Foto | Transportasi

Angkutan Umum yang Pernah Berseliweran di Jakarta

Beberapa moda transportasi di jalanan Ibu Kota menghilang keberadaannya seiring berjalannya waktu.

Untuk urusan hilir mudik di jalan saat ini warga Jakarta mengandalkan bus transjakarta dan MRT (Mass Rapid Transit) sebagai alat transportasi. Bus transjakarta busway koridor pertama diresmikan pada 5 Januari 2004, sedangkan MRT dioperasikan tanggal 24 Maret 2019. Angkutan berbasis aplikasi keberadaannya juga kian marak sejak tahun 2015 dan menjadi pilihan angkutan alternatif warga dengan pertimbangan kecepatan dan keamanan.

Sebelumnya, selain trem yang dibangun pemerintah kolonial, angkutan umum di Ibu Kota didominasi oleh kendaraan jenis bus dan beberapa jenis angkutan yang lebih kecil, yang jangkauannya sampai ke daerah-daerah pinggiran bahkan sampai masuk ke dalam permukiman.

Teriakan kondektur bus menarik calon penumpang, bergelantungan di pintu bus atau beradu lutut dengan penumpang lain di atas bemo yang sempit merupakan beberapa cerita yang kini tinggal menjadi kenangan. Arsip Kompas menyajikan beberapa foto moda transportasi yang pernah berseliweran di Ibu Kota sebagai pengingat dan pelepas rindu masa lalu.

Trem

ARSIP KOMPAS/BUKU BATAVIA ALS HANDELS-,INDUSTRIE-,EN WOODSTAD

Trem listrik di Batavia atau Jakarta sudah ada sejak zaman kolonial, yaitu pada penghujung tahun 1897. Awalnya, tahun 1869 trem ditarik dengan kuda, kemudian pada tahun 1881 diganti dengan trem bermesin uap. Setelah perusahaan pengelola trem dinasionalisasi pada tahun 1954 dan kemudian menjadi Perusahaan Pengangkutan Djakarta atau PPD, pada tahun 1960-an Presiden Soekarno memerintahkan penghentian pengoperasian trem listrik di Ibu Kota. Gambar di atas melukiskan trem tengah melintas di Jalan Kramat Raya (sekarang wilayah Jakarta Pusat) tahun 1930-an.

Oplet

KOMPAS/KARTONO RYADI

KOMPAS/DUDY SUDIBYO

Oplet adalah salah satu angkutan yang sudah beroperasi di Jakarta sebelum era kemerdekaan. Guna menertibkan keberadaan oplet yang sering mangkal sembarangan di pinggir jalan, untuk pertama kalinya pada tahun 1968 dibangun terminal oplet di Jatinegara. Pada tahun 1969, oplet menjadi angkutan umum penumpang terbanyak ke-2 di Jakarta setelah becak. Kendaraan ini umumnya terbuat dari mobil buatan tahun 1940–1950-an, seperti jip Willys, Morris, Austin, Fiat, dan Chevrolet yang sebagian bodinya diganti dengan kayu jati. Dalam gambar sebelah kiri, sebuah oplet merek Morris tengah melintas dan dipotret tahun 1993. Dalam gambar sebelah kanan, tampak oplet yang sedang masuk ke Terminal Cililitan, Jakarta Timur dicegat petugas LLAJR yang memunggut uang karcis Sumbangan Pembangunan Emplasemen (SPE).

Bus Robur Tavip

KOMPAS/KARTONO RYADI

Bus Robur Tavip adalah moda angkutan umum di Ibu Kota antara tahun 1960-an hingga 1970-an. Robur adalah merek bus tersebut yang didatangkan dari Jerman Timur. Pada tahun 1967 mikro bus itu mulai dioperasikan di Jakarta dengan trayek, di antaranya Grogol-Lapangan Banteng, Jembatan Semanggi-Harmoni-Lapangan Banteng, dan Rawamangun-Salemba-Lapangan Banteng. Pengelolanya adalah PT TAVIP, sebuah perusahaan transportasi umum yang berstatus seperti BUMN sekarang. Dalam gambar sebelah kiri, tampak sebuah bus Robur tengah dirazia petugas keamanan Kodam Jaya pada tahun 1975.

Bus PPD

KOMPASKOMPAS/JB SURATNO.

KOMPAS/ZAENAL EFFENDY

Bus PPD yang pertama beroperasi bermerek Leyland, yang merupakan bantuan Australia pada tahun 1956. Setelah bertahun-tahun hilir mudik melayani warga Jakarta, sejak tahun 2004 pelan-pelan bus PPD ditinggalkan penumpangnya. Pengguna mulai beralih kepada busway dan moda transportasi lain yang lebih nyaman. Ada beberapa bus lain sejenis PPD yang dioperasikan perusahaan swasta seperti, bus Gamadi, Mayasari Bhakti, Bianglala dan sebagainya. Dalam foto kiri, tampak bus tingkat PPD merek Leyland, difoto tahun 1980. Gambar di atas merupakan foto tahun 1983, memperlihatkan penumpang bergelantungan di pintu bus PPD. Ini merupakan pemandangan sehari-hari kala itu.

Bemo

KOMPAS/FX PUNIMAN

Bemo alias becak motor muncul pada tahun 1962. Bemo menjadi salah satu kendaraan penumpang andalan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Kendaraan roda tiga ini diproduksi oleh merek Daihatsu sekaligus menjadi awal keberadaan pabrikan otomotif asal Jepang itu di Indonesia. Pada tahun 1996, Pemerintah DKI Jakarta menghapus keberadaan bemo yang pada saat itu masih beroperasi sekitar 1.846 buah di Jakarta.

Helicak

KOMPAS/JOHNNY TG

Angkutan umum ini bentuknya cukup unik, yaitu kombinasi antara helikopter dan becak. Penumpang duduk di depan sementara sopir mengemudi dari belakang. Pertama kali, helicak beroperasi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1970, di mana biasanya ojek sepeda beroperasi di sana. Kendaraan ini menggunakan mesin motor Lambretta pabrikan Italia yang mampu menghasilkan tenaga 9 daya kuda dengan kecepatan maksimum 45km/jam. Menurut catatan tahun 1973, terdapat 714 buah helicak di Jakarta, tetapi di tahun 1997 tinggal tersisa empat buah. Foto di atas merupakan helicak tua milik Risman yang masih bertahan di tahun 2001.