Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tenggara Pulau Sulawesi. Ibukota provinsi ini adalah Kota Kendari. Provinsi ini menjadi daerah otonom sejak tahun 1964.

Fakta Singkat

Ibukota
Kota Kendari

Tahun Berdiri
1964

Luas Area
38.067,70 km2

Penduduk
2.602.389 jiwa (2017)

Pasangan Kepala Daerah
(2018-2023)
H. Ali Mazi, SH.
Dr. H. Lukman Abunawas, SH, M.Si.

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tenggara Pulau Sulawesi. Ibukota provinsi ini adalah Kota Kendari. Provinsi ini menjadi daerah otonom sejak tahun 1964. Luas areanya kurang lebih 38.067,70 km2 yang terdiri dari dua kota dan 15 kabupaten (2017) berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)

Tampak dari kejauhan Masjid Al Alam Kendari yang berada di Teluk Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (3/5/2019). Masjid dengan kubah berwarna keemasan tersebut saat ini menjadi salah satu ikon wisata religi di Kota Kendari. Tahun ini merupakan bulan Ramadhan kedua setelah masjid diresmikan pada tahun lalu.

Sejarah

Pada mulanya, Sulawesi Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra) yang beribukota di Baubau. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom Tingkat I (provinsi) berdasarkan Perpu No. 2 Tahun 1964 Juncto UU No.13 Tahun 1964.

Kabupaten Sulawesi Tenggara mulai ada pada tahun 1952 melalui Peraturan Pemerintah Tahun 1952. Sebelumnya, wilayah ini dikenal sebagai Onderafdeling Boeton Laiwoi dengan pusat pemerintahan di Bau-Bau. Onderafdeling pada masa kolonial Belanda merupakan wilayah administratif setingkat kawedanan dan diperintah oleh seorang wedana.

Realisasi pembentukan Provinsi Sulawesi Tenggara terjadi pada tanggal 27 April 1964. Hal ini ditandai dengan serah terima kekuasaan dari Gubernur Sulawesi Selatan Tenggara (Sulselra) Kol. Inf. A.A. Rifai kepada Gubernur Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, J. Wajong. Tanggal ini diperingati sebagai hari lahir Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahun 2019, Provinsi ini telah berusia 55 tahun.

Letak Geografis

Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di semenanjung bagian tenggara Pulau Sulawesi. Provinsi ini terlelak di bagian selatan Garis Khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan di antara 02°45′- 06°15′ Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur di antara 120°45′-124°45′ Bujur Timur.

Di sebelah utara Provinsi Sulawesi Tenggara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah. Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur di Laut Flores. Sementara sebelah timur provinsi ini adalah Provinsi Maluku terhubung dengan Laut Banda. Kemudia di sisi barat Sultra berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone.

Sebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara memiliki permukaan tanah bergunung, bergelombang berbukit-bukit. Wilayah ini memiliki potensi untuk pengembangan sektor pertanian. Sebagian besar tanah ini berada di ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut. Kemiringan tanahnya mencapai 40 derajat.

Pemerintahan

Penetapan Sulawesi Tenggara sebagai Daerah Otonom Tingkat I berdasar pada Perpu No.2 Tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Awalnya Sulawesi Tenggara terdiri dari empat kabupaten, yaitu Kabupaten Buton, Kabupaten Muna, Kabupaten Kendari, dan Kabupaten Kolaka.

Sampai dengan tahun 2017, BPS mencatat Provinsi Sultra memiliki 15 kabupaten, 2 kota, 222 kecamatan dan 2.290 desa/kelurahan. Tiga kabupaten termuda adalah Kabupaten Buton Tengah, Buton Selatan, dan Muna Barat. Kabupaten dengan kecamatan terbanyak, yaitu 29 kecamatan, adalah Kabupaten Konawe.

Gubernur Sulawesi Tenggara periode 2018—2023 adalah Ali Mazi. Ini merupakan periode kedua baginya yang sebelumnya sudah pernah menjabat pada periode 2003—2008.

Kependudukan

Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)

Petani Rumput Laut – Warga memasang bibit rumput laut di Desa Darawa, Kecamatan Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa (13/5). Bertani rumput laut merupakan sumber mata pencaharian utama penduduk setempat. Hasil panen rumput laut disetor ke pengepul dengan harga berkisar Rp 14.000 per kilogram dan dimanfaatkan antara lain untuk bahan baku kosmetik dan konsumsi.

Penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2017 sebanyak 2.602.389 jiwa yang terdiri dari 1.308.543 laki-laki dan 1.293.846 perempuan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 2,01 persen dibandingkan 2016. Penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan dengan besaran sex ratio 101,14.

Rata-rata setiap km2 wilayah Sulawesi Tenggara ditinggali sebanyak 68 orang dengan rata-rata 4-5 orang dalam setiap rumah tangga. Tingkat kepadatan tertinggi berada di Kota Kendari dengan tingkat kepadatan 1.231,10 jiwa/km2 (presentasi penduduk 14,25 persen). Tingkat kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara dengan tingkat kepadatan 11—12 jiwa/km2 (presentasi penduduk 2,34 persen).

Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2017 sebanyak 1.160.974 orang, 699.588 laki-laki dan 461.386 perempuan. Sektor pertanian menempati urutan teratas dengan nilai 37,07 persen. Sementara status pekerjaan utama terbesar adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai dengan angka 33,17 persen.

Program transmigrasi pada tahun 2017 menempatkan 175 keluarga atau sebanyak 649 jiwa transmigran di Sulawesi Tenggara. Daerah asal transmigran terbesar (17 keluarga/72 jiwa) adalah Jawa Tengah. Daerah penempatan transmigrasi terbanyak, sebanyak 100 keluarga atau 379 jiwa, berada di Kabupaten Konawe.

Pendidikan

Pada tahun 2017, partisipasi sekolah penduduk Sulawesi Tenggara berada pada rentang usia 7—24 tahun. Sebanyak 75,33 persen masih bersekolah, 24,29 persen tidak bersekolah lagi dan 0,38 persen tidak/belum pernah bersekolah.

Jumlah Sekolah Dasar (SD dan MI) sebanyak 2.473 sekolah dengan jumlah murid 340.246 orang dan jumlah guru 23.355 orang. Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP dan MTs) berjumlah 966 sekolah dengan murid sebanyak 159.979 orang dan guru sebanyak 13.174 orang.

Sementara untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA, SMK, dan MA) jumlahnya sebanyak 563 sekolah. Jumlah muridnya sebanyak 136.551 siswa dan guru sebanyak 11.507 orang.

Penulis
Vincentius Gitiyarko

Editor
Ignatius Kristanto