Menilik perjalanan sejarah kelahiran TVRI berkaitan erat dengan peristiwa olahraga yaitu penyelenggaraan pesta Olahraga Asian Games IV di Jakarta. Keinginan agar momen Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga se-Asia itu bisa dikenal luas, membuat perlu dibentuknya televisi nasional. Untuk itu, Menteri Penerangan R Maladi mengeluarkan SK Menpen tentang pembentukan panitia persiapan televisi, yang digabungkan dengan dalam proyek pembangunan sarana Asian Games IV.
Proyek pembangunan tersebut dikebut dalam tempo setahun di lahan bekas Akademi Penerangan di Senayan. Kala itu, Presiden Soekarno juga ikut langsung dalam proses menentukan vendor negara dan merek peralatan yang akan digunakan.
Hingga akhirnya tanggal 24 Agustus 1962 pembukaan pesta Olahraga Asian Games IV dapat disiarkan langsung oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI). Siaran ini diselenggarakan oleh Seksi Televisi, bagian dari Biro Radio dan Televisi Organizing Commitee Asian Games IV. Tanggal 24 Agustus ini kemudian dijadikan sebagai hari lahirnya TVRI.
Selanjutnya, TVRI menunjukkan eksistensinya menjadi televisi nasional yang menghadirkan tayangan-tayangan bersifat informasi, pendidikan, dan hiburan. Sebelum 1990-an, siaran TVRI menjadi satu-satunya hiburan bagi masyarakat yang memiliki televisi. Sejumlah acara mulai dari lomba karya pirsawan, kuis, drama, lenong, hingga musik orkes menjadi suguhan TVRI. Program acara tersebut hadir di tengah berbagai keterbatasan yang ada seperti minimnya anggaran, peralatan teknologi, serta jumlah stasiun pemancar yang masih sedikit.
Berikut beberapa arsip foto Kompas yang menggambarkan kegiatan produksi TVRI dalam kurun waktu 1970-an hingga 1990-an.
Peserta Lomba Karya Pirsawan TVRI di Jakarta tahun 1972 (KOMPAS/KARTONO RYADI).
Pemilihan Bintang Radio-Televisi 1975 berlangsung di Jakarta Desember 1975. (KOMPAS/MAMAK SUTAMAT).
Suasana di dalam ruang rias di Studio TVRI, Jakarta, 8 Agustus 1978 (KOMPAS/JIMMY S HARIANTO).
Sekilas ruang pusat operasi studio II TVRI tahun 1979 (KOMPAS/FX MULYADI).
Masyarakat Desa Bunut Panggang, Kabupaten Singaraja, Bali, menyaksikan siaran niaga TVRI, Maret 1980. Mereka gembira, tertawa, dan menirukan gaya serta suara badut-badut yang muncul di layar TV (KOMPAS/MARULI TOBING).
Seorang pegawai TVRI memeriksa kondisi film seri sebelum disiarkan, Juli 1983. Film seri yang disewa oleh pihak TVRI terdiri dua jenis, yakni film dan VTR (Video Tape Recorder) (KOMPAS/SYAMSUDDIN NOER MUNADI).
Suasanan perekaman gambar Orkes Telerama dengan penyanyi Tetty Kadi tahun 1983 (KOMPAS/SYAMSUDDIN NOER MUNADI).
Pengambilan gambar program acara TVRI “Pelajaran Bahasa Arab” di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 22 November 1990 (KOMPAS/HASANUDDIN ASSEGAFF).
Dua penyiar TVRI sedang bersiap-siap menyampaikan siaran berita malam hari (09/06/1991). Untuk tampil sebagai penyiar yang kompeten ternyata tidak mudah dan memerlukan latihan serta pengalaman tampil di depan kamera yang tidak sedikit. (KOMPAS/JULIAN SIHOMBING)
Kantor Departemen Penerangan RI Direktorat Jenderal RTF Sal. 4 TVRI Satuan Transmisi Wamena, Papua, 12 Desember 1997 (KOMPAS/ JOHNNY TG).
Referensi
“Pertelevisian Indonesia: Jangan Berharap Publik Berkuasa”, KOMPAS, 24 Agustus 2001, hal.33.
Penulis
Arief Nurrachman
Editor
Rendra Sanjaya