Foto | Hari Film Nasional

Perkembangan Poster Film Indonesia

Sebagai media promosi poster tidak bisa dipisahkan dari industri film. Bentuk dan pembuatan poster di Indonesia berubah seiring dengan kemajuan zaman.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Seorang pria melihat gambar-gambar film yang sedang diputar di Bioskop Pasar Minggu, sementara penjaga pintu bioskop bersantai menunggu penonton yang akan masuk ke gedung bioskop. Foto tahun 2002

KOMPAS/ALIF ICHWAN

Kompas, 6 Mei  2015
Film-film produksi Indonesia yang diputar pada masa liburan Natal dan Tahun Baru di salah satu bioskop jaringan XXI di Jakarta Selatan, akhir tahun 2014.

Industri film menghidupkan industri kreatif lainnya, diantaranya adalah pembuatan poster film. Sejak awal kemunculan film Indonesia pertama tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng – yang kala itu masih film bisu dan hitam putih- poster sudah dimanfaatkan sebagai media untuk mempromosikan sebuah film.

Poster film merupakan sinopsis dalam bentuk grafis, yaitu dalam bentuk gambar dan tulisan yang dibuat semenarik mungkin agar yang melihat bisa berangan-angan kira-kira cerita apa yang hendak ditampilkan dalam film tersebut. Tidak jarang demi menjaring banyak penonton, poster film di Indonesi sering dibuat berlebihan, dengan menampilkan unsur sensualitas.

Sebagai media promosi, poster film biasa di tempel di tempat-tempat umum, seperti di depan atau lobi gedung bioskop, pusat-pusat perbelanjaan dan tempat keramaian lainnya. Sebelum tahun 1990-an poster film dalam ukuran besar sering ditempel pada mobil angkutan yang disewa pengusaha bioskop untuk berkeliling dan melalui pengeras suara seseorang menginformasikan film yang akan diputar. Iklan film dalam bentuk poster di media cetak Indonesia juga bukan hal baru. Iklan film pertama di Harian Kompas adalah Anak-anak Revolusi yang dimuat pada 27 Agustus 1965, Iklan tersebut berupa poster yang digambar dan tulis dengan goresan tangan.

Sebelum era digital, poster film dibuat dengan teknik lukisan tangan atau foto-foto pemeran utama yang dikombinasikan dengan tulisan-tulisan. Penggunaan teknologi digital dalam membuat poster film kini bukan persoalan kemudahan tetapi menjadi tantangan baru bagi desainer poster film untuk membuat poster yang lebih menarik untuk menjual sebuah film.

Pada 1984 poster film dan perancangnya mulai mendapatkan harkat baru, dengan mulai diikut sertakan dalam lomba pemilihan karya terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) . Sejak itu pameran-pameran poster film mulai sering diselenggaran dan mendapat perhatian dari para penggemar film dan seni. Poster  film juga sering diburu para kolektor karena keunikan dan nilai historinya.

Poster film Indonesia era 1960-1970-an yang pembuatannya masih dengan teknik dilukis dan ditulis tangan.

Sumber:  Iklan Kompas, (27/8/1965), (7/1/1971), (27/3/1971)

Poster film Indonesia yang teknik pembuatannya menggunakan foto-foto adegan menarik atau foto-toto pemeran utama yang dikombinasikan dengan tulisan-tullisan tangan.

Sumber:  Iklan Kompas, (7/2/1967), (9/1/1967), (24/12/1971)

Poster-poster film yang pembuatannya setelah tahun  2000 kental dengan teknik digital.

Sumber:  Iklan Kompas, (28/4/2016), (21/12/2012), (12/12/2012)

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Kompas, 23 Maret 2019
Pengunjung melihat poster film produksi dalam negeri yang diputar di bioskop pada era 1980 hingga 1900-an yang dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (22/3/2019). Pameran poster film Indonesia tersebut merupakan bagian dari acara Nonton Bioskop Benyamin S.