Foto

Celup Rintang Batik Jambi

Batik tidak sekadar selembar tekstil dengan motif dan proses tertentu, tetapi khazanah hasil seni budaya bangsa yang merupakan identitas bangsa Indonesia.

Di mata dunia, batik identik dengan Indonesia, yang dalam pembuatannya melalui proses celup rintang. Disebut proses celup rintang karena proses pelukisan di atas kain menggunakan lilin malam sebagai perintang pada saat kain dicelupkan di cairan berwarna. Membatik pada umumnya dikerjakan oleh wanita yang dijadikan mata pencaharian maupun untuk mengisi waktu luang. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dan ketekunan. Batik di nusantara berkembang antara lain di Jawa, Bali, Jambi, Aceh dan Tanah Toraja.

Dari segi motif, batik Jambi memiliki ciri khas warna merah, kuning, biru dan hitam yang dibuat dengan menggunakan warna alami kayu dan tumbuh-tumbuhan. Di sisi lain, batik Jambi juga lebih khas. Motifnya satu-satu atau biasa disebut ceplokan. Dari sekitar 84 motif batik Jambi yang ada, beberapa diantaranya sangat terkenal, yaitu motif Kapal Sanggat, Kuau Berhias, Durian Pecah, Kaligrafi, Tagapo, Merak Nge-ram, dan Tampok Manggis.

Batik Jambi ini hampir punah, kemudian digali dan dikembangkan lagi oleh Ny Lily Abdurrachman Sayoeti istri Gubernur Jambi dua periode, tahun 1989-1999 Drs Abdurrachman Sayoeti. Atas prakarsa Ny Lily pula, Jambi pernah ditunjuk sebagai tuan rumah Simposium Tekstil Internasional yang dilaksanakan 6-9 November 1996 yang diikuti sedikitnya 12 negara antara lain Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Sanggar Batik di Desa Mudunglaut dan sentra penjualan batik di Simpang Pulai Kota Jambi, dapat menjadi salah satu pilihan destinasi wisata selain beberapa lokasi wisata alam dan kuliner menarik di Jambi.

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Kawasan Seberang Kota Jambi merupakan salah satu sentra kerajinan batik khas Jambi. Keunikannya terletak pada motif yang dominan buah, bunga, dan binatang. Azmiah, perajin batik tulis di Kelurahan Olak Kemang, Danau Teluk, Kota Jambi, Selasa (15/3/2011).

KOMPAS/NASRUL THAHAR

Nampak tiga dari 22 tenaga muda usia yang diwarisi lagi ketrampilan membatik, Batik Jambi.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Peralatan untuk membatik di ruang kerja Ben’s Collection di kawasan Ratu Agung, Bengkulu, Minggu (5/6/2016).

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Menjelang Idul Fitri, sejumlah perajin memproduksi batik untuk pakaian gamis. Hal itu untuk menyiasati pemasaran agar tetap stabil di masa Lebaran. Siti Hajir, perajin di sentra batik kawasan Seberang, Kota Jambi, menjemur hasil pewarnaan batik, Jumat (16/6/2017).

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Sejumlah tamu undangan mengenakan kain batik jambi dalam sebuah acara di Balai Sidang, Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2016).

KOMPAS/ARBAIN RAMBEY

Penampilan budaya Jambi melalui pergelaran busana dan pameran tenun dan batik Jambi di Hotel Mulia, Jakarta (26/10/2009).

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Batik sudah menjadi keseharian bagi sebagian warga Jambi, termasuk dipakai saat mereka pergi ke pasar di daerah Danau Teluk, Kota Jambi, Jumat (10/6/2016).

KOMPAS/FRANS SARTONO

Sania (48), perajin batik jambi yang memulai usaha di awal 1980-an. Ketika itu batik jambi mulai bangkit kembali setelah hampir hilang.

KOMPAS/NASRUL THAHA

Peserta luar negeri pada Simposium Internasional Tekstil Indonesia di Jambi, 6-9 November 1996 mengagumi desain motif dan corak batik khas Jambi. Ketika mengunjungi Sanggar Kerajinan di Desa Mudunglaut, Kecamatan Pelayangan, Kodya Jambi, para peserta tidak hanya memperhatikan penampilan batik, tapi juga memborongnya. Batik Jambi saat ini masih dikerjakan dengan tangan.

Referensi

Arsip Kompas
  • Melanjutkan Usaha Nenek, Mengembangkan Batik Jambi. KOMPAS, 19 April 1994
  • Batik Jambi Penuhi Ragam Hias. KOMPAS, 09 November 1996, hlm 8.
  • Potensi Melimpah, tapi Kurang Promosi. KOMPAS, 9 Desember 2000, hlm 26.
  • Dari Motif Kapal Sanggat sampi Durian Pecah… KOMPAS, 9 Desember 2004, hlm 31.
  • Batik Cermin Alam Sekitar * Selisik Batik. KOMPAS, 21 Agustus 2016, hlm 24.
  • Selisik Batik: Rentang Batik di Dua Negeri, KOMPAS, 21 Juni 2017, hlm 1.
  • Batik Jambi: Pencarian Si Merah yang Hilang. KOMPAS, 21 Juni 2017, hlm 22.