Foto

Dokter Sudraji Sumapraja Bapak Bayi Tabung Indonesia

Prof. Dr. dr. Sudraji Sumapraja, Sp.OG (K) yang dikenal sebagai Bapak Bayi Tabung Indonesia. Berkat kerja keras dan usaha, ia mampu menolong ibu yang mengalami kesulitan mendapatkan keturunan untuk bisa melahirkan anak.

KOMPAS/JB SURATNO

Prof. Dr. Sudradji Sumapradja SpOG

Bayi tabung merupakan hasil proses yang dilakukan para dokter ahli, untuk membantu para pasangan suami-istri yang mengalami bagian organ istri tidak normal atau rusak, atau sperma suami tidak mencapai konsentrasi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya pembuahan. Penyebab umum ketidaksuburan wanita karena tertutupnya tabung falopian (tersumbat) dan salah satu bagian rahim tempat sel turun dari indung telur. Sehingga tabung sebagai tempat pertemuan sel telur dan sperma tidak berfungsi. Kemudian para dokter merancang agar sel telur dan sperma dapat dipertemukan. Proses tersebut yang kini dikenal sebagai proses bayi tabung. Para dokter mempersiapkan sel telur yang masak diambil dari indung telur istri dan dipertemukan dengan sperma suami di dalam cawan petri. Setelah terjadi pembuahan embrio dikembalikan ke rahim si ibu, proses ini dalam dunia kedokteran dikenal IVF (In Vitro Fertilization).

Berbicara mengenai bayi tabung Indonesia pertama, tidak lepas dengan nama Sudraji Sumapraja. Seolah nama itu sudah melekat dalam pengembangan teknologi bayi tabung di Indonesia. Ia adalah pelopor Program Melati (melahirkan anak tabung Indonesia) yang guru besar ilmu kebidanan dan kandungan di FKUI. Gagasan bayi tabung itu muncul saat Sudraji menjabat sebagai Wakil Direktur Medis Kebidanan Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita Jakarta. Saat itulah ia melontarkan ide untuk membuat program bayi tabung di Indonesia.

Prof. Dr. dr. Sudraji Sumapraja Sp.OG (K) kelahiran Jakarta, 23 Juli 1935. Ia merupakan anak ke-8 dari 13 bersaudara dari pasangan Johana asal Sukabumi dan Emo Sumapradja dari Indihiyang, Tasikmalaya. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah atas di Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia di Fakultas Kedokteran, di mana ia menyelesaikan pendidikan dokter pada 1961. Perjalanan karier Prof. Dr. dr. Sudraji Sumapraja, Sp.OG (K) sebelum menjadi dokter ahli di antaranya adalah ia menjadi asisten di bagian Kebidanan dan Kandungan FK UI/RSCM (1954–1961), Kepala Subbagian Reproduksi Manusia bagian Kebidanan dan Kandungan FK UI/RSCM (1975–1981), Tenaga Edukatif FK UI, dan Koordinator Penelitian bagian Kebidanan dan Kandungan FK UI/RSCM. Pada 14 Agustus 2007, Prof. Dr. dr. Sudraji Sumapraja meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ia meninggal dunia karena penyakit jantung dan diabetes dengan komplikasi gangguan ginjal dan hati. Ia dimakamkan di Pemakaman Giritama Tonnong, Parung, Bogor, Jawa Barat. Ia dikenal sebagai perintis Ilmu Kesehatan Reproduksi. Ahli infertilitas ini juga dikenal sebagai Bapak Bayi Tabung Indonesia.

Bayi tabung pertama kali di Indonesia lahir di Klinik Melati RSAB Harapan Kita Jakarta bernama Nugroho Karyanto. Ia dilahirkan pada 2 Mei 1988 melalui operasi Caesar. Bayi laki-laki tersebut lahir dari pasangan Markus asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Kemudian, pada 27 Maret 1989 dilahirkan bayi tabung kembar berjenis kelamin perempuan yakni Melati, Suci, dan Lestari. Bayi perempuan kembar tersebut lahir dari pasangan Ali Widjaya dan Tjiany Lay Tj Hoen. Para ibu dari anak-anak tersebut dulu sangatlah susah untuk bisa mendapatkan keturunan, namun berkat kerja keras dan usaha Prof. Dr. dr. Sudraji Sumapraja, Sp.OG (K), maka bayi-bayi tabung tersebut pun dilahirkan.

Beberapa peristiwa dr. Sudraji Sumapraja Bapak Bayi Tabung Indonesia yang terangkum dalam foto-foto di Arsip Kompas.

KOMPAS/JB SURATNO

Sudradji Sumapradja Wakil Direktur RSAB Harapan Kita.

KOMPAS/JB SURATNO

Nyonya Markus dan suaminya bersama anak pertama mereka yang diperoleh melalui prosedur “bayi tabung”, setelah menunggu selama 14 tahun. “Bayi Tabung” pertama di Indonesia ini lahir pada hari Senin, 2 Mei 1988 tepat pukul 09.30 WIB di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita, Jakarta.

KOMPAS/JB SURATNO

Ny. Tien Soeharto hari Sabtu (11/4/1989) mengadakan peninjauan ke Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita dan melihat bayi tabung kembar tiga (bawah) dari pasangan suami/istri Ali Wijaya, di paviliun Melati RSAB Harapan Kita. Bayi tabung kembar tiga tersebut diberi nama Melati Wijaya, Suci Wijaya dan Lestari Wijaya.

KOMPAS/JB SURATNO

Ny Tien Soeharto mencium Melati Wijaya salah stu dari bayi tabung kembar tiga, disaksikan orangtuanya, Ali Wijaya.

KOMPAS/ELOK DYAH MESSWATI

Bapak bayi tabung Indonesia, Prof Dr dr Sudraji Sumapraja SpOG (K) (kedua dari kiri), bersama empat remaja yang dulunya adalah bayi tabung yang ditanganinya. Nugroho Karyanto alias Anto (paling kiri, kini berusia 18 tahun) dan tiga gadis kembar: Melati, Suci, dan Lestari yang saat ini mereka berumur 17 tahun. Mereka tumbuh sehat dan pintar.

Foto lainnya dapat diakses melaluiĀ https://www.kompasdata.id/
Klik foto untuk melihat sumber.