KOMPAS/JB Suratno
Presiden dan Ny Tien Soeharto,Sabtu pagi (5/7/1986) mengikuti uji coba KRL jenis baja anti karat, dari stasiun Manggarai ke Tanah Abang pergi-pulang. Presiden dan Ibu Tien Soeharto di ruang masinis melambaikan tangan kepada masyarakat yang berada di sepanjang rel kereta.
Pentingnya moda transportasi massal seperti kereta rel listrik (KRL) di kota besar layaknya Jakarta sudah disadari oleh pemerintah sejak lama. Persisnya tahun 1982 ketika proyek kereta api Jabotabek dimulai.
Alat angkut tersebut dianggap sebagai solusi kemacetan lalu lintas akibat terus bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Selain tepat waktu karena waktu tempuh yang lebih pasti, KRL juga dapat membawa sekaligus banyak penumpang menuju pusat-pusat perkantoran dan ekonomi.
Presiden Soeharto yang memerintah pada waktu itu menaruh perhatian terhadap pembangunan moda transportasi massal tersebut. Beliau juga selalu menyempatkan diri untuk meresmikan penggunaan kereta atau jalur rel baru.
Salah satunya tahun 1986, ketika Presiden dan Ibu Tien Soeharto meresmikan dan ikut uji coba KRL jenis baja antikarat (stainless steel) dari Stasiun Manggarai ke Tanah Abang sejauh 6 km, pergi pulang. Kini jalur itu menjadi rute penting KAI Commuter Line.
Kereta rel listrik yang dinaiki merupakan bagian dari empat rangkaian kereta baru buatan Jepang. Nantinya akan terdapat 25 rangkaian KRL terdiri dari 100 gerbong. Dalam perjanjian impor kereta tersebut pemerintah juga mensyaratkan adanya alih teknologi kepada Industri Kereta Api (INKA) Madiun.
Selama perjalanan yang memakan waktu 15 menit, Presiden dan Ibu Tien Soeharto yang ditemani sejumlah menteri begitu menikmati duduk di bangku KRL. Di sela-sela itu mereka juga menyempatkan melihat-lihat ruang masinis.
Lintasan Manggarai-Tanah Abang merupakan bagian dari proyek kereta api Jabotabek lintas barat yang telah selesai dikembangkan. Dalam pembangunannya telah dibuat rel kereta api menggunakan bantalan beton yang dilengkapi sarana listrik bagi pengoperasian kereta api, serta beberapa bangunan terminal. Pembagunan infrastukrur itu pun terus berlanjut sejauh 11 km sampai Stasiun Jakarta Kota.
KOMPAS/JB Suratno
Presiden Soeharto didampingi Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin dan sejumlah menteri lainnya tengah berada di Stasiun Manggarai, Jakarta saat akan uji coba KRL baja antikarat (stainless steel) dari stasiun tersebut ke Stasiun Tanah Abang (5/7/1986).
KOMPAS/JB Suratno
Sebelum uji coba KRL jenis baja antikarat dari Stasiun Manggarai ke Tanah Abang Presiden Soeharto mendengar penjelasan tentang pembangunan pengembangan infrastruktur KRL Jabotabek dari Dirjen Perhubungan Darat Giri Suseno Hadihardjono.
KOMPAS/JB Suratno
Setelah meresmikan, Presiden dan Ibu Tien Soeharto mencoba KRL jenis baja antikarat dari Stasiun Manggarai menujut Tanah Abang (5/7/1986).
KOMPAS/JB Suratno
Presiden Soeharto yang duduk bersebelahan dengan Ibu Tien tampak berbincang dengan kondektur saat dalam perjalanan uji coba KRL jenis baja antikarat dari stasiun Manggarai ke Tanah Abang pergi-pulang (5/7/1986).
KOMPAS/JB Suratno
Dalam perjalanan uji coba KRL jenis baja antikarat dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Tanah Abang, Presiden Soeharto dan rombongan menyempatkan diri untuk berhenti dan meninjau Stasiun Duku Atas yang baru selesai pembangunannya.
KOMPAS/JB Suratno
Presiden Soeharto melihat-lihat material pembuatan rel kereta untuk KRL di Stasiun Tanah Abang.
Foto lainnya dapat diakses melalui https://data.kompas.id/.
Klik foto untuk melihat sumber.