Tokoh

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto

Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menggantikan Mahfud MD yang mengundurkan diri karena menjadi calon wakil presiden dalam Pilpres 2024. Hadi sebelumnya menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dan pernah menjadi Panglima TNI

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto

Lahir
Malang, 8 November 1963

Almamater

Akademi Angkatan Udara

Jabatan Terkini

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamannan (2024)

Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto seorang perwira yang memiliki karier cemerlang di bidang kemiliteran, mulai sebagai seorang pilot TNI AU, Komandan Pangkalan Militer, kemudian Sekretaris Militer, hingga Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan. Karier cemerlang itu berlanjut hingga ia dipercaya sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara dan kemudian menjadi Panglima TNI.

Karier arek malang ini mulai menanjak saat Hadi  menjabat Komandan Pangkalan Udara Adi Sumarmo, Solo. Alumnus Akademi Angtana Udara 1986 ini memiliki kedekatan dengan Joko Widodo yang saat itu menjadi Wali Kota Surakarta. Kemudian kariernya melejit  saat Presiden Jokowi memilihnya menjadi Sekretaris Militer, kemudian dipromosikan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara.

Puncak karier militer seorang tentara dicapai saat Hadi dipercaya menjabat Panglima TNI. Sebagai Panglima TNI, Hadi menjalankan visinya yakni terwujudnya TNI yang profesional dan modern yang memiliki kemampuan proyeksi regional serta komitmen global. Adapun misinya yakni menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, menjadi kekuatan regional dan berperan serta secara global, mendukung kebijakan politik negara sebagai Poros Maritim Dunia.

Setelah pensiun dari militer, Hadi dipercaya menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang /Kepala Badan Pertanahan Nasional sejak 15 Juni 2022. Hadi mengantikan Sofyan Djalil dalam resuffle kabinet pada Juni 2022.

Setelah hampir 2 tahun menjabat Menteri ATR/Kepala BPN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Hadu sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) mengantikan Mahfud MD yang mengundurkan diri karena menjadi calon wakil presiden dalam Pilpres 2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/2).

Pelantikan Hadi sebagai Menko Polhukam itu dilakukan berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34P Tahun 2024.Hadi menjabat sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan 2019-2024. Hadi menjabat sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan 2019-2024.

Arek Malang

Hadi Tjahjanto yang lahir di Malang pada 8 November 1963 berasal dari keluarga TNI Angkatan Udara. Sang ayah yang bernama Bambang Sudarso merupakan purnawirawan TNI AU dengan pangkat terakhir Sersan Mayor, sementara ibunya bernama Nur Sa’adah adalah ibu rumah tangga yang mencari tambahan penghasilan keluarga dengan menjual rujak cingur. Adapun adik kandung dan adik iparnya juga seorang Perwira di TNI Angkatan Udara.

Hadi kecil menghabiskan masa mudanya di kota kelahirannya Malang. Ia menempuh pendidikan di SMP Negeri 3 Singosari yang dulunya SMP Negeri 7 Malang. Setelah lulus SMP pada tahun 1979, ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) Malang, yang kini bernama SMA Negeri 1 Lawang.

Selama menempuh pendidikan menengah di SMPP, Hadi yang memilih jurusan IPA dikenal cerdas oleh teman-temannya, bahkan tak jarang ia dijuluki si ‘otak setan’ berkat ketrampilan dan kecerdasannya.

Setelah  menyelesaikan pendidikan menengahnya tahun 1982, Hadi kemudian melanjutkan studinya di Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta. Eempat tahun kemudian Hadi berhasil menyelesaikan pendidikan militernya dan dilantik sebagai perwira TNI AU dengan pangkat Letda oleh Presiden Soeharto pada 20 September 1986. Kemudian ia melanjutkan ke Sekolah Penerbang TNI AU dan menyelesaikan sekolah pilot itu tahun 1987.

Sejak kecil, Hadi yang merupakan anak sulung dari lima bersaudara ini memang bercita-cita menjadi anggota TNI Angkatan Udara seperti ayahnya. Orang tua Hadi pun selalu berpesan, apabila suatu saat nanti ia berhasil menjadi anggota TNI, jadilah anggota yang terus menjalankan tugas pemerintah dengan sabar, ikhlas, disiplin, dan amanah.

Pesan tersebut yang selalu menjadikan Hadi untuk terus mengingat orang tuanya dan mencapai keberhasilan kariernya hingga saat ini. Selain itu, ia juga selalu diingatkan untuk tetap menjadi sederhana meski telah menjadi pemegang komando tertinggi di lingkungan TNI.

Pnglima TNI Hadi Tjahjanto

Karier

Setelah menyandang pangkat perwira usai menyelesaikan pendidikan militer di Akademi Angkatan Udara pada 1986 dan Sekolah Penerbang TNI-Angkatan Udara pada 1987, Hadi  memulai kariernya di Skadron 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Awal kariernya itu ia bertugas untuk mengoperasikan pesawat angkut ringan Cassa.

Pada tahun 1993, kariernya meningkat menjadi Kepala Seksi Latihan Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang. Ia banyak menghabiskan waktunya di Skadron 4 Malang  dengan mengoperasikan pesawat angkut ringan. Kemudian pada tahun 1996  Hadi berganti memimpin pesawat angkut berat sebagai Komandan Flight OPS “A” Flighlat Skadron Udara 32 Wing 2 di pangkalan udara tersebut.

Berselang satu tahun kemudian, ia pindah ke Solo dan memimpin pendidikan penerbang sebagai Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Sumarmo, Solo. Setahun kemudian, Hadi menjabat sebagai Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Sumarmo. Pada tahun yang sama, ia juga menjabat sebagai Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI.

Pada tahun 1999, Hadi pindah lagi ke Yogyakarta dan menjadi Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta. Kemudian tahun 2000, ia dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto.

Karier Hadi tiap tahunnya terus meningkat, terbukti pada tahun 2001, ia menjabat sebagai Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I. Lalu, pada tahun 2004, Hadi menjabat sebagai Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara.

Dua tahun berlalu, Hadi lantas menjabat sebagai Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh, dan menjadi Kepala Sub-dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara di tahun 2007-nya. Di tahun 2010 hingga 2011, Hadi menjabat sebagai Komandan Lanud Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah.

Hadi juga sempat bertugas di Badan SAR Nasional, dan menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU tahun 2013-2015. Setelah menjadi Kadispenau, kiprahnya dalam dunia militer terus meroket. Hingga pada Mei 2015, ia berhasil menjadi Danlanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Hanya tiga bulan bertugas sebagai danlanud, Hadi ditunjuk Joko Widodo sebagai Sekretaris Militer, dan bekerja di bawah Lembaga Kementerian Sekretariat Negara pada Agustus 2015. Pangkatnya pun naik menjadi Marsekal Muda atau setara dengan Mayor Jenderal di TNI Angkatan Darat.

Tugas barunya  sebagai Sekretaris Militer adalah memberi dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi dalam hal pengankatan dan pemberhentian perwira Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, penganugerahan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan.  Selain itu, ia juga bertugas mengoordinasi langsung pengamanan Presiden dan Wakil Presiden.

Layaknya perwira lain yang bekerja dekat dengan Presiden Joko Widodo, Hadi pun kemudian mendapat promosi pada tahun 2016 dengan menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan, pangkatnya pun naik menjadi bintang tiga yakni Marsekal Madya  atau setara Letnan Jenderal di TNI AD.   Sebenarnya kedekatan Hadi dengan Preiden Jokowi sebenarnya sudah terjalin sejak lama. Saat ia menjabat Komandan Pangkalan Udara Adi Sumarmo, Joko Widodo menjabat Wali Kota Solo.

Tiga bulan setelahnya, bapak dua orang putra ini terpilih menjadi Kepala Staf Angkatan Udara menggantikan Agus Supriatna, tepatnya pada 18 Januari 2017.  Kemudian Hadi pun menyandang bintang empat alias Marsekal atau setara Jenderal penuh di TNI AD.

Atas kiprah dan prestasinya di militer, Presiden Joko Widodo mengajukan nama Hadi Tjahjanto ke DPR sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo. Proses penunjukan Hadi hingga disetujui oleh DPR terbilang cepat, lantaran kurang dari seminggu setelah surat permohonan persetujuan dari Presiden diterima DPR.

Nama Marsekal Hadi Tjahjanto yang dilayangkan oleh Joko Widodo ke DPR RI pada 3 Desember 2017 langsung dijadwalkan DPR untuk Uji Kelayakan dan Kepatutan pada keesokan harinya. Usai menggelar uji kelayakan dan kepatutan, Komisi I DPR menyetujui pengangkatan Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI sekaligus menyetujui permohonan Presiden untuk memberhentikan dengan hormat Jenderal Gatot Nurmantyo.

Marsekal Hadi Tjahjanto resmi dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Panglima TNI di Istana Negara menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo pada Jumat, 8 Desember 2017. Hadi dilantik dengan Keppres Nomor 83/TNI dengan tanggal yang sama seperti saat ia dilantik.

Menjadi orang nomor satu dalam dunia kemiliteran, Marsekal Hadi Tjahjanto rupanya memiliki dua figur yang selama ini menjadi teladan baginya dalam menjalankan tugas selama berkiprah di ranah militer. Kedua sosok pemimpin TNI yang memberikan filosofi mendalam bagi Hadi ialah Jenderal Soedirman dan Jenderal M. Jusuf.

Hadi menyebutkan bahwa Soedirman menjadi contoh prajurit yang setia, tidak berpolitik, dan menjaga hubungan bawahan atasan tetap cair. Nilai inilah yang turut dikerjakan oleh Hadi sejak ia diamanahi menjadi KSAU, pada Januari 2017. Sementara filosofi M. Jusuf yang diyakini Hadi ialah semangat membangun kesejahteraan prajurit dan pimpinan yang memegang teguh kejujuran.

Terpilihnya Hadi Tjahjanto sebagai Panglima dinilai tepat dengan wacana rotasi dan reformasi TNI. Pasalnya, penunjukan itu memberikan kesempatan bagi prajurit yang berprestasi untuk menjabat Panglima TNI secara bergiliran dari semua matra, yakni Angkatan Udara, Angkatan Darat, dan Angkatan Laut.

KOMPAS/EDNA CAROLINE PATTISINA

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memeriksa kesiapan pasukan khusus TNI, Kamis (19/11/2020). Di Makopassus, Hadi yang didampingi Danjen Kopassus Mayjen Mohammad Hasan memeriksa perbekalan, latihan, hingga kemampuan menembak 530 anggota Kopassus yang bisa berkumpul dalam waktu 6 menit 52 detik.

Daftar Penghargaan

  • Bintang Dharma (2017)
  • Bintang Yudha Dharma Utama (2018)
  • Bintang Kartika Eka Paksi Utama (2018)
  • Bintang Jalasena Utama (2018)
  • Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama (2017)
  • Bintang Bhayangkara Utama (2017)
  • Bintang Yudha Dharma Pratama (2017)
  • Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama (2017)
  • Bintang Yudha Dharma Nararya
  • Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya
  • Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang (Brunei) (2018)
  • Pingat Jasa Gemilang (2018)

Penghargaan

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto menerima gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo pada 20 September 2019. Gelar doktor HC bagi Hadi Tjahjanto merupakan tokoh kelima yang menerima gelar kehormatan  dari kampus tersebut.

Penghargaan itu melengkapi penghargaan-penghargaan yang pernah diraihnya selama berkarier di militer. Penghargaan itu antara lain Bintang Yudha Dharma Utama (2018)m, Bintang Kartika Eka Paksi Utama  dari TNI AD (2018), Bintang Jalasena Utama dari TNI AL (2018), Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama dari TNI AU (2017), Bintang Bhayangkara Utama dari Kepolisian RI (2017), Bintang Yudha Dharma Pratama (2017), dan  Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama (2017).

Selama berkarier di militer, Hadi juga menerima penghargaan dari luar negeri seperti Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang dari Sultan Brunei Darussalam yang diterimanya pada Agustus 2018.  Sebelumnya, saat Hadi menjabat Kepala Staf TNI AU juga mendapat penghargaan Lencana Juru Terbang Kehormatan dari pemerintah Brunei Darussalam yang diterimanya pada Maret 2017.

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) dan Rektor Universitas Sebelas Maret, Solo Jamal Wiwoho di UNS, Solo, Jawa Tengah, Jumat (20/9/2019). UNS menganugerahkan gelar doktor kehormatan dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

Saya ingin memastikan bahwa jika ada pihak-pihak yang mengganggu stabilitas politik, jalannya demokrasi, mengganggu NKRI, mengganggu Pancasila, mengganggu UUD 1945, dan mengganggu Bhinneka Tunggal Ika, akan berhadapan dengan TNI” Panglima TNI Hadi Tjahjanto

Ancaman terhadap NKRI

TNI siap “pasang badan” untuk melindungi Indonesia dari potensi ancaman yang dapat mengganggu keutuhan ataupun stabilitas negara. Pernyataan itu disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dengan didampingi para kepala staf angkatan hingga sejumlah prajuritnya. “Saya ulangi, akan berhadapan dengan TNI. Ingat, TNI adalah bentengnya NKRI. NKRI, harga mati!” seru Hadi sambil diikuti para prajuritnya. Seruan itu disampaikanya menjelang penyelenggaraan Pemilu 2019 pada 9 April 2019.

Pada kesempatan lain, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kembali menegaskan pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa. Ia mengingatkan, jangan sampai persatuan bangsa hilang karena dikaburkan oleh provokasi dan ambisi yang dibungkus berbagai identitas.  Hal itu ditegasnya pada unggahan akun Youtube Puspen TNI pada 15/11/2020.

Sebagai upaya untuk menangkal pihak-pihak yang berupaya mengganggu kedaulatan NKRI, Hadi memastikan prajuritnya benar-benar siap dalam menghadapi goncangan stabilitas kedaulatan bangsa, sekaligus memperkuat basis netralitasnya dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang telah diamanahkan.

Menurut Hadi, seluruh prajurit TNI adalah alat utama pertahanan negara untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Ia terus berupaya untuk memastikan langsung prajuritnya selalu siap-siaga menghadapi musuh, ancaman, dan gangguan terhadap cita-cita luruh bangsa dan negara Indonesia.

”Ingat! Siapa saja yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa akan berhadapan dengan TNI,” kata Hadi.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga menyebut, ancaman lain datang dari kemajuan teknologi berbasis internet melalui sosial media.  Hadi menyampaikan, belakangan propaganda lewat sosial media pun masif terjadi di Tanah Air yang keseluruhannya sangat mengancam keutuhan NKRI. Seperti penyebaran berita bohong atau hoaks yang mendiskreditkan pemerintah, provokasi dengan mengeksploitasi isu SARA.

Propaganda itu akan menganggu stabilitas nasional dan akhirnya upaya pembangunan tidak akan berjalan lancar. Pemerintah dan rakyat hanya akan disibukkan dengan konflik-konflik sosial yang ada, kehidupan sosial kemasyarakatan menjadi tidak kondusif, iklim usaha terganggu, warga sulit bekerja dan mencari pekerjaan, hingga akhirnya berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat.

“TNI bersama kementerian atau lembaga terkait, dan masyarakat khususnya generasi muda, harus bahu membahu memberdayakan potensi dunia maya dan potensi digital yang dimiliki untuk membendung dan menghadapi ancaman separatisme di dunia maya,” kata Hadi menegaskan dalam Webinar bertajuk “Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya” (21/11/2020)

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengikuti tarian “Kaka Enda” bersama prajurit TNI dan Polri, di Ambon, Maluku, Jumat (17/1/2020).

Harta kekayaan

Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diunduh dari situs Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Hadi terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2019. Dari laporan tersebut, total harta kekayaan yang dimiliki sebesar Rp 20,2 miliar.

Sebagian besar kekayaannya berasal dari aset properti. Hadi diketahui memiliki aset berupa tanah dan bangunan dengan nilai mencapai Rp 6,97 miliar. Aset propertinya meliputi dua tanah warisan dan satu tanah hasil sendiri yang berlokasi di Malang.  Sisanya yakni 2 properti di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Aset terbesar kedua yaitu berupa kas dan setara kas yang nilainya sebesar Rp 6,63 miliar. Kemudian, surat berharga sebesar Rp3 miliar.

Hadi juga tercatat memiliki kendaraan bermotor senilai Rp 1,71 miliar. Kendaraan yang dimiliki berupa Honda CRV Jeep tahun 2019 senilai Rp154 juta dan Lexus Sedan GS300 F-Sport tahun 2002 dengan nilai Rp1,225 miliar. Hadi juga memiliki Kijang Innova tahun 2015 senilai Rp245 juta, Toyota Kijang tahun 2004 senilai Rp 85 juta, dan satu buah sepeda motor Honda tahun 2002 senilai Rp2,45 juta.

Terdapat harta bergerak lain yang dilaporkan Hadi Tjahjanto dengan total nilai sebesar Rp1,9 miliar. Kendati demikian, Panglima TNI ke-20 ini tidak mencantumkan kepemilikan hutang dalam laporan tersebut sehingga total kekayaaannya tahun 2019 tercatat sebesar Rp 20,2 miliar.

Harta kekayaannya itu tercatat mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada laporan Juni 2016 atau saat menjabat sebagai Sekretaris Militer di Sekretariat Negara, Hadi melaporkan kekayaannya sebesar Rp 5,6 miliar. Lalu setahun berikutnya saat baru dilantik sebagai Panglima TNI pada akhir tahun 2017, harta kekayaan yang dilaporkan yakni sebesar Rp 7,3 miliar.

Referensi

Arsip Kompas

Panglima TNI: DPR Proses Cepat Pencalonan Hadi, KOMPAS(Nasional) – Selasa, 05 Dec 2017   Halaman: 01

Marsekal Hadi Tjahjanto: Pesan Orangtua yang Selalu Diingat, KOMPAS(Nasional) – Selasa, 05 Dec 2017   Halaman: 02

Pergantian Panglima TNI: Ketika Gatot Duduk di Belakang Hadi, KOMPAS(Nasional) – Rabu, 06 Dec 2017   Halaman: 02

Calon Panglima TNI: Hadi Tjahjanto: Teladan Soedirman dan M Jusuf, KOMPAS(Nasional) – Kamis, 07 Dec 2017   Halaman: 05

Uji Kelayakan dan Kepatutan: TNI dan Perang Modern, KOMPAS(Nasional) – Kamis, 07 Dec 2017   Halaman: 05

Pergantian Panglima TNI: Pembaruan Alutsista Jadi Prioritas, KOMPAS(Nasional) – Sabtu, 09 Dec 2017   Halaman: 01

Pertahanan: Hadi: TNI Hadapi Tantangan Kompleks, KOMPAS(Nasional) – Minggu, 10 Dec 2017   Halaman: 01

Buku

Anak sersan jadi panglima: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto,  Penulis Eddy Suprapto, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2018

Situs web

https://www.kompas.id/baca/polhuk/2017/12/07/hadi-tjahjanto-teladan-soedirman-dan-m-jusuf/

https://www.kompas.id/baca/utama/2017/12/04/tni-butuh-rotasi-dan-reformasi-marsekal-hadi-tjahjanto-dinilai-tepat-jadi-panglima/

https://www.kompas.id/baca/x/politik/2017/12/05/marsekal-hadi-tjahjanto-dan-kedekatannya-dengan-presiden-jokowi/

https://www.kompas.id/baca/utama/2017/12/05/di-balik-pilihan-jokowi-atas-hadi-tjahjanto/

https://www.kompas.id/baca/polhuk/2020/11/15/panglima-tni-ganggu-persatuan-akan-berhadapan-dengan-tni

https://www.kompas.id/baca/utama/2019/04/09/tni-dipastikan-netral-siap-hadapi-pengganggu-stabilitas-politik/

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/06/08250421/8-fakta-menarik-tentang-calon-panglima-tni-hadi-tjahjanto?page=all

https://regional.kompas.com/read/2017/12/05/17444241/saat-kecil-marsekal-hadi-selalu-didongengi-kisah-malin-kundang

https://regional.kompas.com/read/2017/12/05/17211791/marsekal-hadi-tjahjanto-disebut-otak-setan-oleh-teman-sma-nya

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/09/10465031/sebelum-jadi-panglima-tni-hadi-tjahjanto-dulu-dipandang-sebelah-mata

https://www.kompas.tv/article/17010/pesan-orang-tua-hadi-tjahjanto-untuk-sang-calon-panglima

https://money.kompas.com/read/2020/10/24/081824826/mengintip-harta-kekayaan-panglima-tni-hadi-tjahjanto?page=all

Biodata

Nama

Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

Lahir

Malang, 8 November 1963

Jabatan

Panglima TNI (2017-Sekarang)

Pendidikan

  • SMP Negeri 3 Singosari (1979)
  • SMA Negeri 1 Lawang (1982)
  • Akademi Angkatan Udara (1986)
  • Sekolah Penerbang TNI AU (1987)

Karier

  • Perwira Penerbang Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1986–1993)
  • Kepala Seksi Latihan Skadron 4 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1993)
  • Komandan Flight Ops “A” Flightlat Skuadron Udara 32 Wing 2 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (1996)
  • Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Sumarmo (1997)
  • Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Pangkalan Udara Adi Sumarmo (1998)
  • Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI (1998)
  • Instruktur Penerbangan Pangkalan Udara Adi Sucipto (1999)
  • Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Pangkalan Udara Adi Sucipto (2000)
  • Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I (2001)
  • Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (2004)
  • Kepala Dinas Personel Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (2006)
  • Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara (2007)
  • Komandan Pangkalan Udara Adi Sumarmo (2010–2011)
  • Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI (2011)
  • Perwira Menengah Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara (2011)
  • Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (2011–2013)
  • Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (2013–2015)
  • Komandan Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh (2015)
  • Sekretaris Militer Presiden (2015–2016)
  • Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (2016)
  • Kepala Staf TNI Angkatan Udara (2017)
  • Panglima Tentara Nasional Indonesia (2017–2022)
  • Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) (2022-2024)
  • Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) (2024)

Organisasi

Penghargaan

Tanda Jasa

  • Bintang Dharma (2017)
  • Bintang Yudha Dharma Utama (2018)
  • Bintang Kartika Eka Paksi Utama (2018)
  • Bintang Jalasena Utama (2018)
  • Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama (2017)
  • Bintang Bhayangkara Utama (2017)
  • Bintang Yudha Dharma Pratama (2017)
  • Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama (2017)
  • Bintang Yudha Dharma Nararya
  • Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya
  • Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang (Brunei) (2018)
  • Pingat Jasa Gemilang (2018)
  • Dharma Dirgantara
  • Kesetiaan XXIV
  • Kesetiaan XVI
  • Kesetiaan VIII
  • GOM VII
  • GOM IX
  • Dharma Nusa
  • Wira Nusa
  • Wira Dharma
  • Wira Siaga
  • Bintang LVRI (2019)
  • Dwidya Sistha
  • Kebaktian Sosial

Brevet

  • Wing Penerbang TNI AU (1987)
  • Wing Para TNI AU (1986)
  • Brevet Komando Kopassus (2018)
  • Brevet Komando Paskhas
  • Brevet Trimedia Taifib (2017)
  • Brevet Denjaka (2017)
  • Brunei Wing (2017)
  • RTAF Wing (Thailand) (2017)
  • RSAF Wing (Singapura) (2017)
  • Brevet Hiu Kencana (2018)
  • Pin Setia Waspada Paspampres (2019)

Karya

Keluarga

Istri

Nanik Istumawati

Anak

  1. Hanica Relingga Dara Ayu
  2. Handika Relangga Bima Yogatama

Sumber
Litbang Kompas