KOMPAS/Agnes RIta Sulistyawaty
Sebagian penonton menyaksikan laga sepak bola Piala Eropa dari belakang layar lebar (30/6/2008). Acara nonton bareng yang diadakan Galeri Publik, Institute for Global Justice, Bumi Bagus, dan masyarakat Kampung Melayu itu bertempat di sebelah kuburan Kober, Jatinegara, Jakarta Timur.
Sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari di seluruh dunia. Meskipun pertandingannya nun jauh di sana, para penggemar bola bundar jarang melewatkan setiap pertandingan. Mereka rela bangun tengah malam buta untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding melalui layar kaca televisi. Terlebih, menjelang pertandingan puncak turnamen-turnamen tingkat atas, seperti Piala Eropa, Piala Dunia maupun liga profesional.
Kalau nonton bola, tidak ada yang lebih seru daripada nonton bareng alias nobar. Mereka biasanya memilih tempat di lapangan atau tempat terbuka lainnya dengan tambahan layar besar, di warung-warung kopi, di pinggir jalan, bahkan di kuburan. Bagi yang berkantong lebih, bar atau kafe menjadi tempat pilihan.
Asyiknya nonton bareng, penonton bisa bersama-sama mengekspresikan emosi saat mendukung tim kesayangan atau pemain idola beraksi. Di mana pun tempatnya selalu saja muncul komentator dan analis sepak bola dadakan yang sering ditanggapi celetukan-celutukan lucu di antara mereka. Meski berbeda dukungan mereka tetap akrab tak tercipta segregasi sosial seperti halnya yang terjadi dalam hajatan politik.
KOMPAS/Wisnu Aji Dewabrata
Warga nonton bareng pertandingan Piala Dunia di halaman kantor salah satu partai politik di Kota Palembang (18/6/2010). Nonton bareng Piala Dunia menjadi hiburan murah meriah yang disukai warga.
KOMPAS/Aloysius Budi Kurniawan
Suasana nonton bareng pertandingan Piala Dunia 2010 antara Denmark vs Kamerun di kios rokok di Gang Paksi Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
KOMPAS/Buyung Wijaya Kusuma
Sepak bola merupakan tontonan semua orang dari berbagai strata. Jika sebagian orang berduit nonton bareng Piala Dunia 2006 di kafe-kafe, maka sebagian lagi lagi menonton di warung pinggir jalan seperti yang terlihat di Warung Hadi Sukamto di kawasan Patal Senayan.
KOMPAS/Iwan Setiyawan
Nonton bareng tayangan Euro 2004 di Balai RW 02 Kelurahan Gelora, Jakarta Pusat, masyarakat sekitarnya menikmati nonton bareng melalui televisi kecil sambil duduk lesehan di tepi jalan, Jumat (18/6/2004).
KOMPAS/Eddy Hasby
Masyarakat di kampung-kampung cukup menonton pertandingan sepak bola piala dunia di pinggir jalan.Itupun kalau ada orang baik hati mengeluarkan televisinya di tonton bareng.
KOMPAS/Alif Ichwan
Warga nonton bareng pertandingan final Piala Eropa 2000 antara Perancis melawan Italia melalui televisi di sebuah halte angkutan umum.
KOMPAS/Andy Riza Hidayat
Suasana nonton bareng sepak bola Piala Dunia di warung kopi di Jalan Merdeka, Lhok Seumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, Sabtu (24/6/2006). Penggemar bola di beberapa kota di Aceh terganggu karena harus menonton Piala Dunia di warung, bukan di rumah, akibat padamnya aliran listrik setelah tiang interkoneksi listrik Sumatera dipotong orang yang tak bertanggung jawab.
KOMPAS/Arbain Rambey
Suasana Kafe Front Row di Taman Ria Senayan, Jakarta, (25/5/2000) dini hari benar-benar heboh. Para pengunjung kafe yang notabene sekaligus pecandu sepak bola itu berjubel memenuhi kafe yang menyediakan layar monitor dalam ukuran besar. Di Front Row inilah dari pukul 01.30-04.00 WIB digelar acara Nonton Bareng Final Piala Champions antara kesebelasan Real Madrid dan Valencia.
KOMPAS/Agung Setyahadi
Para penggila sepak bola menonton pertandingan antara Jerman dan Turki pada semifinal Piala Eropa 2008 dalam acara nonton bareng di Manchester United Bar and Cafe di Jakarta, Kamis (26/6/2008). Acara nonton bareng menjadi ajang untuk menambah teman sekaligus bertukar pengetahuan sepak bola dengan sesama penggila bola.
Foto lainnya dapat diakses melalui http://www.kompasdata.id/ Klik foto untuk melihat sumber.
