Paparan Topik | Lebaran

Dampak Ekonomi dan Geliat Wisata selama Libur Lebaran 2023

Perayaan Hari Raya Idul Fitri 2023 menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk dapat melaksanakan kembali tradisi mudik ke kampung halaman. Aktivitas ekonomi selama Lebaran 2023 diharapkan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia, termasuk melalui sektor pariwisata.

ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Kerumunan pengunjung di sekitar kandang gajah di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, Senin (24/4/2023). Warga memanfaatkan libur cuti bersama Lebaran untuk berekreasi ke berbagai tempat wisata, salah satunya Kebun Binatang Ragunan. Dengan harga tiket yang murah, pengunjung dapat bersantai dan berkeliling untuk melihat dan mengenalkan berbagai satwa kepada anak-anak.

Fakta Singkat

Dampak libur Lebaran terhadap perekonomian:

  • Pemudik Lebaran 2023: 123,8 juta orang
  • Estimasi perputaran ekonomi selama Lebaran: Rp 240,1 triliun

Dampak terhadap pariwisata
Hasil survei Kemenparekraf:

  • 64,5 persen responden memilih wisata pantai
  • 54 persen responden memilih pusat kuliner
  • 51,3 persen memilih destinasi pegunungan atau agrowisata
  • 36,5 persen memilih taman rekreasi
  • 20,6 persen memilih desa wisata
  • Target pergerakan wisnus 2023: 1,2 miliar — 1,4 miliar pergerakan
  • Kunjungan ke tempat wisata meningkat

Strategi menyambut wisatawan:

  • Penerapan protokol kesehatan dan keselamatan
  • Mengevaluasi kesiapan sarana prasarana di seluruh objek wisata
  • Memetakan lokasi yang berpotensi mengalami kepadatan
  • Meminta Pemda dan asosiasi wisata mendiskusikan kenaikan tarif
  • Memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan

Sekalipun mudik sangat identik dengan segala keruwetan, termasuk kemacetan yang selalu menghadang bila menggunakan transportasi darat, serta tiket transportasi yang mahal, nyatanya hal itu tak menyurutkan niat jutaan pemudik di nusantara untuk tetap melakoninya.

Berbagai cara perjalanan ditempuh pemudik demi sebuah alasan utama, silaturahmi. Pasalnya, Hari Raya Idul Fitri bisa menjadi momen untuk menumpahkan segala kerinduan dengan bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat di kampung halaman.

Apalagi pada tahun 2023 ini, pemerintah telah menetapkan cuti bersama Lebaran 2023 yang berlangsung sejak 19 April 2023 hingga 25 April 2023. Pemudik tak hanya memiliki waktu lebih lama beranjangsana di kampung halaman. Mereka yang tak mudik pun juga punya kesempatan liburan lebih panjang.

Selain itu, ramainya jumlah pemudik pada tahun ini juga dikarenakan pencabutan kebijakan PPKM dan penambahan jumlah hari libur. Hal tersebut menjadi momentum yang baik untuk mendorong perekonomian di daerah-daerah.

Kembalinya ritual tahunan ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, tidak terkecuali bagi industri pariwisata di tanah air. Tak hanya bersilaturahmi, sebagian besar masyarakat juga memanfaatkan hari libur Lebaran untuk berwisata. Hampir setiap tempat wisata di Indonesia dipadati pengunjung. Mereka menikmati beragam fasilitas yang disediakan pengelola tempat wisata.

Pergerakan orang secara besar-besaran akan diikuti permintaan barang dan jasa di daerah asal dan sepanjang jalur mudik. Sektor-sektor yang terpuruk akibat pandemi diperkirakan akan bangkit, bahkan bisa tumbuh lebih tinggi.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Penumpang pesawat udara memadati area konter pelaporan di Bandar Udara Sentani, Jayapura, Papua, Selasa (18/4/2023). Kementerian Perhubungan mencatat jumlah tiket yang telah tepesan selama masa angkuta Lebaran mencapai 6,12 juta kursi dari total kapasitas 8,5 juta kursi.

Dampak libur Lebaran terhadap perekonomian

Mudik Lebaran 2023 diperkirakan berdampak positif bagi perekonomian, mulai lingkup nasional, daerah, hingga desa. Para pemudik pulang kampung membawa sejumlah uang baik yang akan dibagi-bagi atau dibelanjakan.

Hal itu diperkuat pula dengan kebijakan pemberian Tunjangan Hari Raya atau THR dan adanya cuti bersama tahun 2023. Ditambah pula dibolehkannya masyarakat melakukan mudik, yang waktunya panjang, yaitu mulai 19 hingga 25 April 2023 setara dengan 7 hari kalender.

Selain para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menerima THR, para pekerja atau buruh di sektor swasta juga menerima THR setelah Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengeluarkan kebijakan agar para pengusaha memberikan THR tahun ini.

Jika menilik dari anggaran THR 2023 yang disediakan pemerintah untuk para ASN dan pensiunan sebesar Rp 38,9 triliun dan THR yang dikucurkan bagi pekerja atau buruh di sektor swasta tersebut, dapat diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat di level nasional, daerah, dan desa.

Adanya kebijakan THR tersebut akan membuat aliran dana di masyarakat akan bergerak kencang. Masyarakat pastinya akan mengeluarkan pendapatannya dari THR dan tabungan tersebut untuk melakukan perjalanan mudik panjang, perjalanan pariwisata, konsumsi di tempat tujuan mudik, membagi-bagi uang lebaran kepada sanak saudara di kampung halaman dan konsumsi lainnya. Dampaknya, industri pariwisata meningkat, penghasilan pelaku usaha UMKM di sepanjang jalur dan tujuan mudik dan pelaku industri perjalanan pun akan hidup kembali.

FAKHRI FADLURROHMAN

Hiruk pikuk warga saat berbelanja pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (9/4/2023). Kepadatan di Pasar Tanah Abang sudah mulai terjadi sejak Jumat (7/4/2023). Salah seorang pedagang mengatakan omzet penjualannya naik hingga 70 persen.

Pemerintah memprediksi perputaran ekonomi pada masa libur Lebaran tahun 2023 ini naik dari angka estimasi awal Rp 150 triliun menjadi ke Rp 240,1 triliun. Perhitungan ini berdasarkan asumsi basis pengeluaran wisatawan nusantara saat mudik lebaran pada 2019–2021 sekitar Rp 1,94 juta.

Kenaikan proyeksi perputaran ekonomi tersebut tidak lepas dari prediksi lonjakan jumlah pemudik Lebaran tahun ini yang jumlahnya mencapai 123,8 juta orang, atau tumbuh sebesar 45,67 persen dibandingkan tahun lalu sebanyak 85,5, juta orang.

Survei Pergerakan Lebaran 2023 yang digelar Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan tahun 2023 menunjukkan, potensi pergerakan nasional pada Lebaran 2023 mencapai 45,8 persen dari jumlah penduduk atau sebanyak 123,8 juta orang. Potensi pergerakan dari Jabodetabek terhitung masih yang tertinggi, yakni mencapai 18,3 juta pemudik.

Sebagian pemudik memilih melakukan perjalanan menggunakan jalur darat. Sebanyak 27,32 juta orang naik mobil pribadi. Sebagian lainnya menggunakan sepeda motor (25,13 juta), bus (22,27 juta), mobil sewa (9,53 juta), dan kereta api (14,47 juta). Daerah tujuan pemudik paling banyak menuju Jawa Tengah, yakni 32,75 juta pemudik, diikuti Jawa Timur (24,6 juta), dan Jawa Barat (20,72 juta).

Sementara itu, Kemenparekraf melalui Deputi Bidang Kebijakan Strategis melakukan survei lapangan ke beberapa tempat yang menjadi titik pergerakan mudik, yaitu Pulau Jawa terutama Jateng dan Jabar (Cirebon), Sulawesi terutama Makassar, Lampung, dan Sumatra khususnya di daerah sekitar Kota Padang, sebagai jalur utama arus mudik untuk perwakilan wilayah barat tengah dan timur.

Hasilnya, lima daerah asal perjalanan terbanyak pada lebaran 2023 adalah Jawa Timur sebesar 17,1 persen, Jawa Tengah 15,1 persen, Jabodetabek 14,8 persen, Jawa Barat Non-Bodebek 12,1 persen, dan Sumatera Utara 3,6 persen. Kemudian lima daerah tujuan perjalanan terbanyak adalah Jawa Tengah sebesar 26,45 persen, Jawa Timur sebesar 19,87 persen, dan beberapa daerah lainnya.

Di sisi ekonomi, pergerakan jutaan pemudik ke kampung halaman pada gilirannya akan memberikan dampak positif. Bukan hanya desa atau kampung halaman yang menjadi destinasi mudik yang terdampak ekonominya, melainkan juga daerah-daerah yang sekadar dilintasi pemudik. Misalnya, daerah perdesaan/perkotaan di sepanjang jalur Pantura.

Bagi para pemudik berkendaraan pribadi dari Jabodetabek, jalur pantura menjadi favorit kedua setelah Jalan Tol Trans-Jawa. Toko dan gerai cendera mata, khususnya kuliner khas di sepanjang jalur ini, akan memperoleh peningkatan omzet pada musim mudik dan arus balik. Tempat peristirahatan di sepanjang jalan tol/arteri non-tol dapat dimanfaatkan menjadi etalase produk-produk unggulan daerah yang dilintasi.

Sementara itu, di daerah perdesaan, desa-desa yang telah mengembangkan kawasan wisatanya karena dapat dipastikan jumlah pengunjung meningkat atau bahkan membeludak selama musim libur Lebaran ini.

Alhasil, daerah dan desa destinasi mudik yang relatif siap baik menyangkut sarana, prasarana, dan kelembagaan sosial ekonominya serta dapat mengelola momentum libur Lebaran dengan baik dengan memupuk modal sosial dan modal ekonomi sekaligus dapat memperoleh manfaat lebih besar untuk mengembangkan ekonomi wilayahnya. Modal sosial yang kuat memungkinkan pertumbuhan ekonomi desa lebih cepat. Selanjutnya, desa-desa dengan modal sosial yang kuat ini akan menopang akselerasi pertumbuhan ekonomi daerahnya.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Calon pembeli memenuhi gerai Toko Emas Bintang Timur di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, untuk memberli perhiasan emas, Rabu (12/4/2023). Menjelang Lebaran, penjualan perhiasan emas meningkat, Menurut pedagang, pelanggan banyak membeli perhiasan dengan kadar emas 70 persen atau setara dengan 16,8 karat. Perhiasan emas dengan kadar 70 persen tersebut dijual Rp 720.000 per gramnya.

Dampak libur Lebaran terhadap sektor pariwisata

Momen mudik dan libur Lebaran tahun ini diperkirakan akan membawa angin segar bagi dunia wisata Tanah Air. Pasalnya, selama pandemi Covid-19, pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak cukup dalam.

Di samping itu, perputaran ekonomi selama momen mudik dan libur Lebaran biasanya juga dirasakan pula oleh pengelola destinasi pariwisata beserta ekosistem pelaku usaha di dalamnya, seperti hotel dan pelaku usaha kuliner.

Survei yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terhadap preferensi aktivitas wisatawan Indonesia selama libur Lebaran Idul Fitri menunjukkan, sebanyak 77,6 persen responden menyatakan akan mudik selama libur Lebaran.

Dari hasil survei juga diketahui bahwa masyarakat yang tidak mudik sebesar 92 persen menyatakan juga akan berwisata di momen libur Lebaran dengan memilih destinasi di lokasi sekitar. Survei itu dilaksanakan pada 31 Maret sampai 14 April 2023 terhadap 832 responden.

Sebanyak 64,5 persen responden memilih wisata pantai untuk mengisi libur Lebaran tahun ini. Sementara di posisi kedua, pusat kuliner dipilih oleh 54 persen responden untuk mengisi waktu libur Lebaran. Kemudian sebesar 51,3 persen memilih destinasi pegunungan atau agrowisata; 36,5 persen taman rekreasi, dan 20,6 persen desa wisata.

Survei juga mencatat ada 53,8 persen responden akan mengunjungi destinasi wisata dengan durasi 2 sampai 4 hari. Sedangkan 35,3 persen menyatakan akan melakukan wisata kurang dari 1 hari. Kemudian 74,6 persen responden menggunakan transportasi kendaraan pribadi saat melakukan wisata.

Survei juga mencatat 51,3 persen responden menyatakan telah memesan tiket melalui online travel agent (OTA), 26,8 persen sudah dipesankan keluarga, dan 58,6 persen akan melakukan wisata di dalam kota domisili atau tujuan mudik Lebaran.

Sisanya ada 42 persen lainnya memilih di kabupaten lain, berarti itu potensi wisata Indonesia yang harus kami petakan dan bisa menjadi pedoman bersama di momentum-momentum libur berikutnya.

Selain itu, Kemenparekraf turut serta melakukan promosi destinasi. Beberapa di antaranya adalah promosi destinasi pariwisata religi dan wisata berbasis masjid di sepanjang jalur mudik. Kemudian, mengarahkan wisatawan berkunjung ke destinasi di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung (Banten), Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Lido (Bogor, Jawa Barat), dan Eager Adventure Land (Bogor, Jawa Barat).

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Anak-anak menikmati liburan panjang mereka dengan berkeliling desa menggunakan mobil terbuka di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (23/4/2023). Mereka menikmati suasana desa dengan beragam aktivitas wisata yang ditawarkan dari transportasi, penginapan hingga kuliner.

Selain survei yang dilaksanakan oleh Kemenparekraf, Traveloka juga melihat adanya perubahan tren yang terlihat dari sebagian besar pengguna Traveloka yang menyatakan bahwa momentum libur Lebaran tidak hanya digunakan untuk mudik, namun juga untuk berlibur.

Data internal Traveloka menunjukkan sebanyak 34 persen pengguna menyatakan memiliki preferensi baru terkait rencana perjalanan bersama keluarga tercinta, terutama dalam menyambut libur Lebaran 2023. Sebanyak 48 persen pengguna menyatakan, mereka akan memanfaatkan momen Lebaran 2023 untuk merencanakan liburan, baik domestik maupun internasional.

Disebutkan pula, jumlah konsumen yang merencanakan untuk berlibur pada periode libur lebaran 2023 meningkat, dilihat dari melonjaknya pencarian penerbangan domestik yang mencapai hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.

Ada juga catatan dari Traveloka tentang destinasi yang paling diminati pengguna dalam merayakan libur Lebaran, yaitu Bali, Surabaya, Medan, Padang, Yogyakarta untuk destinasi domestik. Sementara itu, Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang menjadi pilihan pengguna untuk destinasi internasional.

Traveloka juga melihat bahwa moda transportasi favorit pengguna untuk menjalani libur Lebaran tak hanya  pesawat, melainkan  moda transportasi darat lainnya seperti kereta api, bus dan shuttle, serta mobil pribadi.

Lonjakan jumlah pergerakan orang selama libur Lebaran 2023 itu diharapkan bisa berkontribusi terhadap kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Pemerintah Indonesia telah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 3,5 juta-7,4 juta kunjungan pada 2023.

Pemerintah juga menetapkan target pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) tahun 2023 mencapai 1,2 miliar-1,4 miliar pergerakan. Pada April 2023, pergerakan wisnus diharapkan bisa mencapai sekitar 143 juta pergerakan. Target ini sejalan dengan pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat seiring meredanya kasus Covid-19.

Tahun 2022 lalu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara berhasil mencapai 5,5 juta atau melewati target awal sebesar 3,6 juta. Begitu juga dengan pergerakan wisatawan nusantara yang mencapai 703 juta.

Pemerintah juga menargetkan nilai devisa pariwisata tahun 2023 sebesar 2,07 miliar dolar AS pada batas bawah dan 5,95 miliar dolar AS pada batas atas. Nilai kontribusi PDB pariwisata sebesar 4,1 persen, serta ekspor produk ekonomi kreatif diperkirakan menembus 26,46 miliar dolar AS atau Rp 397,98 triliun. Sementara nilai tambah ekonomi kreatif ditargetkan mencapai Rp 1.297 triliun.

Target kinerja yang meningkat dua kali lipat itu diharapkan memberikan dampak yang besar kepada masyarakat dengan keberadaan lapangan kerja sebesar 22,4 juta di sektor pariwisata dan 22,29 juta di sektor ekonomi kreatif.

ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Pengunjung melihat burung unta di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, Senin (24/4/2023). Warga memanfaatkan libur cuti bersama Lebaran untuk berekreasi ke berbagai tempat wisata, salah satunya Kebun Binatang Ragunan. Dengan harga tiket yang murah, pengunjung dapat bersantai dan berkeliling untuk melihat dan mengenalkan berbagai satwa kepada anak-anak.

Strategi menyambut wisatawan

Dengan adanya jumlah peningkatan wisatawan ini, Pemerintah menyiapkan berbagai aspek untuk mendukung keamanan dan kenyamanan selama libur Lebaran 2023. Salah satunya adalah dengan mempersiapkan ketersediaan transportasi yang resmi, menyediakan tempat peristirahatan bagi para pemudik, serta memperketat pelayanan keamanan.

Disamping itu, Kemenparekraf menyiapkan sejumlah strategi menyambut geliat pariwisata selama libur Lebaran 2023. Kemenparekraf memproyeksikan kunjungan ke destinasi wisata akan cukup tinggi di berbagai daerah. Apalagi pembatasan pandemi Covid-19 telah dicabut.

Untuk itu, Kemenparekraf juga telah menyusun strategi untuk meningkatkan geliat Pariwisata selama lebaran 2023. Pertama, memastikan kesiapan destinasi dan lokasi wisata untuk menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan.

Kedua, meminta Dinas Pariwisata di berbagai daerah untuk memantau dan mengevaluasi kesiapan sarana prasarana di seluruh objek wisata.

Ketiga, menggandeng Korlantas Polri untuk memetakan beberapa lokasi yang berpotensi mengalami kepadatan.

Keempat, meminta Pemerintah Daerah dan asosiasi wisata mendiskusikan kenaikan tarif, yang diimbangi peningkatan kualitas dan pelayanan.

Kelima, mengajak pelaku usaha memberikan pelayanan terbaik agar pengunjung dapat berwisata dengan aman, nyaman, dan menyenangkan. (LITBANG KOMPAS)

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Sebuah bangunan hotel dan resort dengan pemandangan persawahan bernuanasa desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (23/4/2023). Saat musim lebaran, pemilik resort menawarkan suasana desa dengan beragam aktivitas wisata ditawarkan dari transportasi, penginapan hingga kuliner.

Referensi

Arsip Kompas
  • “Mudik, Modal Sosial, Ekonomi Desa”, Kompas, 14 Juni 2019, hlm. 07
  • “Wisata Lokal Tetap Diserbu Pengunjung”, Kompas, 15 Mei 2021, hlm. 12
  • “Libur Lebaran: Pengelola Obyek Wisata Diminta Berlakukan Protokol Kesehatan”, Kompas, 11 April 2023, hlm. 10
  • “Festival Investasi Lebaran”, Kompas, 17 Apr 2023, hlm. 06