KOMPAS/AGUS SUSANTO
Jamu, sebuah kata yang berasal dari jampi yang berarti “ramuan ajaib” dalam krama Jawa Kuno. Sumber lain menyebutkan bahwa kata “jamu” berasal dari dua kata, jaitu jampi dan oesodho. Jampi berarti usaha untuk mencari kesembuhan dengan mantra (doa) dan tumbuhan obat. Oesodho berarti kesehatan atau sehat yang dapat diperoleh melalui pengobatan atau tindakan lainnya.
Jamu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kesehatan tradisional Indonesia. Meskipun sempat dipandang sebelah mata, pandemi Covid-19 telah membangun kesadaran akan pentingnya memprioritaskan kesehatan. Hal tersebut memicu minat yang meningkat terhadap jamu dan obat herbal. Warga berbondong-bondong membeli obat herbal dan multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada masa pandemi.
Sejarah panjang jamu dapat ditelusuri dalam naskah kuno seperti Serat Centhini, Buku Jampi, dan Kitab Tibb, yang menggambarkan penggunaan tumbuhan sebagai obat secara turun-temurun. Namun, untuk memastikan keamanan dan khasiatnya, jamu harus melalui uji praklinis, uji klinis, dan mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Untuk menjamin keamanan dan mutu khasiat obat bahan alami (OBA) Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggolongkan OBA menjadi tiga, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Dalam lima tahun terakhir, BPOM telah mengizinkan lebih dari 27.974 obat tradisional, menunjukkan peran penting jamu dalam sistem kesehatan Indonesia. Dengan kekayaan hayati lebih dari 30.000 spesies tumbuhan, dengan 9.500 diantaranya memiliki khasiat obat, maka Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri jamu.
Pengakuan dari UNESCO yang menyatakan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda juga menegaskan nilai dan pentingnya jamu dalam budaya dan kesehatan masyarakat Indonesia. Melestarikan budaya minum jamu bukan hanya untuk kesehatan individu, tetapi juga untuk memajukan industri jamu dan menjaga kearifan lokal yang berharga.
Dengan demikian, jamu tidak hanya menjadi obat tradisional, tetapi juga merupakan bagian dari identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Dengan meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat, kita dapat menjaga warisan kesehatan ini agar tetap berharga dan bermanfaat bagi generasi mendatang.
Berikut adalah foto-foto tentang jamu di Indonesia, yang terekam dalam arsip Kompas.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Pekerja menjemur aneka tanaman obat di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2013).
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
KOMPAS/INDIRA PERMANASARI
Bahan-bahan pembuatan ramuan jamu yang berasal dari alam. Satu jenis jamu ada yang membutuhkan hingga 36 macam bahan alam.
KOMPAS//PRIYOMBODO
Aneka rempah halus di kios jamu Bu Hadi yang berjualan sejak 1950 di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, (8/6/2014).
KOMPAS/AGUS SUSANTO
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
KOMPAS/LASTI KURNIA
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
KOMPAS/RIZA FATHONI
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Referensi
- “Asa Baru Kembali ke Jamu”. Kompas, 26 Maret 2020, hlm C.
- “Kepedulian Sosial: Solidaritas Akademisi Lewat Meramu Jamu bagi Paramedis”, Kompas, 2 April 2020, hlm C.
- “Kuliner: Dongkrak Stamina dengan Jamu”, Kompas, 19 April 2020, hlm 13.
- “Grafik: Digendong Ke Mana-Mana”, Kompas, 31 Mei 2020, hlm 13.
- “Pandemi Covid-19: Izin Edar “Eucalyptus” sebagai Jamu”, Kompas, 7 Juni 2020, hlm 1.
- “Grafik: Sehat dengan Obat Bahan Alam”, Kompas, 12 Oktober 2021, hlm F.
- “Langkan: Empat Warisan Budaya Tak Benda Diajukan”, Kompas, 12 April 2022, hlm 5.
- “Tak Jemu Minum Jamu”, Kompas, 22 Mei 2022, hlm 6.
- “Penghargaan Ilmiah: BRIN Sarwono Award untuk “Dosen Jamu” IPB University”, Kompas, 24 Agustus 2022, hlm 5.
- “Langkan: Jamu Menjadi Warisan Budaya Dunia”, Kompas, 8 Desember 2023, hlm 5.
- “Minuman Tradisional: Racikan Kekinian demi Eksistensi Jamu”, Kompas, 23 Desember 2023, hlm 11.
- Tilaar, Martha dan Bernard T. Widjaja. 2014. The Power of Jamu. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
- Murdijati-Gardjito, Eni Harmayani dan Kamilia Indraputri Suharjono. 2018. Jamu: Pusaka Penjaga Kesehatan Bangsa, Asli Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- Redaksi Trubus. 2019. Sejarah Jamu di Indonesia. Jakarta: PT Trubus Swadaya.