KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan memberangkatkan 13 truk yang mengangkut 281 sepeda motor ke tujuh kota tujuan (16/4/2023). Yakni, Kebumen, Yogyakarta, Solo, Semarang, Wonogiri, Jombang dan Malang. Program Mudik Gratis DKI Jakarta 2023 tersebut bertujuan menekan banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor sehingga masyarakat dapat melaksanakan Idul Fitri 2023 dengan selamat, aman, dan nyaman.
Fakta Singkat
- Periode mudik Lebaran 2024 akan berlangsung dalam periode 3 April — 18 April.
- Puncak arus mudik diperkirakan akan berlangsung pada 5 — 8 April, dengan lebih dari 72 juta pemudik serempak jalan pada tanggal ini. Sementara, puncak arus balik akan terjadi pada 14–15 April dengan jumlah 40,99 juta pemudik.
- Total potensi pergerakan selama Lebaran 2024 akan mencapai 193,6 juta orang, setara dengan 71,7 persen total penduduk Indonesia.
- Karakter pemudik terbanyak dalam Lebaran 2024 adalah rentang usia 25–29 tahun, memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, dan penghasilan di bawah Rp 5 juta.
- Volume mudik terpadat akan berada di Pulau Jawa, di mana 59,54 persen pemudik berasal dari Pulau Jawa dan 80,2 persen pemudik menjadikan Pulau Jawa sebagai tujuan.
- Penggunaan transportasi publik seperti kereta (20,30 persen) dan bus (19,37 persen) menjadi preferensi utama para pemudik di Lebaran 2024, meski penggunaan transportasi pribadi masih cukup tinggi.
- Untuk transportasi laut, PT ASDP akan menyediakan total 51 dermaga dan 215 unit kapal untuk 23.231 trip angkutan demi melayani perjalanan mudik dan arus balik.
- Tujuan mudik gratis adalah mengakomodasi kebutuhan transportasi/angkutan, mengurangi kepadatan lalu lintas, dan mengurangi risiko kecelakaan berkendara.
- Program mudik gratis pertama kali diwujudkan justru oleh perusahaan jamu swasta, PT Sido Muncul, pada tahun 1991.
- Proram mudik gratis oleh Kemenhub akan menganggarkan total dana hingga Rp 20 miliar untuk penyediaan angkutan.
Artikel terkait
Waktu silih berganti, namun budaya tetap bertahan. Layaknya tahun-tahun yang sudah berlalu, masyarakat Indonesia pun kembali memasuki momen mudik. Pada tahun 2024 ini, momen yang membudidaya tersebut diperkirakan berlangsung dalam rentang waktu 3 April — 18 April, bersamaan dengan penetapan cuti bersama. Sementara momen Lebaran, sebagai hari perayaan yang mendorong pelaksanaan mudik, jatuh pada 10 dan 11 April.
Ditelisik dari bahasanya, mudik sebagai akronim bahasa Jawa mulih dhisik memiliki arti harafiah pulang dahulu. Artinya, mudik memang dimaknai sebagai suatu momentum kepulangan. Secara spiritual, kepulangan ini menjadi saat untuk kembali ke fitrah dengan secara simbolik kembali ke tanah lahir dan bertemu sanak saudara.
Pemaknaan ini lantas dihidupi oleh masyarakat dalam jumlah yang begitu besar. Momen Lebaran menggerakkan giat mudik bagi lebih dari separuh masyarakat Indonesia. Tiap tahunnya, ratusan juta masyarakat kota serempak pergi kembali ke desa. Pola pergerakkan yang terjadi secara berulang ini pun berkembang dan terlembagakan menjadi budaya dan standar sosial (Kompas.id, 14/3/2024, “Mudik, Saatnya Warga Urban ‘Pulang Dulu’”).
Dengan landasan spiritual, kultural, dan sosial demikian, mudik menjadi perhatian besar pemerintah setiap tahunnya. Pada tahun 2024 ini, salah satu perhatian tersebut dapat ditemukan dari penerapan program “Mudik Gratis”. Sejumlah prasyarat ditetapkan untuk mengakomodasi kebutuhan dan ketersediaan masyarakat.
Tentunya, program dan perhatian demikian tidak lepas dari pengukuran potensi mudik Lebaran 2024. Secara berkala, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan berbagai aktor terkait lainnya akan merilis data mudik teraktual berdasarkan jajak pendapat. Data yang diperoleh ini akan menjadi rujukan untuk perumusan kebijakan dalam mengantisipasi lonjakan arus dan menyelenggarakan angkutan lebaran pada masa liburan.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ribuan pemudik sepeda motor melintasi jalur Cilamaya- Cikalong, Karawang, Jawa Barat, menuju Jalur Pantura ke arah Jawa Tengah memasuki H-3 saat puncak mudik Lebaran 2014, Jumat (25/7/2014). Pemerintah memperkirakan mereka yang menggunakan sepeda motor pada 2014 sebanyak 2 juta lebih.
Prediksi Waktu Mudik Lebaran 2024
Pengukuran dan prediksi mudik untuk momen Lebaran 2024 disampaikan oleh Badan Kebijakan Transportasi, di bawah Kemenhub. Temuan dan prediksi dalam bentuk data dirilis lewat dokumen Hasil Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 di Jakarta, 15 Maret lalu.
Survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi mengukur tiga aspek, yakni potensi pergerakan Lebaran 2024, profil pelaku perjalanan, dan pola perjalanan pemudik (asal tujuan, pilihan moda, hari pergi-pulang, dan jalur yang digunakan). Tujuan utama dari survei ini adalah mengetahui persepsi, pola pergerakan masyarakat, dan merumuskan rekomendasi kebijakan, termasuk mudik gratis.
Salah satu aspek penting dalam survei tersebut adalah prediksi waktu mudik Lebaran 2024. Prediksi waktu didasarkan pada durasi cuti bersama, durasi libur sekolah, dan tanggal libur Lebaran. Dari sini, diperkirakan pada tanggal-tanggal berapa saja pemudik akan melakukan perjalanan – baik itu perjalanan mudik, maupun perjalanan kembali ke kota.
Lebaran 2024 akan jatuh pada tanggal 10 dan 11 April, dengan hari terakhir puasa adalah pada tanggal 9 April. Sementara cuti bersama untuk para pekerja kantor dan pegawai negeri mencakup tanggal 8, 9, 12, dan 15 April. Bagi anak-anak sekolah yang sudah menuntaskan masa Ujian Tengah Semester (UTS), periode libur akan mencakup tanggal 4–16 April.
Dengan garis waktu demikian, periode mudik Lebaran 2024 dipersiapkan dalam rentang waktu 3 April — 18 April, atau H-7 Lebaran sampai H+7 Lebaran. Survei menunjukkan tiga tanggal dengan potensi volume arus mudik terbesar, yakni pada Sabtu, 6 April (23,3 juta pemudik), Minggu, 7 April (23,1 juta pemudik), dan puncaknya pada Senin, 8 April (26,6 juta pemudik).
Sementara itu, puncak arus balik kembali ke kota akan terjadi pada Minggu, 14 April dengan jumlah 40,99 pemudik. Berbeda dengan arus mudik, volume arus balik terbesar justru diperkirakan terjadi di luar periode mudik Lebaran 2024. Sebanyak 33,56 juta pemudik baru akan kembali ke wilayah rantau mereka kembali setelah H+7 Lebaran.
Baca juga: Kewaspadaan dan Kedisiplinan di Masa Euforia Lebaran
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pemudik motor milintas di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (21/6/2017) pagi. Meskipun saat ini banyak tawaran mudik gratis bersama, pemudik masih banyak yang memilih untuk menggunakan motor pribadi untuk pergi ke kampung halaman.
Prediksi Pemudik: Volume dan Karakteristik di Lebaran 2024
Selain persebaran massa pemudik dalam kalkulasi tanggal dan waktu periode mudik Lebaran 2024, prediksi juga dilakukan terhadap volume mudik, baik itu jumlah masyarakat maupun jumlah kendaraan yang melakukan mudik. Perhitungan ini akan berdampak pada tingkat kepadatan arus, kemacetan, manajemen lalu-lintas, dan risiko keselamatan berkendara.
Secara total, potensi pergerakan selama Lebaran 2024 akan mencapai 193,6 juta orang. Jumlah ini setara dengan 71,7 persen total penduduk Indonesia – yang artinya, mayoritas masyarakat Indonesia akan ikut serta dalam dinamika mudik Lebaran. Dalam tiga tahun terakhir, ini menjadi kali pertama angka potensi pergerakan melebihi setengah populasi penduduk Indonesia.
Angka ini juga meningkat begitu signifikan dibandingkan potensi pergerakan nasional semasa Lebaran 2023, dengan jumlah pemudik 123,8 juta orang (45,8 persen). Peningkatan lebih signifikan juga tampak dari perbandingan masa Lebaran 2022, dengan jumlah pemudik mencapai 85,5 juta orang atau setara dengan 31,6 persen populasi nasional.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Kemacetan terjadi selepas Gerbang Tol Cikampek Utama, Purwakarta, Jumat (29/4/2022). Volume kendaraan dari Jakarta yang menuju ke arah timur terus meningkat pada H-3 Lebaran yang diprediksi akan menjadi puncak arus mudik.
Data volume pergerakan nasional juga diikuti dengan data karakteristik para pemudik itu sendiri. Kelompok usia terbanyak yang melakukan mudik dalam Lebaran 2024 adalah masyarakat dalam rentang usia 25-29 tahun, dengan mencapai rasio 20,98 persen dari total pemudik. Jumlah ini diikuti oleh kelompok masyarakat berusia 30-34 tahun (20,16 persen), dan 20-24 tahun (16,88 persen).
Selain itu, latar belakang pekerjaan terbanyak para pemudik adalah karyawan swasta. Rasionya mencapai 29,79 persen dari seluruh pemudik nasional. Angka ini diikuti oleh pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (14,44 persen), wiraswasta (9,37 persen), dan pelajar/mahasiswa (9,06 persen).
Kedua penjabaran data ini menunjukkan bahwa pemudik pada Lebaran 2024 didominasi oleh generasi Z dan milenial yang mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta. Distribusi angka-angka ini juga menunjukkan dominasi kelompok usia muda dalam demografi penduduk Indonesia saat ini.
Sumber: Kementerian Perhubungan
Selain itu, fakta menarik lainnya adalah lebih dari setengah pemudik nasional, atau setara dengan 59,57 persen pemudik, memiliki penghasilan di bawah atau sama dengan Rp 5 juta. Secara lebih detail, 22,61 persen pemudik memiliki penghasilan Rp 3 juta — Rp 5 juta; 22,4 persen berpenghasilan Rp 1 juta — Rp 3 juta; dan 14,52 persen berpenghasilan di bawah Rp 1 juta. Di luar itu juga, sebanyak 18,88 persen pemudik belum/tidak punya penghasilan.
Layaknya tahun-tahun lalu, volume pemudik terbesar juga berada di Pulau Jawa, baik itu sebagai daerah asal maupun daerah tujuan. Jawa Timur menjadi daerah asal terbanyak dalam melakukan mudik, di mana 31,3 juta orang (16,17 persen) pemudik berangkat dari provinsi tersebut. Angka ini diikuti oleh daerah Jabodetabek yang mengirimkan 28,43 juta pemudik (14,68 persen).
Sementara sebagai daerah tujuan, Jawa Tengah menjadi magnet terbesar dengan menerima 61,6 juta pemudik (31,81 persen). Di peringkat berikutnya, ada Jawa Timur sebagai tujuan bagi 37,6 juta pemudik (19,44 persen) dan Jawa Barat sebagai tujuan bagi 32,1 juta pemudik (16,59 persen).
Secara total, Pulau Jawa menjadi daerah asal bagi 59,54 persen pemudik dan menjadi daerah tujuan bagi 80,2 persen pemudik. Selain seluruh provinsi-provinsi di Pulau Jawa, Sumatera Utara menjadi provinsi paling ramai atau populer lainnya. Sebanyak 10,67 juta pemudik (5,51 persen) berasal dari provinsi ini, dan 5,79 juta pemudik (3 persen) menjadikannya sebagai daerah tujuan.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Sebanyak 1.100 pemudik motor saat mereka tiba menggunakan Kapal Motor Dobonsolo dari Tanjung Priok di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (16/4/2023).
Prediksi Moda Transportasi: Volume, Varian, dan Kesiapan Angkutan Lebaran 2024
Tidak hanya volume dan karakter pemudik, survei juga dilakukan untuk mengetahui transportasi pribadi dan publik yang akan digunakan semasa Lebaran 2024. Hal ini mencakup volume dan varian preferensi moda transportasi pemudik. Kesiapan angkutan lebaran juga mendapat kajian tersendiri demi penyediaan layanan mudik yang memadai.
Secara total, kereta api antarkota akan menjadi moda transportasi favorit – dengan dipilih oleh 39,32 juta pemudik (20,30 persen). Bus berada di peringkat kedua sebagai pilihan bagi 37,51 juta (19,37 persen) pemudik. Barulah di peringkat-peringkat berikutnya, hadir kendaraan-kendaraan pribadi.
Baca juga: Lika-liku Mudik Lebaran dari Masa ke Masa
Sumber: Kementerian Perhubungan
Pada kacamata yang lebih luas, data-data ini menunjukkan “keberhasilan” pemerintah dalam mendorong penggunaan transportasi publik sebagai moda transportasi pemudik. Meski jumlah akumulatifnya masih terbilang tinggi, yakni 78,18 juta pemudik masih berencana memilih kendaraan pribadi (mobil pribadi, sepeda motor, dan mobil sewa), namun transportasi publik telah menjadi pilihan mayoritas.
Besarnya pilihan transportasi publik turut berdampak pada tingginya prediksi kepadatan di simpul-simpul transportasi. Dalam moda transportasi kereta api, stasiun-stasiun dengan tingkat kepadatan tertinggi termasuk seperti Stasiun Pasar Senen (Jakarta), Stasiun Gambir (Jakarta), Stasiun Yogyakarta (Yogyakarta), Stasiun Kutoarjo (Jawa Tengah), dan Stasiun Bandung (Jawa Barat).
Begitu pula terminal juga akan penuh sesak seiring dengan tingginya pemudik yang berminat menggunakan bus. Badan Kebijakan Transportasi, Kemenhub, menyoroti beberapa titik terminal yang akan menjadi simpul kepadatan. Termasuk di antaranya adalah Terminal Pulo Gadung (Jakarta), Terminal Tirtonadi (Jawa Tengah), Terminal Pekalongan (Jawa Tengah), dan Terminal Purabaya (Jawa Barat).
Untuk transportasi pesawat terbang, Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) akan menjadi bandara terpadat, baik sebagai titik keberangkatan maupun tujuan. Selain itu, bandara-bandara lain yang juga mendapat sorotan adalah Bandara Sepinggan (Kalimantan Timur), Bandara Kuala Namu (Sumatera Utara), dan Bandara Sultan Hasanudin (Sulawesi Selatan).
Berbagai pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan juga akan dipadati pemudik. Badan Kebijakan Transportasi menyebutkan Pelabuhan Merak (Banten), Pelabuhan Batam (Kepulauan Riau), Pelabuhan Bakauheni (Lampung), dan Pelabuhan Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan) sebagai beberapa pelabuhan terpadat.
Mengacu pada rilis resmi Persiapan Operasi Posko Angkutan Lebaran Tahun 2024/1445 H oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada Maret 2024, persiapan angkutan lebaran telah dilakukan secara khusus terhadap delapan lintasan terpantau nasional di sembilan cabang. Sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry adalah Badan Usaha Milk Negara (BUMN) yang fokus bergerak dalam bisnis jasa penyeberangan air dan pelabuhan.
Kedelapan jalur yang telah dipersiapkan secara khusus oleh ASDP adalah Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk dan Jangkar-Lembar, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Ajibata-Ambarita, Bajoe-Kolaka, Tanjung Api-Api-Tanjung Kalian, dan Panajam-Kariangau. Untuk itu, ASDP juga telah mempersiakan total 51 dermaga dan 215 unit kapal demi melayani perjalanan mudik tahun ini.
Sama dengan Badan Kebijakan Transportasi, Kemenhub, ASDP turut memprediksi peningkatan volume pada mudik tahun ini. Di delapan lintasan terpantau nasional, jumlah penumpang angkutan Lebaran 2024 diperkirakan mencapai 5,78 juta pemudik – meningkat 15 persen dibanding lebaran tahun lalu.
Selain itu, besaran penumpang ini akan turut serta membawa kendaraan. Jumlah total kendaraan yang akan turut diangkut diperkirakan mencapai 1,38 juta kendaraan, dengan mayoritas varian mobil pribadi. Angka ini meningkat 14 persen dibandingkan Lebaran 2023. Untuk memfasilitasi kebutuhan ini, pemudik akan memerlukan total 23.231 trip angkutan, meningkat 5 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Suasana di dalam kereta api Kertajaya tujuan Stasiun Pasarturi, Surabaya dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (13/4/2023). Jumlah pemudik yang menggunakan kereta api dari Stasiun Pasar Senen pada kurang dua pekan jelang Lebaran 2023 masih jauh dari ramai.
Tujuan dan Manfaat Program Mudik Gratis
Di tengah gegap gempita hasrat mudik demikian, menjadi tantangan bagi jajaran pemerintah untuk memastikan pergerakan penduduk berjalan lancar dan terkontrol. Mengimbau masyarakat untuk tidak mudik merupakan hal yang mustahil seiring dengan dimensi spiritual dan budaya yang membungkusnya – sehingga manajemen kontrol terbaik adalah melalui penerapan program yang akomodatif, salah satunya mudik gratis (Kompas.id, 14/3/2024, “Mudik, Saatnya Warga Urban ‘Pulang Dulu'”).
Pelaksanaan mudik gratis tidak hanya dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan mobilitas penduduk yang melonjak secara signfikan dalam waktu singkat. Mudik gratis menjadi salah satu strategi manajemen massa untuk mengurangi tingkat/volume kepadatan mobilitas itu sendiri dan mengurangi risiko kecelakaan berkendara.
Poin terakhir yang disebutkan juga pernah disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir sebagai pengambil kebijakan. Menurut Erick Thohir, sebagaimana disampaikan pada April 2023 lalu, program mudik gratis menjadi langkah mitigasi potensi risiko kecelakaan lalu lintas bagi pemudik, karena dapat mengalihkan pemudik pengguna kendaraan roda dua ke moda angkutan yang lebih aman dan nyaman. Hingga kini, banyak perusahaan BUMN yang turut ambil bagian dalam penyediaan mudik gratis.
Pasalnya, mudik gratis yang mengedepankan penggunaan transportasi massal bisa menjadi alternatif dari penggunaan transportasi pribadi. Pengalihan moda transportasi demikian akan mendorong penggunaan moda transportasi umum seperti bus, kereta api, dan kapal laut, yang memenuhi standar keselamatan transportasi. Lebih lanjut, hal ini secara otomatis akan mengurangi volume lalu lintas di sepanjang rute mudik.
Baca juga: Cermati Gelombang Arus Mudik, Lancar Sampai Kampung Halaman
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Warga melihat antrean panjang kendaraan roda empat saat puncak arus mudik yang memadati Gerbang Tol Kalikangkung di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (1/6/2019). Mereka mulai menuju sejumlah wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui jalan Tol Trans Jawa yang pada tahun ini telah difungsikan secara keseluruhan. Rekayasa lalu-lintas untuk mengurai kepadatan lalu-lintas terus dilakukan agar pemudik dapat melaluinya dengan nyaman dan aman.
Sejarah Program Mudik Gratis
Konsep “mudik gratis” sendiri diperkenalkan pertama kali justru bukan oleh pemerintah, melainkan perusahaan industri swasta. Adalah perusahaan jamu PT Sido Muncul yang pada tahun 1991 melaksanakannya untuk pertama kali. Kala itu, PT Sido Muncul meyelenggarakan acara mudik gratis bersama penjual jamu Sido Muncul se-Jabotabek.
Mudik gratis menjadi upaya PT Sido Muncul meraih kepercayaan masyarakat dan menciptakan hubungan baik. Dalam penjelasannya pada Oktober 2004, CEO PT Sido Muncul Irwan Hidayat memaparkan bahwa perusahaan berupaya untuk berterima kasih kepada para pihak yang telah terlibat dalam pemasaran produk jamu mereka, secara khusus para penjual jamu.
Konsep ini disebut Irwan sebagai “marketing by heart”. Ia menjelaskan, “Itu namanya perusahaan dengan prinsip 3P: Planet, Profit, dan People. Planet artinya perusahaan harus peduli dengan lingkungan. Profit berarti perusahaan tetap mencari keuntungan. People berarti perusahaan peduli pada masyarakat” (Kompas, 30/10/2004, “Irwan Hidayat: ‘Marketing by Heart’, Kunci Tingkatkan Industri Jamu”).
Strategi mudik gratis ini terbukti bertahan, bahkan terus berkembang, sejak 1991. Pada tahun 2000 misalnya, PT Sido Muncul mengirimkan 11.000 pemudik yang terdiri dari bakul dan penjual jamu. Syarat ikut sertanya, calon pemudik harus bisa berhasil menjual seratus bungkus produk jamu tertentu untuk satu tiket mudik gratis.
Makin banyak bungkus dikumpulkan, entah dengan cara menjual jamu, dibagikan ke tetangga, atau dikonsumsi sendiri, berarti semakin banyak tiket yang bisa diperoleh untuk dapat pulang mudik bersama kerabat.
Program ini memperoleh sorotan nasional, bahkan dari Menteri Perhubungan Agum Gumelar dan Menteri Tenaga Kerja Bomer Pasaribu. Keduanya lantas ikut melakukan pelepasan keberangkatan ke-11.000 pemudik yang menumpang total 170 bus dari Parkir Timur Senayan, Jakarta. Tujuan mudik mencakup kota-kota di Jawa Tengah, antara lain Cirebon, Kuningan, Tegal, Solo dan Wonogiri.
Menurut Agum Gumelar, kegiatan mudik gratis demikian dapat membantu mengatasi keterbatasan sarana transportasi akibat lonjakan jumlah pemudik yang sering terjadi menjelang lebaran. Sedangkan menurut Bomer Pasaribu, kegiatan mudik massal demikian menjadi bentuk kepedulian lembaga terhadap para pekerjanya (Kompas, 5/1/2000, “11.000 Bakul Jamu Mudik Massal”).
Dari inisiatif PT Sido Muncul, mudik gratis lantas berkembang dengan turut diikuti oleh badan-badan negara, pemerintahan, serta perusahaan lain. Salah satu inisiatif perdana yang diwujudkan oleh negara diimplementasikan oleh TNI-Angkatan Laut (AL) pada mudik Lebaran 1996.
Untuk mendukung angkutan Lebaran, KRI Multatuli MA yang bernomor lambung 561 menampung 960 orang pemudik yang akan melakukan perjalanan kembali ke tanah Jawa. Mereka adalah pemudik yang baru saja selesai berlebaran di kampung halamannya, Sumatera. KRI Multatuli MA lepas jangkar dari dermaga Pelabuhan Panjang, Bandarlampung, hari Minggu, 25 Februari 1996 menuju Pulau Jawa (Kompas, 27/2/1996, “Kembali Gratis dengan Kapal Perang”).
Selain itu, pada Lebaran tahun 2000, TNI-AL juga memberangkatkan empat belas kapal demi melakukan angkutan mudik. Salah satu kapal perang yang dipakai adalah jenis LST (landing ship tank), yakni KRI Teluk Hading dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjungpriok Jakarta pada 5 Januari 2000. Dengan tujuan Pulau Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, ratusan pemudik turut serta dalam pelayaran tersebut.
Di kapal, para pemudik disediakan tempat di geladak, atas palka, dan geladak bawah anjungan komando. Penyiapan tersebut dilakukan karena kapal bukan tipe pengangkut pasukan, melainkan untuk pengangkut material dan peralatan perang. Selain itu, tenda penahan air hujan dan angin juga sudah terpasang rapi (Kompas, 6/1/2000, “Empat Belas Kapal Perang Dipakai Mudik”).
Pada tahun yang sama, pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar mudik gratis bagi 5.000 orang yang digolongkan sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Golongan ini mencakup pengemis, gelandangan, anak jalanan, tukang becak, dan sebagainya dengan diberikan uang transportasi secara cuma-cuma dari Dinas Sosial DKI Jakarta. Biaya transportasi bervariasi berdasarkan jauh dekatnya tempat tujuan mudik (Kompas, 21/12/2000, “Ribuan Gelandangan dan Pengemis DKI Mudik Gratis”).
Hingga kini, program mudik gratis masih konsisten dijalankan oleh pemerintah Indonesia. Dalam pernyataannya pada 12 Maret, di Jakarta, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan mudik gratis sebagai salah satu cara pengaturan mudik. “Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang beresiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan,” katanya.
Baca juga: Mewaspadai Titik Rawan Kecelakaan Mudik
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan memberangkatkan truk pengangkut sepeda motor dalam Program Mudik Gratis DKI Jakarta 2023 di Terminal Terpadu Pulo Gadung, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023). Sebanyak 281 sepeda motor tersebut diangkut menggunakan 13 truk ke tujuh kota tujuan. Yakni, Kebumen, Yogyakarta, Solo, Semarang, Wonogiri, Jombang dan Malang. Program Mudik Gratis DKI Jakarta 2023 tersebut bertujuan menekan banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor sehingga masyarakat dapat melaksanakan Idul Fitri 2023 dengan selamat, aman, dan nyaman.
Penerapan Mudik Gratis Lebaran 2024
Dalam konteks Lebaran 2024 kali ini, berbagai pihak pemerintah turut serta menghadirkan mudik gratis. Program-program ini dapat menjadi rujukan masyarakat untuk digunakan sebaik-baiknya bagi perjalanan kepulangan kampung halaman yang lancar dan aman. Dua di antaranya adalah program mudik gratis dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kemenhub.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka program mudik gratis dengan daerah tujuan ke 19 kabupaten/kota di enam provinsi berbeda. Untuk mengakomodasi hal ini, pemerintah DKI Jakarta akan menyediakan 259 bus keberangkatan dan 210 bus arus balik ke Jakarta. Selain itu, juga akan turut disediakan 13 truk pengangkut kendaraan bermotor ke wilayah tujuan mudik dan 10 truk untuk arus balik.
Program yang diwujudkan melalui Dinas Perhubungan ini akan dibuka pada 4 April. Diperkirakan, sebanyak 18.760 warga akan mendaftarkan diri atau keluarganya. Sementara kota tujuan mudik gratis mencakup Bandar Lampung dan Palembang di Sumatera; Tasikmalaya dan Kuningan di Jawa Barat; Tegal, Pekalongan, Semarang, Kebumen, Cilacap, Purwokerto, Surakarta, Wonogiri, Wonosobo, dan Sragen di Jawa Tengah; dan Yogyakarta; serta Madiun, Kediri, Jombang, dan Malang di Jawa Timur.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo berharap agar banyak warga yang memanfaatkan program ini. “Ribuan warga akan memanfaatkan program mudik gratis sehingga bisa mengurangi kendaraan pribadi, khususnya pesepeda motor, dan mengurangi kecelakaan lalu lintas. Warga bisa sampai tujuan dengan selamat dan kembali ke Jakarta,” ucap Syafrin, 13 Maret lalu (Kompas.id, 13/3/2024, “Jakarta Buka Mudik Gratis ke 19 Kota”).
Sementara itu, program mudik gratis oleh Kemenhub akan disediakan lewat tiga moda transportasi berbeda, yakni bus, kapal laut, dan kereta api. Mengacu pada situs resminya (dephub.go.id), pendaftaran program ini dapat dilakukan melalui aplikasi Mitra Darat mulai dari 5 Maret — 3 April 2024.
Untuk moda bus, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat menggelar program “Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Bus dan Truk”. Pada arus mudik dan balik, Kemenhub akan menyediakan 722 unit bus untuk 30.088 penumpang dan 30 unit truk untuk 900 unit sepeda motor. Keberangkatan arus mudik akan dilakukan pada 5 April — 7 April 2024, sedangkan keberangkatan arus balik adalah pada 14 April dan 15 April 2024.
Lebih lanjut, untuk transportasi kapal, mudik gratis akan dijalankan melalui Ditjen Perhubungan Laut dengan nama program “Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Kapal Laut”. Kuota total mencapai jumlah 9.800 penumpang dan 4.800 unit sepeda motor, yang dijadwalkan berjalan selama periode 3–17 April 2024.
Sementara untuk moda transportasi kereta api, Kemenhub akan menyerahkan wewenang kepada Ditjen Perkeretaapian melalui program “Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Kereta Api”. Tiket kereta api bisa didapatkan mulai 4 Maret — 18 April 2024. Tersedia kuota untuk 28.196 penumpang dan 12.180 unit sepeda motor. Keberangkatan arus mudik akan dilakukan pada 2–8 April 2024, sedangkan keberangkatan arus balik akan dilakukan pada 13–19 April 2024.
Budi Karya Sumadi pun mengimbau agar masyarakat ikut mudik gratis yang berangkat lebih awal. Dalam momen Lebaran 2024 ini, sedikitnya dana sebesar Rp 20 miliar sudah siap digelontorkan Kemenhub untuk penyediaan angkutan dalam program mudik gratis.
Selain itu, masih ada program-program mudik gratis lainnya, terutama yang diselenggarakan oleh badan-badan BUMN. Salah satu yang turut dapat menjadi pilihan adalah mudik gratis oleh perusahaan PT Jasa Marga (Persero). Pemerintah juga mendorong perusahaan-perusahaan BUMN dan swasta lainnya untuk mengadakan program mudik gratis demi mendukung kelancaran dan akomodasi budaya mudik selama Lebaran 2024. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Analisis Budaya: Halalbihalal
Referensi
- Badan Kebijakan Transportasi, Kementerian Perhubungan. (2024). Hasil Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024. Jakarta: Kementerian Perhubungan.
- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). (2024). Persiapan Operasi Posko Angkutan Lebaran Tahun 2024 / 1445 H. Jakarta: PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
- Kompas.id. (2024, Maret 14). “Mudik, Saatnya Warga Urban “Pulang Dulu””. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/riset/2024/03/13/mudik-saatnya-warga-urban-pulang-dulu
- Kompas. (2004, Oktober 30). “Irwan Hidayat: “Marketing by Heart”, Kunci Tingkatkan Industri Jamu”. Jakarta: Harian Kompas. Hlm 3.
- Kompas. (2000, Januari 5). “11.000 Bakul Jamu Mudik Massal”. Jakarta: Harian Kompas. Hlm 7.
- Kompas. (1996, Februari 27). “Kembali Gratis dengan Kapal Perang”. Jakarta: Harian Kompas. Hlm 1.
- Kompas. (2000, Januari 6). “Empat Belas Kapal Perang Dipakai Mudik”. Jakarta: Harian Kompas. Hlm 7.
- Kompas. (2000, Desember 21). “Ribuan Gelandangan dan Pengemis DKI Mudik Gratis”. Jakarta: Harian Kompas. Hlm 17.
- Kompas.id. (2024, Maret 13). “Jakarta Buka Mudik Gratis ke 19 Kota”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/metro/2024/03/13/jakarta-buka-mudik-gratis-ke-19-kota
- Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Perhubungan. (2024, Februari 29). Kemenhub Kembali Selenggarakan Program Mudik Gratis Tahun Ini. Diambil kembali dari dephub.go.id: https://dephub.go.id/post/read/kemenhub-kembali-selenggarakan-program-mudik-gratis-tahun-ini