pagar Alam, buku Asal Usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe yang ditulis Zaenuddin HM, dan buku berjudul Identitas Kultural Orang Besemah di Kota Pagaralam yang ditulis Jumhari dan Hariadi (2014), disebutkan, sejarah dan cikal bakal Kota Pagar Alam cukup panjang.
Wilayah Pagar Alam dulunya disebut sebagai Pasemah. Nama itu tercatat dalam catatan seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda, J.S.G. Gramberg pada 1865. Ia menyebut, jika seseorang mendaki Bukit Barisan dari arah Bengkulu ke arah utara Ampat Lawang menuju ke dataran Lintang yang indah, ia akan sampai di sebelah barat Gunung Dempo. Maka, pastilah ia berada di negeri orang Pasemah.
Nama Pasemah berasal dari pengucapan orang Belanda yang salah. Pengucapan yang benar seharusnya “Besemah” yang artinya suka damai.
Sejarah mencatat mulanya daerah ini berada di bawah kekuasaan Kesultanan Palembang di Kabupaten Lahat, sekitar tahun 1830. Ketika itu, kehidupan masyarakatnya terdiri atas beberapa marga yang terbentuk dari suku-suku seperti Lematang, Pasemahan, Lintang, Gumai, Tebing Tinggi, dan Kikim. Marga inilah yang merupakan cikal bakal adanya Pemerintah di Kabupaten Lahat.
Pada masa Inggris berkuasa di Indonesia, marga tetap ada. Pada masa penjajahan Belanda sesuai dengan kepentingan Belanda di Indonesia, pada waktu itu pemerintahan di Kabupaten Lahat dibagi dalam afdelling (keresidenan) dan onder afdelling (kewedanan).
Dari tujuh afdelling yang terdapat di Sumatera Selatan, di Kabupaten Lahat terdapat dua afdelling, yaitu Tebing Tinggi dengan lima daerah onder afdelling dan afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, Kikim serta Pasemahan dengan empat onder afdelling.
Dengan kata lain, pada waktu itu di Kabupaten Lahat terdapat dua keresidenan. Pada 20 Mei 1869, afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, dan Pasemah beribu kota di Lahat dan dipimpin oleh PP Ducloux. Posisi marga pada saat itu sebagai bagian dari afdelling.
Pada masa pendudukan Jepang 1942–1945, tidak banyak perubahan yang terjadi di Pagar Alam selain nama pemerintahan yang disesuaikan dengan bahasa dan kepentingan Jepang, seperti pemerintahan daerahnya disebut dengan Gunseyboe yang dikepalai oleh seorang Guncho.
KOMPAS/EDDY HASBY
Arca di Situs Tegar Wangi Pagar Alam, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Rabu (17/2/12/2010).
Pada masa kemerdekaan Republik Indonesia, masyarakat setempat ikut bergolak memperjuangkan kemerdekaan yang telah diraih yang salah satunya ditandai pengibaran Sang Saka Merah Putih di pusat Kota Pagaralam. Pengibaran bendera dilakukan tepatnya di depan Toko Damai (samping pasar Dempo Permai sekarang). Bulan Oktober 1945 dibentuk pemerintahan Republik Indonesia untuk kewedanaan Pasemah dan Kecamatan Pagar Alam.
Pagar Alam dalam perjuangan kemerdekaan itu menjadi pusat perjuangan rakyat saat agresi Militer Belanda kedua, dengan pusat Komando Sektor Tengah Subteriotorium Palembang. Setelah penyerahan kedaulatan, Pagar Alam kembali pulih dan oleh pemerintahnya dilakukan pembenahan dan pembangunan fisik untuk melengkapi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan PP 22/1963 tentang penghapusan Keresidenan, pemerintahan Kewedanaan Pasemah dihapuskan dan diubah menjadi Kecamatan Pagar Alam.
Tahun 1968 pemuka masyarakat se-kewedanaan Tanah Pasemah bermusyawarah untuk mengajukan usulan kepada pemerintah agar dibentuk Kabupaten Besemah, namun keinginan itu belum bisa terealisir karena dianggap belum memungkinkan.
Tahun 1978, masyarakat kembali mengajukan pada pemerintah agar Pagar Alam dijadikan kota adminstratif, dan usulan ini juga ditangguhkan oleh pemerintah. Usulan itu kembali diulangi pada tahun 1987 dan setelah melalui proses yang relatif lama barulah dapat direalisasikan pada tanggal 15 Januari 1991.
Sejak tanggal tersebut, Kota Administratif Pagar Alam diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Rudini melalui PP 63/1991 dengan wali kota administratif pertama Musrin Yasak. Wali Kota administratif ini dilantik pada tanggal 15 Januari 1992 dan sekaligus saat itu ditetapkan Kota Pagar Alam sebagai Kota Perjuangan. Rentang hampir 10 tahun berikutnya, status Kota Pagar Alam ditingkatkan menjadi kota otonom melalui UU 8/2001.
Artikel Terkait
Geografis
Kota Pagar Alam terletak antara 40 Lintang Selatan (LS), dan 103,150 Bujur Timur (BT). Secara geografis, kota dengan luas wilayah 633,66 km persegi ini berbatasan dengan Kabupaten Lahat di sebelah utara, barat, dan timur, Kabupaten Muara Enim di sebelah timur, dan Provinsi Bengkulu di sebelah selatan.
Kota Pagar Alam merupakan daerah berbukit dan dikelilingi oleh pegunungan Bukit Barisan. Puncak tertinggi dari Bukit Barisan tersebut adalah Gunung Dempo yang mencapai 3.173 mdpl.
Kontur daerah ini bervariasi, dari dataran rendah sampai pegunungan, dimana dataran yang cukup luas yakni Kecamatan Pagar Alam Selatan dan Kecamatan Pagar Alam Utara. Sedangkan lainnya memiliki kontur tanah bergelombang, seperti Kecamatan Dempo Utara, Dempo Tengah, dan Dempo Selatan.
Tanah di Kota Pagaralam sebagian besar merupakan jenis tanah latosol dan andosol, yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, sehingga cocok untuk usaha pertanian, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Secara geologi daerah Pagar Alam tersusun atas Formasi Pasemah dan Formasi Bintuhan, pada bagian bawah tersusun atas Formasi Pasemah yang terdiri atas Tuf, di atasnya diendapkan Formasi Bintuhan yang tersusun oleh batu pasir Tufan Berbatu Apung, Tuf Pasiran, Konglomerat, dan Tuf.
Suhu udaranya relatif rendah. Selama tahun 2021, suhu udara minimum adalah 160C sedangkan suhu maksimum adalah 300C dengan rata-rata 22,670C.
Wilayah Kota Pagaralam memiliki cukup banyak sungai yang mengaliri hampir setiap wilayah yaitu Sungai Lematang, Sungai Selangis Besar, Sungai Selangis Ngenik, Sungai Air Kundur, Sungai Betung, Sungai Air Perikan, dan Sungai Endikat.
Sungai Endikat merupakan sungai yang membatasi antara Kota Pagaralam dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat. Keberadaan sungai ini juga sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam aktivitas sehari-hari.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pengunjung tengah berada di Tugu Rimau yang berada di kaki Gunung Dempo, Pagar Alam dengan ketinggian 1.820 meter di atas permukaan laut, Jumat (15/12/2017). Kawasan ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk melihat keindahan Kota Pagar Alam dari ketinggian.
Artikel Terkait
Pemerintahan
Sejak resmi diresmikan menjadi daerah otonom pada 2001, Kota Pagar Alam telah dipimpin oleh sejumlah tokoh. Djazuli Kuris tercatat sebagai Penjabat Sementara Kota Pagar Alam selama dua tahun (2001–2003).
Selanjutnya, Djazuli Kuris terpilih menjadi Wali Kota Pagar Alam selama dua periode. Pada periode pertama (2003–2008), Djazuli Kuris didampingi oleh Wakil Wali Kota Budiarto. Sedangkan pada periode kedua, Djazuli didampingi oleh Ida Fitriati sebagai wakilnya.
Setelah menjadi wakil wali kota, Ida Fitriati mencalonkan diri dan terpilih menjadi wali kota Pagar Alam periode 2013–2018. Ida Fitriati didampingi oleh Novirzah sebagai wakilnya. Kepemimpinan Kota Pagar Alam kemudian diteruskan oleh Wali Kota Alpian Maskoni dan Wakil Wali Kota Muhammad Fadli untuk periode 2018–2023.
Kota Pagar Alam memiliki lima kecamatan dan 35 kelurahan. Kelima kecamatan itu, yaitu Kecamatan Dempo Selatan, Kecamatan Dempo Tengah, Kecamatan Dempo Utara, Kecamatan Pagar Alam Selatan, dan Kecamatan Pagar Alam Utara.
Struktur Pemerintahan kota Pagar Alam pada tahun 2021 terdiri dari wali kota dan wakilnya, Setda yang didukung 3 asisten dan 10 bagian, sekretariat DPRD, 13 dinas, 3 lembaga teknis dan 10 badan, 5 kecamatan dan 35 kelurahan, dan 8 instansi vertikal termasuk Polres dan Koramil.
Untuk menjalankan roda pemerintahan, Pemerintah Kota Pagar Alam didukung oleh pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 2.547 orang. Pada tahun 2021, persentase PNS yang berpendidikan minimal sarjana/sederajat sudah cukup besar yaitu 78,25 persen. Selain itu, persentase PNS yang berpendidikan SMA hanya sebesar 7,91 persen dan yang berpendidikan maksimal SMP hanya sebesar 0,22 persen.
Artikel Terkait
Politik
Dalam tiga kali pemilihan umum legislatif, peta politik di Kota Pagar Alam bergerak dinamis seperti tecermin dari perolehan kursi partai politik (parpol) di DPRD Kota Pagar Alam. Secara umum tidak ada partai yang mendominasi keanggotaan DPRD Kota Pagar Alam.
Pada Pemilu Legislatif 2009, ada dua partai yang meraih tiga kursi, yaitu PAN dan Golkar. Kemudian disusul Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia dan PBB sama meraih dua kursi. Adapun partai yang hanya meraih satu kursi adalah Hanura, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Gerindra, Partai Barisan Nasional, PKPI, PPD, PKB, PPI, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Karya Perjuangan, PDK, Partai Pelopor, PDI Perjuangan, Demokrat, dan PKNU
Pada Pemilu Legislatif 2014, terdapat enam partai yang meraih tiga kursi di DPRD Kota Pagar Alam, yakni Nasdem, PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PBB. Disusul PKS dan Hanura masing-masing memperoleh dua kursi. Adapun PKB, PAN, dan PKPI sama-sama meraih satu kursi.
Pada Pemilu Legislatif 2019, terdapat lima parpol yang memperoleh tiga kursi, yakni Gerindra, PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, dan PKS. Adapun partai yang mendapat dua kursi adalah PKB, Hanura, dan Demokrat. Sementara PAN, PPP, PBB, dan PKPI masing-masing memperoleh satu kursi.
Artikel Terkait
Kependudukan
Kota Pagar Alam dihuni oleh 145.266 jiwa pada tahun 2021 berdasarkan data BPS Kota Pagar Alam. Rinciannya, 74.400 penduduk laki-laki dan 70.866 penduduk perempuan. Dengan demikian, Rasio jenis kelamin Kota Pagar Alam pada tahun 2021 sebesar 109,7.
Dengan kepadatan penduduk Kota Pagar Alam mencapai 229 jiwa/km persegi, jumlah penduduk terbesar ada di Kecamatan Pagar Alam Selatan dan yang terkecil ada di Kecamatan Dempo Selatan
Tidak jauh berbeda dari tahun 2020, sebagian besar penduduk di Kota Pagar Alam pada tahun 2021 berada pada kelompok umur produktif, yaitu 15–64 tahun (67,60 persen) dengan rasio ketergantungan sebesar 48, artinya setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung 48 penduduk usia tidak produktif (0–14 atau 65+).
Data BPS menunjukkan jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas yang termasuk angkatan kerja di Kota Pagar Alam pada tahun 2021 berjumlah 78.557 jiwa. Hal ini menunjukan bahwa 74,2 persen penduduk Kota Pagar Alam merupakan angkatan kerja.
Sementara itu, dilihat dari sektor pekerjaan, sebagian besar penduduk bekerja di sektor primer (46,56 persen) dan sektor tersier (45,25 persen). Selain itu, sebanyak 75,6 persen penduduk, bekerja pada kegiatan informal kondisi Agustus 2022. Sebaliknya, penduduk yang bekerja pada kegiatan formal sebesar 24,4 persen.
Penduduk kota Pagar Alam terdiri dari berbagai suku bangsa. Selain penduduk asli (suku Besemah), ada banyak juga suku Jawa, suku Minang, suku Batak, Orang Peranakan, Arab-Indonesia, dan India-Indonesia.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Kerajinan Perabotan dari Akar Pohon Teh – Erlan (61) menggunakan api untuk menampilkan tekstur pada akar pohon teh yang dirangkai menjadi kursi di Kelurahan Gunung Dempo, Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (24/11/2014). Perabotan meja dan kursi yang memanfaatkan akar pohon teh tersebut dijual dengan harga berkisar Rp 6,5 juta – Rp 8 juta per set. Bahan baku perabotan tersebut diperoleh dari perkebunan teh Pagaralam yang didirikan pada masa kolonial Belanda pada tahun 1929.
Indeks Pembangunan Manusia
69,60 (2022)
Angka Harapan Hidup
67,29 tahun (2022)
Harapan Lama Sekolah
13,24 tahun (2022)
Rata-rata Lama Sekolah
9,41 tahun (2022)
Pengeluaran per Kapita
Rp 9,33 juta (2022)
Tingkat Pengangguran Terbuka
3,62 persen (2022)
Tingkat Kemiskinan
8,47 persen (2022)
Kesejahteraan
Kesejahteraan penduduk di Kota Pagar Alam terus membaik seperti tecermin dari indeks pembangunan manusia (IPM). Pada 2022, IPM Kota Pagar Alam tercatat telah mencapai sebesar 69,60 atau naik 0,92 persen dari tahun 2021 yang mencapai 68,68 persen. Dengan capaian IPM itu, Kota Pagar Alam masuk kategori sedang.
Di Kota Pagar Alam, tercatat umur harapan hidup bagi bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga berusia 67,29 tahun pada 2022. Kemudian, untuk harapan lama sekolah pada tahun yang sama mencapai 13,24 tahun. Sementara rata-rata lama sekolah mencapai 9,41 tahun. Untuk pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan mencapai Rp13,106 juta per kapita per tahun.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Pagar Alam pada Agustus 2022 sebesar 3,62 persen, naik 1,98 persen poin dibandingkan Agustus 2021. TPT di Kota Pagar Alam didominasi oleh penduduk dengan pendidikan SMA keatas, yakni sebesar 4,88 persen.
Sementara itu, angka kemiskinan Kota Pagar Alam pada Maret 2022 sebesar 8,47 persen atau sebanyak 12,05 ribu orang dengan garis kemiskinan sebesar Rp 370.417 per kapita per bulan. Angka kemiskinan tersebut menurun 1,22 ribu jiwa dibanding Maret 2021.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Rp56,88 miliar (2021)
Dana Perimbangan
Rp553,77 miliar (2021)
Pendapatan Lain-lain
Rp142,44 miliar (2021)
Pertumbuhan Ekonomi
4,39 persen (2021)
PDRB Harga Berlaku
Rp3 triliun (2021)
PDRB per kapita
Rp20,69 juta/tahun (2021)
Ekonomi
Perekonomian Kota Pagar Alam ditopang oleh sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, dan jasa pendidikan. Dengan produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Prabumulih sebesar Rp 3 triliun pada 2021, kontribusi masing-masing sektor tersebut sebesar 23,24 persen, 19,79 persen, 16,22 persen, dan 10,04 persen.
Sektor yang kontribusinya di atas 5 persen terhadap PDRB Kota Pagar Alam adalah real estate 5,64 persen. Sementara sektor-sektor lainnya kontribusinya di bawah lima persen.
Di sektor pertanian, Kota Pagar Alam merupakan salah satu penghasil sayur-mayur terbesar di Sumatera Selatan. Pada tahun 2021, beberapa komoditas tanaman sayuran semusim mengalami kenaikan produksi, yaitu bawang merah, kacang panjang, dan wortel dengan persentase masing-masing sebesar 43,30 persen, 6,36 persen, dan 2,77 persen.
Selain penghasil sayur mayur, Pagar Alam dikenal pula sebagai wilayah penghasil kopi robusta unggulan di Indonesia. Produksinya mencapai 12.782 ton per tahun dari total luas lahan 8.327 hektare berdasarkan data BPS Sumsel.
Di sektor perdagangan, kota ini memiliki memiliki 7 pasar, 2.633 toko, 804 kios, dan 9.169 warung pada tahun 2021.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Penumpang turun dari pesawat yang mendarat di Bandara Atung Bungsu, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Jumat (10/4/2015). Bandara yang mulai beroperasi pada tahun 2014 ini disinggahi pesawat perintis dengan tujuan Palembang dan Bengkulu. Keberadaan bandara tersebut diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata kota tersebut.
Terkait keuangan daerah, pendapatan daerah Kota Pagar Alam pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp 753,11 miliar. Dana perimbangan masih menjadi penyokong terbesar dengan persentase sebesar 73,53 persen. Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pagar Alam hanya menyumbang 7,55 persen dari total pendapatan daerah. Sisanya dari lain-lain pendapatan yang sah.
Di sektor pariwisata, Kota Pagar Alam dikelilingi oleh keindahan alam yang membuat kota ini memiliki banyak wisata Alam. Selain itu, Pagar Alam juga kaya akan sejarah sehingga memiliki banyak bangunan megalith dan wisata budaya. Pada tahun 2021, setidaknya terdapat 33 obyek wisata yang terdiri dari 25 tempat wisata alam dan 8 tempat wisata budaya.
Sejumlah destinasi wisata yang terkenal adalah Danau Gheban atau Tebat Gheban, Dempo Park, Green Paradise, Perkebunan teh di kaki Gunung Dempo, Air Terjun Besemah Mingkik, Air Terjun Embun, Air Terjun Lematang Indah, Situs Megalitikum, Tangga 2001, dan Tugu Rimau,
Selain destinasi wisata, Kota Pagar Alam juga memiliki makanan khas seperti Kelicok, Nasi Ibat Daun, Pindah Kuah Kuning Besemah, Ikan Sema Masak Bambu, Gulai Pindang, dan Nasi Samin.
Untuk mendukung kegiatan wisata dan kegiatan lainnya, kota ini tercatat memiliki 30 akomodasi hotel pada tahun 2021. Adapun sepanjang tahun 2021, setidaknya 314.489 wisatawan berkunjung ke berbagai tempat wisata di Kota Pagar Alam.
Artikel Terkait
Referensi
- “Nasib Masyarakat Pasemah: “Sindang Merdike” Itu Kini Tenggelam… *Teropong”, Kompas, 13 September 2002, hlm. 25
- “Melongok Masa Lampau di Bumi Pasemah *Wisata”, Kompas, 07 Juni 2003, hlm. 31
- “Menggapai Puncak Kembar Gunung Dempo *Wisata”, Kompas, 19 Juli 2003, hlm. 32
- “Kota Pagaralam * Otonomi”, Kompas, 28 Oktober 2003, hlm. 32
- “Banyak Unggulan, Belum Ada Andalan * Otonomi”, Kompas, 28 Oktober 2003, hlm. 32
- “Situs Megalitik di Pagaralam dan Lahat”, Kompas, 16 Oktober 2006, hlm. 38
- “Baghi Besemah: Rumah Berukir Falsafah Hidup”, Kompas, 12 Maret 2010, hlm. 49
- “Cagar Budaya: Kerangkeng dan “Prasasti Kutukan”, Kompas, 05 April 2010, hlm. 36
- “Kota Pagar Alam: Atung Bungsu Pembuka Pintu… * Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015”, Kompas, 15 Juni 2015, hlm. 22
- “Situs Basemah: Arkeolog Temukan Bilik Batu Megalitik”, Kompas, 06 April 2017, hlm. 11
- “Menikmati Jeda di Kaki Dempo”, Kompas, 21 Januari 2018, hlm. 10
- “Teh: Toleransi Tak Berpagar di Pagar Alam * Ekspedisi Tejh Nusantara”, Kompas, 12 April 2020, hlm. 01, 15
- Zaenuddin HM. 2013. Asal-Usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe. Jakarta: Change
- Arios, Rois Leonard dan Refisrul Ernatip. 2012. Bunga Rampai Budaya Sumatera Selatan “Budaya Basemah Di Kota Pagar Alam”. BPSNT Padang Press
- Jumhari, Hariadi. 2014. Identitas Kultural Orang Besemah di Kota Pagaralam. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang
- Arios, Rois Leonard. 2014. Permukiman Tradisional Orang Basemah di Kota Pagaralam. Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (183 – 198)
- Kota Pagar Alam Dalam Angka 2022, BPS Kota Pagar Alam
- Produk Domestik Regional Bruto Kota Pagar Alam Menurut Lapangan Usaha 2017-2021, BPS Kota Pagar Alam
- Statistik Daerah Kota Pagar Alam 2022, BPS Kota Pagar Alam
- Statistik Ketenagakerjaan Kota Pagar Alam 2022, BPS Kota Pagar Alam
- Keadaan Ketenagakerjaan Kota Pagar Alam Agustus 2022, BPS Kota Pagar Alam
- Kondisi Kemiskinan Kota Pagar Alam Maret 2022, BPS Kota Pagar Alam
- Monografi Kota Pagar Alam Tahun 2019, Pemerintah Kota Pagar Alam
- Kopi Pagar Alam Diakui Dunia, laman Kompas.id
- UU 25/1959 tentang Penetapan “Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan” dan “Undang-Undang Darurat No. 16 Tahun 1955 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 1950 (Lembaran-Negara Tahun 1955 No. 52), sebagai Undang-Undang
- UU 8/2001 tentang Pembentukan Kota Pagar Alam
- UU 5/1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
- UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
- PP 63/1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Pagar Alam
- Perpres 22/1963 tentang Penghapusan Keresidenan dan Kewedanaan
- Perda Kota Pagar Alam Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pagar Alam Tahun 2018-2023
Editor
Topan Yuniarto