KOMPAS/Zaenal Effendy
Pebulu tangkis India Prakash Padukone ketika mengikuti Kejuaraan Grand Prix Pro-Kennex di Jakarta Desember 1983.
Belum lama ini kita dikejutkan dengan kemenangan tim bulu tangkis India dalam final Piala Thomas 2022 di Bangkok, Thailand. Dalam pertandingan penentuan tersebut atlet-atlet India berhasil mengalahkan tim Indonesia 3-0, sekaligus menjadikan negara di Asia Selatan itu untuk pertama kali menjadi juara di kejuaraan beregu putra bergengsi tersebut.
Prestasi atlet bulu tangkis India sebenarnya bukan baru pertama kali. Pada tahun 1980 dunia bulu tangkis pernah dikejutkan dengan penampilan pebulu tangkis Prakasah Padukone. Juara nasional India berturut-turut pada akhir 1970-an itu berhasil mengalahkan jawara-jawara bulu tangkis dunia termasuk Rudy Hartono dan Liem Swie King.
Pria kelahiran Bangalore, 10 Juni 1955 secara berurutan menjuarai beberapa event dalam waktu berdekatan. Ia menjuarai Denmark Terbuka dengan mengalahkan pemain cepat Denmark Morten Frost Hansen dan juara Swedia Terbuka di Karlskrona. Dalam kejuaraan ini, Prakash memaksa juara All England 8 kali Rudy Hartono menyerah dengan angka 15-9, 12-15, 1-15.
Dalam final All England pada tahun yang sama, Prakash Padukone juga dengan telak mengalahkan jawara bulu tangkis Indonesia Liem Swie King. Swie King yang sedang jaya-jayanya kala itu harus menyerah dua set langsung 3-15, 10-15. Prakash yang waktu itu berusia hampir 25 tahun mencatat sejarah dengan menjadi pemain India pertama yang menjadi juara di arena All England.
Debutnya yang berhasil mengalahkan pemain-pemain terkenal di berbagai turnamen bergengsi itulah yang membuat Prakash menjadi pebulu tangkis ranking pertama dunia tahun 1980.
Prakash Padukone dikenalkan olahraga bulu tangkis sejak kecil oleh bapaknya Ramesh Padukone, yang merupakan sekretaris Assosiasi Bulu tangkis Mysore, sebuah kota di negara bagian Karnataka, India.
Ia pertama kali mengikuti turnamen resmi di kejuaraan junior negara bagian Karnataka pada tahun 1962. Pria yang mendapat julukan “Harimau Lembut” di lapangan ini menjadi juara nasional tunggal putra pada usia 16 tahun dan selama 9 tahun sejak 1971 sampai 1979 menyandang gelar juara nasional junior India. Untuk meningkatkan kemampuannya, pada tahun 1977 ia juga bergabung dengan tim pelatnas untuk berlatih bersama pemain-pemain Indonesia
Atas prestasinya dalam olahraga tepok bulu, pemerintah India menganugerahinya Arjuna Award pada tahun 1972 dan Padma Shri pada tahun 1982
Setelah mengundurkan diri dari kompetisi bulu tangkis tahun 1991, Prakash Padukone aktif di Assosiasi Bulu tangkis India. Selain itu, ia menjadi pelatih tim bulu tangkis India dari 1993 hingga 1996. Ia juga mendirikan Olimpic Gold Quest dengan Geet Sethi, sebuah yayasan yang didedikasikan untuk promosi Olimpiade di India.
KOMPAS/Valens Doy
Pelatnas bulu tangkis Selasa (4/10/1977) disemaraki oleh kehadiran Rudy Hartono yang mulai berlatih serta pemain tamu dari India Prakash Padukone. Nampak dari kiri: Syed Modi, Prakash Padukone, asisten pelatih Atik Jauhari, Tjuntjun dan Rudy Hartono tengah beristirahat.
KOMPAS/Djoko Poernomo
Pebulu tangkis India Prakash Padukone dan juniornya Syed Modi menerima suvenir berupa miniatur kereta kencana yang terbuat dari perak dari Ketua PBSI cabang Yogyakarta Gusti Pangeran Mangkubumi pada Desember 1977. Kunjungan mereka ke Yogya dalam rangkaian kunjungan ke beberapa kota di Indonesia untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan atlet-atlet daerah.
KOMPAS/Kartno Ryadi
Pemain Kanada Jamie Poulson tampak sedang mencocor bola di depan net ketika melawan Padukone Prakash dari India (kanan) dalam pertandingan Piala Thomas 1973. Poulson leading 14-7 lebih dulu dalam set ketiga tetapi tersusul dan menyerah dengan 5-15, 15-11, 14-17. Prakash dengan semangat tinggi mengunci Poulson pada angka 14, dengan menyelamatkan diri 6 kali dari serve Poulson pada kedudukan “match point” 14.
KOMPAS/Zaenal Effendy
Pebulu tangkis India Prakash Padukone pada pertandingan Turnamen Grand Prix Pro Kennex 1993 di Istora Senayan.
KOMPAS/Danu Kusworo
Legenda bulu tangkis dunia, (dari kiri) Morten F Hansen, Prakash Padukone, Tan Joe Hok, Han Jian dan Huang Hua berpose, usai jumpa pers kumpul kangen dan pertandingan reuni di Jakarta (15/7/2005).
“Rudy Hartono Mulai Turun ke Lapangan”. Kompas, 5 Oktober 1977.
“Nama dan Peristiwa (Prakash Padukone mendapat suvenir dari Gusti Pangeran Mangkubumi”. Kompas, 10 Desember 1977.
“Hanya Satu Gelar Juara Direbut Indonesia”. Kompas, 24 Maret 1980.
“Gagal, Rudy dan Ivanna”. Kompas, 24 Maret 1980.
padukonesportsmanagement.com
Foto lainnya dapat diakses melalui:
https://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.