Paparan Topik | Pariwisata

Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia

Setelah terpuruk pada masa pandemi sejak awal 2020, pariwisata Indonesia mulai bangkit kembali. Ekonomi yang tumbuh dari sektor pariwisata ini memberikan harapan bagi kesejahteraan masyarakat.

KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Wisatawan memarkir sepeda mereka sebelum bersantai di Carpe Diem Cafe and Restaurant di kawasan Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (10/1/2023). Saat ini, pariwisata di kawasan gili kembali menggeliat setelah sempat lesu akibat pandemi Covid-19. Kawasan Tiga Gili yakni Trawangan, Meno, dan Air masih menjadi favorit bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berlibur, terutama setelah pandemi Covid-19 semakin terkendali. Menurut data Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, rata-rata kunjungan ke kawasan Tiga Gili mencapai 1.500 orang per hari.

Fakta Singkat

  • Data Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2022 terdapat total sekitar 5,5 juta pengunjung dari luar negeri, jauh meningkat dari tahun 2021 yang hanya sejumlah 1,6 juta pengunjung.
  • Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa Indonesia telah menerima 895.121 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Desember 2022. Capaian ini naik 447,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year), yakni di tahun 2021, sebanyak 163.619 kunjungan.
  • Data yang dihimpun oleh PT. Aviasi Pariwisata Indonesia atau Injourney pada 19-27 Desember 2022 menunjukkan ada total 509.726 penumpang penerbangan, dengan rincian 269.810 penumpang domestik dan 239.916 penumpang mancanegara.

Pada 30 Desember 2022 Presiden Joko Widodo menyampaikan pemberhentian kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Langkah dan kebijakan ini diharapkan menjadi daya ungkit geliat sektor pariwisata.

Berakhirnya kebijakan PPKM yang didasarkan pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022 tersebut menandakan berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia. Dalam pidatonya, Presiden memaparkan bahwa pada 27 Desember 2022 kasus harian di Indonesia hanya sejumlah 1,7 kasus tiap 1 juta penduduk, dengan positivity rate tiap minggunya pada 3,35 persen, tingkat perawatan rumah sakit (bed occupancy rate) pada 4,79 persen, dan angka kematian pada 2,39 persen.

Bersamaan dengan perkembangan membaiknya situasi kesehatan publik, sektor pariwisata di Indonesia mulai menunjukkan perkembangan. Geliat ini akan memberikan efek berganda bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya.

KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Wisatawan asing yang baru selesai berlibur di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, mengantre untuk naik ke kapal cepat yang akan membawa mereka kembali ke Bali di dermaga Pelabuhan Gili Trawangan, Selasa (10/1/2023) siang.

Perkembangan Jumlah Wisatawan Pasca Pandemi

Pada libur Natal 2022, Provinsi Bali yang memang dikenal sebagai destinasi wisata utama di Indonesia menerima banyak kedatangan wisatawan. Data yang dihimpun oleh PT. Aviasi Pariwisata Indonesia atau Injourney pada 19-27 Desember 2022 menunjukkan ada total 509.726 penumpang penerbangan, dengan rincian 269.810 penumpang domestik dan 239.916 penumpang mancanegara.

Data dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menunjukkan bahwa pada kurun waktu tersebut terdapat total 3.397 pergerakan pesawat, termasuk di dalamnya 2.032 penerbangan domestik dan 1.365 penerbangan internasional.

Terkait wisatawan asing, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia telah menerima 895.121 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Desember 2022. Capaian ini naik 447,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year), yakni di tahun 2021, sebanyak 163.619 kunjungan.

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kunjungan wisman di bulan Desember 2022 tersebut memang meningkat 36,19 persen dari bulan sebelumnya (month-on-month). Perkembangan ini merupakan tanpa pertumbuhan ekonomi  yang baik di sektor pariwisata.

Grafik:

Bila melihat tren perkembangan jumlah wisatawan mancanegara sebelum dan sesudah pandemi, akan tampak sekali bahwa jumlah wisatawan mancanegara mulai tumbuh di tahun 2022. Data BPS mencatat pada tahun 2022 terdapat total sekitar 5,5 juta pengunjung dari luar negeri, jauh meningkat dari tahun 2021 yang hanya sejumlah 1,6 juta pengunjung. Tahun 2021 memang menjadi tahun dengan jumlah wisatawan asing tersedikit dalam rentang tahun 2018 sampai 2022. Pandemi Covid-19 yang terjadi di awal tahun 2020 di Indonesia membuat jumlah wisatawan asing terjun bebas dari angka 16,1 juta wisatawan menjadi 4 juta di tahun 2020 dan terus menurun di tahun 2021.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Sawah berundak di Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/1/2023). Pesona alam di Babakan Madang seperti udara sejuk, pemandangan indah, aliran air yang jernih, dan keberadaan sejumlah air terjun menjadi daya tarik wisatawan untuk datang. Tempat-tempat penginapan dan tempat makan makin banyak bermunculan di tempat ini.

Data wisatawan mancanegara dari BPS di tahun 2022 menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan asing berasal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Timor Leste, Singapura, dan Australia. Bila melihat sepuluh negara asal dengan wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia, selain keempat negara tersebut, wisatawan asing kebanyakan berasa dari India, Amerika Serikat, Inggris, RRT, Prancis, dan Jerman.

Berikut daftar negara asal wisatawan mancanegara di tahun 2022:

Grafik

Para wisatawan mancanegara datang ke Indonesia terutama melalui jalur udara. Data tahun 2022 menunjukkan pengunjung yang masuk melalui bandar udara mencakup 60,24 persen dari total wisatawan luar negeri. Wisatawan mancanegara juga masuk melalui pelabuhan-pelabuhan, sejumlah 23,93 persen. Pelabuhan yang ramai menerima kunjungan wisatawan asing adalah Bintan dan Batam, khususnya wisatawan dari Malaysia dan Singapura. Indonesia juga menerima masuknya wisatawan lewat perbatasan-perbatasan darat dengan Malaysia, Timor Leste, dan Papua Nugini, yakni 15,83 persen dari total wisatawan mancanegara.

Grafik

Dilihat lebih detail, sebanyak 60,24 persen total wisatawan asing yang masuk melalui bandar udara di Indonesia tersebut sebagian besar datang melalui bandar udara Ngurah Rai di Bali, totalnya mencapai 65,35 persen dari seluruh wisatawan mancanegara yang masuk melalui jalur udara.

Bandar udara yang menerima banyak wisatawan asing lainnya adalah Soekarno-Hatta di Jakarta, dengan total 28,36 persen. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan asing di tahun 2022 sebagian besar adalah wisatawan ke Pulau Bali, diikuti sebagian yang berkunjung ke Jawa melalui Jakarta.

Grafik

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi (Wisata) Super Prioritas. Kelima destinasi tersebut adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Likupang di Sulawesi Utara.

Destinasi wisata tersebut dinilai Pemerintah memiliki potensi wisata yang besar, baik karena keindahan alamnya maupun keunikan budayanya, akan tetapi masih memerlukan pengembangan yang intensif agar dapat menarik minat lebih banyak wisatawan. Pemerintah lantas berupaya mendorong pengembangan kawasan-kawasan wisata tersebut agar menjadi destinasi wisata internasional unggulan lainnya dari Indonesia. Usainya pandemi covid-19 menjadi momentum baru untuk merealisasikan mimpi tersebut.

Bila melihat tingkat penghunian hotel (hotel occupancy rate) di tahun 2022, tampak bahwa ada perkembangan tingkat penghunian hotel dari awal tahun 2022 hingga akhir tahun 2022.

Di awal tahun, tingkat penghunian hotel Provinsi Sumatera Utara sebanyak 42,62, Jawa Tengah 39,38, Nusa Tenggara Barat 31,35, Nusa Tenggara Timur 29,85, Sulawesi Tenggara 38,29, DI Yogyakarta 59,90, dan Bali 20,71.

Di akhir tahun tingkat penghunian hotel tersebut meningkat secara signifikan, di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 51,77, Jawa Tengah 54,74, Nusa Tenggara Barat 40,67, Nusa Tenggara Timur 42,03, Sulawesi Tenggara 49,16, DI Yogyakarta 72,87, dan Bali 53,75. Bali memang menjadi pusat destinasi wisata yang mengalami pertumbuhan paling signifikan di tahun 2022 tersebut.

Grafik

Kebijakan Menarik Minat Wisatawan

Sektor pariwisata memang merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Sebelum pandemi covid-19, di tahun 2017 sektor ini mencakup 4,1 persen dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, atau sebesar 536,8 triliun rupiah.

Pada tahun 2019, persentase kontribusi sektor pariwisata meningkat menjadi 6,1 persen dari total PDB. Sektor ini juga merupakan 10,5 persen dari total lapangan kerja nasional. Ia menjadi sumber lapangan kerja bagi 12,7 juta penduduk Indonesia. Oleh karena itu bersamaan dengan upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi, Pemerintah berupaya mendongkrak jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia untuk membangkitkan sektor ekonomi ini.

Hal pertama yang dibuat Pemerintah ialah pengendoran kebijakan restriksi kesehatan untuk para wisatawan asing yang masuk ke Indonesia. Sesuai ketentuan yang tertuang dalam Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19 Nomor 25 Tahun 2022, para wisatawan asing hanya diminta mengunduh aplikasi Peduli Lindungi saat kedatangan di Indonesia, menunjukkan bukti vaksinasi Covid-19, dan suhu tubuh yang normal atau tidak lebih dari 37,5 derajat Celcius.

Pemerintah juga membolehkan wisatawan yang teruji positif Covid-19 dari hasil tes antigen maupun PCR untuk melakukan isolasi mandiri di hotel atau di rumah kediaman sejauh tidak ada gejala yang berat. Untuk yang mengalami gejala berat, Pemerintah akan merujuk pasien tersebut ke rumah sakit yang biasa menangani pasien Covid-19.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Wisatawan mengunjungi obyek wisata Svargabumi di Dusun Ngaran, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (30/12/2022). Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi wisata utama saat masa libur akhir tahun. PT Taman Wisata Candi Borobudur menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke candi itu mencapai lebih dari 160.000 orang saat masa libur pergantian tahun menuju tahun 2023.

Hal lain yang pemerintah upayakan ialah mempermudah prosedur aplikasi visa bagi para wisatawan asing. Sejak tanggal 15 Oktober 2020 Pemerintah mulai menerbitkan visa elektronik saat kedatangan (e-visa on arrival).

Kebijakan ini diberlakukan bagi para wisatawan dari 46 negara, yakni: Australia, Austria, Argentina, Brasil, Belgia, Kanada, RRT, Ceko, Denmark, Mesir, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, India, Irlandia, Italia, Jepang, Lituania, Malaysia, Meksiko, Maroko, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Oman, Polandia, Portugal, Korea Selatan, Romania, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Taiwan (RRT), Timor Leste, Tunisia, Turki, Ukraina, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat. Biaya untuk visa kedatangan tersebut sebesar Rp 500.000 dan berlaku untuk 30 hari, dengan kemungkinan diperpanjang satu kali untuk tambahan 30 hari. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Internet