Operasi Woyla adalah salah satu kisah sukses pasukan khusus Korps Baret Merah dalam membebaskan sandera dan melumpuhkan para pembajak pesawat. Operasi khusus ini mendapat perhatian internasional karena dilakukan di luar wilayah Indonesia. Operasi yang hanya memakan waktu tiga menit itu dilakukan tim antiteror Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang sekarang bernama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus).
KOMPAS/CHRYS KELANA
Tigapuluh enam sandera yang dibajak para teroris sejak Sabtu (28/3) minggu lalu, Selasa siang (31/3) tiba di Lanuma Halim Perdanakusuma dari Bangkok. Tampak para sandera turun dari pesawat Garuda.
DATA PEMBAJAKAN
- Pesawat yang dibajak: Garuda Indonesia DC-9 “Woyla”
- Nomor Penerbangan: GA-206. Rute: Jakarta-Palembang-Medan
- Tanda Registrasi Pesawat: PK-GNJ
- Jumlah Penumpang: 48 orang (lima warga negara asing) serta lima orang awak.
- Pesawat dibajak pada tanggal 28 Maret 1981 ketika berada dalam posisi 25 mil sebelum Pekanbaru. Para pembajak yang naik dari Palembang meminta agar pesawat diubah arahnya menuju Penang, Malaysia. Di Penang, pesawat mengisi bahan bakar dan kemudian melanjutkan penerbangan ke Bangkok, Thailand
- Jumlah pembajak: 5 Orang
- Tuntutan Pembajak:
- Menuntut agar pemerintah RI membebaskan para tahanan yang terlibat penyerangan Kosekta 8606 Pasir Kaliki (Bandung), tahanan dalam kaitan teror Warman (yang terjadi di Raja Polah 22 Agustus 1980), dan tahanan yang terlibat Komando Jihad tahun 1977/1978.
- Meminta uang 1,5 juta dollar AS.
KOMPAS/Dudy Sudibyo
Pesawat Garuda DC-9 “Woyla” yang dibajak ke Bangkok dan sudah tiba kembali di Jakarta berada di hanggar untuk keperluan pemeriksaan dan perbaikan. Nama “Woyla” sendiri diambil dari nama sungai di Aceh Barat yang mengalir dari Gunung Peuetsagu di Kabupaten Pidie dan bermura di Samudra Hindia.
OPERASI PEMBEBASAN
- Lokasi : Bandar Udara Don Mueang, Bangkok, Thailand
- Waktu: Selasa, 31 Maret 1981, pukul 02.40 dini hari.
- Durasi operasi pembebasan: 3 (tiga) menit
- Pembebasan dilakukan oleh Tim antiteror Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), yang sekarang bernama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus). Pasukan inilah yang menjadi cikal bakal satuan Detasemen-81/Antiteror, lalu menjadi Satuan-81/Gultor (Penanggulangan Teror).
- Senjata yang Digunakan Kopassus dalam Operasi Woyla: MP5
- Ketua Tim Pembebasan Sandera : Letnan Kolonel Sintong Panjaitan
- Korban Meninggal Dunia:
-Letnan Capa Achmad Kirang
-Kapten Pilot Herman Rante
-4 pembajak
KOMPAS/Dudy Sudibyo
Kompas, 11 April 1981
Lubang-lubang yang tampak pada dinding pemisah adalah bekas peluru pasukan khusus anti teroris yang mereka tebarkan sebelum menyerbu ke dalam pesawat. Seorang pembajak diperkirakan berada di sekitar daerah itu dan ternyata dugaan ini benar, karena seorang pembajak kemudian jatuh keluar dari ruang depan ini.
Geser untuk melihat foto lain.
Klik foto untuk melihat sumber.
KOMPAS/Dudy Sudibyo
Kepala Bakin Yoga Soegomo menyambut langsung penumpang Garuda Indonesia “Woyla” setibanya di Jakarta, setelah sebelumnya para penumpang tersebut dibebaskan dari pembajakan di Thailand.
TOKOH PENTING DIBALIK PEMBEBASAN:
- Jenderal Yoga Soegomo (Kepala Bakin)
- Letnan Jenderal TNI LB Moerdani (Asisten Intelijen Departemen Hankam)
- Letnan Kolonel Sintong Panjaitan (Ketua tim pembebasan sandera).
- Kompas, 17 April 2002 halaman 8. 50 Tahun Korps Baret Merah: Berani, Benar, Berhasil…
- Kompas, 11 Februari 1991 halaman 3 . Azhar Menjalani Hukuman Mati Jumat Dinihari Dekat bandung
- Kompas, 4 April 1998 halaman 3. Empat Purnawirawan Pati Terima Pangkat Kehormatan
- Kompas, 1 April 1981 halaman 1. Aksi pasukan komando RI di Don Muang: Tiga menit yang mengakhiri pembajakan * Kelima pembajak dinyatakan tewas * Sandera semua selamat
- Kompas, 23 Mei 1981 halaman 1. Penghargaan Garuda untuk para pejabat Muangthai * DC-9 ‘Woyla’ ganti nama ‘Porong’