KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Pekerja mengumpulkan kertas yang akan digiling menjadi bubur untuk dicetak kembali menjadi kertas karton di Bedono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020). Tren ramah lingkungan menjadikan kertas sebagai pilihan pengganti plastik saat ini.
Peluang dalam melakukan daur ulang limbah, baik berupa kertas maupun plastik di Indonesia masih belum optimal. Hal ini menjadikan tantangan yang senantiasa dihadapi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Pengumpulan, pemilahan dan melakukan daur ulang limbah ini harus dimulai dengan membangun mental masyarakat terlebih dahulu, sehingga memudahkan dalam mengerjakan reduce, reuse, and recycle. Dengan adanya sistem daur ulang limbah ini akan memberikan banyak keuntungan di antaranya mengurangi timbunan limbah tersebut di TPA dan pemulihan serta pemanfaatan energi.
Hasil data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada 2020 total produksi sampah nasional mencapai 67,8 ton. Jumlah tersebut diperkirakan terus meningkat seiring bertambah penduduk dan belum beralihnya masyarakat menggunakan kantong belanja selain plastik dan kertas. Merujuk data yang disampaikan Kepala Subdirektorat Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik, rata-rata kapasitas pengelolaan sampah daerah-daerah di Indonesia masih di bawah 50 persen.
Sekarang ini sudah banyak produk-produk yang dihasilkan dari mendaur ulang limbah baik kertas maupun plastik. Produk ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat yang ingin membuka usaha dari bahan baku limbah yang didaur ulang. Ada dua jenis limbah yang paling banyak dihasilkan, yakni kertas dan plastik yang selama ini tersingkirkan dalam proses daur ulang mampu menjadi produk-produk yang bernilai. Sebagai contoh, daur ulang limbah kertas yang bisa menjadi kertas baru siap pakai. Limbah plastik yang bisa didaur ulang menjadi biji plastik, kemudian bisa digunakan untuk bahan baku produksi produk baru lagi. Lain lagi untuk plastik kemasan, baik makanan atau produk tertentu, yang bisa didaur ulang menjadi produk berupa barang kerajinan tangan.
Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian alam dan terhindar dari pencemaran. Selain itu kegiatan mendaur ulang juga mampu mendatangkan pundi-pundi rupiah. Walaupun belum semua mempunyai keahlian dan ketrampilan dalam mendaur ulang limbah, kita tetap percaya dengan melakukan hal ini mampu menjaga alam yang lestari hingga generasi mendatang. Dengan mulai dari diri sendiri, lalu merangkul orang lain untuk bergabung.
Berikut ini beberapa peristiwa melakukan daur ulang limbah kertas dan plastik yang terangkum dalam foto-foto Arsip Kompas.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Pekerja memproses potongan kertas untuk dijemur sebelum dipilah kembali di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/2/2020). Sampah kertas ini didaur ulang untuk menjadi bahan bubur kertas.
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Adit mendaur ulang limbah kertas dari beberapa perkantoran dan perumahan di sekitar Rawa Badak, Jakarta, Kamis (12/11/2009). Kertas limbah tersebut didaur ulang untuk dijadikan kertas kembali dan diolah menjadi bahan baku pembuat aneka kerajinan.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Mahasiswa Universitas Indonesia mengikuti pelatihan membuat kertas daur ulang dan bingkai foto dari kertas daur ulang di Aula Terapung Perpustakaan UI di Depok, Rabu (8/5/2013). Dengan ketrampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan limbah kertas bekas tugas kuliah untuk dijadikan aksesoris menarik.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Kerajinan lukisan tiga dimensi dari bubur kertas koran.
KOMPAS/SRI REJEKI
Peserta Inkubator Bisnis Teknologi tengah mengolah limbah uang kertas dari Bank Indonesia untuk dijadikan kertas daur ulang di Solo Techno Park (STP), Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/1/2013). Kertas ini lantas diolah menjadi pembungkus wadah kado atau barang kerajinan lain yang memberi nilai ekonomi tinggi sekaligus mengurangi jumlah sampah.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Peserta pelatihan membuat kerajinan berbahan limbah kertas di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/8/2014). Kegiatan itu mengajak masyarakat lebih peduli pada lingkungan, khususnya dalam mengolah limbah kertas menjadi karya bernilai ekonomi.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pemuda membuat beragam produk dari kertas koran di bengkel Karang Taruna Cikiber di Balekambang, Condet, Jakarta, Kamis (20/1/2011). Anggota Karang Taruna ini mengolah limbah koran menjadi produk yang memiliki nilai tambah ekonomi, seperti vas, tas, dan wadah, yang laku dijual Rp25.000 hingga Rp150.000 melalui pameran, kios UKM, ataupun dijual ke perseorangan.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Suasana workshop mengolah kertas koran menjadi berbagai produk kerajinan oleh Kampung Koran di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (14/3/2019).
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Stan pameran produk UMKM berbahan baku kertas koran dalam Inapro Expo 2020 Bangga Buatan Indonesia di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/11/2020). Pameran yang menghadirkan 133 UMKM tersebut berlangsung hingga 22 November 2020. Untuk memaksimalkan pemasaran di tengah pandemi, pameran juga dilakukan secara daring.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Musi dan Misol menganyam limbah plastik untuk dijadikan tas daur ulang.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Misol menganyam limbah plastik untuk dijadikan tas daur ulang.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Berbagai produk daur ulang Lumintu yang dibuat dengan memanfaatkan limbah plastik.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pekerja mengecek kelaikan payung yang terbuat dari sampah plastik bekas kemasan di Pejaten Indah 2, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2020). UKM milik Yanti yang berdiri sejak 2007 itu berkonstrasi pada pemanfaatan limbah plastik kemasan untuk dijadikan berbagai barang kerajinan. Dalam sebulan, usaha kecil ini mampu membuat 200–300 buah barang, mulai dari dompet, berbagai jenis tas, hingga payung dan koper. Barang-barang bekas limbah ini dipasarkan melalui media sosial dengan harga berkisar Rp20 ribu — Rp700 ribu.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Anak-anak melihat sejumlah kerajinan tangan yang dibuat dari limbah plastik bekas makanan di SMP 4, Kota Semarang, Kamis (21/6/2012). Mereka diajarkan memanfaatkan kembali sampah plastik dengan mendaur ulang menjadi kerajinan yang kreatif.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Sejumlah pengunjung melihat tas yang terbuat dari limbah minuman kemasan yang dijual di halaman Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Minggu (7/6/2009). Selain mengurangi sampah plastik, kerajinan buatan Paguyuban Edelweis Magelang ini menjadi bernilai ekonomi.
KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI
Sejumlah warga mendaur ulang sampah plastik di Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (23/10/2021). Kegiatan itu setiap hari dilakukan sebagai bagian dari upaya menekan dampak perubahan iklim. Sejak 2019, komunitas itu didampingi oleh Pertamina Fuel Terminal Tegal dan diberi pelatihan mendaur ulang sampah.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Kader Lingkungan Hidup Tunas Hijau, Estetia Mustika Shani, menjelaskan hasil kerajinan dari program adopsi warung kopi di Kantor Pos Taman Apsari Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/8/2020). Estetia melakukan program adopsi warung kopi yang bertujuan untuk memilah sampah plastik sisa kemasan yang diolah menjadi bahan kerajinan. Dalam kesempatan itu, ia juga mengirim surat kepada produsen 33 produk minuman kemasan yang banyak berkontribusi terhadap sampah plastik agar memilih yang lebih ramah lingkungan.
KOMPAS/RYAN RINALDY
Petugas Pusat Daur Ulang Jambangan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/9/2017), memilah sampah plastik berwarna untuk kemudian dijual. Setiap hari, ada sekitar 6 ton sampah yang masuk ke PDU Jambangan. Sekitar 50 persen sampah tersebut bisa diolah dan didaur ulang.
KOMPAS/ALIF ICHWAN
Limbah plastik sering dimanfaatkan para pemulung. Setelah dibersihkan, plastik yang cukup lebar itu biasanya mereka jemur-seperti yang terlihat di daerah Lio Baru, Batuceper, Tangerang, Sabtu (24/06/2000) untuk selanjutnya dikumpulkan dan dijual ke pedagang pengumpul plastik bekas.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Hamid (28) menjemur plastik sisa limbah pabrik di Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa (13/7/2010). Limbah plastik yang telah dibersihkan dan dicacah tersebut dijual Rp6.000 per kilogram. Penggunaan plastik tidak ramah lingkungan karena plastik sulit terurai di alam.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pekerja di bengkel limbah plastik di kawasan Cakung, Jakarta, menggiling plastik bekas komponen perangkat rumah tangga, seperti kulkas, untuk dikirim ke pabrik sebagai bahan baku produk daur ulang, Sabtu (20/6/2009). Harga plastik hasil gilingan laku dijual Rp5.000 hingga Rp16.000 per kilogram.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Tri (29), warga Desa Laban, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (2/10/2006), menjemur serpihan limbah plastik. Limbah dari pemulung tersebut, setelah dijadikan serpihan dan dipisahkan berdasarkan warna, dijual ke pabrik pembuatan alat rumah tangga plastik seharga Rp5.000 — Rp7.000 per kilogramnya
KOMPAS/PRIYOMBODO
Peserta memperlihatkan plastik siap daur ulang dalam pameran plastik dan karet 2019 di Plaza Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (9/7/2019). Pemerintah berupaya memacu daya saing industri plastik dan karet nasional.
- “Karya Magangers: Sampah Plastik dan Perlawanan Kawula Muda * Magangers Kompas Muda Bacth XII”, Kompas, 16-01-2022, hal 6.
- “Riset: Daur Ulang Plastik di Era Ekonomi Sekuler”, Kompas, 07-12-2021, hal A.
Foto lainnya dapat diakses melaluiĀ https://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.