Peran Suami untuk Kelancaran ASI Eksklusif

Kemampuan ibu dalam memberikan ASI bagi bayinya tidak datang secara tiba-tiba. Serangkaian proses yang turut serta dalam kelancaran pemberian ASI, di antaranya adalah persiapan fisik ibu yang sehat, motivasi dari keluarga terutama suami, dan kejiwaan calon ibu menghindari stress.

Keterlibatan ayah dalam mendukung praktik pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi di Indonesia masih sangat minim. Padahal, dukungan ayah sangat diperlukan agar pemberian ASI eksklusif bisa tercapai. Oleh karena itu, ayah sebaiknya jadi salah satu kelompok sasaran dalam kampanye pemberian ASI.

Tipe-tipe peran ayah, meliputi mencari informasi soal pemberian ASI dan pemberian makanan bayi, terlibat dalam pembuatan keputusan akan pemberian makan anak, serta pemilihan tempat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan imunisasi. Ayah juga terlibat dalam kunjungan pemeriksaan kehamilan, bersikap positif pada pernikahannya, dan terlibat dalam berbagai kegiatan pengasuhan anak.

Namun sejauh ini, peran seorang ayah hanya dalam pemilihan tempat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan atau untuk imunisasi anak. Sikap keluarga sangat menentukan keberhasilan ibu menyusui, terutama suami, dengan membantu tugas rumah tangga agar ibu yang menyusui tidak kelelahan, dan bantuan tenaga yang menjamin keamanan si kecil ketika ditinggal bekerja.

Masih melekat pendapat, bahwa menyusui bayi itu hanya urusan seorang ibu saja. Seorang suami atau ayah tidak ada kaitannya sama sekali. Secara nyata, memang seorang ayah tidak bisa serta merta menyusui anak, tetapi ia mempunyai peran sangat besar dalam membantu keberhasilan seorang ibu dalam menyusui bayinya.

Salah satu peran seorang ayah ialah menjaga emosi atau perasaan seorang ibu yang mampu berpengaruh terhadap refleks oksitosin memperlancar keluarnya ASI ketika bayi menyusu.

Kelancaran refleks oksitosin yang akan merangsang kontraksi otot di sekitar kelenjar susu yang merupakan pabrik susu sehingga melancarkan aliran ASI ke sinus laktiferus (terletak di bawah daerah kecoklatan di sekitar puting susu) yang merupakan tempat menampung ASI.

Demi menghadirkan perasaan aman dan nyaman bagi sang istri, yang pada gilirannya akan membuat kebutuhan ASI bagi bayi terpenuhi dengan optimal. Dukungan itu berarti sang suami juga harus berkomitmen untuk mengikuti rutinitas istri.

Maka dari itu, penting bagi seorang ayah menciptakan suasana nyaman dan tenang yang membuat kondisi psikis seorang ibu dalam keadaan sehat. Walaupun terkadang kadarnya berbeda-beda, emosional dan rasa tidak nyaman sangat berpengaruh terhadap kelancaran keluarnya ASI.

Peran seorang ayah lainnya ialah ikut membantu dalam merawat bayinya. Bentuk perawatan tersebut d iantaranya adalah menggendong, menggantikan popok, memandikan, memijat, membantu pekerjaan rumah tangga, atau ikut menyendawakan anak setelah ia selesai menyusu.