Foto | Perguruan Tinggi

Berburu Kursi di Perguruan Tinggi

Ribuan kursi diperebutkan calon mahasiswa yang berjumlah lebih banyak dari daya tampung yang tersedia di perguruan tinggi negeri.

Ribuan peserta utul Sipenmaru (20/7/1988), membanjiri pusat pengumuman hasil ujian tulis Sipenmaru 1988 PUML Jakarta di lingkar luar Stadion Utama Senayan. (KOMPAS/JULIAN SIHOMBING)

Sebelum tahun 1976, setiap perguruan tinggi negeri (PTN) mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru sendiri-sendiri. Sistem seperti ini dinilai tidak efisien seiring terus bertambahnya peserta ujian masuk PTN.

Tahun 1976, dibentuklah Sekretariat Kerja Sama Antar-Lima Universitas (SKALU) dengan prakarsa bersama antara Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (Unair). Tahun 1977, sistem SKALU diperbaiki dengan mewajibkan calon mahasiswa untuk membuat pilihan program studi.

Sistem penerimaan perguruan tinggi ini terus berkembang. Setelah diganti menjadi Proyek Perintis pada tahun 1978, sistem penerimaan mahasiswa baru berubah beberapa kali, mulai dari Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) pada tahun 1983 hingga Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2013 sampai sekarang.

Suasana perkembangan penerimaan PTN ini dapat ditelusuri dalam arsip foto-foto Kompas. Ada tiga pemandangan umum yang terekam, yakni suasana pendaftaran, pelaksanaan, dan pengumuman. Setiap tahun seleksi masuk PTN tak pernah sepi peminat.

Perubahan terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat menjaga jarak. Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi memutuskan tetap menggelar ujian tertulis berbasis komputer secara langsung. Foto-foto pelaksanaan seleksi perguruan tinggi pun tampak berbeda. Kali ini diwarnai masker, jarak, dan sejumlah protokol kesehatan lainnya.

Penulis
Rendra Sanjaya
Editor
Inggra Parandaru

Klik pada gambar untuk melihat sumber foto.