Foto

Tergerusnya Permainan Tradisional

Dampak semakin menurunnya minat anak terhadap permainan tradisional, dimana generasi muda tidak mendapatkan warisan-warisan berbagai jenis permainan yang dahulu menjadi tradisi di desa.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pelajar memainkan permainan tradisional loncat tali saat berlangsung Peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (23/7/2018). Permainan anak-anak yang melatih gerak, disiplin pada aturan main, toleran kepada teman, serta belajar memimpin dan dipimpin kini mulai ditinggalkan karena anak-anak semakin terbius oleh penggunaan gawai.

Permainan yang baik semestinya mampu menjadi wahana bagi seorang anak menempuh apa yang disebut oleh Havighurst sebagai tugas perkembangannya (developmental tasks). Bermain idealnya bisa menjadi media sumber pembelajaran bagi seorang anak dalam mengembangkan kepribadian, mengajarkan bagaimana berkomunikasi, bersosialisasi, serta membentuk standar moralitas dan norma.

Indonesia mempunyai banyak sekali permainan tradisional. Hampir setiap daerah memiliki permainan tradisional, ada beberapa jenis permainan yang dikenal di banyak daerah dengan nama yang berbeda.

Permainan tradisional selain menarik untuk dimainkan juga banyak manfaatnya. Maanfaat yang dapat dilihat adalah mengajarkan bekerja sama, belajar berhitung, dan permainan lainnya yang mengharuskan pemainnya mengatur strategi agar menang di dalam sebuah kelompok.

Permainan tradisional yang paling populer, yakni egrang, kelom batok, rorodaan, engkle/sondah, sorodot gaplok, perepet jengkol, gatrik, gasing, bedil jepret, dan sumpit. Permainan itu dilakukan berurutan dengan adu kecepatan di antara dua tim dari daerah yang berbeda. Masing-masing tim terdiri atas lima anak yang bekerja sama memainkan kesepuluh mainan itu. Tim yang tercepat menyelesaikan urutan permainan itu adalah pemenangnya.

Namun seiring dengan kemajuan teknologi serta kepadatan penduduk permainan tradisional mulai mengalami kemrosotan. Merosotnya permainan tradisional tidak hanya karena pengaruh masuknya berbagai mainan baru yang serba lebih canggih berbasis teknologi. Namun, juga dikarenakan anak-anak meninggalkan desa atau menempuh pendidikan di wilayah perkotaan.

Dampak yang ditimbulkan bagi generasi muda tidak mendapatkan warisan-warisan berbagai jenis permainan yang dahulu menjadi tradisi di desa. Kemajuan teknologi juga membuat beraneka ragam permainan baru yang sangat individual.

Dimulai dari game watch, video game,  telepon seluler, sampai PlayStation kini menjadi sahabat terdekat anak. Apalagi ketika tayangan televisi makin menjadi dengan ragam tawaran program yang sedemikian beragam sehingga mampu memikat anak untuk duduk manis berlama-lama dalam asuhannya. Di dunia maya, anak bahkan bisa mencari apa saja yang mereka kehendaki, termasuk bermain dengan aneka ragam game online.

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO

Sejumlah peserta berlomba egrang dalam Festival Elingpiade, singkatan dari Eling Permainane Dhewek atau dalam bahasa Indonesia berarti ingat permainannya sendiri, yang digelar Forum Komunikasi Guru Cokroaminoto Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (13/1/2018). Aneka permainan tradisional kembali diperkenalkan untuk memperkuat karakter anak dan membangun kebersamaan.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Anak bergiliran bermain engklek di kawasan Pasar Beras Bendul Merisi, Kota Surabaya, Senin (25/10/2021). Permainan tradisional kini terus tergerus jaman sejalan maraknya permainan yang disedikandi HP. Banyak jenis permainan tradisional mangasah kreatifitas anak serta kemampuan fisik pemainnya. Permainan Tradisional juga mengasah rasa sosial.

KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

Peserta lomba kelereng beraksi dalam Festival Permainan Tradisional di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pa lembang, Sumatera Selatan, Minggu (30/11/2014). Ada 13 jenis permainan tradisional Palembang yang digali dan disertakan dalam festival, di antaranya egrang, congkak, bakiak batok, musang menangkap ayam, dan dukungan

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Anak bermain layang-layang di lapangan kosong di Jalan Raya Kresek, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (3/7/2023). Mereka bermain di tempat ini karena kurangnya fasilitas bermain publik. Berdasarkan data Jakarta Satu, luas total ruang terbuka hijau DKI Jakarta hanya 33,35 juta meter persegi atau 5,18 persen dari luas total Jakarta. Menurut peraturan, luas total ruang terbuka hijau di suatu daerah harus mencapai 30 persen dari total wilayah.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Opera Dolanan dari anak-anak Sanggar Hom Pim Pa menyemarakkan pembukaan Pameran dan Gelar Permainan Tradisional di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (22/2/2017) malam. Pameran dengan tajuk menyelami”kegairahan masa kecil”ini akan berlangsung hingga 28 Februari.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Anak bermain congklak di Kampung Lali Gadget di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (25/9/2022). Kampung Lali Gadget digagas Achmad Irfandi pada 2018.

KOMPAS/HELENA F NABABAN

Anak-anak memainkan gasing khas DI Yogyakarta dalam Gelar Budaya Lampung di Lapangan GOR Saburai, Bandar Lampung, Kamis (19/6/2008). Sebagai salah satu permainan tradisional, gasing di Indonesia memiliki banyak varian sesuai jumlah suku yang ada. Permainan ini sekarang nyaris punah sehingga perlu dilestarikan.

CHRISTINA MUTIARANI JEINIFER SINADIA

Anak-anak anggota Garuda Muda Roller Skate Club berlatih di Jalan Gerbang B, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (23/10/2022). Jalanan tersebut merupakan salah satu sudut yang membelah Taman Kota GBK.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Seorang anak menata biji kemiri dalam permainan banga di Kampung Lale, Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Selasa (5/10/2021). Permainan tradisional masih dimainkan oleh anak-anak kampung pelosok negeri dengan memanfaatkan benda-benda di sekitar. Kegiatan luar ruang seperti ini dapat mengasah keterampilan serta menjalin kedekatan dengan alam, lingkungan, dan sosial.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Anak-anak adu ketangkasan dalam permainan tradisional ketapel di tanah kosong di kawasan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (25/7). Lewat permainan itu, secara tidak langsung mereka belajar berinteraksi sosial, berkreasi, dan menjunjung nilai sportivitas.

KOMPAS/ZULKARNAINI

Anak-anak bermain sepatu batok kelapa di Desa Nusa, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (16/4/2016). Permainan tradisional, seperti bermain sepatu batok kelapa, egrang, galah, dan patok lele, itu kini semakin jarang dimainkan, padahal ini merupakan warisan budaya asli Indonesia.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH

Permainan tete alu yang menuntut konsentrasi.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Anak-anak mencoba permainan tradisional di Pameran Permainan Tradisional Nusantara di Gedung Lawang Sewu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/8/2015). Permainan tradisional yang berkembang di sejumlah daerah mengajarkan nilai-nilai budaya masyarakat, seperti gotong royong, kebersamaan, sportivitas, kreativitas, dan keuletan.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Siswa SD Negeri Kaliasin Surabaya memainkan permainan tradisional slebor, Jumat (4/5/2012). Kegiatan yang digagas Komunitas Dunia Intuisi tersebut untuk memperkenalkan kembali kepada siswa tentang permainan tradisional yang mulai ditinggalkan.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Anak-anak bermain cublak-cublak suweng pada Lomba Permainan Rakyat di Alun-alun Selatan Yogyakarta, Selasa (3/11/2009). Berbagai permainan dilombakan untuk melestarikan permainan tradisional yang terancam punah.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Memilih Jenis-jenis Lego.

CHRISTINA MUTIARANI JEINIFER SINADIA

Anak-anak anggota Garuda Muda Roller Skate Club berlatih di Jalan Gerbang B, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (23/10/2022). Jalanan tersebut merupakan salah satu sudut yang membelah Taman Kota GBK.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Anak-anak menggunakan gawai untuk bermain di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (14/7/2017). Perkembangan teknologi membuat mainan tradisional semakin tersisih dari kehidupan sehari-hari anak-anak. Penggunaan gawai yang berlebihan juga berdampak terhadap kesehatan mata.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah orang larut dalam permainan gim daring di sekitar Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8/2018). Penggunaan gawai secara berlebihan dapat merusak perkembangan otak dan perilaku sosial.

KOMPAS/LASTI KURNIA

Anak-anak memadati sebuah rental playstation, menunggu saat berbuka puasa, di Palmerah, Jakarta, Selasa (2/9/2008). Siswa SD dan SMP sebagian besar saat ini libur sekolah mengawali bulan Ramadhan.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Dua bocah bermain video game di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Arena bermain video game saat ini kehilangan peminat dengan semakin banyaknya penyewaaan game versi baru seperti PlayStation (PS) yang merambah di sejumlah perkampungan di Ibu Kota. Padahal, saat masih berjaya, tempat tersebut selalu dipenuhi oleh penggemarnya, terutama pada jam pulang sekolah dan hari libur.