Kronologi | Sepakbola Nasional

Tragedi Kemanusiaan dalam Sepak Bola Nasional

Sepak bola kini bukan sekadar olahraga yang berujung menang dan kalah bagi tim yang berlaga, melainkan telah melibatkan, menghubungkan, dan mengikat banyak orang. Dalam sepak bola, fanatisme ibarat pisau bermata dua. Ketika dikelola dengan tepat, kebanggaan itu menjadi energi positif untuk tim favorit. Namun, jika salah arah, rentan memicu malapetaka yang bisa merenggut nyawa.

 

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Aksi solidaritas dan ungkapan berkabung suporter PSIS Semarang bagi insiden Stadion Kanjuruhan Malang di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/10/2022). Mereka menggelar doa bersama dan menyalakan lilin bagi meninggalnya suporter saat terjadinya kerusungan pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu (1/10/2022). Kerusuhan tersebut dipicu polisi menghalau suporter turun ke lapangan dan kepanikan penonton dengan saling berdesakan setelah penembakan gas air mata.

Laga sepak bola, panggung sportivitas yang seharusnya menjadi tontonan yang menghibur, berakhir menjadi tragedi memilukan. Siapa yang menyangka, Stadion Kanjuruhan, stadion kebanggaan warga Malang itu ”menelan” anak-anak kandungnya sendiri pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Sebanyak 131 orang tewas dalam insiden itu.

Tragedi dipicu kekecewaan para suporter Arema FC atas kekalahan tim kesayangannya dari Persebaya. Skor berakhir 2-3 untuk kemenangan kesebelasan asal Surabaya. Sebagian pendukung Arema yang tidak puas menyerbu lapangan. Saat massa semakin sulit dikendalikan, polisi membubarkan mereka dengan melepaskan gas air mata, yang sesungguhnya dilarang digunakan di stadion.

Gas air mata juga dilepaskan ke tribun, menimbulkan kepanikan saat penonton berdesak-desakan mencari pintu keluar. Gas yang biasa digunakan polisi untuk membubarkan kerusuhan itu diketahui bekerja dengan menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit.

Selain sesak napas, sebagian besar korban meninggal karena trauma kepala atau dada. Diduga, hal itu terjadi karena berdesakan atau terinjak-injak. Suporter menginjak suporter. Pendukung menggencet pendukung.

Tragedi terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia ini menjadi puncak dari pembiaran sejumlah masalah di tubuh sepak bola nasional. Terutama edukasi nilai sportivitas sebagai esensi olahraga untuk menghargai kemenangan dan menerima kekalahan sebagai bagian dari pertandingan. Hal lain adalah tentang manajemen keselamatan dan prosedur pengamanan yang tepat guna menangani kerusuhan di stadion.

Tak terbilang berapa nyawa yang telah melayang akibat si kulit bundar ini. Berikut sejumlah tragedi terkait sepak bola di Indonesia yang memakan korban jiwa. 


KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Polisi berusaha mengusir suporter Persebaya yang melakukan kerusuhan saat menyaksikan pertandingan Copa Dji Sam Soe antara Persebaya Surabaya dan Arema Malang di Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya, Senin (4/9/2006).

12 Agustus 1966

Bentrokan antarpemain mewarnai babak semi final Kejuaraan PSSI antara Persebaya melawan Persib di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Seorang penonton tewas terkena peluru nyasar dari salah satu letusan tembakan yang terjadi di stadion.

21 Agustus 1967

Aksi saling pukul antara pemain memicu perkelahian antara sesama penonton. Tiga orang tewas dan empat lainnya luka-luka akibat kerusuhan yang timbul dalam pertandingan sepak bola di Kecamatan Sungai Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Selain korban jiwa 15 rumah terbakar dan dua rusak.

28 Januari 1995

Aksi saling lempar antara pendukung Persebaya Surabaya dan pendukung PSIM mewarnai pertandingan kompetisi sepak bola Liga Dunhill yang berakhir tanpa gol di Stadion Mandala Krida. Aksi lempar tersebut berawal ketika bek kiri Persebaya Hari Saptono merasa kepalanya terkena lemparan batu. Ia berbalik melempar benda serupa ke arah pendukung tuan rumah. Satu orang meninggal dunia dalam insiden tersebut.

KOMPAS/JULIAN SIHOMBING

Para pendukung kesebelasan Persija Jakarta yang mengamuk membakar dua sepeda motor yang mereka keluarkan dari halaman gedung Point Square yang sedang dibangun di sebelah Stadion Lebak Bulus, hari Sabtu (11/6/2006). Keributan tersebut merupakan buntut dari perkelahian antara pendukung Persija Jakarta dengan buruh bangunan yang bekerja di sana.

9 September 1995

Seorang pemain sepak bola amatir dari kesebelasan Rumah Sakit Bekasi tewas dikeroyok wasit dan penonton ketika melakukan pertandingan persahabatan dengan kesebelasan Desa Sumberjaya, Bekasi. Pengroyokan berawal dari protes Uus terhadap wasit yang menurutnya bertindak curang. Uus mengajak pemain-pemain lainnya untuk tidak melanjutkan pertandingan. Melihat hal tersebut, wasit marah dan langsung memukulnya diikuti dua hakim garis dan penonton.

6 Februari 2008

Para suporter Persija melempari kendaraan bermotor yang melintasi Jl Gatot Subroto, Jakarta, usai pertandingan semi final Liga Djarum Indonesia 2007 antara Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dua buah mobil pecah kacanya pada peristiwa tersebut. Pertandingan tersebut berakhir dengan kemenangan Sriwijaya FC 1-0 atas Persija. Sebelumnya, seorang pendukung Persija tewas setelah dianiaya sekelompok orang beratribut Persipura di kawasan Stadion Gelora Bung Karno.

17 April 2008

Pertandingan sepak bola antara kesebelasan PS Poster (warga Kampung Pos 7 Sentani) dan PS Lolosi Putra (mahasiswa asal Kabupaten Yahukimo) di Kabupaten Jayapura, Papua, berakhir ricuh. Satu orang tewas dan empat lainnya terluka parah akibat bentrokan antarpenonton.

KOMPAS/DANU KUSWORO

Para suporter Arema merusak dan membakar Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, Selasa (16/12008), dalam laga kedua pada hari pertama babak delapan besar Liga Djarum Indonesia, antara Arema dan Persiwa. Sebelumnya, dua hakim garis juga dupukul oleh suporter yang lolos masuk lapangan setelah melompati pagar.

26 Maret 2010

Bentrokan antarsuporter Persija dan Persib terjadi di depan kantor TVRI Senayan, Jakarta. Sedikitnya tiga orang mengalami luka parah. Setidaknya satu orang tewas. 

KOMPAS/YUNAS SANTHANI AZIS

Pekan terakhir putaran kedua kompetisi sepak bola Liga Bank Mandiri diwarnai pesta keributan di berbagai kota hari Minggu (11/6/2000). Dari Tangerang, kericuhan yang mengakibatkan dua polisi luka dan sejumlah penonton cedera, ledakan petasan, dan ratusan penonton yang memasuki lapangan mewarnai pertandingan antara Persikota Tangerang melawan Persija di Stadion Benteng yang berakhir seri 2-2.

22 Januari 2011

Warga Lamongan menjadi korban kebrutalan sekelompok orang beratribut pendukung Persebaya, Bonekmania. Akibatnya, satu orang tewas dengan luka tusuk di leher dan luka parah di kepala, dan seorang lainnya luka-luka. 

18 April 2011

Dua dari tiga remaja tewas dengan kondisi mengenaskan setelah dikeroyok puluhan suporter Persita Tangerang saat mereka sedang membeli makanan di salah satu warung makan.

9 Maret 2012

Empat pendukung Persebaya Surabaya, Bonekmania, tewas dan 16 orang luka-luka di Lamongan saat perjalanan dari Surabaya ke Bojonegoro. Para suporter itu ingin menyaksikan pertandingan Persibo Bojonegoro melawan Persebaya, yang berakhir dengan skor 1-0 untuk Persibo.

KOMPAS/DANU KUSWORO

Tawuran antarsuporter mewarnai pertandingan kedua pada hari pertama babak delapan besar Liga Djarum Indonesia 2007 di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, antara Arema melawan Persiwa. Penonton yang tidak puas akan kepemimpinan wasit menganiaya dua hakim garis dan merusak stadion.

27 Mei 2012

Seorang penonton tewas dikeroyok seusai laga Persija versus Persib yang merupakan lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

22 Oktober 2014

Satu orang pendukung Persis Solo tewas dalam kerusuhan usai laga Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah.

6 November 2016

Satu orang tewas dan satu orang terluka akibat bentrokan antara kelompok suporter Persija Jakarta dan warga di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Kilometer 188, tepatnya Desa Tegal Karang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

KOMPAS/LASTI KURNIA

Ribuan pendukung kesebelasan Gelora Putra Delta (Deltrasmania) turun ke lapangan setelah petugas kepolisian berhasil mengarahkan para pendukung Petrokimia Putra segera pulang untuk menghindari pertikaian. Itu terjadi seusai pertandingan antara Gelora Putra Delta dan Petrokimia Putra pada pertandingan partai pertama putaran kedua lanjutan kompetisi Liga Bank Mandiri IX/2003 di Lapangan Petrokimia, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis (22/5/2003). Suasana memanas karena Gelora Putra Delta sempat tertinggal 1-0, hingga akhirnya menyamakan kedudukan pada babak kedua dan menyebabkan pertandingan berakhir imbang, 1-1.

26 Juli 2018

Pengeroyokan terhadap suporter sepak bola mengakibatkan satu orang tewas dan sembilan lainnya terluka. Peristiwa tersebut terjadi saat laga Liga 2 antara PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, Bantul, DI Yogyakarta.

23 September 2018

Seorang fans Persija tewas setelah dikeroyok sejumlah oknum suporter Persib Bandung. Pengeroyokan terjadi sebelum laga Persija kontra Persib Bandung dalam laga lanjutan Go-Jek Liga 1 di lapangan parkir Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung.

17 Juni 2022

Aksi saling berdesakan saat memasuki stadion membuat dua pendukung Persib meninggal akibat terinjak dan tertimpa pagar pada pertandingan Piala Presiden 2022 antara Persebaya melawan Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jawa Barat.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pecinta sepa kbola aksi tabur bunga, menyalakan 1.000 lilin dan doa bersama untk menghormati kawan-kawan Aremania yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan di pintu masuk Asia Afrika, Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/10/2022) malam. Tragedi Kanjuruhan mengakibatkan 125 jiwa meninggal dunia.

1 Oktober 2022

Sebanyak 125 penonton sepak bola tewas di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, seusai laga pekan ke-11 BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya. Gas air mata yang dilepaskan polisi di dalam stadion memicu kepanikan saat penonton berdesakan mencari pintu keluar.

Hingga 5 Oktober 2022 tercatat 131 orang tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Referensi

Arsip Kompas
  • “Presiden Soekarno Andjurkan Kedj. PSSI Diteruskan”. Kompas, 15 Agustus 1966.
  • “Di Medan: Pertandingan bola berkesudahan pertumpahan darah & bakar2an rumah”. Kompas, 22 Agustus 1967 hlm: 002.
  • “Suporter Mengamuk di Malang, Enam Mobil Dihancurkan”. Kompas, 8 Januari 1995.
  • “Diwarnai Tembakan Pistol di Yogya, Persebaya Lolos dari Ancaman PSIM”. Kompas, 29 Januari 1995.
  • “Perang Batu Warnai Kemenangan PSIS”. Kompas, 19 Maret 1995.
  • “PSSI Diminta Menindak Persija Pusat Soal Kekacauan di Stadion Menteng”. Kompas, 18 April 1995.
  • “Piala Marah Halim. PSMS Vs Medan Jaya Diwarnai 5 Kartu Merah”. Kompas, 20 April 1995.
  • “Rusuh Lagi di Surabaya. * Kapolres Surabaya Timur Terkena Lemparan Batu”. Kompas, 01 Mei 1995.
  • “Lemahnya Kepemimpinan Wasit: Kerusuhan Terjadi di Kudus dan Samarinda”. Kompas, 16 Mei 1995
  • “Partai Barito Putra-PSM Dihentikan, Ribuan Penonton Menyerbu Lapangan”. Kompas, 22 Mei 1995
  • “Persija Boikot Pertandingan, Penonton Mengamuk di Bandung”. Kompas, 2 Juni 1995
  • “Diwarnai Baku Hantam, Bengkulu Kalahkan PSMS”. Kompas, 19 Juni 1995
  • “PSSI Prihatinkan Kematian Suporter di Yogya”. Kompas, 30 Januari 1995
  • “Pertandingan Sepak Bola Ricuh, Seorang Pemain Tewas Dikeroyok”. Kompas, 13 September 1995.
  • “Kebrutalan Tewaskan Seorang Penonton”. Kompas, 30 Maret 1998.
  • “Sepak Bola: Rusuh Terus dan Makan Korban, Kompetisi Bakal Dihentikan”. Kompas, 08 Februari 2008.
  • “Wajah Sepak Bola Nasional yang Tetap Buram”. Kompas, 03 Desember 2008.
  • “Abidjan Berdarah: Dinding Roboh, 19 Penonton Tewas di Stadion”. Kompas, 31 Maret 2009.
  • “Persija Kembali ke Puncak * Suporter Persitara Meninggal Setelah Diserang Sekelompok Orang”. Kompas, 23 September 2008.
  • “Sepak Bola: Satu Suporter Meninggal”. Kompas, 27 Maret 2010.
  • “Ulah Suporter: Dikeroyok, Dua Remaja Tewas. Kompas, 20 April 2011.
  • “Liga Indonesia : Rusuh, Empat “Bonek” Tewas dan 16 Luka-luka”. Kompas, 11 Maret 2012.
  • “Sepak Bola: Tuntaskan Masalah Perilaku Brutal Suporter”. Kompas, 28 Juli 2018.
  • “Kekerasan Suporter: Tak Ada Fanatisme Sepadan Nyawa”. Kompas, 25 September 2018.
  • “Tragedi * Tragedi Kanjuruhan”. Kompas, 03 Oktober 2022.

Penulis
Rendra Sanjaya

Editor
Susanti Agustina Simanjuntak